Kelainan refraksi pada siswa SMP daerah pedesaan

dokumen-dokumen yang mirip
HANG TUAH MEDICAL JOURNAL

KELAINAN REFRAKSI PADA ANAK DI BLU RSU PROF. Dr. R.D. KANDOU

KELAINAN REFRAKSI PADA PELAJAR SMA NEGERI 7 MANADO

ABSTRAK GAMBARAN KELAINAN REFRAKSI ANAK USIA 6-15 TAHUN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 7 MANADO TENTANG KATARAK.

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN MIOPIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Global Data on Visual Impairment 2010, WHO 2012, estimasi

HUBUNGAN KELAINAN REFRAKSI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK DI SMP KRISTEN EBEN HAEZAR 2 MANADO

KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK

GAMBARAN PENGETAHUAN SISWA BERKACAMATA TENTANG KELAINAN REFRAKSI DI SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN Oleh : RAHILA

KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI 2014-JULI 2016

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

BAB 1 : PENDAHULUAN. berbagai informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan,

BAB I PENDAHULUAN. tidak terletak pada satu titik yang tajam (Ilyas, 2006), kelainan refraksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sejajar yang berasal dari jarak tak terhingga masuk ke mata tanpa akomodasi dan

The Incidence of Refractive Disorders in Students of FK Ukrida in Connection with The Activity of Viewing Gadgets

BAB I PENDAHULUAN. vision di dunia. Data dari VISION 2020, suatu program kerjasama antara

Penggunaan lensa kontak dan pengaruhnya terhadap dry eyes pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi

Angka kejadian ambliopia pada usia sekolah di SD Negeri 6 Manado

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

PERBEDAAN PENGLIHATAN STEREOSKOPIS PADA PENDERITA MIOPIA RINGAN, SEDANG, DAN BERAT LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI KELAINAN REFRAKSI DI POLIKLINIK MATA RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: ZAMILAH ASRUL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous. refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan

HUBUNGAN TINGGI BADAN MENURUT UMUR DENGAN KEJADIAN MIOPIA PADA ANAK DI SDN CEMARA DUA SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN MIOPI PADA MURID SMA NEGERI 3 BANDA ACEH

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

Keluhan Mata Silau pada Penderita Astigmatisma Dibandingkan dengan Miopia. Ambient Lighting on Astigmatisma Compared by Miopia Sufferer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dokter (Harsono, 2005). Nyeri kepala dideskripsikan sebagai rasa sakit atau rasa

KELAINAN REFRAKSI PADA ANAK USIA 3 6 TAHUN DI KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. berbagai kegiatan. Apabila mata menderita kelainan atau gangguan seperti low vision

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

Prevalensi Kelainan Tajam Penglihatan pada Pelajar SD X Jatinegara Jakarta Timur

BAB I PENDAHULUAN. Miopia dapat terjadi karena ukuran aksis bola mata relatif panjang dan disebut

HUBUNGAN MIOPIA YANG TIDAK DIKOREKSI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA-SISWI KELAS 5-6 DI SDN DHARMAWANITA, MEDAN.

Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Derajat Kelainan Refraksi pada Anak di RS Mata Cicendo Bandung

TEKNIK PEMERIKSAAN REFRAKSI SUBYEKTIF MENGGUNAKAN TRIAL FRAME dan TRIAL LENS

Faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan bayi usia 9 bulan

Hubungan Kebiasaan Melihat Dekat dengan Miopia pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Sahara Miranda* Elman Boy**

Journal of Health Education

BAB 1 PENDAHULUAN. titik yang tajam. Kelainan refraksi dikenal dalam bentuk miopia, hipermetropia dan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

GAMBARAN SKOR MMSE, CDT, TMT A DAN TMT B PADA LANSIA DI PANTI WERDHA AGAPE TONDANO

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

Isnina Adi Indrarini, Henry Setyawan S, Lintang Dian Saraswati, Ari Udiyono

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

KARAKTERISTIK PENDERITA KELAINAN REFRAKSI DI RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2013

Kesehatan telinga siswa Sekolah Dasar Inpres 1073 Pandu

BAB I PENDAHULUAN. kebutaan dan 3,65% atau 246 juta orang mengalami low vision. 1,2

: Survei Malariometrik di Kelurahan Kalumata Kecamatan Kota Ternate Selatan Kota Ternate Provinsi Maluku Utara Tahun 2013

Abstrak Kata kunci: Retinopati Diabetik, Laser Fotokoagulasi, Injeksi Intravitreal Anti VEGF.

