untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

dokumen-dokumen yang mirip
Motion Volume III No.1 Maret 2012 PENDAHULUAN. maka diketahui bahwa kekuatan otot. A. Latar Belakang Masalah. tungkai, kelentukan dan koordinasi mata

Fahrizal. kekuatan lengan, kelentukan togok ke depan, kekuatan tungkai, roll ke depan, senam lantai.

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SEPAKMULA PADA PERMAINAN SEPAKTAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 30 MAKASSAR.

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS. Oleh:

Indrawansyah. Kata kunci: panjang tungkai, kelentukan, keseimbangan, dan kemampuan servis.

HUBUNGAN POWER LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN MEMUKUL BOLA DALAM PERMAINAN BOLA KASTI MURID SDN TANGGUL PATOMPO II MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

KONTRIBUSI KECEPATAN, KELINCAHAN, DAN KOORDINASI MATA- KAKI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA PS. ASPURA UNM.

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek OLEH :

PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN

Nurjamal. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Mulawarman Samarinda. Jl. Muara Pahung Kelua Samarinda.

Journal of Sport Sciences and Fitness

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek OLEH :

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SIDAYU GRESIK TAHUN 2016

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

KORELASI ANTARA KOORDINASI DAN REAKSI DENGAN HASIL PUKULAN DRIVE FOREHAND DALAM PERMAINAN SQUASH

ARTIKEL PENELITIAN OLEH : AGUS KAMBALI NPM :

SKRIPSI. Oleh: Cahya Kusuma Padi NIM

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL SKRIPSI. Disusun Oleh : NINGGAR MAYA TANJUNG NPM:

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

HUBUNGAN FLEXIBILITAS

Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruari 2011

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN SERVICE ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

DISUSUN OLEH : ADI DHARMA SAPUTRA

OLEH DILLA FARID W. T

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA SMK KESATUAN SAMARINDA.

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: OKTAFIAN NPM

Disusun Oleh: Claudia Mutiara Putri NIM

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY

KONTRIBUSI KOORDINASI MATA-KAKI DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA CLUB BILOPA KABUPATEN SINJAI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek. Oleh:

KONTRIBUSI DAYA LEDAK TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT TERHADAP KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SMP NEGERI 24 SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bola voli merupakan media untuk mendorong. pertumbuhan fisik, perkembangan piksi, keterampilan motorik, pengetahuan dan

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : BAMBANG PRASETYA NPM :

CORRELATION OF MUSCLE STRENGTH ON SLEEVE AND LONG SLEEVE TRAFFIC FOREHAND STUDENTS JPOK FKIP UNIVERSITY OF LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, DAYA LEDAK TUNGKAI, DAN KELENTUKAN DENGAN KETERAMPILAN SMASH SEPAKTAKRAW. Islamuddin*)

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING

Competitor, Nomor 3 Tahun 4, Oktober 2012

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI KAKI, KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VI SDN NO. 022 SAMARINDA ULU.

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pada zaman sekarang umumnya disibukkan dengan

Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Menendang Bola Pada Permainan Sepakbola Murid SD Inpres Tamamaung III Makassar

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN BEBAN RAKET TERHADAP HASIL PUKULAN LONG FOREHAND

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Penjaskesrek.

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana paling tepat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan sehat, disamping

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam setiap melakukan penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumya, maka. kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SUMBANGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP HASIL LAY UP SHOOT PADA SISWA PUTRA

S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Penjaskesrek.

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TOGOK KEDEPAN TERHADAP KEMAMPUAN ROLL KEDEPAN PADA SISWA SMP NEGERI 37 SAMARINDA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Esra Fitriyanti Kedo ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara untuk mencapai kemajuan dan keberhasilan dalam pembinaan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

Oleh: MUHAMAD ALFIAN Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. ArdhiMardiyantoIndra. P, M.Or.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Universitas Negeri Yogyakartasebagai berikut ini:

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, dan bahkan ada hanya sekedar bermain atau bersenang-senang. Di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2016 ANALISIS KOMPONEN BIOMOTORIK PADA OLAHRAGA PERMAINAN WOODBALL

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA TANGAN, POWER OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

