Fricilia Euklesia Wowiling Amatus Yudi Ismanto Abram Babakal

dokumen-dokumen yang mirip
Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

Inggrith Kaluas Amatus Yudi Ismanto Rina Margaretha Kundre

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG RAWAT INAP DILIHAT DARI GEJALA UMUM KECEMASAN MASA KECIL

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. anak (Undang-Undang Perlindungan Anak, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan krisis yang sering dimiliki anak. Anak-anak, terutama saat

EFEKTIVITAS BERMAIN TERHADAP STRES HOSPITALISASI PADA ANAK PRA SEKOLAH YANG SEDANG DIRAWAT DI RRI ANAK RSUD Dr. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI AKTIVITAS BERMAIN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA TODDLER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit dan dirawat di rumah sakit khususnya bagi anak-anak dapat

PENGARUH BERMAIN ORIGAMI TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG MAWAR RSUD KRATON PEKALONGAN.

PENGARUH PROGRAM BERMAIN TERHADAP RESPON PENERIMAAN PEMBERIAN OBAT PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

TEKNIK ORANG KETIGA DENGAN EKSPLORASI PERASAAN ANAK USIA SEKOLAH SELAMA DIRAWAT DI RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri, lingkungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah

AKTIVITAS BERMAIN MEWARNAI DAPAT MENINGKATKAN MEKANISME KOPING ADAPTIF SAAT MENGHADAPI STRES HOSPITALISASI PADA ANAK

PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI DAN ORIGAMI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN SEBAGAI EFEK HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Menjalani perawatan di rumah sakit (hospitalisasi) merupakan pengalaman

Katinawati*) Ns. Sri Haryani, S.Kep**), Ns. Syamsul Arif, S.Kep.,M.Kes, Biomed**) ABSTRAK ABSTRACT

EFEKTIVITAS TERAPI BERMAIN PUZZLE DENGAN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RSUD 45 KUNINGAN

Ramadini Marniaty de Breving Amatus Yudi Ismanto Franly Onibala

e- Journal Keperawatan e-kp Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENGARUH STORY TELLING TERHADAP TINGKAT KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI RSUD KOTA BEKASI 2012 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB III METODE PENELITIAN

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

JURNAL ARIF FIRMANTO J. ATISINA NIM :

UPAYA MENURUNKAN TINGKAT STRES HOSPITALISASI DENGAN AKTIFITAS MEWARNAI GAMBAR PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN DI RUANG ANGGREK RSUD GAMBIRAN KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSU GMIM KALOORAN AMURANG

KECEMASAN ANAK USIA 3-6 TAHUN DENGAN HOSPITALISASI PRE DAN POST PEMBERIAN TERAPI BERMAIN

HUBUNGAN PENDAMPINGAN ORANG TUA DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SAAT PENGAMBILAN DARAH DI RUANGAN ANAK RSUD NOONGAN KABUPATEN MINAHASA

PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN ANAK PRASEKOLAH DI RUMAH SAKIT ANAK DAN BERSALIN (RSAB) MUHAMMADIYAH KOTA PROBOLINGGO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental, yaitu

HUBUNGAN DAMPAK HOSPITALISASI ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI IRINA E ATAS RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI


NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

ARTIKEL ILMIAH ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuio. ANALISIS JURNAL: The Effect of Performing Preoperative. pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfgh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Hospitalisasi merupakan kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

FLORENTIANUS TAT 1, SELFIANA A. SING 2. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

PENGARUH TERAPI BERMAIN LILIN TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSUD KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan seseorang yang memiliki rentang usia sejak anak dilahirkan

HUBUNGAN PELIBATAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ANAK USIA TODDLER YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

DAMPAK TERAPI BERMAIN TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF PADA ANAK USIA PRASEKOLAH SELAMA MENJALANI PERAWATAN DI RS. ISLAM KLATEN. Widiawati, Suyami.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungannya dengan upaya stimulasi yang dapat dilakukan, sekalipun anak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-experimental menggunakan one graup pre testpost

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

PENGARUH CERITA MELALUI AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit (Pieter, 2011). Berdasarkan survei dari Word Health Organization (WHO) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: MARTHA AYU RACHMADANI

