BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Dari Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir Dengan. Menggunakan Instrumen Holland Hexagon Dalam Menangani

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

BAB IV ANALISIS DATA. hasil penemuan permasalahan klien yang dihadapinya sesuai dengan Teori Social

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB IV ANALISIS DATA. broken home di SMP Al Amanah Bilingual, maka analisis tersebut adalah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis proses dari pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

SKRIPSI. Oleh DWIJO MARTANTO NIM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB III PENYAJIAN DATA. 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

BAB IV ANALISA DATA. Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. klien, ditemukan bahwa klien di usia yang ke- 60 sudah mengalami

BAB IV ANALISIS DATA. Dengan Teknik Token Economy Dalam Membentuk Disiplin Shalat

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang disajikan pada awal bab, adapun data yang di analisis. sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

BUKU MANUAL SKALA PEMINATAN

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB IV ANALISIS DATA. data yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut: A. Analisis Pelaksanaan Life-Script Analysis Untuk Meningkatkan

BAB IV ANALISIS DATA. mendapatkan analisis yang baik. Adapun data yang akan dianalisa sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

P r o f i l U s a h. a A s p e k P a s a r P e r m i n t a a n H a r g a...

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dalam pemilihan karir. Dengan adanya masalahmasalah

BAB IV ANALISIS DATA. sumber data lain terkumpul. Dalam analisis data ini dimaksudkan pula untuk menguji

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB V PEMBAHASAN. observasi, interview, maupun dokumentasi, maka peneliti akan menganalisa temuan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Kitab Taisirul Kholaq sebagai Upaya Pengembangan

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu penelitian yang

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Konseling dengan Teknik Timing Of Event Models Untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Komunikasi Koseling Islam dengan Analisis Ego State. Remaja pada Teks di Beranda Media Sosial Facebook

BAB IV UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENANGANI STRES SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi.

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

Model-model Bimbingan

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

TUGAS INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING

ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING DI SMP NEGERI I MUARO JAMBI

PREDIKSI SOAL UJI KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING 2015

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ragam. Tapi anehnya walaupun ini sudah terjadi dimana-mana masih saja

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. muda, kenakalan ini merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan

BAB IV ANALISIS DATA. dalam menangani kasus perilaku sosial murid MA Al- Ibrohimi Desa. Manyar Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah data diperoleh dari lapangan yang berupa wawancara dan

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA TUNAGRAHITA DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk penelitian lapangan yang merupakan jenis penelitian yang berorientasi

BAB III METODE PENELITIAN

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Transkripsi:

92 BAB IV ANALISIS DATA Setelah menyajikan data hasil lapangan maka peneliti melakukan analisis data, analisis data ini dilakukan peneliti untuk memperoleh suatu hasil penemuan dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Adapun analisis data yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut: A. Analisis Proses Dari Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir Dengan Menggunakan Instrumen Holland Hexagon Dalam Menangani Kebimbangan Peminatan Karir Seorang Siswa Kelas X di MA Bilingual Krian Sidoarjo Dalam proses Bimbingan dan Konseling Karir, konselor menggunakan instrument Holland Hexagon yang mengandung tentang kisi-kisi karir. Proses ini dilakukan untuk menangani kebimbangan pada peminatan karirnya yakni dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Identifikasi Masalah Langkah ini dimaksudkan untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak. Dalam langkah ini konselor mencatat kasus-kasus yang perlu mendapat bimbingan dan memilih kasus mana yang akan mendapat bantuan terlebih dahulu. Konselor mengumpulkan

93 data yang diperoleh dari sumber data mulai dari guru BK klien, wali kelas klien, guru-guru IPA klien, dan teman-teman sekelas klien. Konselor melakukan wawancara dengan guru BK yang mempunyai wewenang terhadap semua siswa termasuk siswa kelas X, wali kelas X-1, yakni kelas klien, guru-guru IPA klien dan teman-teman sekelas klien yang akrab dengannya. 2. Diagnosis Pada langkah ini yang dilakukan adalah konselor menetapkan masalah berdasarkan analisis latar belakang yang menjadi penyebab timbulnya masalah (identifikasi masalah). Di lapangan hasil yang diperoleh dari proses wawancara dan observasi menunjukkan bahwa klien mengalami masalah dalam menentukan penjurusan yang berhubungan dengan peminatan karirnya. 3. Prognosis Pada langkah ini konselor menetapkan alternatif tindakan bantuan yang akan diberikan kepada klien berupa proses konseling. Dalam hal ini konselor telah menetapkan untuk menggunakan pendekatan BK Karir dengan menggunakan instrument Holland Hexagon. Instrument ini berupa kumpulan pernyataan-pernyataan. 4. Treatment Langkah pelaksanaan bantuan atau bimbingan terhadap klien, apa yang telah ditetapkan dalam langkah prognosis. Berupa Bimbingan