Vol 1 No 1 Desember 2017 ISSN

Competitor, Nomor 3 Tahun 3, Oktober 2011

SKRIPSI. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh : NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: KARTONO NIM P

SKRIPSI OLEH : GABRI ZELA CYNTIA NOVITASARI NPM:

HUBUNGAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DAN TINGGI LOMPATAN DENGAN HASIL SMASH BOLA VOLI PEMAIN BOLA VOLI TIM HIMADIRGA UNSYIAH

BUDI ISWANTO SOPIING NURHAYATI LIPUTO MIRDAYANI PAUWENI JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN ABSTRAK

Transkripsi:

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga permainan tenismeja di Indonesia boleh dikatakan sedikit demi sedikit mengalami kemajuan.ini dapat dilihat pada setiap event atau pertandingan yang telah diikuti telah mengukir prestasi baik tingkat nasional maupun di tingkat Internasional. Berdasarkan pengamatan dalam untuk mempelajari dan menyem-purnakan teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata dan tangan adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks dan sangat erat hubungannya seperti dengan permainan tenis meja. Inilah yang mendorong peneliti untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul Kontribusi Kecepatan Reaksi Tangan, dan Koordinasi Mata Tangan Terhadap setiap pertandingan pada kejuaraankejuaraan tenismeja baik tingkat nasional, regional maupun pada tingkat internasional terlihat bahwa permainan tenismeja memiliki peluang yang sangat baik. Sehingga tidak percuma jika perkembangan atau peningkatan prestasi tenismeja perlu diperhatikan untuk masa yang akan datang. Untuk itu perlu suatu pembinaan, terutama dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar pukulan serang yang ditunjang oeleh kemampuan fisik, terutama pada kecepatan reaksi tangan, dan koordinasi mata tangan. Harsono (1988: 79), mengemukakan bahwa koordinasi sangat penting Kemampuan Pukul-an Serang Pada Permainan Tenismeja SMP YPI 45 Bekasi. B. Perumusan Masalah 1. Apakah ada kontribusi kecepatan reaksi tangan terhadap kemampuan pukulan serang pada permainan tenismeja. 2. Apakah ada kontribusi antara koordinasi mata tangan terhadap kemampuan pukulan serang pada permainan tenismeja. 3. Apakah ada kontribusi antara kecepatan reaksi tangan, dan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan pukulan serang pada permainan tenismeja.

C. Tujuan Penelitian 1. Ingin mengetahui ada tidaknya kontribusi kecepatan reaksi tangan pada permainan tenismeja. 2. Ingin mengetahui ada tidaknya kontribusi koordinasi mata tangan pada permainan tenismeja 3. Ingin mengetahui ada tidaknya kontribusi kecepatan reaksi tangan, dan koordinasi mata tangan terhadap permainan tenismeja....pukulan yang ada dibagi sebagai berikut: (1) Pukulan servis; Forehand, Backhand, (2) Pukulan blok; Forehand, Backhand, (3) Pukulan push; Forehand, Backhand, (4) Pukulan drive; Forehand, Backhand, dan (5) Pukulan serang; Forehand, Backhand B. Pukulan serang Adapun pelaksanaan tenik dasar pukulan serang menurut Achmad Damiri (1992:51) mengemukakan sebagai berikut: 1. Bat kira-kira tegak lurus dengan lantai, pergelangan tangan bebas dan agak dimiringkan ke arah bawah, serta tangan tidak kaku. 2. Tarik bat ke belakang kira-kira satu kaki jaraknya, kemudian lakukan gerakan bat ke depan dengan perkenaan bola dengan TINJAUAN PUSTAKA A. Permainan tenismeja. Menurut Kasiyo Dwijowinoto (1993:22), mengemukakan bahwa: Dengan meningkatkan kemam-puan seorang pemain akan bertambah baik pula pilihan pukulannya, kecermatan dan tenaganya bermain, demikian pula kecakapannya untuk menipu lawan. Adapun mengenai teknik dasar permainan tenismeja dijelaskan Imam Sadikum (1992:65), sebagai berikut : bat di depan badan agak ke samping badan. Supaya bola bergerak dengan cepat, maka pukul bagian berlakang bola dengan sangat mendatar. 3. Posisi bat selama melakukan pukulan, sudut bat dalam keadaan terbuka. 4. Gerakan pukulan dilakukan dari belakang, dimana ketika bola datang, bat diayunkan dengan sudut terbuka dan digerakkan oleh pergerakan siku.

