METODE PENELITIAN. alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif karena desain ini merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan

III. METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SEKOLAH DASAR. Oleh

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Sibarani, (2004:62)

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

PEMAKAIAN BAHASA JAWA OLEH SANTRI PONDOK PESANTREN HADZIQIYYAH KABUPATEN JEPARA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pendidikan tidak dapat diragukan lagi. akan pola-pola penggunaan bahasa dalam interaksi belajar mengajar.

Campur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GELAR WICARA HITAM PUTIH DAN IMPLIKASINYA. Oleh

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE SERTA PENGGUNAANNYA DALAM RANAH SOSIOLINGUISTIK

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode deskriptif. Data yang dianalisis dan hasil analisisnya berupa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. merupakan cara untuk mendapatkan apa yang menjadi tujuan semula suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BENTUK-BENTUK CAMPUR KODE DI KALANGAN REMAJA MASJID DESA BILUANGO ARTIKEL OLEH ETON AYUBA NIM

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

III. METODE PENELITIAN. Penulis menggunakan metode kualitatif-deskriptif di dalam penelitian ini, di

CAMPUR KODE BAHASA INGGRIS DALAM PERCAKAPAN DI FACEBOOK

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Peneliti mengadakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GELAR WICARA REPUBLIK SENTILAN SENTILUN. Oleh

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen

ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 MANTINGAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari

ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 MANTINGAN. Naskah Publikasi Ilmiah

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Disusun oleh: ISTI JABAHTUL MAULIA

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) November Alih Kode dan Campur Kode dalam Film Toba Dreams dan Implikasinya

KAJIAN DIALEK DALAM CAMPUR KODE TUTURAN MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk

PADA SISWA TK RA KARTINI TEMANGGUNG SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Wahyu Sriastuti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

ANALISIS ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA MASYARAKAT DESA PULAU BATANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang erat sehingga keberadaan bahasa tidak dapat dilepaskan dari

I. PENDAHULUAN. Bahasa sebagai perantara dan alat komunikasi masyarakat membuat pemakainya merasa terikat

CAMPUR KODE SIARAN RADIO MOST FM PENYIAR ARI DI KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai hal yang biasa, seperti bernafas atau berjalan. (Bloomfield,

CAMPUR KODE DALAM PERISTIWA KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH SMA NEGERI 1 KABANGKA. Herawati A1D

ALIH KODE DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR KELAS VII MTS AL-KAUTSAR SRONO BANYUWANGI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN BAHASA KATA TIDAK BAKU DAN CAMPUR KODE DALAM NASKAH DRAMA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Naskah Publikasi Ilmiah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan bahasa lisan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. (SMA) Muhammadiyah 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. Brigjen Slamet

ALIH KODE DALAM INTERAKSI PEDAGANG DAN PEMBELI DI KAWASAN KAKI LIMA MALIOBORO YOGYAKARTA SKRIPSI

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PROSES PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS X SMA ANGKASA ADISUTJIPTO YOGYAKARTA SKRIPSI

Campur Kode Bahasa Indonesia dalam Percakapan Berbahasa Jawa pada Grup Kawruh Jawa di Facebook

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehari-hari, tetapi juga digunakan untuk pembuatan lagu-lagu yang

Artikel Publikasi Ilmiah KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif melukiskan secara sistematis

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari beragam etnis yang

CAMPUR KODE DALAM BAHASA ANAK TK DHARMA WANITA VIII KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR. NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

CAMPUR KODE BAHASA DAERAH DAN BAHASA ASING KE DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA DALAM PARODI INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) NI LUH GEDE SUMARIANI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAHASA LISAN DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I SEKINCAU

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PERCAKAPAN DI STATUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain.

III. METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode deskriptif digunakan bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. haruslah digunakan ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Tetapi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

Konsep Dasar Sosiolinguistik

JURNAL CAMPUR KODE PADA STATUS FACEBOOK SISWA SMA DI KEDIRI TAHUN 2014

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB 4 PENGUJIAN. Universitas Indonesia. Penyusunan skema..., Alvin Taufik, FIB UI., 2009.

Transkripsi:

71 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini mengunakan desain deskriptif kualitatif karena mendeskripsikan alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah khususnya di Sekolah Menengah Atas. Analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif karena dilakukan secara bersamaan dengan proses pengumpulan data. Kemudian, penelitian bersifat lentur dan terbuka sehingga penelitian dapat saja menyusun perencanaan pemandu sebelum perencanaan yang sebenarnya dengan tetap menyediakan keterbukaan akan perubahan dan penyesuaian. Selain itu, penelitian ini menekankan kepada kepercayaan terhadap apa adanya yang dilihat dan didengar sehingga bersifat netral. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendiskripsikan bentuk Alih Kode dan Campur Kode di Lingkungan SMA Negeri 1 Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (Suatu Kajian Sosiolinguistik). 3.2 Data dan Sumber Data Sumber data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tuturan guru dan murid. Adapun data dalam penelitian ini berupa peristiwa Alih Kode dan Campur