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

PERBEDAAN PENGLIAHATAN STEREOSKOPIS PADA PENDERITA MIOPIA RINGAN, SEDANG, DAN BERAT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK AUTIS DI KOTA MANADO

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MENGENAI DIARE DI WILAYAH KERJA UPT KESMAS BLAHBATUH II, KABUPATEN GIANYAR BALI TAHUN 2015

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2

TESIS. Oleh : SERLY INDAH PUSPITASARI NIM

Pengaruh Pemberian Kacamata Koreksi pada Penderita Miopia terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 34 Surabaya

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

Profil kadar hemoglobin pada anak yang tinggal di sekitar tambang emas Kecamatan Talawaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutaan merupakan suatu masalah kesehatan di dunia, dilaporkan bahwa

Pengaruh Aktivitas Luar Ruangan Terhadap Prevalensi Myopia. di Desa dan di Kota Usia 9-12 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. penglihatan atau kelainan refraksi (Depkes RI, 2009).

POLA PENYAKIT KULIT NON-INFEKSI PADA ANAK DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DI BANK X KOTA BANGKO

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu mata. Ruang pandang penglihatan yang lebih luas, visus mata yang

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

TINGKAT PENGETAHUAN PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS ( SMA ) TERHADAP KESEHATAN MATA DI KOTA MEDAN. Oleh KUHAPRIYA SELVARAJAH NIM :

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KELAINAN REFRAKSI DENGAN PRESTASI AKADEMIK DAN POLA KEBIASAAN MEMBACA PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

GAMBARAN DESKRIPTIF PASIEN KELAINAN REFRAKSI DI RUMAH SAKIT PHC SURABAYA PERIODE JANUARI- JUNI 2015 SKRIPSI

DESCRIPTION OF IMPAIRED VISUAL ACUITY IN ELEMENTARY SCHOOL 5 TH DAN 6 TH GRADE AT SDN 026 PEKANBARU IN 2014

1 Indah J. Larete 2 Liesbeth F. J. Kandou 2 Herdy Munayang.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penglihatan merupakan indra yang sangat penting dalam menentukan

HUBUNGAN PENGARUH ASAP ROKOK DENGAN TERJADINYA KELUHAN PADA MATA.

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA-SISWI SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN PENDERITA MIOPI TENTANG KESEHATAN MATA. Oleh : EVELYNE THERESIA

BAB I PENDAHULUAN. adanya permainan audiovisual yang sering disebut dengan video game.

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI PENURUNAN KETAJAMAN PENGLIHATAN PADA SISWA-SISWI SEKOLAH DASAR KELAS 4-6 DI YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2010

HUBUNGAN KEJADIAN FLAT FOOT DENGAN OBESITAS PADA ANAK. Oleh: LAVENIA

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pada kehidupan sehari-hari. Pekerjaan dan segala hal yang sedang. saatnya untuk memperhatikan kesehatan mata.

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. panjang, sehingga fokus akan terletak di depan retina (Saw et al., 1996). Miopia

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENGGUNAAN GADGET

ABSTRAK. Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr, M.Kes Pembimbing II : drg. Winny Suwendere, MS

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh MUHAMMAD IRFAN RIZALDY PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Transkripsi:

