LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR FAKTOR DETERMINAN UNSAFE ACTION KARYAWAN DI UNIT PAPER MILL 5/6/9 BAGIAN PRODUKSI 5/6 PT. BARUTAMA KUDUS 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PADA KARYAWAN DI PT. BARUTAMA UNIT PAPER MILL 5/6/9 KUDUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

SKRIPSI ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI PT. BRAJA MUSTI

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI SECTION COMPONENT BODY AND WELDING DEPARTEMEN PRODUKSI MINIBUS PT.

EFEKTIVITAS SAFETY WARNING SYSTEM TERHADAP PRAKTEK PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DI PT. PURA BARUTAMA UNIT PM 5/6/9 KUDUS TAHUN 2015

Bagian Ilmu Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Pengetahuan dan Sikap Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Industri Informal Pengelasan di Desa Singajaya, Indramayu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado


Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

SKRIPSI HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PERSEPSI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG APD TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN PADA PEKERJA UNIT AMONIAK PRODUKSI I PT PETROKIMIA GRESIK

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN SAFETY HELMET PADA PEKERJA PT. WIJAYA KUSUMA CONTRACTORS PROYEK DR

HUBUNGAN KEBISINGAN DAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PEKERJA WEAVING PT. ISKANDAR INDAH PRINTING SURAKARTA SKRIPSI

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA TAMBANG PASIR GALI DI DESA PEGIRINGAN KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2013

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : DESI RATNASARI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KEDISIPLINAN PEMAKAIAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN WINDING

Wijayanti, et al, Substandard Actions Pada Pekerja Proyek Konstruksi Jember Icon, Kabupaten..

HUBUNGAN PERSEPSI K3 KARYAWAN DENGAN PERILAKU TIDAK AMAN DI BAGIAN PRODUKSI UNIT IV PT. SEMEN TONASA

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN

HALAMAN PENGESAHAN. Artikel Ilmiah

Kata Kunci: Lama Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Diri, Kapasitas Vital Paru

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ANANG RIASMOKO J

ABSTRACT. Keywords : Occupational Safety and Health (K3), individual characteristics, knowledge attitudes, behaviors

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

: Minor injury, knowledge, attitude, obedience, fatigue, PPE

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN DI PT SINAR PANTJA DJAJA PADA UNIT PRODUKSI SPINNING III DAN UNIT NON PRODUKSI SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA MAINTENANCE DI PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG TAHUN 2016

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA WANITA BAGIAN SEWING DI CV.

HUBUNGAN LAMA PAPARAN MONITOR KOMPUTER DENGAN KELUHAN COMPUTER VISION SYNDROME DI BPJS, SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN SISTOLIK DAN DIASTOLIK SERTA KELELAHAN KERJA PEKERJA UNIT PENGECORAN LOGAM

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PADA REMAJA DI SMP N 7 SURAKARTA

SKRIPSI HUBUNGAN TEMPERATUR DAN KEBISINGAN DENGAN KELELAHAN SUBJEKTIF INDIVIDU DI PT X JAKARTA

HUBUNGAN POSTUR KERJA DUDUK DENGAN KELELAHAN KERJA TENAGA KERJA BATIK TULIS DI MASARAN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

Unnes Journal of Public Health

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU SMP NEGERI 1 AIRMADIDI Jimmy M. Paays*, Paul A.T. Kawatu*, Budi T.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

1 Universitas Esa Unggul

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NURVIANA VELAYATI K

SKRIPSI STUDI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGELASAN DI PT. OMETRACO ARYA SAMANTA SURABAYA

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN PERILAKU AMAN PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA, CEPER, KLATEN

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA DI PT ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

DIRI (APD) Memenuhi Salah Satu. Syarat. Disusun Oleh : J PROGRAM FAKULTAS

PENGARUH PENYULUHAN PERAWAT TERHADAP PERILAKU PENGGUNAAN MASKER PADA KARYAWAN DI PT. INDONESIA TRI SEMBILAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU TIDAK AMAN PADA PEKERJA DI DEPARTEMEN PRODUKSI PT. X

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : KHOIRUL MUNTIANA J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PEKERJA BAGIAN PENGHALUSAN DAN PEMOTONGAN DI PT WAROENG BATOK INDUSTRY CILACAP

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNSAFE ACTION PADA PEKERJA DI BAGIAN PENGANTONGAN UREA

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Afianto, et al., Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pekerja dalam bekerja...

Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

PERBEDAAN KELELAHAN KERJA DAN TEKANAN DARAH PADA PERAWAT WANITA SHIFT PAGI DAN SHIFT MALAM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR PRESDIPOSING DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI DIPO LOCOMOTIF PT. KAI DAOP IV SEMARANG 2013

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING

HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA ANGKAT-ANGKUT PT. BAHAMA LASAKKA CEPER KLATEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

Transkripsi:

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR FAKTOR DETERMINAN UNSAFE ACTION KARYAWAN DI UNIT PAPER MILL 5/6/9 BAGIAN PRODUKSI 5/6 PT. BARUTAMA KUDUS 2015 Disusun Oleh : AGHIL DWI JATI KUSUMA D11.2011.01288 Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasi di Sistem Informasi Tugas Akhir (SIADIN) Pembimbing (Eni Mahawati, SKM, M.KES)

FAKTOR FAKTOR DETERMINAN UNSAFE ACTION KARYAWAN DI UNIT PAPER MILL 5/6/9 BAGIAN PRODUKSI 5/6 PT. BARUTAMA KUDUS 2015 Aghil Dwi Jati Kusuma *), Eni Mahawati **) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Email : aghilkusuma7@gmail.com ABSRACT Background: Unsafe acts (unsafe action) is a major cause of work accidents, caused by unsafe working conditions (unsafe condition) cause is the faulty parts, machinery without safety, and others. Accidents caused by unsafe acts (unsafe action) is clumsy, stubborn, indifference to the danger of accidents as well as other activities that trigger accidents. Methods: This research is a quantitative analytical research with cross sectional approach. Production overall employee PM5 / 6 as many as 42 employees of PT. Pura Holy Barutama consisting of 21 employees on the morning shift and 21 employees on the day shift. The sampling method used in this research is proportional random sampling with sampling raffle or lottery in accordance with the requirements of the samples have been determined. with large samples taken was 30 employees. Result: The results showed that 50% perform malicious acts in PT. Pura Holy Barutama. There is no significant relationship between age (p-value = 0.492), education (p-value = 0.184), tenure (p-value = 0.086), attitude (p-value = 0.705). There is a relationship of knowledge (p-value = 0.024), and perception (p-value = 0.024) with a malicious action on the PT. Pura Holy Barutama. Conclusion: Company PT. Pura Barutama should provide education on occupational health and safety so that the number of work accidents in PT. Pura Barutama due to malicious acts can be reduced. Keyword : Unsafe action, Determinat Factor ABSTRAK Latar Belakang: Perbuatan tidak aman (unsafe action) adalah penyebab utama kecelakaan kerja, yang disebabkan oleh kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition) penyebabnya adalah onderdil yang rusak, mesin tanpa pengaman, dan lainnya. Kecelakaan disebabkan oleh tindakan yang tidak aman (unsafe action) adalah ceroboh, keras kepala, sikap masa bodoh terhadap bahaya kecelakaan serta kegiatan lain yang memicu terjadinya kecelakaan kerja. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif analitik, dengan pendekatatan cross sectional. keseluruhan karyawan bagian Produksi PM5/6 sebanyak 42 karyawan PT. Pura Barutama Kudus yang terdiri dari 21 karyawan pada shift pagi dan 21 karyawan pada shift siang. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah propotional random sampling dengan pengambilan sampel secara mengundi atau undian sesuai dengan persyaratan sampel yang telah ditentukan. dengan besar sampel yang diambil adalah 30 karyawan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 50% melakukan tindakan berbahaya di PT. Pura Barutama Kudus. Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur (p-value=0,492),

