BAB I PENDAHULUAN. reformasi berjalan lebih dari satu dasawarsa cita- cita pemberantasan

dokumen-dokumen yang mirip
Pidana Korupsi di Indonesia Oleh Frans Simangunsong, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. seperti, kejahatan dunia maya (cybercrime), tindak pidana pencucian uang (money

Modul ke: ETIK UMB. Mengenali Tindakan Korupsi. Fakultas Ilmu Komputer. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi. Sistem Informasi.

Etik UMB KORUPSI DAN PENYEBABNYA. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. M.Pd. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR. TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

MAHASISWA. Diajukan untuk. Disusun oleh: Rahmawati PROGRAM FAKULTA BANDUNG

MAKALAH PANCASILA KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME KELOMPOK A

Eksistensi KPK Dalam Memberantas Tindak Pidana Korupsi Oleh Bintara Sura Priambada, S.Sos., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

Nama : Mei Linawati NIM : Kelompok : Hak Asasi Prog. Study : S1 Jurusan : Sistem Informasi Dosen : Drs. Muhammad Idris Purwanto, MM

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

NOMOR : M.HH-11.HM th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang dari waktu ke waktu

Etik UMB. Tindakan Korupsi Dan Penyebabnya. Ari Sulistyanto, S. Sos., M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Lex Et Societatis Vol. V/No. 8/Okt/2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. memperlancar proses sampai korupsi besar seperti penggelapan dana Anggaran

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MARAKNYA KORUPSI DI INDONESIA

Pandangan Studi Hubungan Internasional terhadap Upacara Matiti Suara. Sebagai Upaya Pencegahan Tindak Korupsi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tinggi (Katz, dalam Moeljarto 1995). Pembangunan nasional merupakan

BAB I PENDAHULUAN. waktu pembangunan dewasa ini. Korupsi di Indonesia sudah merupakan wabah

BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang. banyaknya persoalan-persoalan yang mempengaruhinya. Salah satu persoalan

KORUPSI DAN KECERDASAN. Oleh Yoseph Andreas Gual

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA AKU WARGA NEGARA YANG BAIK

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

2015, No.69 2 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB I PENDAHULUAN. dan telah menjadi kebutuhan secara global. Salah satu upaya yang dilakukan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pencegahan dan Upaya Pemberantasan Korupsi

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia dalam suatu negara. Kemajuan sumber daya manusia dan

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. juga sudah diakui pula sebagai masalah internasional. Tindak pidana korupsi telah

PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI

STUDI KASUS KORUPSI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis kejahatan yang paling sulit diberantas. Realitas ini

Tindak Pidana Korupsi

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36. TAHUN TENTANG

KAITAN EFEK JERA PENINDAKAN BERAT TERHADAP KEJAHATAN KORUPSI DENGAN MINIMNYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENYERAPAN ANGGARAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu masalah besar yang dihadapi masyarakat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. mencatat banyak pemimpin yang dipilih oleh rakyat karena mengangkat isu

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan banyaknya pemberitaan mengenai adanya indikasi fraud

Pertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga peraturan-peraturan hukum itu dapat berlangsung lurus

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. governance) melalui upaya penegakan asas-asas pemerintahan yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan stabilitas politik suatu negara. 1 Korupsi juga dapat diindikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, E) Manfaat Penelitian, F) Penegasan Istilah.

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini korupsi sudah menjadi penyakit

ETIK UMB TINDAKAN KORUPSI DAN PENYEBABNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. merugikan keuangan Negara untuk kepentingan pribadi atau golongan. Korupsi

I. PENDAHULUAN. kemajuan dalam kehidupan masyarakat, selain itu dapat mengakibatkan perubahan kondisi sosial

DHAHANA PUTRA DIREKTORAT JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2013 T E N T A N G AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI ( AD-PPK )

ETIK UMB. Tindakan Korupsi dan Penyebabnya. Pendahuluan. Modul ke: Daftar Pustaka. 12Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

IMPLEMENTASI TATA KELOLA PEMERINTAHAN DAN PROBLEMATIKANYA

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang terbukti melakukan korupsi. Segala cara dilakukan untuk

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-026/A/JA/10/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Jenis fraud (kecurangan) yang terjadi di setiap negara ada kemungkinan

Nomor : 995/BAN-PT/AK/2017 Jakarta, 21 Februari 2017 Lampiran : 1(satu) berkas : Kode Etik Asesor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan nasional erat hubungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. UNODC dan KPK memandang bahwa korupsi tidak dapat digolongkan

TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CONTOH KORUPSI YG BIASA DITEMUI

LAPORAN TRANSPARANSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Modul ke: ETIK UMB. AFIYATI SSi., MT. Fakultas FAKULTAS ILMU KOMPUTER. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

Korupsi tidak hanya dilakukan oleh penyelenggara negara, tetapi juga melibatkan pihak lain, sehingga merusak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SECARA HARFIAH BERARTI KEBUSUKAN, KEBURUKAN, KEBEJATAN, KETIDAK JUJURAN, DAPAT DISUAP, TIDAK BERMORAL, PENYIMPANGAN DARI KESUCIAN.

