FREQUENTLY ASKED QUESTION

dokumen-dokumen yang mirip
FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) SURAT EDARAN NOMOR 16/23 /DPM TANGGAL 24 DESEMBER 2014 TENTANG OPERASI PASAR TERBUKA (OPT)

No. 17/37/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/ 12 /PBI/2016 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 11 /PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 16/ 23 /DPM Jakarta, 24 Desember 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 18/30/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No. 17/39/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/5/ PBI/ 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 13/ 13 /DPM Jakarta, 9 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/39/DPM TAHUN 2015 TENTANG KORIDOR SUKU BUNGA (STANDING FACILITIES) Kepada SEMUA BANK UMUM

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/5/PBI/2018 TENTANG OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2012, No Mengingat Indonesia Nomor 12/11/PBI/2010 tentang Operasi Moneter; : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Neg

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 12/ 11 /PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

No. 12/17/DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 14/ 18 /DPM Jakarta, 8 Juni 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 5 /PBI/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1. Cukup jelas. Angka 2 Pasal 5

No. 15/38/DPM Jakarta, 10 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.18/13/DPM Jakarta, 24 Mei Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/20/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/11/PBI/2010 TENTANG OPERASI MONETER

2016, No /17/PBI/2013 tentang Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Ban

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Likuiditas Rupiah. Operasi Moneter, Operasi Moneter Syariah, dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

No. 10 /24/DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Yang dimaksud dalam Surat Edaran ini dengan:

No. 17/48/DPD Jakarta, 7 Desember SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

No. 15/30/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/ 9 /PBI/2002 TENTANG OPERASI PASAR TERBUKA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.6/4/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

No. 17/46/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 15/31/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 10 /2/DPM Jakarta, 31 Januari SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG

No.18/12/DPM Jakarta, 24 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 17/40/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/ 10 /PBI/2002 TENTANG SERTIFIKAT BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/12/ PBI/ 2014 TENTANG OPERASI MONETER SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/ PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 17/41 /DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH,UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 16/ 2 /DPM Jakarta, 28 Januari 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Transaksi Swap Lindung Nilai Kepada Bank Indonesia.

No. 17/42/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/17/PBI/2015 TENTANG SURAT BERHARGA BANK INDONESIA DALAM VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 17/45/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

SURAT EDARAN. No.7/ 1 /DPM Jakarta, 3 Januari Kepada BANK UMUM DAN PIALANG

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

No.10/ 37 /DPM Jakarta, 13 November 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

No. 17/43/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 10/16/DPM Jakarta, 31 Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

No. 6/17/DPM Jakarta, 6 April 2004 NoAAve SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

LAMPIRAN III SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 1014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/11/PBI/2016 TENTANG PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 10/28/DPM Jakarta, 1 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS) PBI NO. 10/2/PBI/2008 TANGGAL 4 FEBRUARI 2008 TENTANG BANK INDONESIA SRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/30/PBI/2005 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NO. 4/9/PBI/2002 TENTANG OPERASI PASAR TERBUKA

No. 14/ 32 /DPM Jakarta, 7 November 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 17/ 8 /DPM Jakarta, 20 Mei 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

CONTOH PERHITUNGAN SETELMEN TRANSAKSI LENDING FACILITY

No II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 3 Angka 2 Pasal 5 Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan penerbitan SBI adalah penjualan S

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/7/PADG/2018 TENTANG KEPESERTAAN OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/7/PBI/2016 TENTANG TRANSAKSI BANK KEPADA BANK INDONESIA DALAM RANGKA BILATERAL CURRENCY SWAP ARRANGEMENT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/2/PBI/2008 TENTANG BANK INDONESIA - SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/ 2 /PBI/2017 TENTANG TRANSAKSI SERTIFIKAT DEPOSITO DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI KETENTUAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. BANK UMUM. SBI Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4835)

No. 18/31/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada

No. 10/17/DPM Jakarta, 31 Maret Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 36 / PBI / 2005 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 10/ 11 /PBI/2008 TENTANG SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LAMPIRAN I SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 2014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/33/PBI/2004 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/9/PBI/2002 TENTANG OPERASI PASAR TERBUKA

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Transkripsi:

