PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK MELALUI EKSPLORASI ALAM (SAWAH) DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN BOLA RING DI TK NURUL WATHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI MENURUT CERITA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUDO-KUDO DI TAMAN KANAK-KANAK BAHARI PADANG ZAFNIARTI* Abstrak

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Pemanfaatan Bahan Sisa Kardus Bekas Taman Kanak- Kanak Padang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENGISI POLA GAMBAR DENGAN DAUN KERING DI TK ANDESSA PARIAMAN

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN PUTARAN GAMBAR BINATANG DI TAMAN KANAK-KANAK TUNAS BANGSA LUBUK BASUNG

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN MAHYONG DI TAMAN KANAK- KANAK DHARMAWANITA LUBUK BASUNG. Rahmil Fuad

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR. Mulyati ABSTRAK

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN PENGENALAN KONSEP ANGKA MELALUI PERMAINAN KALENDER DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM SILATURAHMI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Nurmainis ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK KELOMPOK B MENGGUNAKAN MEDIA TANGRAM

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN TABUNG PINTAR di TK NEGERI PEMBINA LUBUK BASUNG. Ramaini ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI PERMAINAN GAMBAR DALAM BAK PASIR DI TAMAN KANAK-KANAK BINA ANAPRASA MEKAR SARI PADANG

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

ELMI SUSRIANTI NIM / 10127

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF MELALUI PERMAINAN MENGURAIKAN KATA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM. Pebriani.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN LOMPAT TALI KARET PADA ANAK KELOMPOK A

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN LARI BOLAK BALIK MEMINDAHKAN BENDA PADA ANAK KELAS 1A SD NEGERI JARAKAN

PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN LEMPAR SUSUN DADU

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

APLIKASI OLAHRAGA SENAM RITMIK PADA ANAK USIA DINI Oleh Kodrad Budiyono, S.Pd. M.Or

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI TULISAN PADA MEDIA BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK BAITUL HAMDI PADANG

2014/2015. Disusun oleh : A

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini SIWI ENDAH TISNOWATI A53B090202

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI GERAK DAN LAGU DI TK AISYIYAH CABANG KARTASURA KELOMPOK B TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S- 1 Pendidikan Anak Usia Dini. Oleh : WAHYUNI A53H111012

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DENGAN BEREKSPLORASI MELALUI KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 2 DURI NURHAYATI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN POHON PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK LUBUK BASUNG. Eva Mirmiyanti ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

PENINGKATAN SIKAP SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN PUZZLE BUAH DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 1 BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak- Kanak termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

Al-Hikmah Jurnal Kependidikan dan Syariah

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI MENARI PADA KELOMPOK B2 DI TK AL ISLAM I JAMSAREN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKIRPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG-PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

Transkripsi:

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN Nisnayeni Abstrak: Perkembangan motorik kasar anak di TK Bina Ummat Pesisir Selatan masih rendah ini terlihat dari kurang mampunya anak jalan ditempat, berdiri dengan satu kaki, meloncat, dan mengayunkan tangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak melalui senam irama. Jenis penelitian penelitian tindakan kelas, penelitian ini dilaksanakan di TK Bina Ummat Pesisir Selatan, kelompok B2 16 orang. Pengumpulan data diperoleh dengan observasi dan dokumentasi berupa foto diolah dengan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan perkembangan motorik kasar anak melalui senam irama dari siklus I pada umumnya masih rendah setelah dilakukan tindakan pada siklus II mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan. Kata kunci: motorik kasar; senam irama Pendahuluan Anak Usia Dini menurut Solehuddin, (2002:12) adalah sosok individu yang sedang mengalami proses perkembangan dengan sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia TK tergolong ke dalam anak usia dini yaitu anak yang berada pada rentang usia lahir sampai 8 tahun. Dimana masa prasekolah itu berkisar antara usia 4-6 tahun Rudiyanto dalam Solehuddin, (2002:23). Anak Usia Dini dikatakan sebagai masa keemasan yaitu usia yang sangat berharga dibandingkan dengan usia-usia selanjutnya. Hadis dalam Solehuddin, (2002:28) menambahkan bahwa anak dalam usia dini adalah anak petualang yang kuat dan tegar, yang senang menjelajahi berbagai kemungkinan yang ada di lingkungannya (di rumah dan sekitarnya) seraya mengembangkan seluruh aspek perkembangannya. Pendidikan Taman Kanak-kanak bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik motorik, serta seni untuk siap memasuki pendidikan Sekolah Dasar. Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan suatu lembaga pendidikan formal untuk anak sebelum memasuki ke jenjang pendidikan selanjutnya. Lembaga ini dianggap penting untuk mengembangkan potensi anak secara optimal. Pesona PAUD, Volume 1, No. 1 Page 1

