II. TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan paku merupakan salah satu tumbuhan tertua yang masih sering kita

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. tanaman obat tradisional. Sellaginella adalah tumbuhan yang mengandung

PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN BAHAN BIOAKTIF Selaginella plana dan S. willdenovii PADA BEBERAPA MEDIA TANAM DWI SUCI SETIYANINGSIH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tjitrosoepomo (1994), klasifikasi Selaginella willdenowii adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada area bekas tambang batu bara Kecamatan Lahei Barat Barito Utara. tempat pengambilan sampel penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi dan Distribusi Selaginella

PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH. Oleh: Desti Indriyanti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai tumbuhan, terdapat

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

ISOLASI, KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN PACAR CINA (Aglaia odorata) SKRIPSI SARJANA KIMIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Bidang perikanan memegang peranan penting dalam penyediaan protein

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

BIOAKTIVITAS EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI N-HEKSANA DAUN SUNGKAI (PERONEMA CANESCENS JACK) TERHADAP LARVA UDANG (ARTEMIA SALINA LEACH)

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Bryophyta (Giulietti et al., 2005). Sedangkan di Indonesia sekitar

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Octinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Osteochilus vittatus ( Valenciennes, 1842)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan bermacam jenis spesies

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB I PENDAHULUAN. lebih elektron tidak berpasangan sehingga, sangat reaktif. Radikal bebas dapat

BAB I PENDAHULUAN. ikan budidaya pada air tawar adalah penyakit Motil Aeromonas Septicemia (MAS)

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlebihan (Rohmawati, 2008). Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indra

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

pengolahan, kecuali pengeringan. Standarisasi simplisia dibutuhkan karena kandungan kimia tanaman obat sangat bervariasi tergantung banyak faktor

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya. obatan hingga perananya sebagai keseimbangan ekosistem.

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi ikan koi (Cyprinus carpio) Ikan koi mulai dikembangkan di Jepang sejak tahun1820, tepatnya di kota

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumberdaya flora. Para ahli

I. PENDAHULUAN. lebih dari setengah penduduk menggantungkan hidupnya pada beras yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan

TINJAUAN PUSTAKA. : Actinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Barbichthys laevis (Froese and Pauly, 2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT menciptakan langit, bumi beserta semua isinya adalah

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paku di dunia (Jones dan Luchsinger, 1987; Sastrapradja, 1980 dalam Susilawati,

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan salah satu komoditi ekspor.

berdasarkan kriteria Gleason dengan LD mg kg BB -1 dan tidak ditemukan gejala klinis ketoksikan yang nyata pada mencit sebagai hewan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan (Dorly,

I. PENDAHULUAN. memikat perhatian banyak mata. Pemuliaan anggrek dari tahun ke tahun,

semua masalah kesehatan dapat diatasi oleh pelayanan pengobatan modern (BPOM, 2005). Tumbuhan obat Indonesia atau yang saat ini lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

cm atau lebih dari pusat batang tanaman (Suprapti, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi

HASIL. Kadar Air Daun Anggrek Merpati

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Suren ( Toona sureni Merr.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebanyakan orang sudah mengenal tanaman jarak karena tanaman ini

I. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

Transkripsi:

4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuhan Paku Tumbuhan paku merupakan salah satu tumbuhan tertua yang masih sering kita jumpai di daratan. Memiliki kormus merupakan ciri yang khas dari tumbuhan ini. Arti dari tumbuhan berkormus adalah tumbuhan tersebut memiliki akar, batang, dan daun yang sudah memiliki pembuluh pengangkut berupa xylem dan floem. Di Indonesia tumbuhan paku merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki banyak jenis. Sekitar 10.000 jenis tumbuhan paku yang ada di muka bumi ini dan 1.300 jenisnya berada di sebagian besar kepulauan Indonesia dan Malaysia (Sastrapraja,1985). Menurut Loveless (1989), tumbuhan paku menyukai tempat yang lembab, dapat hidup di tanah, atau menumpang pada pohon-pohon untuk pertumbuhannnya. Kekhasan dari tanaman paku ini berada pada daunnya yang sangat menarik sehingga dapat memudahkan untuk membedakannya dari jenis tumbuhan lain. Daun yang masih muda biasanya bergelung yang sering dikenal dengan istilah vernasi, sedangkan daun yang sudah dewasa akan membuka.