FREQUENTLY ASKED QUESTION STIONS Surat Edaran No. 17/37 37/D /DPM tanggal 16 November 2015 perihal Operasi Pasar Terbuka 1. Q : Apa latar belakang penerbitan Surat Edaran ini? A : Penerbitan Surat Edaran dilatarbelakangi oleh upaya penguatan infrastruktur transaksi Operasi Moneter, yaitu mencakup Sistem Bank Indonesia-Electronic Trading Platform (Sistem BI-ETP). 2. Q: Apakah pokok-pokok ketentuan yang diatur dalam Surat Edaran ini? A : SE ini mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan OPT yang meliputi penerbitan SBI, penerbitan SDBI, transaksi Repo, transaksi Reverse Repo, transaksi pembelian dan penjualan SBN secara outright di pasar sekunder, transaksi valas terhadap SBN, transaksi Term Deposit Rupiah, transaksi Term Deposit valas, transaksi Swap dengan metode lelang, dan transaksi Forward dengan metode lelang. 3. Q : Siapa saja yang dapat mengikuti kegiatan OPT? A : Peserta OPT adalah Bank yang memenuhi persyaratan sebagai peserta Operasi Moneter sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kriteria dan persyaratan Surat Berharga, Peserta dan Lembaga Perantara dalam Operasi Moneter. 4. Q : Dalam hal apa SBI diterbitkan dan apa A : SBI diterbitkan secara lelang dalam rangka absorpsi likuiditas Rupiah di pasar uang. Lelang SBI dilakukan pada hari kerja yang ditetapkan Bank Indonesia dengan window time lelang yang dibuka antara pukul 08.00 16.00 WIB. SBI memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut: a. satuan unit sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah); b. berjangka waktu paling singkat 1 bulan dan paling lama 12 bulan; c. diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto; d. diterbitkan tanpa warkat (scripless) dan ditatausahakan di BI-SSSS; e. nilai tunai SBI dihitung berdasarkan diskonto murni (true discount); f. dapat dipindahtangankan (negotiable); g. dapat ditransaksikan dengan cara outright, pinjam meminjam, hibah, repurchase agreement (repo), atau dijadikan agunan; dan B a n k I n d o n e s i a Halaman 1

h. dapat dijadikan agunan dengan ketentuan bahwa SBI yang masih dalam status agunan tidak dapat diperdagangkan. Terkait dengan perdagangan SBI, pemilik SBI dilarang melakukan transaksi atas SBI yang dimilikinya dengan pihak lain (minimum holding period), selama 1 (satu) minggu atau 7 (tujuh) hari sejak setelmen pembelian SBI terkecuali untuk transaksi SBI oleh Peserta Operasi Moneter dengan Bank Indonesia. Transaksi tersebut mencakup antara lain transaksi repo, outright, hibah dan pengagunan. Bank Indonesia melakukan monitoring, pengawasan tidak langsung, dan/atau pengawasan langsung atas pelaksanaan ketentuan terkait minimum holding period SBI oleh Peserta OPT dan Sub-Registry. 5. Q : Dalam hal apa transaksi SDBI dilakukan dan apa A : SDBI diterbitkan secara lelang dalam rangka absorpsi likuiditas Rupiah di pasar uang. SDBI memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut: a. satuan unit sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah); b. berjangka waktu paling singkat 1 bulan dan paling lama 12 bulan; c. diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto; d. diterbitkan tanpa warkat (scripless) dan ditatausahakan di BI-SSSS; e. nilai tunai SDBI dihitung berdasarkan diskonto murni (true discount); f. hanya dapat dimiliki oleh Bank; g. dapat dipindahtangankan (negotiable) antar Bank; h. dapat ditransaksikan antar Bank dengan cara outright, pinjam meminjam, hibah, repurchase agreement (repo), atau dijadikan agunan; dan i. dapat dijadikan agunan dengan ketentuan bahwa SDBI yang masih dalam status agunan tidak dapat diperdagangkan. Bank Indonesia melakukan monitoring, pengawasan tidak langsung, dan/atau pengawasan langsung terkait larangan memindahtangankan atau mentransaksikan SDBI yang dimiliki dengan pihak selain Bank. 6. Q : Dalam hal apa transaksi Repo dilakukan dan apa A : Transaksi Repo dilakukan dalam rangka injeksi likuiditas Rupiah di pasar uang. Repo memiliki karakteristik sebagai berikut : a. dilakukan secara lelang dengan prinsip sell and buyback; b. berjangka waktu paling singkat 1 hari dan paling lama 12 bulan; B a n k I n d o n e s i a Halaman 2

