III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

dokumen-dokumen yang mirip
III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

III. METODOLOGI PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pengujian Komposisi Kimia Serat Ijuk di Laboratium Tekno logi Hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1. Serat kenaf.

Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech.

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.2 Resin Polyester

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

IV. METODE PENELITIAN

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

III. METODE PENELITIAN. Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

Gambar 3.1. Alat uji tarik

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Pemotongan Sampel. Degreasing dengan larutan Acetone

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 KEKUATAN TARIK SERAT IJUK (ARENGA PINNATA MERR)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan bambu laminasi untuk rangka sepeda. 3. Perlakuan serat (alkali &bleaching)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

Gambar 3.2. Polyeseter dan MEKPO.

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Mulai

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

LAMPIRAN C DOKUMENTASI

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material yang digunakan dalam pembuatan organoclay Tapanuli, antara lain

MATERI DAN METODE. Prosedur

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Adapun alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB IV HASIL DAN ANALISA

III. METODOLOGI dan PREDIKSI WAKTU PENGERJAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERCOBAAN III.1. DIAGRAM ALIR PERCOBAAN. 17 Ibnu Maulana Yusuf

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015 di

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Identifikasi Masalah, Kajian Pustaka.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September 2012 sampai dengan November

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

Transkripsi:

III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas Lampung. 2. Pengujian Sifat Mekanik (Kekuatan Bending) komposit berpenguat serat ijuk di Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, Jawa Barat. 3. Pengamatan melalui Scanning Electron Microscope di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) Bandung, Jawa Barat. B. Bahan Yang Digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Serat ijuk sebagai bahan utama untuk diuji bending serat. 2. Resin epoxy sebagai matrix 3. Air digunakan untuk menghilangkan kotoran atau debu yang menempel pada ijuk.

46 4. Larutan alkali 5% NaOH, untuk menghilangkan lapisan yang menyerupai lilin dipermukaan serat seperti lignin, hemiselulosa, dan kotoran lainnya. 5. Air aquades untuk membersihkan serat dari larutan alkali. 6. Wax sebagai pelapis cetakan agar tidak lengket. C. Alat Yang Digunakan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Timbangan digital AND tipe EK 610i untuk menimbang serat ijuk. Gambar 3.1. Timbangan digital 2. Pompa Vakum VALUE tipe VE 113N Gambar 3.2. Pompa vakum

47 3. Tabung vakum Gambar 3.3 Tabung vakum untuk mengatur kekuatan pengvakuman. 4. Inkubator Gambar 3.4. Inkubator untuk proses curing komposit. 5. Mikrometer sekrup. Gambar 3.5. Mikrometer sekrup untuk mengukur diameter serat ijuk

48 6. Papan acrylic Gambar 3.6. Papan acrylic 5mm untuk membuat cetakan spesimen 7. Mesin bor Gambar 3.7. Mesin bor untuk melubangi cetakkan. 8. Gergaji besi Gambar 3.8. Gergaji tangan untuk memotong papan acrylic.

49 9. Lem korea Gambar 3.9. Lem korea untuk menyatukan papan cetakan. 10. Gelas ukur Gambar 3.10. Gelas ukur untuk menakar jumlah resin dan hardener 1:1. 11. Selang bening 3/16 Gambar 3.11. Selang untuk mengalirkan resin dan hardener.

50 12. Gelas pencampur Gambar 3.12. Gelas untuk pencamuran resin dan hardener. 13. Batang pengaduk. Gambar 3.13. batang pengaduk untuk mencampur resin dan hardener. 14. Lilin malam. Gambar 3.14. Lilin malam sebagai pencegah udara masuk kedalam sistem vakum.

51 15. Scanning Electron Microscope (SEM) JEOL JSM-6360LA. Gambar 3.15. Alat uji SEM di PPPGL Bandung 16. Alat uji Bending untuk menguji sifat mekanik komposit berpenguat serat ijuk. Gambar 3.16. Alat uji bending di ITB Bandung 17. Tungku pemanas untuk mengeringkan serat ijuk. Gambar 3.17. Tungku pemanas untuk menghilangkan kadar air serat ijuk.

52 18. Alat bantu lain yang digunakan cutter, gunting, spidol, penggaris, palu, pahat dan penjepit kertas. D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan proses, yaitu: 1. Survey Lapangan dan Study Literature Pada penelitian ini, proses yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data awal sebagai study literature. Study literature bertujuan untuk mengenal masalah yang dihadapi, serta untuk menyusun rencana kerja yang akan dilakukan. Pada study awal dilakukan langkah-langkah seperti survey lapangan yang berhubungan dengan penelitian yang ingin dilakukan serta mengambil data-data penelitian yang sudah ada sebagai pembanding terhadap hasil pengujian yang akan dianalisa. 2. Persiapan Serat Ijuk Serat yang digunakan pada penelitian ini adalah serat Ijuk. Langkahlangkah dalam persiapan serat ijuk ini adalah : a. Memilih serat ijuk yang akan dipergunakan, yaitu dengan diameter 0,25 0,35 mm. b. Serat ijuk dibersihkan dengan cara direndam dengan air bersih. Kemudian serat direndam lagi dalam larutan alkali 5% NaOH selama 2 jam.

