2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yakni mencari penelitian yang relevan dengan judul Penelitian sebagai referensi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES PADA SISWA KELAS VIIISMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HIDAYAT PRABAWA A54B0

MENULIS ISI PENGUMUMAN MELALUI METODE THINK PAIR SHARE (Penelitian Tindakan Siswa Kelas IV SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango)

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 31 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

TUNAS Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Desember 2016, Volume 2 Nomor 1 (21-25)

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Nim Artikel

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SATU BABAK MENGGUNAKAN MODEL THINK-PAIR-SHARE BERBANTUAN ALAT PERAGA GAMBAR BERSERI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK TEKS BERITA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO SISWA KELAS VIII H SMP NEGERI 1 SEDATI-SIDOARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Think Pair Share (Nani Mediatati dan Sayudi Riawan)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DI KELAS V SD NEGERI 2 KALITINGGAR PURBALINGGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat. Penelitian ini

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

Oleh Ayu* Sonedi** Kata kunci: Hasil belajar Ekonomi, Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Siswa Kelas V SDN Uekambuno 2 melalui Metode Diskusi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DI MI AL ISLAM KALISALAK KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

PENDAHULUAN. Roslince Hutagaol Guru SMP Negeri 5 Tebing Tinggi

PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

PENINGKATAN MINAT DAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TAPE

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40. Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs DDI BASSEANG SUHAEBAH NUR* ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mahluk hidup pada siswa kelas VII-1 SMPN-2 Pangkalan Banteng, penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sosial yang bersifat konvensional dan arbitreir.

BAB I PENDAHULUAN. dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ke Kurikulum Tingkat Satuan

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Nurhayati Sekolah Dasar Luar Biasa-A Aisyiyah Ponorogo

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: YULIA FATMAWATI A

Setiana Solehah 1 dan Uyu Mu awwanah 2

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. gagasan untuk pemecahan masalah juga sangat penting terhadap proses. Menurut Wahid Umar (2012) menelaah kemampuan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam perkembangan intelektual,

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, guru dapat menemukan

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Transkripsi:

1

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 OLEH Hasnia Lundeto Fatma AR. Umar Salam UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2014 Abstrak Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni: bagaimanakah penerapan metode think-pair-share untuk meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat pada peserta didik kelas VII 2 SMPN 2 Telaga?. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dan untuk meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat menggunakan metode think-pair-share dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi peserta didik kelas VII 2 SMP Negeri 2 Telaga. Di samping itu, penelitian ini bermanfaat bagi sekolah, guru, peserta didik, dan peneliti. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 dikelas VII 2 SMPN 2 Telaga dengan jumlah peserta didik yang dikenai tindakan berjumlah 26 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I persentase peserta didik yang tuntas sebesar 46.2% dari seluruh peserta didik yang dikenai tindakan. Persentase ini menunjukan bahwa penelitian belum berhasil sebab belum memenuhi indikator kinerja. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus II. Aspekaspek pengamatan yang belum terlaksana dengan baik diperbaiki pada siklus ini. Hasilnya, seluruh peserta didik yang dikenai tindakan memiliki ketuntasan sebesar 84.6%. Dengan demikian, dapat disimpulkan metode bahwa think- pair-share dapat meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat. Kata Kunci: Menyimpulkan Isi Berita, Metode Think-Pair-Share

3 PENDAHULUAN Melalui KTSP 2006, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, peserta didik diharapkan tidak hanya menguasai materi, namun dapat meningkatkan keterampilan berbahasa. Penguasaan materi diajarkan hanya untuk menunjang pencapaian keterampilan berbahasa. Oleh karena itu, saat ini pembelajaran di sekolah khususnya pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia lebih ditekankan pada aspek keterampilan berbahasa, dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara lisan maupun tulisan secara baik dan benar. Untuk itu, keempat aspek keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis perlu diajarkan secara terpadu disetiap sekolah. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang penting dan perlu dikuasai oleh peserta didik adalah keterampilan menyimak. Keterampilan menyimak pada dasarnya merupakan keterampilan mendengarkan dengan penuh perhatian dan pemahaman untuk memperoleh suatu informasi yang disampaikan oleh orang lain melalui bahasa lisan, dengan menyimak peserta didik dapat menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat. untuk itu perlu diterapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak, dalam hal ini keterampilan menyimak berita. Untuk dapat meningkatkan keterampilan menyimak berita tidak terlepas dari peran guru sebagai pendidik yang mampu menciptakan suatu kondisi yang dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar. Salah satu tugas guru adalah menciptakan pembelajaran yang aktif, yaitu proses pembelajaran di mana seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat belajar secara aktif. Keaktifan peserta didik ini sangat penting untuk membentuk generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan juga orang lain. Selain itu, guru harus dapat membuat proses pembelajaran yang menyenangkan, yaitu berkaitan erat dengan suasana belajar yang menyenangkan sehingga peserta didik dapat memusatkan perhatianya secara penuh pada belajarnya. Hal ini membutuhkan kreativitas guru untuk dapat