72 Kode yang terjadi di Lingkungan SMA Negeri 1 Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah teknik observasi, dokumentasi/catatan lapangan, dan wawancara. 1. Observasi Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengamatan/observasi nonpartisipan. Pada penelitian ini, partisipasi yang peneliti lakukan adalah partisipasi pasif. Partisipasi pasif yang peneliti lakukan hanya satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan. Jadi, partisipasi pasif peneliti berfungsi sebagai anggota atau bagian dari lingkungan sekolah tersebut, namun tidak melebur dalam arti yang sesungguhnya. Metode observasi pada penelitian ini menggunakan dua teknik lanjutan, yaitu teknik simak libat cakap dan teknik simak bebas libat cakap. Dalam teknik simak libat cakap, peneliti berpartisipasi dalam menyimak dan terlibat dalam pembicaraan tersebut. Sedangkan pada teknik bebas libat cakap, peneliti tidak terlibat atau tidak ikut serta dalam suatu peristiwa tutur, namun hanya mendengarkan tuturan dari sebuah peristiwa tutur. Dalam penerapan metode observasi ini, peneliti melakukan teknik dasar sadap, yakni teknik memperoleh data dengan menyadap atau merekam penggunaan

73 bahasa dalam peristiwa tutur yang alami. Di dalam teknik simak libat cakap, peneliti ikut berpartisipasi dalam peristiwa tutur dan merekam tuturan tersebut dalam sebuah alat perekam yang disembunyikan sehingga anggota tutur yang lain tidak mengetahui bahwa tuturannya sedang direkam. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tuturan yang alami dan tidak dibuat-buat. Hasil rekaman tersebut disimpan dalam format MP3. Di dalam teknik simak bebas libat cakap, peneliti tidak ikut berpartisipasi dalam peristiwa tutur, namun hanya mendengarkan dan merekan tuturan dalam peristiwa tutur tersebut. Karena peneliti tidak ikut serta dalam peristiwa tutur tersebut, peneliti mengusahakan agar lokasi peneliti berada sedekat mungkin dengan penutur yang tuturannya direkam dengan tujuan untuk mendapatkan hasil rekaman yang cukup baik. Penerapan teknik rekam dimaksudkan untuk mengawetkan peristiwa tutur yang diamati sehingga sewaktuwaktu jika diperlukan untuk proses analisis data dapat diputar kembali. Dengan demikian, peneliti dapat mengkaji ulang peristiwa tutur yang diamati melalui teknik simak. Dengan teknik ini, peneliti ingin mengetahui bentuk dan penyebab alih kode dan campur kode di Lingkungan SMA Negeri 1 Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. 2. Dokumentasi Dokumentasi data merupakan alat bantu yang sangat penting digunakan oleh peneliti dalam situasi pengamatan nonpartisipan. Dokumentasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah catatan lapangan hasil dari rekaman. Catatan lapangan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini berupa catatan deskriptif yang berisi semua peristiwa dan pengalaman yang didengar dan yang direkam

74 kemudian dicatat selengkap dan seobjektif mungkin. Dokumentasi peneliti gunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui bentuk alih kode dan campur kode di Lingkungan SMA Negeri 1 Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (Suatu kajian sosiolinguistik) 3. Wawancara Wawancara merupakan suatu cara yang peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi dan responden dengan melakukan tanya jawab sepihak. Artinya, dalam kegiatan wawancara tersebut, pertanyaan hanya berasal dari pihak pewawancara, sedangkan responden yang menjawab pertanyaan. Di sini peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru dan murid di lingkungan SMA N 1 Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur yang bertindak sebagai responden tentang peristiwa terjadinya alih kode dan campur kode. Hasil wawancara berupa komentar guru dan murid mengenai penyebab alih kode dan campur kode yang peneliti lakukan dengan maksud untuk mempertegas pernyataan peneliti mengenai penyebab alih kode dan campur kode di Lingkungan SMA Negeri 1 Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Pengumpulan data dari lapangan yang peneliti lakukan dengan menggunakan teknik observasi nonpartisipan. Teknik ini dilakukan dengan cara mengunjungi lingkungan sekolah tempat terjadinya alih kode dan campur kode. Peneliti mengamati kegiatan guru dan murid dalam bertutur di lingkungan sekolah tempat terjadinya alih kode dan campur kode. Peneliti membuat rekaman dan mencatat

75 pada catatan lapangan hal-hal yang dianggap penting dalam penelitian, serta berwawancara dengan guru dan murid sebagai alat untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi alih kode dan campur kode di lingkungan sekolah. Kegiatan ini dilakukan di lingkungan SMA Negeri 1 Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur. Peneliti memilih fakta yang relevan dengan fokus penelitian dan pantas untuk diamati, dari data yang dikumpulkan melalui catatan lapangan dan hasil rekaman itulah yang dijadikan data dalam penelitian ini. 3.4 Teknik Analisis Data Data yang dianalisis adalah alih kode dan campur kode di lingkungan alih kode dan campur kode di Lingkungan SMA Negeri 1 Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (Suatu kajian sosiolinguistik). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. mencatat seluruh data hasil rekaman alih kode dan campur kode; 2. membaca seluruh data hasil catatan lapangan alih kode dan campur kode; 3. mentranskripsikan alih kode dan campur kode yang diperoleh dari rekaman dan catatan lapangan; 4. membaca data hasil wawancara guru dan murid tentang alih kode dan campur kode; 5. mendeskripsikan data hasil wawancara guru dan murid tentang alih kode dan campur kode; 6. menganalisis data hasil rekaman dan catatan lapangan alih kode dan campur kode;