Emi Agustina 1, Artie Puspita 2 1 Dosen Akademi Keperawatan Pamenang 2 Perawat RSUD Pare ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN TINDAKAN INVASIF PEMASANGAN INFUS PADA ANAK USIA BALITA (1-5 TAHUN) DI RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN RESPON HOSPITALISASI ANAK USIA TODDLER DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUD DI WILAYAH KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol IX No 1, Maret 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan pada anak telah mengalami pergeseran dan kemajuan yang

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lilis Maghfuroh Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor yang dipelajari adalah kecemasan pada anak, hospitalisasi pada anak,

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH TERHADAP KEHILANGAN KONTROL DALAM HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RSUD NGUDI WALUYO WLINGI

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

Transkripsi:

PENGARUH TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI DI RUANGAN IRINA E BLU RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Fricilia Euklesia Wowiling Amatus Yudi Ismanto Abram Babakal Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email : friciliaeuklesia@gmail.com Abstract: Anxiety is the impact of hospitalization experienced by pre-school childrens. The impact of this risk can interfere with the child development and the child's healing process. To reduce anxiety of child can be given by play therapy. The purpose of this study was to determine the effects of therapeutic play coloring pictures against anxiety levels in pre-school age childrens due hospitalization. Methods of this study using pre-experimental designs. Sampling technique with accidental sampling by 30 respondents. Statistic testusing paired sample t-test with a significance level of 95% (α =0.05). The results showed that the p value = 0.000 (<0.05) so there is a therapeutic effects of therapeutic play coloring pictures against anxiety level sin pre-school age childrens due hospitalization at Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Conclusion: The results showed there is an effects of therapeutic play coloring pictures of the level of anxiety in children of pre school age due to hospitalization at Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Keywords : Hospitalization, Anxiety, Play Therapy Abstrak : Perasaan cemas merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami oleh anak pra sekolah. Dampak ini berisiko dapat mengganggu tumbuh kembang anak dan proses penyembuhan pada anak. Untuk mengurangi kecemasan anak dapat diberikan terapi bermain. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi. Metode penelitian pre experimental designs. Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling sebanyak 30 responden. Uji Statistik paired sample t-test dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p value = 0,000 (<0,05) sehingga terdapat pengaruh terapi bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D.Kandou Manado. Kesimpulan : Diperoleh hasil adanya pengaruh terapi bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D.Kandou. Kata kunci : Hospitalisasi, Kecemasan, Terapi Bermain

PENDAHULUAN Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit dan dapat menimbulkan trauma dan stres pada klien yang baru mengalami rawat inap di rumah sakit. Hospitalisasi pada anak merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah (Supartini, 2004). Menurut Wong (2000), hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit sehingga anak harus beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit. Perasaan cemas merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami oleh anak karena menghadapi stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak nyaman dan merasakan sesuatu yang menyakitkan (Supartini, 2004). Kecemasan merupakan perasaan paling umum yang dialami oleh pasien anak terutama usia prasekolah. Potter & Perry (2005) menyatakan usia prasekolah merupakan masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3-6 tahun. Pada usia ini, perkembangan motorik anak berjalan terus-menerus. Reaksi terhadap kecemasan yang ditunjukkan anak usia prasekolah yaitu menolak makan, sering bertanya, menangis walaupun secara perlahan, dan tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan (Supartini, 2004). Dampak dari hospitalisasi dan kecemasan yang dialami anak usia prasekolah berisiko dapat mengganggu tumbuh kembang anak dan proses penyembuhan pada anak (Wong, 2004). Anak usia prasekolah memandang hospitalisasi sebagai sebuah pengalaman yang menakutkan. Ketika anak menjalani perawatan di rumah sakit, biasanya ia akan dilarang untuk banyak bergerak dan harus banyak beristirahat. Hal tersebut tentunya akan mengecewakan anak sehingga dapat meningkatkan kecemasan pada anak (Samiasih, 2007). Untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan oleh anak dapat diberikan terapi bermain. Bermain dapat dilakukan oleh anak yang sehat maupun sakit. Walaupun anak sedang mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan bermain tetap ada (Katinawati, 2011). Bermain merupakan salah satu alat komunikasi yang natural bagi anak-anak. Bermain merupakan dasar pendidikan dan aplikasi terapeutik yang membutuhkan pengembangan pada pendidikan anak usia dini (Suryanti, 2011). Bermain dapat digunakan sebagai media psiko terapi atau pengobatan terhadap anak yang dikenal dengan sebutan Terapi Bermain (Tedjasaputra, 2007). Adapun tujuan bermain bagi anak di rumah sakit yaitu, mengurangi perasaan takut, cemas, sedih, tegang dan nyeri (Supartini, 2004). Menggambar atau mewarnai merupakan salah satu permainan yang memberikan kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh). Anak dapat mengekspresikan perasaannya dengan cara menggambar, ini berarti menggambar bagi anak merupakan suatu cara untuk berkomunikasi tanpa menggunakan katakata (Suparto, 2003, dalam Paat, 2010 ). Dengan menggambar atau mewarnai gambar juga dapat memberikan rasa senang karena pada dasarnya anak usia pra sekolah sudah sangat aktif dan imajinatif selain itu anak masih tetap dapat melanjutkan perkembangan kemampuan motorik halus dengan menggambar meskipun masih menjalani perawatan di rumah sakit. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Katinawati (2011) tentang kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi menunjukkan adanya perbedaan kecemasan anak sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain, dimana sebelum diberikan terapi bermain 80% anak mengalami kecemasan sedang dan 20% anak mengalami kecemasan berat dan setelah diberikan terapi bermain 86.7%