94 Konseling Karir, kemudian pada sesi konseling yang ke 3. Kemudian konselor mengajak klien untuk mengisi jawaban dari pernyataanpernyataan yang sudah diberikan. 5. Evaluasi dan Follow Up Langkah terakhir ini adalah untuk menilai dan mengetahui sejauh mana keberhasilan terapi yang telah dilakukan oleh konselor. Dalam hal ini konselor memang tidak bisa memantau setiap hari secara langsung tetapi konselor akan berusaha untuk mencari informasi dari klien, melalui guru BK dan teman-temannya. Dalam teorinya, Holland memperkenalkan konsep consistency yang merujuk pada hubungan antara kode huruf pertama dan kedua, dimana Holland membagi kedalam tiga level yakni: - Consisten: manakala antara huruf pertama dan kedua dari kode tersebut berdekatan seperti RI, IR, IA, AI,AS, SA, SE, ES, EC, CE, CR, dan RC. - Moderately consisten: jika antara huruf pertama dan kedua terpaut satu tipe dalam lingkar hexagon, seperti RA, AR, IS, SI, AE, EA, SC, CS, ER, RE. - Inconsisten: dimana antara huruf pertama dan kedua saling berhadapan dalam hexagon, seperti SR, SR, IE, EI, CA, dan AC. Menurut teori Holland, seseorang disebut inconsisten karena memiliki pengalaman yang bermacam-macam yang turut mempengaruhi dan memperkuat kapabilitas individu tersebut. Sedangkan individu yang konsisten memiliki internal stability, tidak mudah terpengaruh.

95 Untuk mengetahui kecenderungan tipe-tipe individu dalam Holland hexagon yakni dengan cara membandingkan keseluruhan skor yang didapatkan oleh individu tersebut. Jika skor yang didapatkan oleh individu mempunyai nilai yang hampir sama tinggi ataupun rendah (flat undifferentiated) maka akan sulit bagi kita untuk melihat kecenderungan ketertarikan individu pada jenis karir yang akan dipilih, namun jika skor yang dimiliki oleh individu terdapat nilai yang tinggi dan rendah (differentiated) hal ini dapat berarti bahwa individu tersebut memiliki kecenderungan peminatan pada tipe karir tertentu. B. Analisis Hasil Akhir Dari Bimbingan Konseling Karir Dengan Menggunakan Instrumen Holland Hexagon Dalam Menangani Kebimbangan Peminatan Karir Seorang Siswa Kelas X di MA Bilingual Krian Sidoarjo Dalam analisis hasil akhir dari pelaksanaan bimbingan konseling karir adalah di mana klien yang semula mengalami kebimbangan untuk menentukan peminatan karir dan penjurusannya setelah mengisi kisi-kisi pernyataan tentang karir akhirnya klien memantapkan pilihannya dan tidak lagi dalam kebimbangan. Klien sudah mantap dan yakin ketika ditanya konselor tentang pemilihannya. Hal tersebut dinyatakan oleh klien lewat ungkapannya. Konselor Klien Konselor : Sip kalo gitu. Oh ya gimana dengan peminatan karirnya dan penjurusannya. Sudah yakin? : Alhamdulillah sudah us. Doakan ya us, semoga bisa tercapai. : Alhamdulillah kalau gitu. Iya insya Allah semoga cita-cita Dio