Pemenuhan aktivitas-aktivitas kemandirian, aktivitas bermain, dan keterampilan dalam pendidikan taman kanak-kanak akan maksimal dan baik jika diiringi dengan perkembangan motorik kasar yang baik. Melalui keterampilan motorik yang baik, khususnya motorik kasar, anak dapat melakukan aktivitas mandirinya dengan baik, dapat melakukan gerakangerakan permainan seperti berlari, meloncat, dan dapat melakukan keterampilan berolahraga dan keterampilan baris-berbaris yang diajarkan dalam pendidikan taman kanakkanak yang diikutinya. Jika keterampilan motorik kasar anak kurang baik, tidak hanya pemenuhan kemandirian aktivitasnya yang terlambat, akan tetapi hal itu juga berdampak kepada perkembangan anak yang lain seperti aktivitas sosial, perkembangan konsentrasi, dan perkembangan motorik planning yang juga kurang baik. Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Menurut Yudha dalam Solehuddin, (2002:11) perkembangan motorik adalah perubahan perilaku motorik yang merefleksikan interaksi antara kematangan organisme dan lingkungan setiap individu. Dilihat dari konsepnya, secara umum motorik mengacu pada pengertian gerakan. Sedangkan psikomotor merupakan gerakan-gerakan yang dialihkan melalui gerakan-gerakan elektronik dari pusat otot besar. Perkembangan motorik adalah kemajuan pertumbuhan gerak sekaligus kematangan gerak yang diperlukan lagi bagi seorang anak untuk melaksanakan suatu keterampilan. Setiap periode usia akan menjadikan keterampilan anak bertambah. Tujuan dan fungsi perkembangan motorik adalah penguasaan keterampilan yang tergrafik dalam perkembangan menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik terlihat dari seberapa jauh anak tersebut mampu menampilkan tugas motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Jika keberhasilan dalam melaksanakan tugas motorik tinggi, berarti motorik yang dilakukan efektif dan efisien. Perkembangan motorik kasar yang baik, tidak hanya didukung melalui pemenuhan status gizi saja, akan tetapi didukung juga oleh stimulasi yang diberikan. Pemberian stimulasi dapat mengoptimalkan perkembangan motorik kasar pada anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Sejalan dengan perkembangan fisik yang terjadi, anak yang memasuki usia dini memiliki banyak keuntungan dalam hal fisik motorik bila dilakukan lewat permainan, senam, ataupun berolahraga. Setiap bentuk kegiatan tersebut mempunyai nilai positif terhadap perkembangan perkembangan motorik khususnya motorik kasar, meskipun Pesona PAUD, Volume 1, No. 1 Page 2

