BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sepeda motor yang di jual di beberapa showroom, baik secara tunai

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan bay yang berarti menjual,

BAB I PENDAHULUAN. pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi dan politik, maupun

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari mempunyai keperluan yang bermacam-macam untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial manusia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, ia

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya, manusia melakukan usaha sesuai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan mu'amalah yang paling banyak dilakukan orang adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. setiap konsumen dalam menggunakan suatu barang atau jasa. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tidak terlepas dari sejarah masyarakat di Kabupaten Tuban. Desa ini awal

BAB I PENDAHULUAN. mengandung kemaslahatan bagi umat manusia, kecuali hal-hal yang telah dilarang

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

1. Analisis Hukum Islam Terhadap Bentuk Dan Tata Cara Akad Ija>rah Sale. menghadapi resiko-resiko yang disebabkan karena suatu musibah yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kebutuhan jasmaniyah dengan cara yang sebaik-baiknya. 1. yang bersifat universal dan komprehensif. 2

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan penghasilan. Setiap usaha tidak dapat dilakukan sendiri tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang beraneka ragam kebutuhannya. misalnya: makan, minum, sandang dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya, dan harus berhubungan dengan orang lain. Hubungan antara satu

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan konsumen atau disebut sebagai nasabah bank. nasabahnya melalui pemberian informasi yang benar dan jelas mengenai setiap

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. atas dasar suka sama suka atau bisa juga memindahkan hak milik kepada orang

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan umat manusia, dan usaha juga sangat menentukan pola hidup, corak

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lain. Kegiatan yang lebih banyak dan efektif ialah jual beli. Disamping sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan/degresi dan mempengaruhi sektor lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Allah menjadikan masing-masing manusia untuk bermuamalah kepada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan suatu kesatuan hidup yang bersama-sama dan membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB I PENDAHULUAN. dipastikan memiliki ajaran yang terkait atau sekurang-kurangnya berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. usaha transaksi barang yang diperbolehkan oleh Allah SWT sebagaimana dalam واا وو -٢٧٥-

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

BAB I PENDAHULUAN. mu amalah. Maua malah adalah kegiatan yang mengatur hal-hal yang

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI GANDA KENDARAAN BERMOTOR DI KELURAHAN PAGESANGAN KECAMATAN JAMBANGAN KOTA SURABAYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara agraris, produksi pertanian Indonesia juga tidak kalah dari kebanyakan negara pertanian lainnya. Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk Indonesia tergantung padanya.

Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam, pangan terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangan terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani Indonesia masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan. 1 Islam adalah agama yang memiliki ajaran yang komprehensif dan universal. Komprehensif berarti syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan, baik ritual maupun sosial ekonomi (mu'amalah). Sedangkan universal bermakna bahwa syariat Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai datangnya hari akhir nanti. Kegiatan sosial-ekonomi (mu'amalah) dalam Islam mempunyai cakupan yang sangat luas dan fleksibel, serta tidak membedakan antara muslim dan non muslim. Kenyataan ini tersirat 1 Bpp Ismpi, http://paskomnas.com/id/berita/kondisi-pertanian-indonesia-saat-ini-berdasarkan- Pandangan-Mahasiswa-Pertanian-Indonesia.php, diakses tanggal 25 Desember 2011.

dalam suatu pernyataan yang diriwayatkan Sayyidina Ali, yaitu Dalam bidang mu'amalah, kewajiban mereka adalah kewajiban kita dan hak mereka adalah hak kita. 2 Dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi, dunia Islam mempunyai sistem perekonomian yang berbasiskan nilai-nilai dan prinsipprinsip syari ah yang bersumber dari al-quran dan Hadits serta dilengkapi dengan ijma dan qiyas. Sistem perekonomian Islam saat ini lebih dikenal dengan istilah fiqih mu'amalah. Fiqih mu'amalah adalah aturan-aturan (hukum) Allah SWT yang ditujukan untuk mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan urusan duniawi dan sosial kemasyarakatan. 3 Mengacu pada pengertian di atas, manusia, kapanpun dan dimanapun harus senantiasa mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan Allah SWT, sekalipun dalam perkara yang bersifat duniawi termasuk kegiatan bermu'amalah, sebab segala aktivitas manusia akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Dalam Islam tidak ada pemisahan antara amal dunia dan amal akhirat. Sekecil apapun aktivitas manusia di dunia harus didasarkan pada ketetapan Allah SWT agar selamat dunia akhirat. Aturan-aturan Allah yang terunifikasi dan terkodifikasi dalam fiqih mu'amalah tersebut mencakup berbagai aspek kegiatan ekonomi, salah satunya adalah jual-beli (al-bay ). Al-bay sinonim dengan al-tijarah yang secara 2 Merza Gamal, Aktivitas Ekonomi Syariah (Pekan Baru: UNRI Press, 2004), 3 3 Rachmat Syafe i, Fiqih Mu'amalah (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2004), 15