5. Sikap akhir lengan yang memukul berhenti pada posisi sudut 160 derajat dan sudut bat tetap dalam keadaan terbuka. C. Kecepatan reaksi tangan Kecepatan reaksi merupakan salahsatu bagian dari komponen kecepatan. Menurut Harsono (1988:216), mengemukakan bahwa : Kecepatan tergantung dari beberapa faktor yang untuk menggunakan kekuatan maksimal suatu aktivitasnya. 3. Keseimbangan, kemampuan sese-orang mengendalikan organ-organ syaraf otot dalam melakukan aktivitas. 4. Fleksibilitas, efektifitas seseorang dalam penyesuaian gerak terhadap akivitas dengan pengukuran tubuh ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh tubuh. mempengaruhi, yaitu strength, kecepatan reaksi, dan fleksibilitas. Kecepatan reaksi tangan sangat penting guna memberikan akselerasi pada pukulan serang pada permainan tenismeja. D. Koordinasi mata tangan Faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi dalam aktivitas olahraga, seperti yang dikemukakan oleh Sajoto (1988:59), yaitu : 1. Kecepatan, dimana kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan koordinasi berkesinambungan secara efektif dan efesien. 2. Daya ledak, dimana seseorang mampu Selanjutnya Harsono (1988:167), mengemukakan bahwa: Koordinasi juga penting jika kita berada dalam situasi dan lingkungan yang asing seperti perubahan lapangan, peralatan, cuaca, lampu penerangan dan lawan yang dihadapi. E. Kerangka Berfikir 1. Jika siswa atau pemain yang mempunyai kecepatan reaksi tangan yang baik, maka akan dapat diprediksikan akan memiliki kemampuan pukulan serang secara optimal. 2. Jika siswa atau pemain yang mempunyai koordinasi mata tangan yang baik, maka

akan dapat diprediksikan akan memiliki kemampuan pukulan serang secara optimal. 3. Jika siswa atau pemain yang mempunyai kecepatan reaksi tangan, dan koordinasi mata tangan yang baik, maka akan diprediksikan akan memiliki kemampuan pukulan serang secara optimal. F. Hipotesis 1. Ada kontribusi kecepatan reaksi tangan pada permainan tenismeja. 2. Ada kontribusi antara koordinasi mata tangan terhadap kemampuan pukulan serang pada permainan tenismeja. 3. Ada kontribusi kecepatan reaksi tangan, dan koordinasi mata tangan terhadap permainan tenismeja. Untuk lebih jelasnya hipotesis penelitian di bawah, maka dikemukakan hipotesis statistik untuk empat hipotesis sebagai berikut: Hipotesis I: H 0 : β x1y = 0 H 0 : β x1y 0 Hipotesis II: H 0 : β x2y = 0 H 0 : β x2y 0 Hipotesis III: H 0 : R (1,2.) =0 H 0 : R (1,2,) 0 METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah metode deskriptif terhadap teknik regresi, yaitu mencari kontribusi antara variabel yang satu terhadap variabel lainnya. Adapun desain penelitian regresi yang digunakan adalah Model Regresional, Salah satu faktor yang menentukan kelancaran untuk memperoleh data terhadap penelitian adalah populasi.adapun populasi dari penelitian ini adalah semua siswa putra SMP YPI 45 Bekasi yang berjumlah 127 orang siswa.sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang siswa yang diperoleh terhadap teknik Simple Random Sampling terhadap cara undian. K. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul melalui tes masih merupakan data kasar.data tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji statistik regresional dengan bantuan paket SPSS dalam komputer. Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dan infrensial. Analisis deskriptif untuk menggambarkan data apa adanya. Sedangkan analisis infrensial untuk menguji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda. Sebelum menggunakan rumus tersebut, maka terlebih dahulu dilakukan analisis normalitas dengan mengguna-kan teknik Kolmogorov Smirnov (KS-Z) dengan program SPSS dalam komputer. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. kontribusi yang signifikan kecepatan reaksi tangan terhadap kemam-puan pukulan serang pada per-mainan tenismeja siswa SMP YPI 45 Bekasi. Hipotesis statistik yang akan diuji: Hasil pengujian: H 0 : β 1.y = 0 H 1 : β 1.y 0 Dari hasil analisis data kecepatan reaksi tangan diperoleh nilai R hitung (Ro) = 0.685 (P < 0.05). Maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti ada kontribusi yang signifikan kecepatan reaksi tangan siswa SMP YPI 45 Bekasi. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila siswa memiliki kecepatan reaksi tangan yang cepat maka akan diikuti pula dengan kemampuan pukulan serang yang baik. Adapun besar kontribusi kecepatan reaksi tangan yang diberikan terhadap permainan tenismeja adalah sebesar 0.469.Ini berarti bahwa kecepatan reaksi tangan memberikan kontribusi sebesar 46.90% terhadap kemampuan pukulan serang pada permainan tenismeja. 2. Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata tangan terhadap