5 B. Tumbuhan Selaginella willdenowii 1. Klasifikasi Selaginella Menurut Tjitrosoepomo (1994), klasifikasi dari Selaginella willdenowii adalah sebagai berikut: Gambar 1. Selaginella willdenowii Regnum Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies :Plantae :Pteridophyta :Lycopodinae :Selaginellales :Selaginellaceae :Selaginella :Selaginella willdenowii

6 2. Biologi Selaginella Selaginella tergolong jenis tumbuhan paku (Pteridophyta) yang sering dikenal dalam masyarakat dengan sebutan paku rane, yang berkembangbiak secara seksual dengan menggunakan spora (Czeladzinski, 2003). Ciri khas dari tanaman Selaginella yaitu berupa tanaman herba yang tumbuh tegak dengan percabangan khas dan Selaginella tumbuh dengan merayap. Rane merupakan nama Indonesia dari tanaman Selaginella. Selaginella memiliki daun yang tersusun dibagian kiri-kanan batang maupun cabangnya sehingga Selaginella disebut sebagai tanaman paku rane. Disamping itu Selaginella juga bersisik-sisik (de Winter & Amaoroso, 2003). Selaginella willdenowii merupakan tanaman semak yang memiliki tinggi 1-2 meter. Selaginella willdenowii memiliki ciri-ciri yaitu: merupakan tanaman yang memanjat, memiliki batang utama yang tegak dengan batang berbentuk segi empat, warna dari batang coklat kemerahan, membentuk sudut 45 0 dari cabang utamanya, Selaginella willdenowii juga memiliki daun yang licin (Czeladzinski, 2003). Sebagian besar jenis-jenis tanaman Selaginella memiliki kesamaan antara satu dengan yang lain. Perbedaan yang nyata antara jenis-jenis tanaman Selaginella yaitu terdapat pada pigmentasi dan bentuk morfologinya. Pigmentasi dan morfologi dari tanaman Selaginella merupakan karakter utama dalam taksonomi Selaginella (Czeladzinski, 2003). Menurut Jermy (1990) bahwa Selaginella memiliki karakter khas karena memiliki percabangan yang menggarpu. Spesies Selaginella juga sebagian besar memiliki

7 daun-daun kecil yang menyerupai sisik. Pertumbuhan Selaginella dapat terjadi dari berbagai tipe tanah maupun iklim. Sifat heterospor menyebabkan Selaginella memiliki keanekaragaman yang tinggi dalam kehidupannya di hutan hujan tropis dan hal ini juga yang menyebabkan banyak kemungkinan terjadi persilangan antar spesies Selaginella. 3. Penyebaran Selaginella Selaginella yang ditemukan di Asia Tenggara tumbuh pada tanah yang kaya zat organik, tempat yang lembab, dan drainasi baik ditempat yang ternaungi atau setengah ternaungi. Selaginella juga sering dijumpai di tepi jalan, di dekat sungai, tebing-tebing pegunungan, maupun hutan (de Winter & Amaroso, 2003). Camus (1997) menyatakan bahwa Indonesia memiliki sejumlah spesies Selaginella. Spesies Selaginella dapat dijumpai pada pulau-pulau besar maupun pulau-pulau kecil di Indonesia yaitu Kalimantan (58 spesies), Nugini (55 spesies), Sumatera (29 spesies), Sulawesi (21 spesies), Maluku (18 spesies), dan Sunda Kecil (9 spesies). 4. Senyawa Aktif pada Selaginella Menurut Chikmawati et al. (2009) Selaginella memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai bahan makanan, obat-obatan, tanaman hias, dan juga kerajinan. Selaginella mengandung bahan aktif seperti flavonoid, alkaloid dan steroid.

8 Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bahan aktif tersebut dapat digunakan untuk pengobatan penyakit tertentu. Proses metabolisme sekunder menghasilkan senyawa bioaktif seperti biflavonoid pada tumbuhan. Zat ini digunakan sebagai pertahan dari serangan patogen dan jamur. Pada Selaginella, metabolit sekunder utama yaitu biflavonoid. Penyebaran senyawa ini hanya terbatas pada Selaginellales, Psilotales, dan Gymnospermae (Seigler, 1998), namun beberapa Bryophyta dan sekitar 15 familia Angiospermae juga memiliki senyawa ini (DNP, 1992). Selaginella willdenowii mengandung robusflavon yaitu suatu biflavonoid penghambat perkembangan virus hepatitis B secara in vitro, penghambat kuat virus influensa A dan B dan penghambat sedang HSV-1 dan 2 (Lee et al, 1999). Flavonoid merupakan golongan fenol alam yang memiliki banyak jenis. Secara umum, flavonoid merupakan senyawa yang mengandung 15 atom karbon dalam dua inti dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6 yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh unit tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga (Markham, 1988). Manfaat dari genus Selaginella (Selaginellaceae) adalah : 1. Selaginella adalah bahan baku obat yang potensial, yang mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid.