PERAN MAHASISWA DALAM MENDUKUNG PENERAPAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI AGAMA BUDDHA. Oleh : Jumadi NPM:

BAB I PENDAHULUAN. pula praktik kejahatan dalam bentuk kecurangan (fraud) ekonomi. Jenis fraud

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. secara khusus, dan diancam dengan pidana yang cukup berat. 1. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah sangat meluas dan telah

BAB I PENDAHULUAN. Korupsi merupakan salah satu bentuk fraud yang berarti penyalahgunaan

BAB 11 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN

Pemberantasan Korupsi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Martabat Bangsa Indonesia

KEMENDAGRI. Gratifikasi. Unit Pengendalian.

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB II PEMBAHASAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DAN SEJARAHNYA. (corruption = penyuapan; corruptore = merusak) gejala dimana para pejabat,

BAB I PENDAHULUAN Struktur Organisasi pada Direktorat Operasi Sumber Daya terdiri atas:

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Tindak pidana korupsi di Indonesia sudah meluas dalam masyarakat

Kebijakan Bukan Bagian Perkara

Hukum Progresif Untuk Pemberantasan Korupsi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alasan mendasar terjadinya reformasi tahun 1998 karena pemerintahan waktu itu yaitu pada masa orde baru telah terjadi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Kelompok reformis menilai bahwa orde baru dianggap telah menciptakan pemerintahan yang korup. Namun setelah reformasi berjalan lebih dari satu dasawarsa cita- cita pemberantasan korupsi di Indonesia belum menunjukkan hasil yang signifikan, bahkan gejala yang terjadi justru korupsi semakin merajalela ke seluruh bidang kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara baik di pusat sampai ke daerah - daerah. Oleh karena itu korupsi merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi karena korupsi mengancam kehidupan manusia, menghambat pembangunan, kesejahteraan, menimbulkan kemiskinan dan menyengsarakan rakyat Korupsi merupakan tindakan yang menyebabkan sebuah negara menjadi bangkrut dengan efek yang memadai, terjadinya jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin serta rusaknya sendi- sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Praktik korupsi di Indonesia sudah merambah luar biasa seperti hancurnya sistem perekonomian, pelayanan pemerintahan yang kurang ke seluruh lingkup birokrasi 1

2 pemerintahan tingkat pusat dan daerah, lembaga legislatif, peradilan, kejaksaaan, kepolisian, dan juga melibatkan sektor swasta, korupsi sudah sampai pada tingkat yang membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini bukan semata- mata dari jumlahnya yang mencapai trilyunan rupiah tetapi juga karena korupsi telah dilakukan di berbagai bidang penting antara lain pendidikan, kesehatan, penyelenggaraan pelayanan publik, penyelenggaraan haji, pengadaan pangan dan pembangunan sarana /prasarana yang menyangkut pelayanan publik. Oleh karena itu korupsi harus diberantas untuk menyelamatkan uang negara demi kesejaheraan rakyat. Pemerintah Indonesia sejak awal telah mengambil langkah- langkah dan melakukan berbagai upaya untuk memberantas korupsi yaitu sejak kepemimpinan presiden Soekarno berlanjut sampai pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Secara konstitusional upaya pemberantasan korupsi dengan dikeluarkan peraturan perundangan antara lain ; 1. Undang- Undang nomor : 3 tahun 1971 tentang Pemberantasan korupsi 2. Undang- Undang nomor : 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme 3. Undang- Undang nomor : 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi

3 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor : 71 tahun 2001 tentang tata cara peran serta masyarakat dan pemberian penghargaan dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi 5. Undang- Undang nomor : 20 tahun 2001 tentang perubahan atas Undang- Undang nomor : 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi 6. Undang- Undang nomor: 15 tahun 2002 tentang tindak pidana pencucian uang 7. Undang- Undang nomor : 30 tahun 2002 tentang komisi pemberantasan tindak pidana korupsi 8. Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor : 5 Tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan korupsi 9. Undang- Undang nomor : 7 tahun 2006 tentang pengesahan United Nations Convention Against Corruption, 2003 ( Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa anti korupsi, 2003 ) Lebih lanjut pada tanggal 29 Desember 2002 didirikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjadi harapan masyarakat untuk mengobati penyakit masyarakat yang sudah kronis, meskipun pada awal pendirian KPK banyak pihak yang menyangsikan apakah KPK mampu memberantas korupsi. Terlepas dari itu, sampai saat ini langkah KPK sudah menunjukkan prestasi yang mengagumkan dengan memproses hukum para pejabat yang terlibat kasus korupsi, walaupun esensi pemberantasan korupsi