perkembangan tersebut akan berbeda pada setiap anak, namun hal ini sesuai dengan perkembangannya. Berdasarkan kenyataan yang peneliti temukan, di TK Bina Ummat Kapujan Kabupaten Pesisir Selatan khususnya pada anak kelompok B2, bahwa kurangnya perkembangan anak jalan ditempat, kurangnya perkembangan anak dalam berdiri satu kaki, kurangnya kemampuan anak berdiri dengan satu kaki, kurangnya perkembangan anak dalam mengayunkan tangan, dan kurangnya perkembangan anak dalam melakukan gerakan senam irama. Mengatasi masalah ini, maka peneliti mencoba mencari alternatif penyelesaian yaitu melalui senam irama. Kegiatan senam irama (gerak berirama) banyak ragamnya, ada kegiatan yang menggunakan alat dan juga tanpa menggunakan alat. Namun, sama-sama untuk melatih dan membantu perkembangan kinestetik anak. Menurut Syahara (2010: 61) bahwa: Aktivitas ritmik termasuk senam adalah suatu proses pembentukan gerak dasar. Si anak akan selalu merasa penasaran bagaimana mereka dapat mengetahui dirinya melalui gerakan. Proses ini akan berjalan dengan baik sejauh guru memberikan kegiatan ini secara tepat, tepat diartikan memberikan kebebasan kepada si anak untuk dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan melalui gerak. Melalui kegiatan ini anak dapat mengembangkan perkembangan motorik kasar. Istilah-istilah yang berlawanan seperti cepat/lambat, tinggi/rendah, naik/turun, dapat membantu memberikan arahan terhadap gerakan anak sehingga membuat pola gerakan anak lebih produktif. Salah satu aspek yang terdapat dalam kegiatan ini adalah gerak dasar. Selain dapat melatih gerak dasar, melalui kegiatan kemampuan anak mengayunkan tangan juga dapat menyalurkan kebutuhan untuk bergerak secara ekspresif dan kreatif. Melalui kemampuan anak mengayunkan tangan dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan ide yang ada dalam pikirannya. Kegiatan senam irama sebagai bahan penting dari keseluruhan pengalaman gerak yang memberikan sumbangan berarti bagi pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar anak. Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak melalui senam irama di TK Bina Ummat Kabupaten Pesisir Selatan. Metode Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (Class Room Action Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2008:3) bahwa: Penelitian tindakan kelas adalah merupakan suatu pencermatan terhadap Pesona PAUD, Volume 1, No. 1 Page 3

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas ini merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab guru khususnya untuk pengelolaan hasil pembelajaran. Dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas, guru dapat meningkatkan kinerjanya secara terus menerus dan menemukan solusi dari masalah yang timbul dalam kelasnya sendiri, dengan menerapkan berbagai teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara efektif. Penelitian tindakan kelas dilakukan pada kelas B 2 TK Bina Ummat Kapujan Kabupaten Pesisir Selatan tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah anak 16 orang yang terdiri dari 8 orang perempuan dan 8 orang laki-laki. Teknik pengumpulan data dilakukan peneliti sendiri secara langsung ke lapangan untuk mendapatkan sejumlah data yang dibutuhkan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut. (1) Observasi, data diperoleh dengan cara melakukan pengamatan langsung kepada anak, misalnya dengan melakukan tanya jawab dan bercakap-cakap antara guru dan anak. Selain itu, data diperoleh melalui kesungguhan anak dalam melakukan senam irama. (2) Dokumentasi, data yang dikumpulkan berupa lembaran foto yang diambil selama proses belajar mengajar berlangsung. Foto berupa kegiatan anak melakukan senam irama. Prosedur pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan secara bersiklus yang dimulai dengan siklus pertama, jika siklus pertama tidak berhasil maka dapat dilakukan dengan siklus kedua. Siklus kedua ini ditentukan dari hasil siklus pertama yang terdiri dari kegiatan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Rancangan siklus pada penelitian ini memakai rancangan dari Sanjaya (2010:56) komponennya adalah sebagai berikut: a. Adanya perencanaan (Planning), yakni kegiatan yang disusun sebelum dimulai tindakan. b. Adanya tindakan itu sendiri (Action), yakni perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya. c. Observasi (Observation), yakni kegiatan yang dilakukan oleh pengamat untuk mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti termasuk pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan guru. d. Refleksi (Reflection), yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan mengarah sesuai dengan hasil observasi, terutama untuk melihat berbagai kelemahan yang perlu diperbaiki. Data yang diperoleh dari observasi belajar mengajar akan dianalisis, setiap kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan merupakan sebagian bahan untuk menentukan tindakan Pesona PAUD, Volume 1, No. 1 Page 4