terminologi berarti tukar menukar harta dengan harta atau harta dengan sejenisnya dengan cara yang khusus atau tertentu. 4 Secara historis jual-beli telah ada lebih dulu sebelum adanya konsepsi tentang mu'amalah (ekonomi Islam). Usaha manusia dalam bentuk perdagangan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan manusia telah ada semenjak manusia itu ada, baik berupa tukar menukar barang (barter), jual-beli maupun kegiatan mu'amalah yang lain. Fenomena itu berkembang sesuai dengan perkembangan budaya manusia dan akhirnya muncul pikiran-pikiran untuk menerapkan kaidahkaidah dasar tentang mu'amalah. 5 Berdasarkan definisi al-bay di atas, di dalam pelaksanaan perdagangan (jual-beli) selain ada penjual dan pembeli, juga harus relevan dengan rukun dan syarat jual-beli, dan yang paling penting adalah tidak ada unsur penipuaan. Jadi harus atas dasar suka sama suka atau saling rela. Anjuran untuk melaksanakan jual-beli yang baik dan benar atau harus saling suka sama suka telah banyak disebutkan dalam al-quran, salah satunya dalam surat an-nisa ayat 29, yang berbunyi: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka 4 Muhammad Al-Syarbini Al-Khatib, Al-Iqna Fi Halli Alfaadzi Abi Syuja (Beirut: Dar al-fikr,tt), 273. 5 Mahmud Muhammad Babily, Etika Berbisnis "Studi Kajian Konsep Perekonomian Menurut al- Quran Dan as-sunnah (Solo: Ramadhani,1990), 15.

di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu ; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu 6 Konsep ba i sebagai salah satu bentuk kerja sama dalam sistem perekonomian Islami sangat menarik bila konsep ini dijadikan sebagai alat untuk memotret sistem perekonomian, sistem perekonomian masyarakat khususnya dalam pelaksanaan jual-beli yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Tasikharjo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Kegiatan muamalah khususnya jual-beli yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Tasikharjo sangat bervariasi, guna untuk mendapatkan barang yang diinginkannya. Khususnya dalam pembahasan ini adalah jual-beli hasil pertanian, dimana mayoritas masyarakat di Desa Tasikharjo dalam transaksi jual-beli hasil pertanian menggunakan jual-beli dengan cara tebasan. Dalam Fiqh Syafi i, disebutkan bahwa dalam pelaksanaan akad pada jual-beli harus disebutkan ijab dan qabulnya dengan jelas. Menurut fatwa Ulama Syafi iyah, jual-beli barang-barang yang kecil pun harus ijab dan qabul. 7 Sedangkan dalam jual-beli hasil pertanian dengan sistem tebasan di Desa Tasikharjo, ijab dan qabulnya kurang begitu berlaku, yakni ijab dan qabul tidak diucapkan secara jelas. Sedangkan menurut Ulama Syafi iyah ijab dan qabul adalah tidak sah akad jual-beli kecuali dengan shigat (ijab-qabul) yang diucapkan. 8 6 DEPAG RI, al-quran Dan Terjemahnya, (Surabaya: al-hidayah,1998), 122. 7 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT RAJA GRAFINDO PERSADA, 2002), 71. 8 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, 73