anak mengalami kecemasan ringan dan 13.3% anak mengalami kecemasan sedang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof.Dr. R.D.Kandou Manado, selama 2 bulan terakhir dari bulan Januari sampai dengan Februari 2014 didapatkan data jumlah pasien anak usia 3-6 tahun sebanyak 79 pasien. Hasil observasi menemukan banyak anak yang menangis terutama saat dilakukan tindakan perawatan. Selain menangis, pasien anak juga tidak mau berpisah dengan orangtua/walinya dan menghindar ketika akan dilakukan tindakan perawatan. Di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R.D.Kandou Manado sudah mempunyai ruang bermain tapi untuk pelaksanaan terapi bermain sendiri belum maksimal. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk melakukan tindakan untuk meminimalkan kecemasan anak yang mengalami hospitalisas dengan cara pemberian terapi bermain dengan mewarnai gambar. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian pre experimental designs dengan rancangan pra-pasca test dalam satu kelompok (one-group pre testpost test design). Tempat penelitian di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, waktu penelitian Populasi adalah pasien-pasien usia pra sekolah yang ada di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Pada penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan teknik Non Probability Sampling dengan accidental sampling, dimana pengambilan sampel ini mempertimbangkan kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi yang ada. Kriteria inklusi penelitian ini yaitu pasien anak usia 3-6 tahun yang sementara dirawat di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, anak yang baru menjalani perawatan di rumah sakit selama 1-7 hari, semua orangtua/pendamping yang bersedia untuk menjadikan anaknya subjek penelitian dan siap menandatangani surat pernyataan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu pasien anak yang bedrest total, pasien anak yang memiliki keterbatasan aktivitas karena terpasang beberapa alat invasive, pasien anak yang mengalami gangguan mental, pasien anak yang sudah lebih dari 7 hari dirawat di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner yang terdiri dari 19 pertanyaan untuk tiap pertanyaan diberi nilai sebagai berikut : nilai 1 untuk jawaban tidak pernah, nilai 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan nilai 3 untuk jawaban selalu. Skor akhir dengan menjumlahkan angka untuk tiap jawaban. Prosedur pengumpulan data administrasi sebelum penelitian dilakukan, peneliti meminta surat izin penelitian dari bagian akademik Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNSRAT. Setelah itu mengajukan izin penelitian kepada direktur BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Setelah mendapat persetujuan dari bagian pendidikan dan penelitian BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, peneliti kemudian melakukan sosialisasi rencana penelitian kepada Kepala Instalasi Irina E. Peneliti memberikan informasi kepada orang tua/wali pasien mengenai tujuan dan prosedur penelitian yang dilakukan. Peneliti mempersilahkan orang tua/wali pasien untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden (informed consent) jika responden bersedia Peneliti menyerahkan kuesioner kepada orangtua/wali untuk mengukur kecemasan anak sebelum diberikan terapi bermain mewarnai gambar. Peneliti memberikan terapi bermain mewarnai gambar kepada responden. Responden diberikan waktu bermain selama 30 menit. Untuk kuesioner post test diberikan sehari setelah dilakukan terapi bermain. Peneliti memberikan kuesioner kepada orangtua/wali untuk mengukur kecemasan anak sesudah