berikutnya. Di samping itu juga, seluruh data yang digunakan untuk mengambil kesimpulkan dari tindakan yang dilakukan. Data yang diperoleh selama proses pembelajaran akan dianalisis dalam persentase dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Hariyadi (2009:24) yaitu: P= Keterangan : P= angka presentasi F= frekuensi nilai siswa N= jumlah anak dalam satu kelas Untuk menentukan aktivitas anak meningkat, maka intervestasi aktivitas belajar anak menurut Arikunto (2006 : 241) adalah sebagai berikut : a) 75% - 100% Sangat Tinggi (ST) b) 40% - 75 % Tinggi (T) c) 0% - 40 % Rendah (R) Hasil Deskripsi hasil yang diperoleh pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut: pada aspek ke-1 yaitu kemampuan anak jalan ditempat, anak yang berada pada kategori sangat tinggi 25%, pada kategori tinggi 31% dan pada kategori rendah 43%. Pada aspek ke-2 yaitu kemampuan anak berdiri dengan satu kaki, anak yang berada kategori sangat tinggi 25%, pada kategori tinggi 43% dan pada kategori rendah 31%. Pada aspek ke-3 yaitu kemampuan anak dalam meloncat, anak yang berada pada kategori sangat tinggi 37%, pada kategori tinggi 31% dan pada kategori rendah 31%. Dan pada aspek ke-4 yaitu kemampuan anak mengayunkan tangan, anak yang berada pada kategori sangat tinggi 31%, pada kategori tinggi 37% dan pada kategori rendah 31%. Deskripsi hasil yang diperoleh pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut: pada aspek ke-1 yaitu kemampuan anak jalan ditempat, anak yang berada pada kategori sangat tinggi 31%, pada kategori tinggi 37% dan pada kategori rendah 31%. Pada aspek ke-2 yaitu kemampuan anak berdiri dengan satu kaki, anak yang berada kategori sangat tinggi 31%, pada kategori tinggi 43% dan pada kategori rendah 25%. Pada aspek ke-3 yaitu kemampuan anak dalam meloncat, anak yang berada pada kategori sangat tinggi 43%, pada kategori tinggi 43% dan pada kategori rendah 12%. Dan pada aspek ke-4 yaitu kemampuan anak Pesona PAUD, Volume 1, No. 1 Page 5