4 menghidupkan suasana belajar mengajar sehingga menjadi tidak membosankan bagi peserta didik. Apabila hal ini dilakukan, maka peserta didik dapat belajar secara aktif, kreatif, dan mandiri, sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Sehubungan dengan keterampilan menyimak berita berdasarkan kurikulum SMP N 2 Telaga kelas VII semester ganjil ada beberapa kompetensi dasar yang berhubungan dengan aspek mendengarkan atau menyimak berita, Misalnya menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat dan menuliskan kembali kalimat berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat. Pada penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan kajian pada kegiatan menyimak berita yang berhubungan dengan aspek menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat. Dari kompetensi dasar tersebut diharapkan peserta didik mampu menyimpulkan isi berita yang disimak. Namun, kenyataan yang ditemui berdasarkan hasil observasi pada peserta didik kelas VII 2 SMP Negeri 2 Telaga, pembelajaran menyimak kurang mendapat perhatian guru bahasa secara khusus dan kemampuan menyimak peserta didik masih rendah, terutama dalam menyimak berita. Alasan peserta didik memiliki kemampuan menyimak berita yang rendah salah satunya adalah metode pembelajaran menyimak berita yang monoton dan kurang menarik, sehingga siswa sering merasa bosan karena tidak terlalu terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. Peserta didik hanya mendengarkan penjelasanpenjelasan dari guru dan kurang mendorong peserta didik untuk belajar aktif dan kreatif. Akibatnya, pembelajaran menyimak berita menjadi kurang bervariasi dan membosankan sehingga berakibat pula pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru mitra bahwa sekitar 60% siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan aspek-aspek menyimak berita, misalnya pada aspek menyimpulkan isi berita dari 26 peserta didik hanya terdapat 9 peserta didik atau (34,62%) yang mampu menyimpulkan isi berita yang dibacakan dan 17 peserta didik atau (65,38%) yang mengalami kesulitan dalam menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat.

5 Kondisi di atas, menunjukan perlunya suatu metode dan penggunaan media pembelajaran yang konkret untuk dapat merangsang perhatian siswa untuk belajar sehingga dapat meningkatkan kerampilan siswa dalam menyimak berita. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatan kemampuan peserta didk dalam menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat, yaitu dengan menggunakan metode think-pair-share. Cara ini dapat mendorong peserta didik untuk belajar lebih aktif dan kreatif. Metode ini memungkinkan dapat membuat suasana pembelajaran menjadi menarik dan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyimpulkan isi berita yang dibacakan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian sehubungan dengan peningkatan keterampilan menyimak berita dalam judul: Meningkatkan Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita yang Dibacakan Menggunakan Metode Think-Pair-Share pada Peserta Didik Kelas VII 2 SMP Negeri 2 Telaga Tahun Pelajaran 2013-2014. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran dan untuk meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat dengan menggunakan metode Think-Pair-Share dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi peserta didik kelas VII 2 SMP Negeri 2 Telaga. TINJAUAN PUSTAKA Hakikat Pembelajaran Keterampilan Menyimak Keterampilan menyimak merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dipelajari. Dengan menyimak seseorang dapat memperoleh informasi dan memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh pembicara melalui bahasa lisan, seperti yang dikatakan Tarigan (2008:31) bahwa: Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta

6 interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Sedangkan Russel & Russel (dalam Tarigan, 2008:30) menyatakan Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Tahap-Tahap Menyimak Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses, dalam proses menyimak ini terdapat tahap-tahap. Tarigan (2008: 63) membagi lima tahap dalam proses menyimak, yaitu tahap mendengar, tahap memahami, tahap, tahap menginterpretasi, tahap mengevaluasi, dan tahap menanggapi. Pengertian Berita Berita adalah laporan tentang suatu kejadian yang baru atau keterangan yang baru tentang suatu peristiwa, fakta yang menarik perhatian atau gagasan yang perlu disampaikan kepada khalayak melalui media massa. Sumadiria (2008: 63) menyatakan secara sosilogis, Berita adalah semua hal yang terjadi di dunia. Dalam gambaran sederhana, seperti yang dilukiskan dengan baik oleh para pakar jurnalistik, berita adalah apa yang ditulis surat surat kabar, apa yang disiarkan di radio, dan apa yang ditayangkan di televis. Berita menampilakan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita. Berita biasanya menyangkut orang-orang, tetapi tidak setiap orang bisa dijadikan berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan. Teknik Menyimpulkan Berita Ada beberapa cara untuk membuat dan menyusun simpulan suatu berita, yaitu: 1) Menyimak berita dengan seksama. 2) Mencatat pokok-pokok isi berita yang kita dapatkan: tema, peristiwa, yang diberitakan, orang yang diberitakan, tempat kejadian, waku kejadian, proses terjadinya peristiwa yang sedang diberitakan.

7 3) Membuat kesimpulan berita dengan cara menyusun pokok-pokok berita kemudian disusun dalam kalimat berita. Hakikat Metode Kooperatif Think-Pair-Share Metode think-pair-share adalah salah satu teknik pembelajaran model kooperatif, untuk mengajarkan peserta didik keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Metode think-pair-share berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (dalam Trianto, 2010: 132) menyatakan, bahwa Think-pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think-pair-share dapat memberi peserta didik lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Prosedur Penerapan Metode Kooperatif Think-Pair-Share Pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share memiliki tiga tahapan atau langkah yang merupakan ciri dari pembelajaran think-pair-share yaitu sebagai berikut: a. Langkah 1: Berpikir Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta peserta didik menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Peserta didik membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir. b. Langkah 2: Berpasangan Selanjutnya guru meminta untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 sampai 5 menit untuk berpasangan. c. Langkah 3: Berbagi

8 Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan kepasangan dan melanjutkan sampai sekitar bagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan Arends (dalam Trianto, 2010: 133). Kelebihan dan Kelemahan Metode Think-Pair-Share Keunggulan Metode Think-Pair-Share Menurut Muslimin (2001: 27) bahwa Keunggulan dari metode think-pairshare adalah optimalisasi partisipasi peserta didik, dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu peserta didik yang maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas. Model think-pair-share ini memberikan kesempatan kepada setiap peseta didik untuk menunjukan partisipasi mereka kepada peserta didik yang lain. Kelemahan Metode Think-Pair-Share Menurut Roestiyah (2001:16) kelemahan metode think-pair-share yakni: a) Kerja kelompok terkadang hanya melibatkan para peserta didik yang mampu. b) Keberhasilan peserta didik tergantung kemampuan peserta didik yang memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri-sendiri. c) Kadang-kadang menuntut tempat duduk yang berbeda dan daya guna mengajar yang berbeda pula. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling tinggi tingkat kebenarannya dan masih memerlukan pembuktian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Jika guru menerapkan metode think-pair-share dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan tepat, maka kemampuan peserta didik kelas VII 2 SMPN 2 Telaga dalam menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat akan meningkat.

9 METODE PENELITIAN Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian Setting Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan secara siklus per siklus. Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian yang dilaksanakan di Kelas VII 2 SMPN 2 Telaga, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo. Karakteristik Subyek Penelitian Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII TN 2 SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo yang berjumlah 26 orang, terdiri dari 17 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Para siswa berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dan mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda pula. Prosedur Penelitian Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam penelitian ini ada empat tahapan penting yang akan dilakukan dan diuraikan secara rinci untuk setiap siklus, mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi - evaluasi, dan analisis - refleksi. Data dan Cara Pengumpulan Data a. Data 1. Sumber data : siswa, guru mitra, dan proses pembelajaran. 2. Jenis data : peningkatan kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat kepada siswa kelas VII 2 SMPN 2 Telaga dan situasi pembelajaran dilaksanakan tindakan dengan metode think-pair-shere. b. Cara Pengambilan Data Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengambilan data melalui pengamatan (observasi), yakni teknik operasional pengumpulan data melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap subyek yang diamati secara langsung.