pendidikan (p-value = 0,184), masa kerja (p-value = 0,086), sikap (p-value = 0,705). Ada Hubungan pengetahuan (p-value = 0,024), dan persepsi (p-value = 0,024) dengan tindakan berbahaya di PT. Pura Barutama Kudus. Kesimpulan: Perusahaan PT. Pura Barutama hendaknya memberikan penyuluhan tentang keselamatan dan kesehatan kerja sehingga angka kecelakaan kerja di PT. Pura Barutama yang dikarenakan tindakan-tindakan yang berbahaya dapat berkurang. Kata kunci: Tindakan Berbahaya, Faktor Determinan PENDAHULUAN Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi. 1 Kecelakaan kerja tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh karena itu kecelakaan kerja dapat dicegah, asal kita cukup kemauan untuk mencegahnya. Oleh karena itu pula sebab-sebab kecelakaan harus diteliti dan dikemukakan, agar untuk selanjutnya dengan usaha-usaha koreksi yang ditujukan kepada sebab itu kecelakaan dapat dicegah dan tidak berulang kembali. 2 Menurut International Labour Ofifice (ILO) Geneva, perbuatan tidak aman (unsafe action) adalah penyebab utama kecelakaan kerja, yaitu pertama adalah kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition) 15%. Kedua adalah kecelakaan disebabkan oleh tindakan yang tidak aman (unsafe action) 85%. Penyebab kecelakaan kerja adalah diakibatkan oleh tindakan tidak aman seperti, sembrono dan tidak hati-hati, tidak mematuhi peraturan, tidak mengikuti standar prosedur kerja, tidak memakai alat pelinding diri (APD), dan kondisi badan yang lemah. Dengan melihat angka kecelakaan kerja, maka penting bagi pihak yang bersangkutan untuk mengatahui penyebab kecelakaan kerja, sehingga dapat menekan angka kecelakaan kerja sampai dengan 0% (zero accident) setiap tahunnya. 3 Di Indonesia perkembangan industri sekarang ini berlangsung sangat pesat seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari tahun ke tahun perindustrian di Indonesia mengalami peningkatan dan penurunan. Seiring dengan peningkatan dan penurunan industri kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi dan cenderung meningkat setiap tahunnya, berikut data kecelakaan kerja menurut PUSDATINAKER pada tahun 2011 sampai dengan 2014. Tahun 2011 angka kecelakaan kerja mencapai 11.610 kasus 4, angka kecelakaan kerja semakin meningkat pada tahun 2012 yang mencapai mencapai 14.888 kasus 5, tahun 2013 mencapai 18.682 kasus 6, dan tahun 2014 mencapai 17.858 7. Dari data tersebut bisa dikatakan angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi, disebabkan oleh faktor manusia karena kurangnya kedisiplinan serta lingkungan kerja, alat / mesin, dan lainya. Hal yang paling utama

kemungkinan kecelakaan kerja di akibatkan oleh tindakan berbahaya (unsafe action) oleh faktor manusia itu sendiri. PT. Pura Barutama Kudus merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan kertas, hologram, packaging, converting dan berbagai macam produk kertas lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari departemen PSML angka kecelakaan kerja pada 2011 sampai dengan 2014 masih cukup tinggi yaitu antara lain tahun 2011 angka kecelakaan kerja mencapai 16 kasus, tahun 2012 angka kecelakaan kerja mencapai 20 kasus, tahun 2013 angka kecelakaan kerja mencapai 12 kasus, dan angka kecelakaan kerja tahun 2014 bulan januari agustus mencapai 7 kasus. Kecelakaan kerja terjadi dikarenakan beberapa faktor antara lain perilaku berbahaya yang dilakukan oleh pekerja tindakan berbahaya (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition), dari survei awal pada 10 responden yang ditemui saat shit pagi diperoleh sebanyak 70 % pekerja melakukan tindakan tidak aman dan 30 % kondisi tidak aman. Selain data tindakan berbahaya (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition) peneliti juga mendapatkan data umur pekerja, kebanyakan pekerja di Paper Mill 5/6/9 rata-rata berusia antara 20-60 tahun, pada rentang usia seperti itu pekerja bisa dikatakan masih produktif akan tetapi secara fisik pekerja sudah mengalami penurunan daya tahan tubuh seperti, mudah lelah dan tingkat konsentrasi menurun, sehingga pekerja dapat melakukan banyak tindakan yang berbahaya. Dari uraian diatas tujuan penelitian ini adalah menganalis faktor-faktor determinan tindakan berbahaya (unsafe action) karyawan di unit paper mill 5/6/9 bagian produksi 5/6 PT. Barutama Kudus. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional. 8 Variabel bebas yang diambil adalah umur, pendidikan, lama kerja,pengetahuan, sikap dan persepsi. Sedangkan variabel terikat yaitu tindakan berbahaya (unsafe action). Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan karyawan bagian Produksi PM 5/6 sebanyak 42 karyawan PT. Pura Barutama yang terdiri dari 21 karyawan pada shift pagi dan 21 karyawan pada shift siang. Besar sampel yang di butuhkan adalah 30 karyawan bagian Produksi PM 5/6 dengan dibagi 15 karyawan shift pagi dan 15 karyawan shift siang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesiner. Analisis data dengan menggunakan Uji Korelasi.