76 7. membuat simpulan data sesuai dengan hasil penelitian. Sebagai gambaran kajian alih kode dan campur kode tersebut, berikut disajikan indikatornya sebagai acuan peneliti dalam pembahasan.

77 Tabel 3.1 Indikator Alih Kode dan Campur Kode No. Indikator Sub Indikator Deskriptor 1. Alih Kode Alih Kode Intern Alih Kode Ekstern Terjadi antar ragam bahasa, seperti bahasa Indonesia ragam baku ke bahasa Indonesia ragam tidak baku, atau sebaliknya. Terjadi antar bahasa, seperti dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, atau sebaliknya. Campur Kode Kata berupa penyisipan kata (satuan bahasa yang dapat bediri sendiri, terjadi dari morfem tunggal atau gabungan morfem). 2. Campur Kode Campur Kode Frasa berupa penyisipan frasa (satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif, gabungan itu dapat rapat dapat renggang). Campur Kode Baster berupa penyisipan baster (gabungan pembentukan asli dan asing).

78 No. Indikator Sub Indikator Deskriptor Campur Kode Klausa berupa penyisipan klausa (satuan gramatikal berupa gabungan kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat). Campur Kode Pengulangan Kata berupa penyisipan perulangan kata (proses pembentukan kata dengan mengulang keseluruhan atau sebagian bentuk dasar). Campur Kode Ungkapan/Idiom berupa penyisipan ungkapan/idiom (kontruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya).

79 Tabel 3.2 Indikator Penyebab Alih Kode dan Campur Kode No. Indikator Penyebab Deskriptor Faktor peralihan bahasa datang dari penutur. Kemampuan dan latar belakang penutur dalam berbahasa. Seorang pembicara atau penutur Pembicara seringkali melakukan alih kode untuk atau penutur memperoleh keuntungan atau manfaat dari tindakannya tersebut. Penutur ingin mengimbangi kemampuan berbahasa lawan tutur tersebut. Biasanya hal ini terjadi karena kemampuan berbahasa mitra tutur kurang atau karena memang mungkin 1. Alih Kode Pendengar atau lawan tutur bukan bahasa pertamanya. Jika lawan tutur itu berlatar belakang bahasa yang sama dengan penutur, maka alih kode yang terjadi berupa peralihan varian (baik regional maupun sosial), ragam, gaya, atau register. Alih kode ini juga dapat dipengarui oleh sikap atau tingkah laku lawan tutur. Perubahan situasi karena hadirnya orang ketiga Kehadiran orang ketiga atau orang lain yang memiliki latar belakang bahasa berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penutur dan mitra tutur. Perubahan Perubahan situasi bicara dapat menyebabkan situasi dari terjadinya alih kode. Alih kode yang terjadi formal ke bisa dari ragam formal ke informal misalnya informal atau dari ragam bahasa Indonesia formal menjadi sebaliknya ragam bahasa santai, atau sebaliknya.

80 No. Indikator Penyebab Deskriptor Berubahnya topik pembicaraan antara penutur Berubahnya dan mitra tutur namun masih dalam satu topik peristiwa tindak tutur. pembicaraan 2. Campur Kode Latar belakang sikap penutur Kebahasaan Latar belakang penutur ini berhubungan dengan karakteristik penutur, seperti latar sosial, tingkat pendidikan, atau rasa keagamaan. Misalnya, penutur yang memiliki latar belakang sosial yang sama dengan mitra tuturnya dapat melakukan campur kode ketika berkomunikasi. Hal ini dapat dilakukan agar suasana pembicaraan menjadi akrab. Latar belakang kebahasaan atau kemampuan berbahasa juga menjadi penyebab seseorang melakukan campur kode, baik penutur maupun orang yang menjadi pendengar atau mitra tuturnya. Selain itu, keinginan untuk menjelaskan maksud atau menafsirkan sesuatu juga dapat menjadi salah satu faktor yang ikut melatarbelakangi penutur melakukan campur kode.

81 Instrument Penelitian Pedoman Wawancara untuk Guru dan Siswa Nama Guru/Siswa :... Nama Sekolah :... Hari/ Tanggal Wawancara :... Tempat :... 1. Apa latar belakang suku Anda? 2. Bahasa apa yang Anda gunakan dalam berkomunikasi di rumah? 3. Mengapa Anda menggunakan bahasa tersebut di rumah? 4. Bahasa apa yang Anda gunakan dalam berkomunikasi di sekolah? 5. Mengapa Anda menggunakan bahasa tersebut di sekolah?