4 bukan siapa yang telah diproses secara hukum tetapi kesungguhan untuk terus berupaya menciptakan semangat anti korupsi di setiap elemen masyarakat. Untuk membantu tugas KPK yang cukup berat, maka diperlukan suatu sistem yang mampu menyadarkan seluruh elemen bangsa untuk bersama- sama mengikis akar- akar korupsi. Seperti kejahatan pada umumnya korupsi terjadi karena ada niat yang mendorong dan adanya kesempatan untuk melakukannya, maka penanganan kasus korupsi juga harus melalui berbagai strategi, yaitu strategi preventif dan strategi represif. Strategi represif berarti upaya memberantas korupsi dengan melakukan penindakan terhadap pelaku korupsi sesuai peraturan perundangan yang berlaku, sedangkan strategi preventif dengan mencegah terjadinya perbuatan korupsi. Cara yang efektif untuk mencegah terjadinya tindakan korupsi adalah melalui pendidikan anti korupsi. Melalui pendidikan dapat ditanamkan nilai- nilai luhur sejak dini pada setiap anak bangsa seperti: kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, mandiri, adil, berani dan peduli, sehingga dapat mendukung terwujudnya negara Indonesia yang bebas dari korupsi. Berkaitan dengan nilai- nilai/ karakter anti korupsi diatas, sudah diintegrasikan kedalam pembelajaran berbagai mata pelajaran namun belum secara eksplisit dan terfokus sehingga kegiatan dan hasilnya belum seperti yang diharapkan. Dalam hal ini sejak beberapa tahun terakhir SMK Negeri 4

5 Surakarta menyelenggarakan kelas entrepreneurship yaitu kelas reguler seperti kelas- kelas yang lain tetapi ada penguatan dalam bidang pengetahuan, ketrampilan dan sikap kewirausahaan yang kegiatannya terpadu dengan pembelajaran mata pelajaran produkif yaitu pengelolaan usaha. Dengan penyelenggaraan kelas entrepreneurship dapat ditanamkan karakter anti korupsi terutama kerja keras dan tanggung jawab. Kerja keras karena ada tambahan beban kerja dan tugas yang harus diselesaikan siswa, sedangkan tanggung jawab karena siswa harus menyelesaikan kegiatan yang berupa beban untuk mengelola usaha dan berani menanggung resiko dari kegiatan yang dilakukan. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus pada penelitian ini adalah, Bagaimanakah pengelolaan karakter anti korupsi kerja keras dan tanggung jawab dalam kelas entrepreneurship di SMK Negeri 4 Surakarta? Rumusan masalah ini dijabarkan dalam dua subfokus yaitu 1. Bagaimana pengelolaan karakter kerja keras dalam kelas entrepreneurship di SMK Negeri 4 Surakarta? 2. Bagaimana pengelolaan karakter tanggung jawab dalam kelas entrepreneurship di SMK Negeri 4 Surakarta?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, maka terdapat dua tujuan penelitian 1. Untuk mendeskripsikan pengelolaan karakter anti korupsi kerja keras dalam kelas entrepreneurship di SMK Negeri 4 Surakarta 2. Untuk mendeskripsikan pengelolaan karakter anti korupsi tanggung jawab dalam kelas entrepreneurship di SMK Negeri 4 Surakarta D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu tentang upaya penanggulangan tindak pidana korupsi melalui pendidikan, bersifat pencegahan dengan menanamkan nilai nilai kerja keras dan tanggung jawab sehingga menjadi masukan dan contoh pengelolaan pendidikan karakter anti korupsi di masa- masa yang akan datang dan oleh pihak pihak yang terkait 2. Manfaat praktis a. Sebagai sarana untuk menanamkan dan mengembangkan karakter anti korupsi khususnya kerja keras dan tanggung jawab sejak dini pada siswa b. Sebagai sarana menumbuhkan tanggung jawab bersama dalam mencegah dan memberantas korupsi

7 c. Sebagai contoh penanaman karakter anti korupsi terutama kerja keras dan tanggung jawab di sekolah- sekolah. E. Definisi Istilah 1. Pengelolaan a. Proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain b. Proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi c. Proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan 2. Karakter Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) karakter merupakan sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Dengan demikian karakter adalah nilai-nilai yang unik baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku 3. Korupsi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) korupsi berarti busuk; palsu; suap. Sedangkan menurut bahasa Latin, corruptio berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalikkan, menyogok. Jika dipandang dari sudut pandang hukum perbuatan korupsi mencakup unsur- unsur

8 melanggar hukum, menyalahgunakan wewenang, merugikan negara dan memperkaya diri sendiri 4. Kelas Entrepreneurship adalah kelas/ rombongan belajar yang di samping melaksanakan pembelajaran reguler seperti kelas pada umumnya tetapi juga melaksanakan kegiatan usaha dengan mengelola suatu kegiatan usaha bisnis sehingga menghasilkan laba yang terpadu dengan pembelajaran produktif yaitu pengelolaan usaha 5. Kerja keras Kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus menerus dilakukan ( tidak pernah menyerah ) dalam menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Kerja keras bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti. Kerja keras dilakukan demi visi besar yang harus dicapai untuk kemaslahatan umat manusia dan lingkungannya. 6. Tanggung jawab Tanggung jawab berarti amanah dan dapat diandalkan. Rasa tanggung jawab merupakan ciri individu yang bisa diandalkan, berani bertanggung jawab berarti siap menanggung resiko atas perbuatan, tak usah takut memikul tanggung jawab karena dengan membiasakan diri bertanggung jawab berarti siap menjadi pemimpin yang handal.