diberikan terapi bermain mewarnai gambar. Pengolahan data yaitu cleaning, coding, scoring, entering. Teknik analisa data menggunakan univariat, bivariat. Etika penelitian meliputi: Informed consent, anonimity, confidentiality. HASIL dan PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan umur anak usia pra sekolah di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Umur n % 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun 4 11 8 7 13,3 36,7 26,7 23,3 Total 30 100,0 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan umur anak responden yang sedang dirawat sebagian besar berumur 4 tahun yaitu 11 orang (36,7%). Menurut Supartini (2004), reaksi anak terhadap sakit berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangan anak (Supartini, 2004). Semakin muda usia anak maka akan semakin sukar baginya untuk menyesuaikan diri dengan pengalaman di rawat di rumah sakit (Elfira, Eqlima, 2011). Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin anak usia pra sekolah di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Jenis Kelamin n % Laki-Laki Perempuan 17 13 56,7 43,3 Total 30 100,0 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan jenis kelamin anak responden yang sedang dirawat sebagian besar berkelamin lakilaki yaitu 17 orang (56,7%). Menurut Soetjiningsih (1995) dalam Samiasih, Amin (2007), anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian. Meskipun jenis kelamin bukan faktor dominan terhadap munculnya kecemasan, tetapi ada penelitian yang mengatakan bahwa tingkat kecemasan yang tinggi terjadi pada wanita dibanding laki-laki yaitu 2:1 (Hawari, 2004). Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan pendamping anak usia pra sekolah di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Pendamping n % Orang Tua 21 70,0 Saudara 9 30,0 Total 30 100,0 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan pendamping anak yang terbanyak yaitu orang tua berjumlah 21 orang (70,0%). Supartini (2004) mengatakan bahwa anak membutuhkan orang tua selama proses hospitalisasi. Adanya perpisahan dengan orangtua dapat memicu terjadinya kecemasan pada anak, Oleh karena itu keberadaan orangtua/saudara sangat penting untuk mendampingi anak selama menjalani perawatan di rumah sakit dan membantu dalam memenuhi kebutuhan dasar anak seperti memandikan, memberi makan, mengganti popok, dan lain-lain (Elfira, Eqlima, 2011). Tabel 4. Distribusi frekuensi kecemasan sebelum dan sesudah pemberian terapi bermain pada anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado Min- Variabel Mean Median SD Max Kecemasan 42,43 45,50 7,785 25-52 sebelum Kecemasan 37,17 34,00 8,030 20-49 sesudah Berdasarkan tabel diatas menunjukkan yaitu nilai rata-rata tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah sebelum dilakukan terapi bermain sebesar 42,43 dengan standar deviasi 7,785 sedangkan setelah dilakukan terapi bermain diperoleh n 30

nilai rata-rata 37,17 dengan standar deviasi 8,030 yang berarti terjadi penurunan tingkat kecemasan rata-rata sebesar 5,26. 2. Analisis Bivariat Sebelum dilakukan analisis bivariat dilakukan uji normalitas yang merupakan syarat mutlak uji t dependen maupun t independen. Setelah dilakukan uji normalitas data dan didapatkan distribusi data yang normal maka syarat untuk dilakukan uji t terpenuhi. Hasil uji normalitas didapatkan skewness dibagi dengan standar errornya menghasilkan nilai 2, berarti data terdistribusi normal (Sofian, 2012). Uji normalitas dilakukan untuk variabel numerik dalam hal ini meliputi kecemasan sebelum dilakukan terapi bermain dan kecemasan sesudah dilakukan terapi bermain. Tabel 5. Uji normalitas kecemasan sebelum dilakukan terapi bermain dan kecemasan sesudah dilakukan terapi bermain di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado Variabel Skewness/SE Kecemasan sebelum -1,035 Kecemasan sesudah -0,163 Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa uji normalitas berdasarkan hasil pembagian antara Skewness dan standar error pada kecemasan sebelum dilakukan terapi bermain -1,035 yang artinya data berdistribusi normal dan umtuk kecemasan setelah dilakukan terapi bermain berdasarkan hasil pembagian skewness dibagi standar error adalah -0,163 yang artinya data berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas dan didapatkan hasil kedua data berdistribusti tidak normal, maka untuk uji bivariat dapat menggunakan uji Paired Sample t-test. Tabel 6. Pengaruh terapi bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado Variabel Rerata SD sebelum sesudah 42,43 37,17 7,785 8,030 Beda Rerata (95% CI) 5,267 (4,123, 6,410) t df n P value 9,421 29 30 0,000 Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Paired Sample t-test diperoleh nilai p α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. B. PEMBAHASAN Hospitalisasi pada pasien anak dapat menimbulkan kecemasan dan stress pada semua tingkatan usia (Ambarwati, 2012). Bagi anak usia pra sekolah, mereka memandang hospitalisasi sebagai sebuah pengalaman yang menakutkan (Samiasih, 2007). Anak akan menunjukkan berbagai perilaku sebagai reaksi tehadap pengalaman hospitalisasi. Reaksi anak terhadap hospitalisasi bersifat individual, dan sangat bergantung pada tahapan usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia, dan kemampuan koping yang dimilikinya (Supartini, 2004). Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan seharihari (Suliswati, dkk, 2005). Kecemasan dan stress yang dialami anak saat hospitalisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor dari petugas kesehatan (perawat, dokter dan tenaga