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 216 Kelainan refraksi pada siswa SMP daerah pedesaan 1 Indo Mamesah 2 Josefien S. M. Saerang 2 Laya M. Rares 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Manado Universitas Sam Ratulangi Manado Email: indom3@gmail.com Abstract: Visual impairment is defined as a functional limitation of the eye/eyes or visual system and can manifest in decreased visual acuity or contrast sensitivity, visual field loss, photophobia, visual distortion, visual perceptual difficulties, or a combination of them. Examination of the eye and vision assessment are very important to detect conditions that can cause blindness and serious systemic conditions, which cause problems in school performance, or at a more severe level, life threatening. This study aimed to obtain the occurence of refractive anomalies among junior high school students in rural areas. This was an analytical observational study with a cross-sectional design. The study was conducted in SMP I Wori (rural area) and SMP I Airmadidi (urban area). There were 6 respondents; 3 respondents of each school. Distributions of respondent genders were nearly the same for both schools; the number of females was higher than males. The majority of SMP I Airmadidi students were 11 years old (36.7%), meanwhile the majority of SMP Wori students were 13 years (5%). Most student complaints in SMP I Airmadidi were itchy eyes and drowsiness (16.7%), meanwhile in SMP I Wori was headache (18.4%). Visual impairment was found in 16.6% of students of SMP I Airmadidi, meanwhile in SMP I there was no student with refractive anomaly. Conclusion: There was no refractive anomaly found among students of rural area, however, among students of urban area myopia was the refractive anomaly found. Keywords: refractive anomaly Abstrak: Gangguan penglihatan didefinisikan sebagai suatu keterbatasan fungsional pada mata atau kedua mata atau sistem visual yang dapat bermanifestasi terhadap penurunan ketajaman penglihatan atau sensitifitas kontras, hilangnya lapangan penglihatan, photofobia, distorsi visual, kesulitan perseptual visual atau kombinasi dari semua diatas. Pemeriksaan mata dan penilaian penglihatan sangat penting untuk mendeteksi kondisi yang dapat menyebabkan kebutaan dan kondisi sistemik serius, yang memicu masalah performa di sekolah, atau pada tingkat yang lebih berat, mengancam kehidupan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kelainan refraksi pada anak SMP di daerah pedesaan. Jenis penelitian ini analitik observasional dengan desain potong lintang. Penelitian dilakukan di SMPN I Wori (daerah luar Minahasa Utara/pedesaan) dan SMPN I Airmadidi (kota Kabupaten Minahasa Utara), dan diperoleh 6 responden penelitian. Distribusi jenis kelamin responden kedua sekolah hampir sama dimana jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki. Usia terbanyak di SMPN I Airmadidi ialah 11 tahun (36,7%) sedangkan di SMPN Wori 13 tahun (5%). Keluhan terbanyak siswa di SMPN I Airmadidi ialah mata gatal dan rasa kantuk (16,7%), sedangkan di SMPN I Wori ialah sakit kepala (18, 4%). Gangguan penglihatan ditemukan pada responden di SMPN I Airmadidi sebanyak 16,6 % sedangkan di SMPN I tidak ditemukan kelainan visus. Simpulan: Tidak ditemukan adanya gangguan refraksi pada siswa SMP di daerah pedesaan. Kelainan refraksi miopia ditemukan pada siswa SMP di perkotaan. Kata kunci: gangguan refraksi