HASIL Tabel 1 Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian Variabel Frekuensi Persen (%) Umur Dewasa Dini 15 50 Dewasa Madya 15 50 Pendidikan SD 5 16,7 SMP 8 26,7 SMA/SMK 17 56,7 Masa Kerja Sedang 0 0 Lama 30 100 Pengetahuan Sedang 17 56,7 Baik 13 43,3 Sikap Sedang 22 73,3 Baik 8 26,7 Persepsi Sedang 10 33,3 Baik 20 66,7 Tindakan Berbahaya (unsafe action) Aman 15 50 Tidak Aman 15 50 Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebesar 50% umur responden dewasa dini dan 50% umur responden dewasa madya. 56,7% pendidikan responden SMA/SMK. 100% masa kerja responden lama di PT. Barutama Kudus. 56,7% responden memiliki pengetahuan yang sedang. 73,3% responden memiliki sikap yang sedang. 66,7% responden memiliki persepsi yang baik. 50% responden melakukan tindakan yang aman saat bekerja dan 50% responden melakukan tindakan yang tidak aman ketika bekerja.

Tabel 2 Uji Korelasi Rank Spearman Tindakan Berbahaya (Unsafe Action) Variabel Aman Tidak Aman p-value n % n % Umur Dewasa Dini 8 53,3 7 46,7 0,492 Dewasa Madya 7 46,7 8 53,3 Pendidikan SD/SMP 7 53,8 6 46,2 0,184 SMA/SMK 8 47,1 9 42,9 Masa Kerja Baru 0 0 0 0-0,319 Lama 15 50 15 50 Pengetahuan Sedang 12 70,5 5 29,5 0,024 Baik 3 23,1 10 76,9 Sikap Sedang 11 50 11 50 0,705 Baik 4 50 4 50 Persepsi Sedang 7 70 3 30 0,024 Baik 8 40 12 60 Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa presentase tindakan berbaya (unsafe action) yang tergolong tidak aman dengan umur dewasa madya (53,3%) lebih besar dari pada umur dewasa dini (46,7%), pvalue 0,492. Presentase tindakan berbaya (unsafe action) yang tergolong tidak aman dengan pendidikan responden yang memiliki tingkat pendidikan SD/SMP (46,2%) lebih besar daripada tingkat pendidikan responden yang SMA/SMK (42,9%), pvalue 0,184. Presentase tindakan berbaya (unsafe action) yang tergolong tidak aman dengan masa kerja responden yang lama (50%) lebih besar daripada masa kerja responden yang baru, pvalue -0,319.