kesehatan lainnya), lingkungan baru dan keluarga yang mendampingi selama perawatan (Nursalam, dkk, 2008). Kecemasan yang dialami anak selama hospitalisasi dapat menimbulkan dampak diantaranya proses penyembuhan anak dapat terhambat, menurunnya semangat untuk sembuh dan tidak kooperatifnya anak terhadap tindakan perawatan (Supartini, 2004). Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara suka rela, dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban (Nurhayatin, 2010). Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak dapat berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan melakukan apa yang dapat dilakukan (Wong, 2000). Bermain dapat dilakukan oleh anak yang sehat maupun sakit. Walaupun anak sedang mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan bermain tetap ada (Suryanti, 2011). Salah satu permainan yang cocok dilakukan untuk anak usia pra sekolah yaitu mewarnai gambar, dimana anak mulai menyukai dan mengenal warna serta mengenal bentuk-bentuk benda di sekelilingnya (Suryanti, 2011). Mewarnai merupakan salah satu permainan yang memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik (Paat, 2010). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah sebelum diberikan terapi bermain sebesar 42.43 dan setelah diberikan terapi bermain diperoleh nilai rata-rata 37,17, yang berarti terjadi penurunan tingkat kecemasan anak pra sekolah dengan nilai rata-rata sebesar 5,26. Saat dilakukan penelitian, respon yang muncul yaitu anak cenderung menangis atau marah ketika didekati, bahkan tidak segan-segan ia merajuk pada orang tuanya. Awalnya sangat sulit membina rasa percaya antara anak dan peneliti tapi berkat bantuan orang terdekat dan ketika ditunjukkan kepada anak mengenai media yang mendukung terapi ini dalam hal ini pensil warna dan gambar yang akan diwarnai, sebagian besar anak mulai menunjukkan respon yang baik kepada peneliti dan mau melakukan terapi bermain dalam hal ini mewarnai gambar. Permainan yang disukai anak akan membuat anak merasa senang melakukan permainan tersebut. Sementara itu, jika anak kurang menyukai terhadap jenis permaianan tertentu mereka tidak akan menikmati permainan yang mereka lakukan. Selama penelitian, peneliti menemukan tidak semua anak mengalami penurunan skor kecemasan karena mungkin mereka tidak menikmati permainan yang dikerjakan. Responden tidak mengalami penurunan skor kecemasan dapat juga disebabkan oleh kondisi fisik anak akibat penyakit yang diderita, pola asuh dan dukungan keluarga yang kurang. Anak yang terbiasa dimanjakan dan jarang diajak bermain dengan teman sebayanya akan sulit bersosialisasi dan menerima keberadaan orang lain di sekitarnya. Sementara itu, anak yang di rumah kurang diperhatikan akan banyak mencari perhatian dengan rewel dan cenderung bertindak agresif (Kholisatun, 2013). Penelitian ini terkait dengan penelitian Samiasih (2007) ada pengaruh terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak usia prasekolah selama tindakan keperawatan di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang dimana nilai rata-rata kecemasan sebelum pemberian terapi bermain adalah 3,55 sedangkan kecemasan setelah pemberian terapi bermain adalah 2,60. Selisih rata-rata kecemasan sebelum dan sesudah pemberian terapi bermain sebesar 0,95. Hal ini menunjukkan ada pengaruh pemberian terapi bermain terhadap penurunan tingkat kecemasan anak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sutomo (2011) menunjukan adanya