Mamesah, Saerang, Rares: Kelainan refraksi diantara... Gangguan penglihatan didefinisikan sebagai suatu keterbatasan fungsional pada mata atau kedua mata atau sistem visual dan dapat bermanifestasi terhadap penurunan ketajaman penglihatan atau sensitifitas kontras, hilangnya lapangan penglihatan, photofobia, distorsi visual, kesulitan perseptual visual atau kombinasi dari semua diatas. 1 Pemeriksaan mata dan penilaian penglihatan sangat penting untuk mendeteksi kondisi yang dapat menyebabkan kebutaan, kondisi sistemik serius, yang memicu masalah dengan performa sekolah, atau pada tingkat yang lebih berat, mengancam kehidupan anak. Pengukuran ketajaman penglihatan dapat dilakukan pada umur sedini mungkin, dalam praktek biasanya dilakukan pada umur 3 tahun. Deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap gangguan ocular pada anak penting untuk menghindari gangguan visual permanen. 2,3 Diperkirakan bahwa 2,3 miliar orang diseluruh dunia menderita gangguan refreksi. Kebanyakan dapat dikoreksi dengan kacamata, tapi hanya 1,8 miliar orang yang memiliki akses untuk pemeriksaan mata dan koreksi. Sekitar 5 juta orang kebanyakan di negara yang sedang berkembang, dan banyak anak, dengan gangguan penglihatan yang tidak dikoreksi menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan. Kemampuan visual yang tidak dideteksi atau tidak dikoreksi dengan baik diketahui memengaruhi kemampuan belajar pada anak di sekolah, karena mereka sulit untuk membaca materi di papan tulis. Hal ini dapat memengaruhi pendidikan anak, pekerjaan dan status ekonomi dalam kehidupan mereka. 1,4,5 Pada banyak kasus anak-anak dengan masalah penglihatan, dapat dideteksi dengan mudah melalui tes penglihatan sederhana (seperti skrining) dan dikoreksi tepat waktu dan penyesuaian yang tepat dari kacamata berkualitas (WHO, 26). Namun, studi-studi yang dilakukan di negara-negara berkembang menunjukkan bahwa 35 sampai 85% dari yang dengan gangguan refraksi tidak memiliki kacamata, dan beberapa dari mereka belum pernah menjalani skrining atau pemeriksaan. 4 Negara berkembang seperti Indonesia, dengan cakupan wilayah yang sangat luas, ditambah jumlah penduduk miskin yang besar, akan mudah menemukan gangguan penglihatan diantara penduduk miskin. Menurut laporan Nasional Rikesdas (Riset Kesehatan Dasar, 27), proporsi low vision di Indonesia sebesar 4,8% dengan kisaran antara 1,7% (di Provinsi Papua) hingga 1,1% (di Provinsi Bengkulu), sedangkan Sulawesi Utara sebesar 3,4% dengan kebutaan sebesar,5%. Proporsi low vision dan kebutaan di Indonesia cenderung lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki, dan mungkin disebabkan oleh proporsi perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Proporsi low vision dan kebutaan di Indonesia berkaitan dengan tempat tinggal di daerah pedesaan dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah. 6 Minahasa Utara dengan jumlah Sekolah Menengah Pertama yang tersebar di 1 kecamatan yaitu 69 sekolah (negeri dan swasta), dengan jumlah siswa 7331 orang (21). 7 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini ialah analitik observasional dengan desain potong lintang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kelainan refraksi pada anak SMP di daerah pedesaan terutama di Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Sampel diambil pada dua sekolah, yaitu SMPN I Wori dan SMPN I Airmadidi berjumlah 6 siswa. HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP dan dipilih di daerah Minahasa Utara yang tingkat ekonomi sebagian besar penduduk masih cukup rendah, dibandingkan dengan daerah lain di Sulawesi Utara, walaupun terdapat beberapa bagian di daerah Minahasa Utara yang tingkat perekonomian penduduknya

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 216 baik. Tingkat ekonomi yang rendah memengaruhi asupan komponen nutrisi yang penting untuk mata, sehingga insiden gangguan penglihatan lebih tinggi terdapat di negara-negara miskin atau negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Jadi dapat dianggap bahwa perbedaan tingkat ekonomi secara tidak langsung akan memengaruhi insiden gangguan refraksi. Dari hasil penelitian pada 6 siswa diperoleh distribusi jenis kelamin responden kedua sekolah hampir sama dimana jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki dengan persentasi hampir sama. Usia usia terbanyak di SMPN I Airmadidi ialah 11 tahun (36,7%), sedangkan di SMPN I Wori 13 tahun (5%) Tabel 1). Keluhan terbanyak siswa di SMPN I Airmadidi ialah mata gatal dan rasa kantuk (16,7%), sedangkan di SMPN I Wori lah sakit kepala (18,4%) (Tabel 2). Gangguangangguan seperti ini bisa dialami dan merupakan gejala awal gangguan visus yang mungkin terjadi di kemudian hari, sehingga gangguan ini dapat menjadi perhatian untuk mencegah gangguan mata berlanjut. 8 Tabel 1. Karakteristik sampel penelitian Karakteristik sampel Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Usia 11 tahun 12 tahun 13 tahun > 14 tahun SMPN Airmadidi SMPN Wori 6 24 4 11 9 6 2% 8% 13,3% 36,7% 3% 2% 7 23 3 11 15 1 23,3% 76,7% 1% 36,7% 5% 3,3% Tabel 2. Karakteristik sampel berdasarkan gangguan mata SMPN SMPN Wori No Keluhan Airmadidi 1 Mata merah 1,9 6 5,3 2 Sering keluar air mata sendiri saat membaca/nonton 11 1,2 11 9,6 3 Mata terasa perih 14 12,9 1 8,8 4 Mata terasa gatal 18 16,7 16 14, 5 Mata terasa kering 3 2,8 4 3,5 6 Mata terasa mengantuk 18 16,7 12 1,5 7 Mata terasa tegang 1 9,3 9 7,9 8 Pelihatan seperti ada bayangan 5 4,6 8 7, 9 Penglihatan kabur 7 6,5 1 Penglihatan rangkap 2 1,8 1,9 11 Sulit melihat focus 8 7,4 12 1,5 12 Sakit kepala 1 9,3 21 18,4 13 Mual-mual bila lama membaca atau nonton 1,9 4 3,5 Jumlah 18 1% 114 1% SMPN I Airmadidi merupakan daerah yang tingkat ekonomi lebih tinggi di Kabupaten Minahasa Utara bila dibandingkan dengan Kecamatan Wori,