Jual-beli cara tebasan ini bermula ketika ada seorang pedagang atau penjual yang ingin mendapatkan barang yang akan dijualnya nanti, maka mereka para penjual mencari barang dagangannya itu dengan cara melakukan akad jualbeli dengan cara tebasan, jadi sekali akad dan sekali pengambilan saja, dimana pelaksanaannya jual beli dengan sistem tebasan ini yakni menjual tanaman seperti jagung, kacang tanpa diketahui berapa seluruh takarannya. Dalam syariat Islam jual beli adalah pertukaran harta tertentu dengan harta lain berdasarkan keridhaan antara keduanya, jual beli itu di syariatkan berdasarkan konsensus kaum muslim karena kehidupan manusia tidak bisa tegak tanpa jual beli. Allah berfirman dalam Al-Qur an surat al-baqarah: 275 Artinya: Padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba 9 Dan telah disebutkan dalam hadits: عن عبيد هللا بن المغيرة, عن منقذ رسول هللا صلى هللا عليه وسلم قال مولى سراقة, عن عثمان بن عفان, أن 10 لعثمان : إذا ابتعت فا كتل, وإذا بعت فكل. Artinya: Dari Ubaidillah bin Al Mughirah, dari Muqidz maula Suraqah, dari Utsman bin Affan RA, banwa Rasulullah SAW bersabda kepadanya, Jika engkau membeli maka mintalah penjual untuk menakarnya, dan jika engkau ingin menjualnya kembali maka takarlah kembali. 9 DEPAG RI, al-quran Dan Terjemahnya, 47 10 Ali bin Umar Abu al-hasan al-daruqutny al-baghdady, Sunan Daruqutny, Juz 4, (Beirut: Dar al- Ma'rifah, 1966), 20

Dalam sistem tebasan diperbolehkan jika barang tersebut bisa ditakar, ditimbang atau secara tebasan tanpa ditimbang, ditakar atau dihitung lagi, Al Qur an menganggap penting persoalan ini sebagai salah satu bagian dari muamalah, seperti firman Allah dalam surat al-an am :152 Artinya: Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. 11 Dari beberapa pernyataan yang diungkapkan di atas, apakah pelaksanaan akad jual-beli hasil pertanian dengan menggunakan sistem tebasan merupakan tradisi atau memang suatu perniagaan yang berlatar belakang Islam. Jawaban inilah yang akan dicari dalam kasus di atas, untuk mengetahui lebih lanjut tentang pelaksanaan akad dalam sistem tebasan hasil pertanian di Desa Tasikharjo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban, maka diperlukan penelitian yang intensif untuk mengetahui hukum-hukumnya menurut pandangan Fiqh Syafi'i. B. Rumusan Masalah Setelah melihat dari latar belakang masalah yang ada, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan akad dalam sistem tebasan hasil pertanian di Desa Tasikharjo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban? 11 DEPAG RI, al-quran Dan Terjemahnya, 149

2. Bagaimanakah pandangan Fiqh Syafi i terhadap pelaksanaan akad dalam sistem tebasan hasil pertanian di Desa Tasikharjo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan akad yang digunakan dalam sistem tebasan hasil pertanian di Desa Tasikharjo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. 2. Untuk mengetahui pandangan Fiqh Syafi i terhadap pelaksanaan akad dalam sistem tebasan hasil pertanian di Desa Tasikharjo Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis a. Memberikan sumbangan akademis kepada Fakultas Syari'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang khususnya penerapan ilmu yang sudah didapat dari bangku perkuliahan. b. Dapat digunakan sebagai pembanding untuk penelitian serupa di masa yang akan datang serta dapat dikembangkan lebih lanjut demi mendapatkan hasil yang sesuai dengan perkembangan zaman. c. Secara teoritis hasil penelitian dapat diharapkan memberikan wawasan tentang perekonomian Islam (mu'amalah) khususnya tentang sistem jual beli secara tebasan.

2. Secara Praktis Secara praktis hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi penjual dan pembeli untuk menentukan kebijakan ataupun keputusan dimasa yang akan datang, dan sebagai bahan atau referensi dalam menyikapi masyarakat tentang muamalah yang tidak sesuai dengan hukum Islam. E. Definisi Operasional 1. Pelaksanaan : proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dsb) 12 2. Akad : janji, perjanjian, kontrak. 13 3. Sistem : Metode, cara yang teratur (untuk melakukan sesuatu), susunan acara. 14 4. Tebasan : Jual-Beli dengan cara tebasan adalah jual-beli yang dilakukan dengan cara membeli semua barang tersebut dengan akad, jadi barang yang dibeli tersebut diambil semua tanpa meninggalkan bekas sedikpun. 15 5. Hasil Pertanian : Semua tanaman yang diperoleh oleh seorang petani, diantaranya yaitu: padi, jagung, semangka, berbagai jenis sayuran, kacang tangah dan sebagainya. 16 6. Perspektif : Pengharapan, peninjauan, tinjauan, pandangan luas. 17 12 M. Dahlan al-barry, Kamus Ilmiah Populer, 582 13 http://artikata.com/arti-318129-akad.html, diakses tanggal 26 September 2012. 14 M. Dahlan al-barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), 712 15 Suparno, Wawancara (Tasikharjo 23 Maret 2012). 16 Suparno, Wawancara (Tasikharjo 23 Maret 2012) 17 M. Dahlan al-barry, Kamus Ilmiah Populer, 592.