c. Bunga Repo dihitung berdasarkan metode bunga dibayar di belakang (simple interest); dan d. Hak penerimaan kupon atas Surat Berharga yang direpokan selama periode transaksi repo tetap merupakan milik Peserta OPT. Repo dapat dilakukan dengan menggunakan underlying Surat Berharga dalam Rupiah atau Surat Berharga dalam valuta asing. Pengaturan lebih lanjut terkait Surat Berharga dimaksud diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kriteria dan persyaratan Surat Berharga, Peserta dan Lembaga Perantara dalam Operasi Moneter. 7. Q : Dalam hal apa transaksi Reverse Repo dilakukan dan apa A : Transaksi Reverse Repo dilakukan dalam rangka absorpsi likuiditas rupiah di pasar uang. Reverse Repo memiliki karakteristik sebagai berikut : a. dilakukan secara lelang dengan prinsip sell and buyback; b. berjangka waktu paling singkat 1 hari dan paling lama 12 bulan; c. bunga Reverse Repo dihitung berdasarkan metode bunga dibayar di belakang (simple interest); dan d. hak penerimaan kupon atas Surat Berharga yang di-reverse Repo-kan selama periode transaksi Reverse Repo tetap merupakan milik Bank Indonesia. 8. Q : Dalam hal apa pembelian dan penjualan SBN oleh Bank Indonesia secara outright di pasar sekunder dilakukan dan apa A : Transaksi pembelian dan penjualan SBN dilakukan dalam rangka injeksi/absorpsi likuiditas rupiah di pasar uang serta dalam rangka menjaga ketersediaan SBN yang diperlukan sebagai instrumen Operasi Moneter dalam pencapaian sasaran operasional kebijakan moneter Bank Indonesia. Bank Indonesia melakukan transaksi pembelian dan penjualan SBN secara outright dengan mekanisme lelang atau non lelang. 9. Q : Dalam hal apa transaksi valas terhadap SBN dilakukan dan apa A : Transaksi valas terhadap SBN dilakukan dalam rangka mendukung pengelolaan likuiditas dalam mencapai sasaran operasional kebijakan moneter dengan cara: a. transaksi pembelian SBN secara outright oleh Bank Indonesia; dan b. transaksi penjualan valuta asing terhadap Rupiah oleh Bank Indonesia, yang B a n k I n d o n e s i a Halaman 3

dilakukan pada saat yang bersamaan. 10. Q : Dalam hal apa transaksi Term Deposit Rupiah dilakukan dan apa A : Transaksi Term Deposit Rupiah dilakukan dalam rangka absorpsi likuiditas Rupiah di pasar uang. Transaksi Term Deposit Rupiah memiliki karakteristik sebagai berikut : b. dilakukan tanpa disertai dengan penerbitan Surat Berharga; c. berjangka waktu paling singkat 1 hari dan paling lama 12 bulan; dan d. dapat dicairkan sebelum tanggal jatuh waktu (early redemption) apabila Peserta OPT sudah tidak memiliki SBI dan/atau Surat Berharga Negara. 11. Q : Dalam hal apa transaksi Term Deposit valas dilakukan dan apa A : Transaksi Term Deposit valas dilakukan dalam rangka mendukung pengelolaan likuiditas dalam mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Lelang Term Deposit Valas dilakukan pada hari kerja yang ditetapkan Bank Indonesia. Transaksi Term Deposit valas memiliki karakteristik sebagai berikut : b. jenis valuta asing adalah Dolar Amerika Serikat; c. dilakukan tanpa disertai dengan penerbitan Surat Berharga; d. berjangka waktu paling singkat 1 (satu) hari dan paling lama 12 (dua belas) bulan; dan e. dapat dicairkan sebelum tanggal jatuh waktu (early redemption) baik keseluruhan atau sebagian. 12. Q : Dalam hal apa transaksi Swap dengan metode lelang dilakukan dan apa A : Transaksi Swap dengan metode lelang dilakukan dalam rangka mendukung pengelolaan likuiditas dalam mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Transaksi Swap memiliki karakteristik sebagai berikut : b. jenis valuta asing adalah Dolar Amerika Serikat; c. berjangka waktu paling singkat 1 hari dan paling lama 1 tahun; d. Kurs spot Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah yang digunakan dalam Transaksi Swap adalah kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR); dan e. Peserta OPT yang dapat mengikuti Transaksi Swap adalah Bank devisa. B a n k I n d o n e s i a Halaman 4