mengayunkan tangan, anak yang berada pada kategori sangat tinggi 37%, pada kategori tinggi 43% dan pada kategori rendah 18%. Berdasarkan data di atas dapat dilihat hasil belajar anak masih berada pada taraf rendah. Hal itu terlihat dari rata-rata persentase hasil capaian anak adalah sebagai berikut: persentase anak yang sangat tinggi 29,69%, anak yang tinggi 35,94% dan anak yang rendah 34,38%. Pada pertemuan kedua prestasi belajar anak mulai mengalami peningkatan akan tetapi belum sepenuhnya berhasil. Deskripsi hasil yang diperoleh pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut: pada aspek ke-1 Kemampuan anak jalan ditempat, yang sangat tinggi berjumlah 5 orang dengan persentase 31%, anak yang tinggi berjumlah 6 orang dengan persentase 37%, dan anak yang rendah berjumlah 5 orang dengan persentase 31%. Untuk aspek ke-2 Kemampuan anak berdiri dengan satu kaki, yang sangat tinggi berjumlah 6 orang dengan persentse 37%, anak yang tinggi berjumlah 8 orang dengan persentase 50%, dan anak yang rendah berjumlah 2 orang dengan persentase 12%. Untuk aspek ke-3 Kemampuan anak dalam meloncat, yang sangat tinggi berjumlah 8 orang dengan persentse 50%, anak yang tinggi berjumlah 5 orang dengan persentase 31%, dan anak yang rendah berjumlah 3 orang dengan persentase 18%. Untuk aspek ke-4 Kemampuan anak mengayunkan tangan, anak yang sangat tinggi berjumlah 7 orang dengan persentase 43% anak yang tinggi berjumlah 7 orang dengan persentase 43%, dan anak yang rendah berjumlah 2 orang dengan persentase 12%. Kemudian juga terlihat rata-rata persentase perkembangan motorik kasar anak yaitu persentase jumlah anak yang perkembangan motorik kasar sangat tinggi rata-rata persentase 40,63%, perkembangan motorik kasar tinggi rata-rata persentase 40,63% dan perkembangan motorik kasar rendah rata-rata persentase 18,75%. Ini berarti secara umum perkembangan motorik kasar belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini juga menunjukkan bahwa anak yang mampu melakukan motorik kasar masih rendah dari rata-rata persentase anak yang berkembang dan perlu bimbingan. Maka untuk itu, peneliti mencoba untuk melakukan tindakan pada siklus kedua. Pesona PAUD, Volume 1, No. 1 Page 6

Tabel 1. Rekapitulasi Peningkatan Perkembangan Motorik Kasar Anak melalui Senam Irama pada Siklus I Setelah Tindakan No Aspek Siklus I Jumlah anak 16 orang ST % T % R % 1 Kemampuan anak jalan 5 31 7 43 4 25 ditempat 2 Kemampuan anak berdiri 6 37 7 43 3 18 dengan satu kaki 3 Kemampuan anak dalam 7 43 5 31 4 25 meloncat 4 Kemampuan anak 6 37 6 37 4 25 mengayunkan tangan Nilai Rata-rata Siklus I 37,5 39,06 23,44 Hasil observasi di atas perkembangan motorik kasar anak melalui senam irama pada siklus I anak nilai rata-rata yang sangat tinggi pada pertemuan pertama 29,69%, pertemuan kedua 35,94%, dan pertemuan ketiga 37,5%. Selanjutnya nilai rata-rata anak yang tinggi pada pertemuan pertama 35,94%, pada pertemuan kedua 42,19%, dan pada pertemuan ketiga 39,06%. Nilai rata-rata anak yang rendah pada pertemuan I 34,38%, pertemuan kedua 21,88%, dan pada pertemuan ketiga menjadi 23,44%. Dari hasil pelaksanaan pada siklus I, ternyata masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka peneliti melanjutkan penelitian tindakan pada siklus II yang dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 22 Maret 2012, pertemuan kedua pada hari Sabtu, tanggal 24 Maret 2012, dan pertemuan ketiga pada hari Kamis, 29 Maret 2012. Berdasarkan temuan penelitian siklus kedua diperoleh persentase sebagai berikut: pada aspek ke-1 yaitu kemampuan anak jalan ditempat, anak yang berada pada kategori sangat tinggi 62%, pada kategori tinggi 25% dan pada kategori rendah 12%. Pada aspek ke- 2 yaitu kemampuan anak berdiri dengan satu kaki, anak yang berada kategori sangat tinggi 68%, pada kategori tinggi 12% dan pada kategori rendah 18%. Pada aspek ke-3 yaitu kemampuan anak dalam meloncat, anak yang berada pada kategori sangat tinggi 56%, pada kategori tinggi 31% dan pada kategori rendah 12%. Dan pada aspek ke-4 yaitu kemampuan anak mengayunkan tangan, anak yang berada pada kategori sangat tinggi 56%, pada kategori tinggi 18% dan pada kategori rendah 25%. Berdasarkan temuan penelitian siklus kedua diperoleh persentase sebagai berikut: pada aspek ke-1 yaitu kemampuan anak jalan ditempat, anak yang berada pada kategori sangat tinggi 68%, pada kategori tinggi 18% dan pada kategori rendah 12%. Pada aspek ke- Pesona PAUD, Volume 1, No. 1 Page 7