permainan tenismeja siswa SMP YPI 45 Bekasi. Hipotesis statistik yang akan diuji: Hasil pengujian: H 0 : β 2.y = 0 H 1 : β 2.y 0 Dari hasil analisis data koordinasi mata tangan diperoleh nilai R hitung (Ro) = 0.630 (P < 0.05). Maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti ada kontribusi yang signifikan antara koordinasi mata tangan terhadap kemampuan pukulan serang siswa SMP YPI 45 Bekasi. Hal ini mengandung makna bahwa, apabila siswa memiliki koordinasi mata tangan yang baik maka akan diikuti pula dengan kemampuan pukulan serang yang baik. Adapun besar kontribusi koordinasi mata tangan tangan yang diberikan terhadap permainan tenismeja adalah sebesar 0.397.Ini berarti bahwa koordinasi mata tangan memberikan kontribusi sebsar 39.70% terhadap kemampuan pukulan serang pada permainan tenismeja. 3. Ada kontribusi yang signifikan kecepatan reaksi tangan, dan koordinasi mata tangan, terhadap kemampuan pukulan serang pada permainan tenismeja siswa SMP YPI 45 Bekasi. Hipotesis statistik yang akan diuji: Hasil pengujian : H 0 : R 1,2,.y = 0 H 1 : R 1,2,y 0 Dari hasil analisis data bersamasama atau regresi ganda diperoleh nilai R hitung = 0.756, setelah dilakukan uji signifikansi terhadap menggunakan uji F diperoleh nilai F hitung = 37.976 (P < 0.05). Maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, berarti ada kontribusi yang signifikan antara kecepatan reaksi tangan, dan koordinasi mata tangan, secara bersama-sama siswa SMP YPI 45 BEKASI. Nilai R kuadrat diperoleh = 0.571 berarti bahwa 57.10% kemampuan pukulan serang dapat dijelaskan oleh kedua variabel bebas secara bersama-sama. Sedangkan sisanya

kecepatan reaksi tangan yang baik dapat melakukan pukulan serang dengan cepat dan kuat pada permainan tenis meja dengan terarah, serta menghemat tenaga yang dikeluarkan. Kecepatan reaksi tangan sangat penting pada permainan tenismeja untuk memberikan akselerasi pada tangan pada saat akan melakukan pukulan serang. Dalam hal ini, untuk mendapatkan kecepatan pukulan serang, siswa harus mampu menjawab suatu rangsangan atau stimulus dengan cepat yang dapat berupa penglihatan, suara melalui pendengaran, dan juga berarti kemampuan suatu otot dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati terhadap penelitian ini. B. Pembahasan Hasil-hasil analisis kontribusi antara ketiga variabel bebas terhadap variabel terikat pada pengujian hipotesis perlu dikaji lebih lanjut terhadap memberikan interprestasi keterkaitan antara hasil analisis yang dicapai terhadap teori-teori yang mendasari penelitian ini. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang dikemukakan terhadap hasil penelitian yang diperoleh. 1. Ada kontribusi yang signifikan kecepatan reaksi tangan terhadap atau sekelompok otot untuk bereaksi secepat mungkin setelah mendapat permainan tenis meja siswa SMP YPI 45 stimulus. Kecepatan reaksi atau reaction Bekasi Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan terhadap kerangka berpikir dan teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang ada. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila siswa memiliki time sering kali dirancukan dengan istilah lain seperti refles dan kecepatan gerak. Sehingga dapat dikatakan bahwa: jika siswa mempunyai kecepatan reaksi tangan berarti memiliki suatu kualitas yang baik untuk mampu bereaksi dengan cepat bila mendapat atau setelah rangsangan