10 Indikator Kinerja Indikator yang dipakai sebagai acuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, secara individual minimal mencapai 70% dan secara klasikal minimal mencapai 80%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Kegiatan siklus I dilakukan bedasarkan tahapan-tahapan prosedur penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya yakni meliputi: (a) tahap perencanaan, (b) tahap pelaksanaan tindakan, (c) tahap pemantauan dan evaluasi, dan (d) tahap analisis dan refleksi. berdasarkan hasil penelitian diketahui hasil pengamatan guru terhadap kegiatan peneliti pada siklus I diperoleh informasi bahwa dari 15 aspek yang diamati, 8 aspek diantaranya memperoleh kriteria baik atau 53.33% dan 7 aspek yang memperoleh kriteria cukup atau 46.67%. kemudian hasil kegiatan siswa menunjukkan bahwa dari 13 aspek yang diamati, yakni 6 aspek atau 46.15% yang memperoleh kriteria baik, 5 aspek atau 38.46% yang memperoleh kriteria cukup, dan 2 aspek atau 15.38% yang memperoleh kriteria kurang. Belum optimalnya aspek-aspek kegiatan balajar mengajar dan aktivitas peserta didik yang telah diuraikan di atas, akhirnya berdampak pada hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik pada siklus I secara klasikal hanya mencapai 46.2%, untuk itu perlu dilaksanakan tindakan pada siklus II. Pada pelaksanaan siklus II telah terjadi peningkatan pada hasil pengamatan kegiatan guru, hal ini dapat dilihat dari 15 aspek yang diamati, 10 aspek memperoleh kriteria sangat baik atau 66.67%, dan 5 aspek yang memperoleh

11 kriteria baik atau 33.33% sedangkan aspek cukup dan kurang sudah tidak ada. Kemudian pada hasil kegiatan peserta didik juga telah terjadi peningkatan, dari 13 aspek yang diamati, yakni 8 aspek atau 61.54% yang memperoleh kriteria sangat baik, 4 aspek atau 30.77% yang memperoleh kriteria baik, dan 1 aspek atau 7.69% yang memperoleh kriteria cukup, sedangkan kurang sudah tidak ada lagi. Terjadinya peningkatan pada hasil pengamatan kegiatan guru dan peserta didik, juga berdampak baik pada hasil belajar peserta didik, dari 26 peserta didik yang mendapat nilai tuntas berjumlah 22 0rang (84.6%) sedangkan pesrta didik yang mendapat nilai dengan kategori tidak tuntas berjumlah 4 orang atau (15.4%). Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa siklus II ini sudah berhasil. PEMBAHASAN Penerapan metode think-pair-share yang dilaksanakan dalam dua siklus memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan menyimpulkan isi berita pada peserta didik kelas VII 2 SMPN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang mengatakan Jika guru menerapkan metode think-pair-share dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan tepat, maka kemampuan peserta didik kelas VII 2 SMPN 2 Telaga dalam menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat akan meningkat, dapat diterima.

12 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Hasil analisis pada rekapitulasi pengelolaan kegiatan belajar mengajar pada siklus 1 masih sangat rendah, namun pada siklus II terjadi peningkatan pengelolaaan kegiatan guru. Kemudian, hasil analisis pada rekapitulasi kegiatan peserta didik dalam menerima materi pelajaran pada siklus I masih rendah, namun setelah diadakan tindakan siklus II terjadi peningkatan aktivitas belajar peserta didik. Dengan meningkatnya pengelolaan kegiatan guru dan aktivitas peserta didik, maka pada pelaksanaan tindakan siklus II terjadi peningkatan pada hasil belajar peserta didik. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode think-pair-share dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat pada peserta didik kelas VII 2 SMPN 2 Telaga. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Peserta didik harus lebih bersungguh-sungguh dan menghayati dalam menerima setiap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. 2. Karena metode dan media pembelajaran ini telah berhasil meningkatkan kemampuan menyimak berita dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi menyimak, maka guru diharapkan dapat menggunakan metode dan media pembelajaran yang relevan dengan materi yang diajarkan serta karakteristik siswa dalam menerima materi pembelajaran. 3. Hendaknya guru menghindari model-model pembelajaran yang berpusat pada guru.

13 DAFTAR PUSTAKA Muslimin. (2001). Metode Think-Pair-Share. Jakarta: Balai Pustaka. Muslich, Mansnur. (2012). Melaksanakan PTK Itu Mudah :Classroom Action research. Jakarta: Bumi Aksara. Roestiyah, N.K. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Balai Pustaka. Sumadiria, AS Haris. (2008). Jurnalistik Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Suyadi.(2010). Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: PT Diva Press. Tarigan, H.G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: kencana.

14