2 yaitu kemampuan anak berdiri dengan satu kaki, anak yang berada kategori sangat tinggi 62%, pada kategori tinggi 18% dan pada kategori rendah 18%. Pada aspek ke-3 yaitu kemampuan anak dalam meloncat, anak yang berada pada kategori sangat tinggi 68%, pada kategori tinggi 12% dan pada kategori rendah 18%. Dan pada aspek ke-4 yaitu kemampuan anak mengayunkan tangan, anak yang berada pada kategori sangat tinggi 62%, pada kategori tinggi 25% dan pada kategori rendah 12%. Berdasarkan persentase kegiatan pertemuan kedua siklus kedua diperoleh persentase anak kategori sangat tinggi sebesar 65,63%, kategori tinggi 18,75%, dan kategori rendah 15,63%. Berdasarkan hasil siklus II pertemuan III setelah tindakan dideskripsikan bahwa pada aspek ke-1 Kemampuan anak jalan ditempat, yang sangat tinggi berjumlah 12 orang dengan persentase 75%, anak yang tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 12%, dan anak yang rendah berjumlah 2 orang dengan persentase 12%. Untuk aspek ke-2 Kemampuan anak berdiri dengan satu kaki, yang sangat tinggi berjumlah 13 orang dengan persentse 81%, anak yang tinggi berjumlah 2 orang dengan persentase 12%, dan anak yang rendah berjumlah 1 orang dengan persentase 6%. Untuk aspek ke-3 Kemampuan anak dalam meloncat, yang sangat tinggi berjumlah 13 orang dengan persentse 62%, anak yang tinggi berjumlah 3 orang dengan persentase 18%, dan anak yang rendah berjumlah 3 orang dengan persentase 18%. Untuk aspek ke-4 Kemampuan anak mengayunkan tangan, anak yang sangat tinggi berjumlah 10 orang dengan persentase 62% anak yang tinggi berjumlah 3 orang dengan persentase 18%, dan anak yang rendah berjumlah 3 orang dengan persentase 18%. Kemudian juga terlihat rata-rata persentase perkembangan motorik kasar anak yaitu persentase jumlah anak yang perkembangan motorik kasar sangat tinggi rata-rata persentase 75%, perkembangan motorik kasar tinggi rata-rata persentase 14,06%, dan perkembangan motorik kasar rendah 10,94%. Ini berarti secara umum perkembangan motorik kasar anak sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini juga menunjukkan bahwa anak yang mampu melakukan motorik kasar lebih tinggi dari rata-rata persentase anak yang berkembang dan perlu bimbingan. Hasil rekapitulasi perkembangan motorik kasar anak melalui senam irama pada siklus II anak nilai rata-rata yang sangat tinggi pada pertemuan pertama 60,94%, pertemuan kedua 65,63%, dan pertemuan ketiga 70,31%. Selanjutnya nilai rata-rata anak yang tinggi pada pertemuan pertama 21,88%, pada pertemuan kedua 18,75%, dan pada pertemuan ketiga 18,75%. Nilai rata-rata anak yang rendah pada pertemuan pertama 17,19%, pertemuan kedua 15,63%, dan pada pertemuan ketiga menjadi 10,94%. Pesona PAUD, Volume 1, No. 1 Page 8

Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus II terjadi peningkatan perkembangan motorik kasar anak melalui senam irama pada setiap pertemuan telah tuntas dan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan perkembangan motorik kasar anak pada siklus II yang terdiri dari 3 kali pertemuan seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Rekapitulasi Peningkatan Perkembangan Motorik Kasar Anak melalui Senam Irama pada Siklus II Setelah Tindakan No Aspek Siklus II Jumlah anak 16 orang ST % T % R % 1 Kemampuan anak jalan 12 75 2 12 2 12 ditempat 2 Kemampuan anak 12 75 3 18 1 6 berdiri dengan satu kaki 3 Kemampuan anak dalam 11 68 3 18 2 12 meloncat 4 Kemampuan anak 10 62 4 25 2 12 mengayunkan tangan Nilai Rata-rata Siklus I 70,31 18,75 10,94 Hasil di atas perkembangan motorik kasar anak melalui senam irama pada siklus II anak nilai rata-rata yang sangat tinggi pada pertemuan pertama 60,94%, pertemuan kedua 65,63%, dan pertemuan ketiga 70,31%. Selanjutnya nilai rata-rata anak yang tinggi pada pertemuan pertama 21,88%, pada pertemuan kedua 18,75%, dan pada pertemuan ketiga 18,75%. Nilai rata-rata anak yang rendah pada pertemuan pertama 17,19%, pertemuan kedua 15,63%, dan pada pertemuan ketiga menjadi 10,94%. Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa melalui kegiatan senam irama dapat meningkatkan perkembangan motorik anak dilihat dari tabel rata-rata pencapaian perkembangan motorik kasar anak secara keseluruhan sudah mencapai KKM yaitu 70% di kelas B2 di TK Bina Ummat Kapujan Kabupaten Pesisir Selatan. Pembahasan Pada siklus I setelah anak melakukan kegiatan senam irama belum ada terdapat peningkatan yang signifikan terhadap anak. Terlihat masih kurangnya perkembangan motorik kasar anak dalam setiap gerakan seperti berlari, melompat, dan mengayunkan tangan. Maka peneliti melanjutkan kegiatan anak pada siklus II dengan melakukan kegiatan yang sama yaitu senam irama. Kegiatan ini dilakukan dalam 3 kali pertemuan dengan Pesona PAUD, Volume 1, No. 1 Page 9

kegiatan yang lebih bervariasi. Setelah dilakukan kegiatan pada siklus II terlihat terjadinya peningkatan yang signifikan terhadap anak dalam motorik kasarnya yaitu kemampuan anak berlari, kemampuan anak dalam melompat, kemampuan anak mengayunkan tangan, dan kemampuan anak dalam melakukan senam irama. Jadi adanya peningkatan kemampuan motorik kasar anak melalui senam irama di TK Bina Ummat Kabupaten Pesisir Selatan. Perbedan siklus I dan siklus II terletak pada pelaksanaan kegiatannya yaitu pada siklus I senam irama yang diajarkan guru masih sederhana. Sedangkan pada siklus II guru telah melakukan strategi baru dalam kegiatan senam irama, sehingga hasil yang dicapai oleh anak sangat baik. Persentase perkembangan motorik kasar anak melalui kegiatan senam irama dalam kategori sangat tinggi mengalami peningkatan, hal ini di sebabkan karena peneliti menambahkan pengalaman permainan fisik berupa perlombaan sehingga anak merasa tertantang dan menjadi terlatih dalam setiap gerakan yang lincah, luwes dan seimbang, serta anak dapat mengeksplorasi keterampilan gerak yang didapatnya dari kegiatan permainan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Montolalu, dkk (2007: 4.20) bahwa: Dalam belajar keterampilan motorik, anak-anak memerlukan pengalaman keterampilan dasar. Mereka harus belajar gerakan-gerakan sederhana sebelum menggabungkannya ke dalam gerakangerakan yang lebih sulit, sebelum menguasai sebuah keterampilan gerak anak harus memiliki kesempatan untuk mencoba dan mencoba lagi. Anak akan memperbaiki keterampilan motoriknya berdasarkan pengalaman bermain yang dilakukan sebelumnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mempelajari keterampilan gerak, anak-anak harus menggabungkan ingatannya dengan pengalaman sebelumnya, memanfaatkan kesempatan untuk mencoba sesuatu yang baru, serta mempratekkan apa yang telah dipelajari sebelumnya. Persentase perkembangan perkembangan motorik kasar anak melalui kegiatan senam irama dalam kategori tinggi mengalami penurunan, berarti dengan kata lain perkembangan anak kategori tinggi sudah mencapai tingkat keberhasilan nilai rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70%. Hal ini disebabkan karena peneliti memberikan kesempatan dan memperhatikan lingkungan/tempat bermain dengan memilih tempat bermain di luar kelas. Persentase perkembangan perkembangan motorik kasar anak melalui kegiatan senam irama dalam kategori rendah mengalami penurunan, berarti dengan kata lain perkembangan anak kategori rendah hampir sudah tidak ada atau sudah mencapai tingkat keberhasilan nilai rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70%. Hal ini Pesona PAUD, Volume 1, No. 1 Page 10