9 2. Spesies ini secara tradisional digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyakit terutama untuk luka, nifas, dan gangguan haid. Biflavonoid adalah salah satu produk alam yang paling berharga dari Selaginella. 3. Secara ekologis, tumbuhan menggunakan biflavonoid untuk merespon kondisi lingkungan seperti pertahanan terhadap hama, penyakit, herbivora, dan kompetisi. Manusia memanfaatkan biflavonoid secara medis terutama untuk antioksidan, antiinflamasi, dan anti karsinogenik (Setyawan, 2011). C. Ikan Mas (Cyprinus sp.) 1. Klasifikasi Menurut Pribadi (2002), klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut: Gambar 2. Cyprinus sp. Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Chordata : Osteichthyes : Cypriniformes : Cyprinidae : Cyprinus : Cyprinus sp.

10 2. Biologi Ikan Mas Bentuk tubuh agak memanjang dan memipih ke samping (compressed) merupakan karakteristik yang kita jumpai pada ikan mas. Keseluruhan tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik. Ikan mas memiliki gigi kerongkongan sebanyak tiga baris yang berbentuk graham. Sedangkan sirip ikan mas memanjang dan bagian permukaannya terletak berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip punggung (dorsal) berjari-jari keras dan bagian akhirnya bergerigi. Sirip ekor dari ikan mas ini menyerupai cagak yang memanjang simetris. Ikan mas memiliki sisik yang cukup besar dengan tipe sisik lingkaran yang letaknya beraturan (Pribadi, 2002). Ikan mas mengalami pertumbuhan yang cepat, bobot ikan mas dapat mencapai 500 g/ekor pada saat usia 5 bulan sejak ikan dewasa menetas (Cahyono, 2000). Menurut Susanto (2006), ikan mas dapat berkembang sampai panjang 3cm setiap bulannya didalam kolam. Tipe ikan dapat dikelompokkan dalam beberapa katagori yaitu: bentuk fisik ikan, spesies ikan, proses dalam pembuatan pakan ikan, keaslian pakan, cara penggunaan pakan, dan kandungan gizi pakan (Zonneveld et al, 1991). 3. Habitat Ikan Mas Menurut Amarullah (2000), di Indonesia ikan mas (Cyprinus sp.) merupakan salah satu jenis ikan tawar yang memiliki daerah penyebaran yang merata. Pada suhu 30 0 C

11 pertumbuhan ikan mas mengalami penurunan setengah kali jika dibandingkan pada suhu 20 0 C (Wardoyo dalam Tamanampo, 1994). Sedangkan menurut Zonneveld et al. (1991) suhu air 20-30 0 C dengan ph 6-9 merupakan kondisi yang mendukung dalam pertumbuhan larva ikan mas. D. Definisi Ekstrak Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dari simplisia nabati atau hewani, di luar pengaruh cahaya matahari langsung. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga. Ekstraksi adalah suatu cara penarikan kandungan kimia dari simplisia dengan menggunakan pelarut yang cocok agar kandungan kimia yang dapat larut terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Terdapat dua model ekstraksi, yaitu cara dingin dan cara panas (Farmakope Indonesia III, 1979). E. Uji Toksisitas Uji toksisitas merupakan uji pendahuluan untuk mengamati aktivitas farmakologi suatu senyawa. Uji toksisitas digunakan untuk mengetahui pengaruh racun yang dihasilkan oleh dosis tunggal dari suatu campuran zat kimia pada hewan coba sebagai uji pra skrining senyawa bioaktif antikanker (Hamburger & Hostettmann, 1991).

12 F. Uji LC 50 LC 50 (Median Lethal Concentration) yaitu konsentrasi yang menyebabkan kematian sebanyak 50% dari organisme uji yang dapat diestimasi dengan grafik dan perhitungan pada suatu waktu pengamatan tertentu, seperti LC 50 48 jam, LC 50 96 jam sampai waktu hidup hewan uji. Untuk mengetahui nilai LC 50, kita dapat menggunakan dua tahap dalam penelitian, yaitu: a. Uji Pendahuluan. Uji ini digunakan untuk menentukan batas kritis konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian terbesar mendekati 50% dan kematian terkecil mendekati 50%. b. Uji Lanjutan. Uji ini digunakan setelah mengetahui batas kritis untuk selanjutnya ditentukan konsentrasi akut (Latifah, 2000).