Mamesah, Saerang, Rares: Kelainan refraksi diantara... sehingga pengaruh teknologi lebih dirasakan dan kemungkinan tingginya gangguan penglihatan pada sampel SMPN I Airmadidi lebih tinggi yaitu 6,16%. Hasil ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan penelitian Sirlan et al. (29) di Jawa Barat dengan angka kelainan refrakasi sebesar 2,8%, sedangkan penelitian Laonardo et al. yang dilakukan di Kecamatan Tallo Makasar (21) menemukan angka 2,7%. 9 Gangguan penglihatan yang ditemukan pada sampel penelitian ini ialah gangguan penglihatan yang bisa ditangani atau dicegah berupa miopia (Tabel 3). Gangguan-gangguan ini berhubungan dengan perilaku yang salah. Gangguan penglihatan ditemukan pada sampel SMPN I Airmadidi yaitu 16,6% sedangkan di SMPN I Wori tidak ditemukan kelainan visus. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan tingkat ekonomi pada penelitian ini tidak memengaruhi gangguan penglihatan pada sampel. Banyak faktor yang memengaruhi munculnya gangguan penglihatan pada anak. Kemajuan teknologi dalam dunia antara lain: internet dan, penggunaan smartphone yang menjamur, dapat meningkatkan terjadinya gangguan penglihatan pada anak. Tabel 3. Karakteristik sampel berdasarkan gangguan visus Visus Normal Miopia Hipermetropia astigmatisma SMPN Airmadidi SMPN Wori 25 83,3 3 1 5 16,6 SIMPULAN Dari hasil penelitian kelainan refraksi, tidak ditemukan adanya gangguan refraksi pada siswa SMP di daerah pedesaan (SMPN I Wori). Kelainan refraksi yang ditemukan pada siswa di daerah perkotaan (SMPN I Airmadidi) ialah miopia. SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar agar lebih mewakili jumlah populasi siswa SMP di Minahasa Utara. 2. Skrining berkala gangguan penglihatan pada siswa serta penyuluhan kesehatan mata perlu dilakukan mulai pada usia pra-sekolah untuk menghindari masalah penglihatan di kemudian hari. DAFTAR PUSTAKA 1. Swanson J, Yasuda K, France l. Eye examination in infants, children, and young adults by pediatricians. Pediatrics. Official J Am Acad Pediatrics. 28;111: 92-7. 2. Datta C, Bahrdwaj N, Patrikar S, Bhalwar C. Study of disorders of visual acuity among adolescent school children in Pune. MJAFI. 29;65(1):26-9. 3. Fredman K, Cole RG, Freeman PB, et al. Care of the patient with visual impairment (Low vision rehabilitation). American Optometric Association, 29; p. 11-9. 4. Maurya RP, Bushan PB, Singh VP, et al. Prevalence of oculo-visual disorders amongst university students in Varanasi District, North India. Pakistan Journal of Ophthalmology. 212;28(2):86-9. 5. Goh PP, Abqariyah Y, Pokharel GP, Ellwein LB. Refractive error and visual impairment in school-age children in Gombak District, Malaysia. Opthalmology. 25; 112:678-85. 6. BPPS Depkes. Riset kesehatan dasar 27. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 28

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 216 7. BPS Minahasa Utara, dalam angka. Badan Pusat Statistik Minahasa Utara, 21. 8. Gary H. Refractive errors and refraction: How the eye sees. All about vision. 21. 9. Muma MK, Kimani K, Kariuki MM, Ilako DR, Njuguna MW. Prevalence of refractive errors among primary school pupils in Kilungu division of Makueni District, Kenya. Med J Zambia. 29;36(4):165-9.