pengaruh terapi bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang dialami anak usia pra sekolah mengalami penurunan sesudah terapi bermain. Hal ini berarti bahwa terapi bermain mewarnai gambar merupakan salah satu teknik yang dapat mengalihkan perhatian anak akan suatu objek yang mencemaskannya. Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terapi bermain mewarnai gambar dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah yang mengalami kecemasan di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. SIMPULAN Terjadi penurunan tingkat kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi dari sebelum dan sesudah dilakukan terapi bermain mewarnai gambar di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Menjawab hipotesis bahwa ada pengaruh terapi bermain mewarnai gambar terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi di Ruangan Irina E BLU RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, Fitri & Nasution, Nita. (2012). Buku Pintar Asuhan Keperawatan Bayi Dan Balita. Yogyakarta : Cakrawala Ilmu Elfira, Eqlima. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Dengan Teknik Bercerita Terhadap Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah di Ruang Perawatan RSUP H Adam Malik Medan. USU Institutional Repository. http://repository.usu.ac.id/handle/1234 56789/24484. Diakses pada 22 Maret 2014, pukul 15.30 WITA Hawari, D. (2004). Manajemen Stress, Cemas Dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Katinawati. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Dalam Menurunkan Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah (3-5 tahun) Yang Mengalami Hospitalisasi Di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang. http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/ej ournal/index.php/ilmukeperawatan/arti cle/view/92. Diakses pada 23 Oktober 2013, pukul 18.00 WITA Kholisatun. (2013). Pengaruh Clay Therapy Terhadap Kecemasan Akibat Hospitalisasi Pada Pasien Anak Usia Prasekolah di RSUD Banyumas. http://keperawatan.unsoed.ac.id/conten t/pengaruh-clay-therapy-terhadap kecemasan-akibat-hospitalisasi-padapasien-anak-usia. Diakses pada 25 Maret 2014, pukul 16.00 WITA Nursalam,dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta : Salemba Medika. Nurhayatin. (2010). Gambaran Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah Yang Dilakukan Terapi Bermain Bercerita di Ruang Nusa Indah Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/1 45/jtptunimus-gdl-nurhayatin-7221-2- babi.pdf. Diakses pada 26 Maret 2014, pukul 00.45 WITA Paat, T. C. (2010). Skripsi : Analisis Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Prilaku Kooperatif Pada Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Selama Menjalani Perawatan Di Ruangan Ester Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih GMIM Manado. Manado : Universitas Sam Ratulangi

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 1, Edisi 4. Jakarta: EGC. Samiasih, Amin. (2007). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Prasekolah Selama Tindakan Keperawatan di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. http://www.academia.edu/ 3585452/PENGARUH_TERAPI_BER MAIN_TERHADAP_TINGKAT_KE CEMASAN_ANAK_USIA_PRASEK OLAH_SELAMA_TINDAKAN_KEP ERAWATAN_DI_RUANG_LUKMA N RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013, pukul 20.00 WITA Tedjasaputra, Maykes. (2007). Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta : Grasindo. Wong, W. (2000). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 2. Jakarta : EGC. Wong, D. L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Alih Bahasa. Jakarta : EGC. Sofian. E & Tukiran. (2012). Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES Suliswati, Payapo, T.A., Maruhawa, J., Sianturi, Y. & Sumijatun. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC. Supartini. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, Jakarta : EGC. Suryanti. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan Origami Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia Pra Sekolah di RSUD dr. R. Goetheng Tarunadibrata Purbalingga. Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Sutomo, Ibnu. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Pra Sekolah Yang Mengalami Hospitalisasi Di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.http://digilib.unimus.ac.id/ gdl.php?mod=browse&op=read&id=jt ptunimus-gdlibnusutomo6065&phpse SSID=5c57c5379190e40286973ee3f43 622f2. Diakses pada tanggal 21 Maret 2013, pukul 19.00 WITA