7. Fiqh Syafi i : Kajian ilmu yang membahas berbagai persoalan hukum Islam berdasarkan hasil ijtihad para ulama fiqh dalam memahami Al-Qur an dan hadits Rasulullah, dikaitkan dengan realitas yang ada di zaman Syafi i. 18 F. Penelitian Terdahulu Judul penelitian ini Pelaksanaan Akad Dalam Sistem Tebasan Hasil Pertanian Di Desa Tasikharjo Jenu Tuban Perspektif Fiqh Syafi i. Jadi untuk mengetahui lebih jelas bahwa penelitian yang akan dibahas oleh peneliti mempunyai perbedaan secara subtantif dengan peneliti yang sudah melakukan penelitian terdahulu dengan tema Hukum Islam, khususnya pada bab jual-beli. Maka kiranya sangat penting untuk mengkaji hasil penelitian terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan: 1. Penelitian yang dilakukan Anis Wijayanti dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Jual-Beli Air di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Semarang. 19 Skripsi ini membahas tentang akad dan prakteknya pelaksanaan jual beli air minum. Di mana air adalah barang yang dimiliki oleh semua orang tanpa harus membeli, dan yang menjadi permasalahan adalah bagaimana melihat cacat dan kurangnya dari suatu air, dan bagaimana caranya mengukur dan menimbang suatu air, juga dikhawatirkan bercampur dengan barang yang tidak sah diperjual-belikan. 1818 Dewan Redaksi, Suplemen Ensiklopedi Islam (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 2001), 109 19 Anis Wijayanti, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Jual-Beli Air di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Semarang, Skripsi (Semarang: IAIN Walisongo, 2003).

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, dan teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi dan wawancara. Adapun pengecekan keabsahan data menggunakan triangulasi teori dan analisis datanya menggunakan reduksi data, display data dan verifikasi. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa praktek jual-beli air di Perusahaan Daerah Air Minum Kota Semarang menunjukkan bahwa cara jual-belinya atas dasar ridha dan suka sama suka, dimana Perusahaan Daerah Air Minum Kota Semarang sebagai pihak penjual dan konsumen atau pelanggan sebagai pihak pembeli, jadi jual-beli air PDAM Kota Semarang tidak bertentangan dengan Hukum Islam, karena dalam hal Muamalah dasar jual-beli suka sama suka dan saling ridha sangat dianjurkan. 2. Penelitian yang dilakukan Muthia Akmaliyati dengan judul Sistem Jual-Beli Dalam Multilevel Marketing (MLM) CNI Ditinjau Dari Hukum Islam. Permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini adalah sistem jual-beli dalam MLM dan relevansinya dengan hukum jual-beli dalam Islam, apakah jualbelinya sah atau tidak. 20 Adapun data penelitian ini dikumpulkan melaui observasi, Interview. Sedangkan analisis datanya menggunakan analisis data deskriptif analisis dengan teori hermeneutik filosofis, melalui beberapa tahapan yang telah ditentukan, yakni identifikasi, klasifikasi dan selanjutnya diinterpretasikan dengan cara menjelaskan secara deskriptif untuk mencapai sebuah kesimpulan. 20 Muthia Akmaliyati, Sistem Jual-Beli Dalam Multilevel Marketing CNI Ditinjau Dari Hukum Islam, Skripsi (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2000).