96 Klien bisa tercapai. Pokoknya pesan saya harus bertanggung jawab dan lebih giat lagi belajarnya. : Siap us, terima kasih ya us. Teori Holland Kecenderungan Karir Consisten - Moderately consisten Inconsisten - Kecenderungan klien menurut hasil dan disadurkan dengan keinginannya dapat dijelaskan melalui teori holland bahwa peminatan karir klien mengarah pada moderately consistent artinya klien memiliki kecenderungan pada kegiatan-kegiatan dengan karakter RA, AR, IS, SI, AE, EA, SC, CS, ER, RE. Hal ini ditunjukkan dengan hasil wawancara dan tes yang telah dilakukan. Hasil tes klien ini yaitu SI dan ER. Dari hasil tes tersebut dapat dinarasikan sebagai berikut. S.I. : Klien termasuk orang yang mudah bergaul dengan siapa saja dalam hal apapun termasuk dalam pekerjaan, klien senang bekerja dengan banyak orang dari pada dengan menggunakan alat, dengan kata lain pekerjaan yang berhubungan dengan manusia langsung. Klien orang yang ramah dengan siapapun, klien tidak pilih-pilih orang dalam bergaul, klien termasuk orang yang ramah dan sopan, klien tergolong orang yang mudah simpatik terhadap orang lain. Tetapi nilai I ini agak bertentangan dengan yang nilai S. Sedangkan I termasuk orang senang bekerja sendiri

97 dengan gagasan atau ide. Klien mengandalkan gagasannya sebagai inti dari pekerjaannya. Namun bila nilai yang didapat adalah S.I maka gagasan untuk bekerja sendiri akan tergeser oleh sikap sosial yang di milkinya, dan dapat diambil kesimpulan klien termasuk orang yang sangat berpengaruh terhadap sosialnya dan semua gagasan yang dikeluarkan akan lebih dihargai oleh sekelilingnya dari pada orang lain yang ada di sekelilingnya. E.R : klien cenderung bersifat realistic, dengan kata lain klien adalah orang yang sangat menyukai pekerjaannya apapun resikonya. klien selalu gigih dalam bekerja. Karir yang klien tekuni akan dilakukan dengan baik dan maksimal. Kecermatan dalam bekerja yang menjadi prioritas utamanya, klien adalah orang yang teliti disetiap detail pekerjaannya. Dengan kata lain di dalam pekerjaan yang kecilpun klien akan melakukan dengan maksimal. Dengan sikap yang seperti ini klien akan lebih mudah di kenal masyarakat. Maka dari itu nilai dari E yang akan mengedepankan klien sebagi orang yang humanis, mudah dikenal orang lain. klien tidak mudah kecewa terhadap orang lain karena gagasannya sendiri yang lebih di utamakan dari pada orang lain. Dalam hal ini konselor telah memberikan bantuan dengan menggunakan instrument Holland dengan mengisi pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan minatnya agar klien mampu memilih peminatan karir dan menentukan penjurusannya.

98 Setelah klien mengetahui hasil dari tes tersebut, klien berupaya untuk meningkatkan pembelajarannya lebih terfokus pada bidang IPA. Hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai dalam bidang IPA. Konsistensi yang dipilih oleh klien menunjukkan bahwa ketika seseorang memilih sebuah pilihan maka dibutuhkan konsistensi pilihan yang telah dipilihnya. Hal ini berpengaruh besar terutama bagi siswa yang notabennya merupakan remaja yang memiliki sifat labil dalam pengambilan keputusan. Mengukur peminatan melalui teori Holland ini memang sangat efektif untuk membentuk karakter sesuai dengan tujuan yang diharapkannya. Proses kemantapan dalam peminatan ini merupakan salah satu cara untuk memfokuskan siswa pada tujuan dan keinginan dalam menentukan arah kehidupannya. Pendidikan merupakan aspek terpenting bagi seseorang dalam meningkatkan taraf kehidupannya, namun seringkali seseorang berprofesi di luar dari apa yang diinginkannya atau tidak sesuai dengan pendidikan yang ditempuhnya. Hal terpenting yang menjadi faktor adalah lingkungan. Lingkungan mampu membentuk karakter seseorang, terutama lingkungan keluarga. Jika seseorang memiliki keluarga seorang guru bisa jadi ia akan meniru kebiasaan yang dilakukan oleh guru. Meskipun begitu terkadang ada seseorang yang memilih melakukan lompatan karir dengan berprofesi tertentu untuk memperbaiki nasibnya. Teori Holland ini dapat dijadikan acuan bagi seseorang terutama sebagai siswa dalam mengikuti alur linier dalam pendidikan. Sehingga

99 dengan demikian diharapkan ada korelasi yang saling berkaitan dan saling mendukung dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Mengidentifikasi peminatan berdasarkan teori holland juga mampu menyokong siswa dalam memenuhi hal yang diinginkannya, yang dampak terbesarnya mampu mengubah kualitas anak-anak bangsa menjadi lebih baik.