Presentase tindakan berbaya (unsafe action) yang tergolong tidak aman dengan pengetahuan responden yang baik (76,9%) lebih besar daripada pengetahuan responden yang sedang (29,5%), pvalue 0,024. Presentase tindakan berbaya (unsafe action) yang tergolong tidak aman dengan sikap responden yang sedang (50%) dan yang baik (50%), pvalue 0,705. Presentase tindakan berbaya (unsafe action) yang tergolong tidak aman dengan persepsi responden yang baik (60%) lebih besar daripada persepsi responden yang sedang (30%), pvalue 0,024. PEMBAHASAN Hubungan antara Umur dengan Tindakan Berbahaya Berdasarkan hasil umur responden pada unit produksi PM 5/6 rata-rata berumur 12-54 tahun dengan kategori umur tua (dewasa madya) lebih dominan melakukan tindakan tidak aman, karena bertambahnya umur seseorang tingkat konsentrasi dan kondisi fisik akan menurun sehingga berpotensi dengan tindakan yang tidak aman. hasil kategori umur dewasa dini lebih banyak melakukan tindakan aman dengan presentase 53,3%. Hasil uji statistik menggunakan rank spearman didapatkan p value 0,492, berarti tidak ada hubungan antara umur dengan tindakan berbahaya karyawan unit produksi PM 5/6 di PT. Pura Barutama Kudus. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Nor Maulidhasari (2011) menyebutkan hasil uji analisa korelasi rank spearman didapatkan p alue 0,135, yang berarti tidak ada hubungan antara umur dengan perilaku berbahaya (unsafe action) pada bagian unit intake PT. Indonesia power unit bisnis pembangkitan (UBP). Dalam usia dewasa tersebut produktivitas seseorang akan mengalami penurunan, seiring bertambahnya umur yang juga menyebabkan menurunnya ketrampilan fisik seperti kecepatan, kelenturan, kekuatan, dan koordinasi otot.sebagian besar pekerja yang temasuk umur dewasa pada unit intake yang memiiki emosi yang lebih matang dan stabil sehingga potensi untuk melakukan tindakan berbahaya (unsafe action) cenderung rendah. 9 Hubungan Antara Pendidikan Dengan Tindakan Berbahaya Berdasarkan hasil penelitian, pekerja di unit produksi PM 5/6 dengan pendidikan yang tinggi lebih dominan melakukan tindakan-tindakan berbahaya. Hasil dari hubungan tabulasi silang antara pendidikan dengan tindakan berbahaya, pekerja dengan pedidikan akhir SD atau SMP lebih banyak melakukan tindakan aman 53,8%, serta pekerja dengan pendidikan akhir SMA/SMK lebih banyak melakukan tindakan tidak aman sebesar 52,9%. Hasil uji

statistik menggunakan rank spearman didapatkan p value 0,184, berarti tidak ada hubungan antara pendidikan dengan tindakan berbahaya karyawan unit produksi PM 5/6 di PT. Pura Barutama Kudus Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bella shovira (2015) bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku tidak aman pada pekerja unit material PT. Sango Ceramics dengan nilai p value 0,039 karena pendidikan tinggi belum tentu akan mempengaruhi perilaku yang tidak aman dan pendidikan berpengaruh dalam pola pikir seseorang dalam menghadapi pekerjaan yang dipercayakan padanya. 10 Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Tindakan Berbahaya Berdasarkan hasil penelitian, variabel masa kerja mempunyai rata-rata masa kerja 22 tahun, dengan masa kerja minimal 12 tahun, dan maksimal 25 tahun. Pekerja unit produksi PM 5.6 semua pekerja memiliki masa kerja yang lama, hasil dari hubungan tabulasi silang antara masa kerja dengan tindakan berbahaya yang melakukan tindakan aman ataupun tidak aman seimbang sebesar 50%. Hasil uji statistik menggunakan rank spearman didapatkan p value 0,086, berarti tidak ada hubungan antara masakerja dengan tindakan berbahaya karyawan unit produksi PM 5/6 di PT. Pura Barutama Kudus. pekerja di unit produksi PM 5/6 dengan masa kerja lama dapat mempengaruhi terhadap tindakan berbahaya (tidak aman) karena pekerja dengan masa kerja yang lama mengetahui lingkungan perusahaan (unit produksi) yang membahayakan serta berpotensi tinggi terhadap terjadinya kecelakaan kerja sehingga pekerja terlalu menyepelekan hal tersebut. Maka penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sholihin Shiddiq (2013) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan perilaku tidak aman karyawan di bagian produksi unit IV PT. Semen Tonasa dengan p value 0,011 Karena Karyawan baru memerlukan perhatian lebih karyawan baru berpotensi melakukan tindakan berbahaya yang diakibatkan kurangnya pengalaman dibandingkan karyawan lama yang memiliki pengalaman yang lebih, segala sesuatu yang tidak baru lagi bagi mereka seperti, teman kerja, alat-alat, fasilitas kerja, prosedur kerja, kebiasaan, dan peraturanperaturan yang berlaku di perusahaan serta lingkungan tempat kerja. 11 Hubungan Antara Pengetahuan DenganTindakan Berbahaya Berdasarkan hasil penelitian, Dapat dilihat pada kelompok dengan pengetahuan sedang bertindak aman 70,5%, sedangkan kelompok dengan pengetahuan baik yang menunjukan tindakan tidak aman lebih besar 76,9%. Hasil uji statistik menggunakan rank spearman didapatkan p value 0,184, berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan

berbahaya karyawan unit produksi PM 5/6 di PT. Pura Barutama Kudus. Berdasarkan pekerja dengan pengetahuan yang baik juga berpotensi untuk melakukan tindakan-tindakan berbahaya dalam melakukan pekerjaanya, tindakan berbahaya dapat dilakukan dengan sengaja seperti yang dilakukan pekerja unit produksi PM 5/6 yang melanggar aturan dengan tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bekerja. Maka hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Dwi Ayu Septiana (2014) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan unsafe action pekerja dengan nilai p = 0,000 dan C = 0,667. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah semakin baik pengetahuan pekerja maka unsafe action akan semakin berkurang. 12 Hubungan Antara Sikap Dengan Tindakan Berbahaya Berdasarkan hasil penelitian, pada kelompok dengan sikap sedang dengan tindakan aman dan bertindak tidak aman 50%, serta kelompok dengan sikap baik dengan tindakan tidak aman dan yang bertindak tidak aman 50%. Berdasarkan hasil tersebut, pekerja dengan sikap yang sedang maupun yang baik bisa berpotensi dan bisa pula tidak berpotensi terhadap tindakan aman maupun tidak aman karena respon seseorang terhadap tindakan berbahaya berbeda-beda, bisa merespon negatif (tidak menerima) maupun respon yang positif (dapat menerima). Maka hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sholihin Shiddiq (2013) hasil uji statistik menggunakan uji Fisher Exact Test diperoleh nilai p = 0,002( p< 0,05) berarti ada hubungan antara sikap dengan perilaku tidak aman karyawan dibagian produksi unit IV PT. Semen Tonasa. Penelitian ini telah membuktikan adanya hubungan kuat antara sikap dengan perilaku tidak aman. sikap yang negatif bagi setiap karyawan sangat berpengaruh. Sikap buruk/negatif yang ditunjukkan oleh responden dapat membuat pribadi seorang karyawan berperilaku tidak aman. 11 Hubungan Antara Persepsi Dengan Tindakan Berbahaya Berdasarkan hasil penelitian, pada kelompok dengan persepsi sedang yang bertindak aman sebesar 70%, sedangkan kelompok dengan persepsi baik yang menunjukan tindakan tidak aman sebesar 60%.Berdasarkan data diatas, dalam setiap persepsi seseorang pasti berbeda-beda, dengan kurangnya persepsi seseorang maka akan berpengaruh terhadap tindakan yang tidak aman. Maka penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sholihin Shiddiq(2013), hasil uji statistik menggunakan uji Fisher Exact Test diperoleh nilai p = 0,011( p< 0,05) berarti ada hubungan antara persepsi K3 dengan perilaku tidak aman (perilaku tidak aman) karyawan dibagian produksi unit IV PT. Semen Tonasa. 12

SIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian tindakan berbahaya didapatkan 15 responden (50%) yang melakukan tindakan aman, dan 15 responden (50%) yang melakukan tindakan tidak aman. 2. Berdasarkan hasil penelitian umur responden di bagian Produksi PM5/6, jumlah rata-rata umur 43 tahun, sebagian besar berpendidikan SMA/SMK 17 responden (56,7%), dan semua responden memilik masa kerja lama 30 responden (100%). 3. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pengetahuan responden diketahui 17 responden (56,7%) memiliki pengetahuan sedang, 13 responden (43,3%) memiliki pengetahuan yang baik, dan hasil distribusi frekuensi sikap responden diketahui 22 responden (73,3%) dengan sikap yang sedang dan 8 responden (26,7%) dengan sikap yang baik, serta hasil distribusi frekuensi persepi 10 responden (33,3%) memiliki persepsi yang sedang, dan 20 responden (66,7%) memiliki persepsi yang baik. 4. Tidak ada hubungan antara umur dengan tindakan berbahaya ( p value 0,492) 5. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan tindakan berbahaya ( p value 0,184) 6. Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan tindakan berbahaya ( p value 0,086) 7. Ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan berbahaya ( p value 0,024) 8. Tidak ada hubungan antara sikap dengan tindakan berbahaya ( p value 0,705) 9. Ada hubungan antara persepsi dengan tindakan berbahaya ( p value 0,024) SARAN 1. Bagi Perusahaan, Dengan pengetahuan serta persepsi yang kurang tentang tindakan berbahaya pada karyawan unit paper mill 5/6 PT. Pura Barutama Kudus, maka melalui penyuluhan dengan intensif tentang tindakan berbahaya serta keselamatan dan kesehatan kerja ditujukan kepada responden yang pekerjaannya beresiko tinggi terjadinya kecelakaan kerja sehingga angka kecelakaan kerja di PT. Pura Barutama yang dikarenakan oleh tindakan-tindakan berbahaya dapat berkurang. 2. Bagi pekerja,tenaga kerja harus membudayakan tindakan-tindakan yang aman pada saat bekerja

DAFTAR PUSTAKA 1. Tarwaka. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Surakarta : Harapan Press. 2008 2. Suma mur, PK. Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Cetakan 11.Gunung Agung, Jakarta. 1994 3. Jaji. Faktor Manusia Dan Faktor Pekerjaan Berhubungan Dengan Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Kemplang (Homeindustry) Di Desa Tebing Gerinting Tahun 2012. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan, Universitas Sriwijaya. Vol 3, No 1 (2012). 2012 4. Pusdatinaker. Angka Kecelakaan Kerja Industri Tahun 2011. Http://Pusdatinaker.Balitfo.Depnakertrans.Go.Id/Viewpdf.Php?Id=191. Diakses Tanggal 6 Juni 2015. 5. Pusdatinaker. Angka Kecelakaan Kerja Industri Tahun 2012. Http://Pusdatinaker.Balitfo.Depnakertrans.Go.Id/Viewpdf.Php?Id=288. Diakses Tanggal 6 Juni 2015. 6. Pusdatinaker. Angka Kecelakaan Kerja Industri Tahun 2013. Http://Pusdatinaker.Balitfo.Depnakertrans.Go.Id/Viewpdf.Php?Id=301. Diakses Tanggal 6 Juni 2015. 7. Pusdatinaker. Angka Kecelakaan Kerja Industri Tahun 2014. Http://Pusdatinaker.Balitfo.Depnakertrans.Go.Id/Viewpdf.Php?Id=391. Diakses Tanggal 6 Juni 2015. 8. Notoatmojo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2012 9. Dwi, Noor Maulidhasari. Fatkor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Berbahaya (Unsafe Action) Pada Bagian Unit Intake PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Semarang 2011. JURNAL VISIKES. Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Vol. 10 / No. 1 / April (2011). 2011 10. Shovira, Bella. Perilaku Tidak Aman (Unsafe Action) Pada Pekerja Di Unit Material Pt. Sango Ceramics Indonesia Semarang. Universitas Dianuswartoro Semarang. 2015 11. Shidiq, Sholihin. Hubungan Persepsi K3 Karyawan Dengan Perilaku Tidak Aman Di Bagian Produksi Unit PT. Semen Tanosa Tahun 2013. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan, Universitas Hasnuddin Makasar. Makassar. 2013

12. Septiana, dwi ayu. Faktor yang mempengaruhi unsafe action pada pekerja di bagian pengantongan urea. The indonesian journal of occopotional safety and health. Fakultas Kesehatan, Universitas Airlangga. Surabaya. Vol 3, No. 1 jan-jun 2014 : 25-34. 2014