Sistem jual-beli di sini pada dasarnya sama dengan jual-beli secara konvensional, ada pihak penjual yaitu perusahaan MLM, dalam hal ini adalah PT. CNI dan distributor independennya sebagai pembeli. Begitu juga sebaliknya, ketika distributor independen menjual kembali produk yang telah dibelinya kepada konsumen, distributor tersebut beralih posisi menjadi penjual dan konsumen menjadi pembeli. Untuk menjadi distributor CNI sangat mudah, syaratnya telah berusia 17 tahun dan membayar uang Rp. 60.000, sebagai gantinya akan mendapatkan sebuah starter kit. Mengenai harga produknya telah ditentukan oleh perusahaan, dan perusahaan juga memberikan jaminan terhadap produk yang dijual oleh distributor berupa jaminan sepuluh hari, jaminan mutu dan jaminan uang kembali. Ada dua keuntungan yang diperoleh distibutor, yaitu keuntungan langsung dari hasil penjualan barang kepada konsumen dan keuntungan yang berbentuk komisi dari perusahaan. Menurut tinjauan hukum Islam, sistem jual-beli dalam MLM CNI tersebut sudah sesuai dengan rukun dan syarat jual-beli dalam Islam, seperti adanya aqid atau penjual dan pembeli (PT. CNI dengan distributor dan distributor dengan konsumen), adanya ma qud alaih baik berupa barang maupun harganya, juga tentang ijab dan qabul. Demikian juga tidak terdapat dalil yang secara tegas membatalkan atau mengharamkan jual-beli tersebut. Oleh karena itu, sistem jual-beli dalam MLM CNI hukumnya adalah sah.

G. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan ini merupakan rangkaian urutan dari beberapa uraian pada suatu sistem pembahasan dalam suatu karangan ilmiah. Dalam kaitannya dengan penelitian ini sistematika dalam pelaporannya adalah meliputi lima bab yang secara keseluruhan terdiri dari: pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta penutupan. BAB I: Pendahuluan, pada bab ini akan dideskripsikan secara umum keseluruhan isi dan maksud dari penelitian ini, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. Hal ini dikarenakan materi atau isi dalam dalam bab ini merupakan pijakan awal dan proses dari penelitian ini, sehingga dari bab ini bisa dilihat kearah mana penelitian ini akan tertuju. BAB II: Kajian Teori, berisi kajian teori yang relevan dengan masalah yang telah diteliti. Dalam kajian teori ini akan dipaparkan tentang Biografi Imam Syafi i, konsep jual-beli tebasan menurut pandangan Fiqh Syafi'i yang meliputi (pengertian jual beli tebasan, landasan hukum jualbeli tebasan, rukun dan syarat jual beli tebasan), Jual-beli yang bersifat gharar dan jual-beli araya ( ariyah). BAB II ini akan diisi oleh kajian teori karena untuk melihat dan menentukan sebuah realitas masalah maka harus dipahamkan terlebih dahulu bagaimana teorinya sehingga setelah diketahui teorinya seperti ini misalnya, maka akan diketahui apakah realitas ini

merupakan sebuah masalah atau tidak. Inilah yang sebenarnya disebut dengan orientasi penelitian yaitu mencocokkan antara teori dan realitas sosial. BAB III: Metode Penelitian, hal-hal yang dibahas dalam bab ini adalah lokasi penelitian, jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan dan pengujian keabsahan data, dan teknik analisis data. BAB IV: Paparan Data dan Pembahasan. Paparan data di sini akan menyajikan tentang deskripsi lokasi penelitian, faktor-faktor penyebab terjadinya jual-beli hasil pertanian dengan sistem tebasan, pelaksanaan akad dalam sistem tebasan hasil pertanian, pandangan Fiqh Syafi i terhadap pelaksanaan akad dalam sistem tebasan hasil pertanian, yang kemudian dilanjutkan dengan pembahasan, yakni proses analisis dari data-data yang telah diperoleh. Bab ini merupakan paparan data karena setelah mengetahui teori tentunya penting untuk mengetahui masalah penelitiannya. Jadi merupakan gambaran realitas masalah dan juga merupakan wadah dari proses analisis yakni lanjutan dari penyajian teori dan masalah penelitian. BAB V: Penutup, pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran yakni merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan-kesimpulan secara menyeluruh dan saran-saran dalam penelitian ini. Jadi bab ini merupakan hasil dari proses pencocokan antara teori dan realitas masalah yang terangkum dalam kesimpulan dan juga bentuk rekomendasi yang terangkum dalam saran.