53 Gambar 3.18. Perendaman serat ijuk menggunakan larutan NaOH 5% c. Serat dibersihkan dari larutan alkali dengan air aquades. d. Serat ijuk dipotong menjadi 3 variasi (10 mm, 20 mm, 30 mm) Gambar 3.19. Memotong serat ijuk dengan panjang 10 mm Gambar 3.20. Memotong serat ijuk dengan panjang 20 mm Gambar 3.21. Memotong serat ijuk dengan panjang 30 mm

54 e. Serat ijuk dipanaskan di oven atau tungku pemanas dengan temperature 80 0 C selama 15 menit. Gambar 3.22. Pengovenan serat ijuk 3. Mempersiapkan resin Epoxy berikut dengan hardener (katalis). Gambar 3.23. Resin dan hardener dengan perbandingan 1 : 1. 4. Mempersiapkan cetakan acrylic. Cetakkan papan komposit berukuran 130 mm x 100 mm x 10 mm (bagian dalam) Gambar 3.24. Membuat cetakan dari papan acrylic

55 5. Pelumuran wax yang berfungsi sebagai lapisan pelapis pada alat pencetak agar papan komposit yang dibentuk tidak lengket pada alat pencetak. 6. Pembuatan komposit serat ijuk a. Wax dioleskan pada permukaan alat pencetak agar papan komposit yang dicetak tidak melekat pada cetakan. b. Menyiapkan serat ijuk pada cetakan dengan perbandingan fraksi volume 20% ijuk : 80% resin, sesuai dengan variasi panjang serat. c. Menutup cetakkan yang telah diisi oleh serat ijuk. Tutup cetakan terbuat dari papan acrylic dengan tebal 8 mm dan melubangi tutup cetakan sebanyak 5 buah dan memasang selang pada lubang tersebut untuk menyalurkan campuran resin dengan hardener kedalam cetakan. Gambar 3.25. tutup cetakan yang telah dihubungkan dengan selang. d. Menyiapkan gelas pencampur yang diberi tutup dan dilapisi oleh lilin malam agar tidak ada udara (kondisi vakum) untuk tempat pencampuran resin dan hardener. e. Melubangi tutup gelas pencampur sebanyak 5 buah. Empat lubang disambungkan dengan 4 buah selang, selang yang pertama dimasukkan kedalam hardener, selang kedua dimasukkan kedalam resin dan selang

56 ketiga disalurkan menuju tabung vakum, lubang keempat disalurkan ke papan komposit serta lubang yang kelima untuk batang pengaduk. Gambar 3.26. Tutup gelas pencampur yang dihubungkan dengan selang f. Menyambungkan selang tabung vakum menuju pompa vakum. Gambar 3.27. Menyambungkan selang tabung vakum menuju pompa vakum. g. Menyambungkan saklar pompa vakum ke arus listrik. h. Memasukkan selang pertama kedalam hardener lalu hisap menggunakan pompa vakum sampai indikator 100 ml pada gelas ukur. Selang lubang kedua dan ketiga dijepit menggunakan penjepit kertas.

57 Gambar 3.28. Hardener 100 ml pada gelas pencampur dan selang kedua dan ketiga dijepit. i. Memasukkan selang kedua kedalam resin lalu hisap menggunakan pompa vakum sampai indikator 200 ml pada gelas ukur. Selang lubang pertama dan ketiga dijepit menggunakan penjepit kertas. Gambar 3.29. Resin 100 ml pada gelas pencampur. j. Mengaduk campuran antara resin dan hardener sampai merata menggunakan batang pengaduk. ` Gambar. 3.30. Mencampur resin dan hardener sampai rata.

58 k. Menghubungkan selang ketiga (selang campuran resin dan hardener) pada gelas pencampur ke papan cetakkan dan menjepit selang tersebut. l. Menyalakan pompa vakum hingga tekanan 20 psi dan matikan mesin pompa vakum. Gambar 3.31. Tekanan 20 Psi pada tabung vakum m. Membuka jepitan yang menutup selang dari wadah gelas ukur campuran resin dengan hardener, sehingga cairan epoxy mengalir memasukki cetakkan dan membasahi serat sampai cetakkan dipenuhi dengan cairan epoxy. Gambar 3.32. Proses pengaliran campuran resin kedalam cetakkan. n. Mempertahankan tekanan pompa vakum sebesar 20 psi, jika kurang dari 20 psi pompa vakum dinyalakan lagi.