13. Q : Dalam hal apa transaksi Forward dengan metode lelang dilakukan dan apa A : Transaksi Forward dengan metode lelang dilakukan dalam rangka mendukung pengelolaan likuiditas dalam mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Transaksi Swap memiliki karakteristik sebagai berikut : b. jenis valuta asing adalah Dolar Amerika Serikat; c. waktu penyerahan dana (tenor) dilakukan lebih dari 2 hari kerja dan paling lama 12 bulan; d. kurs spot Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah yang digunakan dalam Transaksi Swap adalah kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR); dan e. Peserta OPT yang dapat mengikuti Transaksi Swap adalah Bank devisa. 14. Q : Terhadap apakah sanksi dikenakan dan apa bentuknya? A : Sanksi dikenakan dalam hal : a. Peserta OPT tidak dapat memenuhi kewajiban setelmen transaksi OPT dalam Rupiah. Sanksi diberikan dalam bentuk: 2) kewajiban membayar sebesar 0,01% dari nilai nominal transaksi OPT yang dinyatakan batal, paling sedikit sebesar Rp10 Juta dan paling banyak sebesar Rp100 Juta; 3) sanksi penghentian sementara untuk mengikuti kegiatan Operasi b. Peserta OPT tidak dapat memenuhi kewajiban setelmen transaksi OPT dalam valuta asing. Sanksi diberikan dalam bentuk: 2) kewajiban membayar yang dihitung atas dasar: a) suku bunga Fed Fund yang berlaku pada tanggal penyelesaian transaksi ditambah 200 bps dikalikan nominal transaksi dikalikan 1/360 untuk penyelesaian kewajiban pembayaran dalam valuta Dolar Amerika Serikat; b) suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral atau otoritas moneter di negara valuta yang bersangkutan (official rate) yang B a n k I n d o n e s i a Halaman 5

berlaku pada tanggal penyelesaian transaksi ditambah 200 bps dikalikan nominal transaksi dikalikan 1/360 untuk penyelesaian kewajiban pembayaran dalam valuta asing non Dolar Amerika Serikat; atau c) BI-Rate yang berlaku ditambah 200 bps dikalikan nominal transaksi dikalikan 1/360 untuk penyelesaian kewajiban pembayaran dalam Rupiah; 3) sanksi penghentian sementara untuk mengikuti kegiatan Operasi c. Peserta OPT tidak dapat memenuhi kewajiban setelmen yang menyebabkan batalnya transaksi Term Deposit valas. Sanksi diberikan dalam bentuk: 2) kewajiban membayar yang dihitung atas dasar suku bunga Fed Fund yang berlaku pada tanggal penyelesaian transaksi ditambah 200 bps dikalikan nominal transaksi dikalikan 1/360; 3) sanksi penghentian sementara untuk mengikuti kegiatan Operasi d. Peserta OPT tidak dapat memenuhi kewajiban pada tanggal setelmen second leg transaksi Swap. Sanksi diberikan dalam bentuk: teguran tertulis dengan tembusan kepada Otoritas Jasa Keuangan; 1) kewajiban membayar yang dihitung atas BI Rate yang berlaku ditambah 200 bps dikalikan nominal transaksi dikalikan 1/360. 2) sanksi penghentian sementara untuk mengikuti kegiatan Operasi e. Peserta OPT tidak dapat memenuhi kewajiban pada tanggal setelmen second leg transaksi Forward. Sanksi diberikan dalam bentuk: 2) kewajiban membayar yang dihitung atas BI Rate yang berlaku ditambah 200 bps dikalikan nominal transaksi dikalikan 1/360. B a n k I n d o n e s i a Halaman 6

3) sanksi penghentian sementara untuk mengikuti kegiatan Operasi f. Bank dan/atau Sub-Registry tidak memenuhi ketentuan kewajiban Minimum Holding Period SBI. Sanksi diberikan dalam bentuk: 1) teguran tertulis dengan tembusan kepada Otoritas Jasa Keuangan. 2) kewajiban membayar sebesar 0,01% dari nilai nominal transaksi SBI yang tidak memenuhi ketentuan dimaksud, paling sedikit sebesar Rp10 Juta dan paling banyak sebesar Rp100 Juta per hari. g. Bank dan/atau Sub-Registry melanggar ketentuan terkait larangan memindahtangankan atau mentransaksikan SDBI dengan pihak selain Bank. Sanksi diberikan dalam bentuk: 1) teguran tertulis dengan tembusan kepada Otoritas Jasa Keuangan. 2) kewajiban membayar sebesar 0,01% dari nilai nominal transaksi SDBI yang tidak memenuhi ketentuan dimaksud, paling sedikit sebesar Rp10 Juta dan paling banyak sebesar Rp100 Juta per hari. B a n k I n d o n e s i a Halaman 7