disebabkan karena peneliti memberikan bimbingan, penghargaan, dan motivasi kepada anak yang sulit mencapai nilai/hasil aspek perkembangan gerak yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Syahara (2010: 61) bahwa: Kegiatan Senam irama (gerak berirama) dirancang untuk merangsang kecerdasan kinestetik anak melalui gerak dan keseimbangan. Dalam kegiatan senam ini, memungkinkan anak dapat bergerak dengan tumpuan otot dan keseimbangan, keluwesan, kelenturan serta gerakan-gerakan yang diiringi dengan musik atau irama. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya, maka sesuai dengan tujuan penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Masalah dalam penelitian ini yaitu rendahnya perkembangan motorik kasar anak di K Bina Ummat Kapujan Kabupaten Pesisir Selatan. Tindakan yang dilakukan yaitu melalui senam irama untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak. Motode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran perkembangan motorik kasar anak melalui senam irama di TK Bina Ummat Kapujan Kabupaten Pesisir Selatan, yang telah dilakukan ternyata terbukti dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar pada anak, hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh pada siklus I dan II yang terus mengalami peningkatan. Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran peningkatan perkembangan motorik kasar melalui senam irama pada kondisi awal sebesar 7,81%, pada siklus I meningkat menjadi 37,5%, dan pada siklus II meningkat menjadi 75% perkembangan motorik kasar anak meningkat. Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa saran yang ingin peneliti uraikan sebagai berikut: Anak diharapkan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Agar pembelajaran lebih kondusif dan menarik bagi anak sebaiknya guru lebih kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik, pertumbuhan, dan perkembangan anak. Untuk memotivasi dan meningkatkan kreativitas anak dalam pembelajaran, maka guru hendaknya menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kretif, efektif, dan menyenangkan. Pesona PAUD, Volume 1, No. 1 Page 11

Daftar Rujukan Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hariyadi, Moh. 2009. Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Raya. Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group. Syahara, Sayuty. 2010. Senam Dasar. Padang: Universitas Negeri Padang. Solehuddin. 2000. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung: Depdikbud Solehuddin. 2002. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung: Depdikbud Suherman.2008. Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta: EGC Undang-undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasioanl Nomor 20 Tahun 2003. Pesona PAUD, Volume 1, No. 1 Page 12

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN Nisnayeni NIM: 95723/2009 Artikel ini disusun berdasarkan skripsi Nisnayeni untuk persyaratan wisuda Periode September 2012 dan telah diperiksa/disetujui oleh kedua pembimbing Padang, 10 September 2012 Pembimbing I Pembimbing II Dra. Hj. Sri Hartati, M.Pd. Indra Yeni, S.Pd NIP 19600305 198403 2 001 NIP 19710330 200604 2 001 Pesona PAUD, Volume 1, No. 1 Page 13