diberikan, serta mempunyai kemampuan koordinasi mata tangan yang baik, maka untuk melakukan gerakan tangan untuk mengantisipasi datangnya bola dengan gerakan yang dapat dilakukan secara secara akan meiliki kemampuan untuk mengendalikan organ-organ syaraf ototnya selarna melakukan gerakan-gerakan pukulan serang dengan perubahan titik berturut-turut dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. 2. Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata tangan terhadap permainan tenismeja siswa SMP YPI 45 Bekasi. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan terhadap kerangka berpikir dan teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang ada.hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila siswa memiliki koordinasi mata tangan yang tinggi dapat melakukan gerakan pukulan serang terhadap terarah dan kuat pada saat pukulan serang. Koordinasi mata tangan merupakan biomotorik yang berhubungan langsung dengan persyarafan di dalam aktivitas yang berat badan yang cepat. Dan ini dapat dilakukan dengan statis maupun lebih-lebih dalam keadaan dinamis. Selain itu, siswa mampu mempertahankan posisi badan pada saat bergerak untuk melakukan pukulan serang, sehingga mampu untuk mempertahan posisi yang baik. 3. Ada kontribusi yang signifikan secara bersama-sama kecepatan reaksi tangan, dan koordinasi mata tangan pada permainan tenismeja siswa SMP YPI 45 Bekasi. Hasil yang diperoleh tersebut apabila dikaitkan terhadap kerangka berpikir dan teori-teori yang mendasarinya, pada dasarnya hasil penelitian ini mendukung teori yang ada. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila siswa didukung dilakukan. Sehingga jika siswa memiliki oleh kecepatan reaksi tangan, dan

koordinasi mata tangan yang tinggi yang baik, maka siswa tersebut dapat melakukan pukulan serang pada permainan tenis meja dengan baik serta dapat menggunakan tenaga secara efisien. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasannya maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Ada kontribusi yang signifikan kecepatan reaksi tangan terhadap kemampuan pukulan serang pada permainan tenismeja, (2) Ada kontribusi yang signifikan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan pukulan serang pada permainan tenismeja, dan (3) Ada kontribusi secara bersama-sama yang signifikan kecepatan reaksi tangan, dan koordinasi mata tangan, terhadap permainan tenismeja. Selanjutnya, dapat disarankan atau direkomendasikan beberapa hal: (1) Untuk meningkatkan kemampuan pukulan serang pada permainan tenis meja siswa, maka perlu diperhatikan kecepatan reaksi tangan, dan koordinasi mata tangan seseorang, (2) Kepada para pelatih dan guru olahraga agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan pada mengajar atau melatih permainan tenis meja khususnya pukulan serang pada permainan tenis meja siswa. Pada hal ini komponen fisik, kecepatan reaksi tangan, dan koordinasi mata tangan anak didik agar hasil pembelajaran dapat tercapai dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini, (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Damiri Achmad. (1992). Olahraga Pilihan Tenis Meja. Jakarta: Dikti. Dwijowinoto, Kasiyo. (1993). Dasar-dasar Ilmu Kepelatihan.Semarang: IKIP Press. Hadi, Sutrisno. (1986). Statistika Jilid II. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek pada Coaching. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Ismaryati. (2006). Tes Dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: UNS. Rahantoknam. (1983). Belajar Motorik: Aplikasinya pada Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Dirjen Dikti.

Sajoto, M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik Pada Olahraga. Semarang: FPOK IKIP.