59 o. Ketika cetakkan sudah penuh terisi oleh epoxy, maka cairan epoxy yang berlebih akan mengalir melalui saluran keluar yang menuju tabung vakum dan biarkan selam 10 menit agar epoxy benar-benar memenuhi seluruh kapasitas cetakkan. p. Menutup saluran masuk dan saluran keluar dengan cara menjepit lalu melepaskannya dari tabung vakum dan wadah campuran epoxy. q. Memasukkan campuran antara serat ijuk dengan epoxy (komposit) ke dalam inkubator dengan panas ± 80º C sampai komposit menjadi keras (selama ± 15 menit) r. Mengeluarkan komposit dari inkubator dan biarkan sampai suhunya turun. s. Lepas semua sistem cetakan, dan buka cetakan menggunakan alat bantu seperti cutter, palu kecil, pahat dan alat bantu lainnya. (Savetlana, Shirley dkk. 2013) 7. Pembuatan spesimen uji a. Memotong spesimen sebanyak 4 buah menggunakan gergaji besi sesuai dengan ukuran standar ASTM D 790-03. Gambar 3. 33. Jarak potong papan komposit sesuai standar ASTM D790-03

60 Gambar 3.34. Memotong papan komposit menggunakan gergaji besi. b. Menghaluskan spesimen yang telah dipotong dengan cara digerinda. c. Mengamplas spesimen menggunakan mesin grinding dengan kecepatan putar 150 rpm dan tingkat kekasaran amplas yang bervariasi (60,500,1000 dan 1500) Gambar 3.35. Menghaluskan spesimen menggunakan mesin polisher. d. Setelah tahap pengamplasan selesai, lalu keringkan spesimen. Maka didapatlah bentuk spesimen sesuai standar ASTM D 790-03 e. Tahap finishing selesai, semua spesimen diberi label.

61 Gambar 3.36. Spesimen uji bending yang telah diberi label. 8. Sifat mekanik Pengujian serat ijuk dilakiakan dalam beberapa tahapan, yaitu: a. Uji Bending Pengujian kekuatan bending material komposit serat ijuk bertujuan untuk mengetahui kelenturan material komposit serat ijuk terhadap pembebanan statis. Penentuan kekuatan bending dilakukan berdasarkan standard pengujian ASTM D 790 03, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Material komposit dibuat dengan panjang 120 mm, lebar 15 mm dan tebal 6 mm. 2) Material komposit yang berbentuk batang ditempatkan pada dua tumpuan.

62 Gambar 3.37. Spesimen yang diletakkan pada tumpuan 3) Menerapkan beban ditengah tumpuan dengan laju pembebanan konstan (40mm/menit). 4) Menurunkan beban sampai menyentuh permukaan spesimen. 5) Menjalan mesin hingga beban menekan spesimen sampai spesimen patah. 6) Nilai kekutan uji bending yang dihasilkan akan terbaca secara otomatis pada komputer. b. Pembuatan spesimen Scanning Electron Microscope (SEM) 1) Proses Coating a) Spesimen dipotong berbentuk kubus dekat dengan patahan dengan ukuran 10mm x 10mm. b) Spesimen ditempel dengan dudukan sampel (holder)

63 Gambar 3.38. Spesimen yang telah ditempel dudukan holder c) Diberikan lapisan cairan pasta perak (dotite) untuk menghantarkan arus lisrik. Gambar 3.39. Proses coating di PPPGL Bandung c. Pengamatan dengan SEM patahan Prosedur pengamatan dengan SEM untuk patahan uji kekuatan bending adalah lanjutan dari proses coating. Spesimen yang telah di coating lalu dimasukkan pada wadah dudukan spesimen. Setelah itu dimasukkan kedalam alat uji SEM dan siap untuk di cari pusat patahannya.

64 Gambar 3.40. Spesimen yang siap untuk di uji SEM. Pengamatan uji SEM yang dilakukan adahal hasil perpatahan spesimen uji bending yang terbaik dan hasil uji bending terendah. d. Jumlah spesimen uji Tabel 3.1. Jumlah spesimen uji bending Nama Pengujian Fraksi Panjang Serat 10 mm 20 mm 30 mm Bending 4 4 4 Tabel 3.2. Jumlah spesimen uji SEM Nama Pengujian Serat 10 mm Serat 30 mm Uji SEM 1 1

65 E. Alur Proses Pengujian Mulai Pemilahan serat ijuk Pemilihan ukuran diameter serat antara 0,25 mm 0,35 mm Perlakuan alkali NaOH 5 % pada serat selama 2 jam Pembersihan serat dari larutan alkali dengan air aquades Pemotongan serat ijuk dengan panjang serat 10 mm, 20 mm, 30 mm Pembuatan spesimen sesuai standart uji bending D 790-03 Uji bending ASTM D 790-03 Pengamatan patahan spesimen dengan SEM Pengolahan dan analisis data Kesimpulan Selesai Gambar 3.41. Diagram Alir Penelitian