BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian bahasa Jawa juga memiliki dialek yang tidak sedikit. dialek Banyuwangi, dialek Surabaya, dan dialek Jogjakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

AHMAD KHOIRUL ANWAR NIM A

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Selo berada di wilayah kabupaten Boyolali tepatnya di. antara dua gunung yaitu gunung Merapi dan gunung Merbabu.

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia. untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, Bahasa adalah

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia. yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan perguruan tinggi pasti terdapat tenaga kependidikan. Dalam tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. dalam bertransaksi yaitu ada barang yang akan diperdagangkan, kesepakatan yang tidak dipaksa oleh pihak manapun.

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia membutuhkan orang lain untuk saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat diartikan hubungan tidak langsung, sedangkan bahasa lisan dapat diartikan hubungan langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu dan antarkelompok. Percakapan yang terjadi mengakibatkan adanya peristiwa tutur dan tindak tutur. Pertuturan dapat diartikan sebagai perbuatan berbahasa yang dimungkinkan dan diwujudkan sesuai dengan kaidah-kaidah pemakaian unsurunsur dapat pula dikatakan bahwa perbuatan yang menghasilkan bunyi bahasa secara beraturan sehingga menghasilkan ujaran yang bermakna. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individual, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan berbahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Peristiwa tutur banyak dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya. Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terjadi pada satu proses yaitu proses komunikasi (Chaer dan Leony, 1995: 61). Maksud dan tujuan berkomunikasi di dalam peristiwa tutur diwujudkan dalam sebuah kalimat. Kalimat-kalimat yang diucapkan oleh seorang penutur dapat diketahui pembicaraan yang diinginkan penutur sehingga dapat dipahami oleh penutur atau mitratutur. Akhirnya mitratutur 1

2 akan menanggapi kalimat yang dibicarakan oleh penutur. Misalnya, kalimat yang mempunyai tujuan untuk memberitahukan saja, kalimat yang memerlukan jawaban, dan kalimat yang meminta lawan tutur untuk melakukan suatu tindakan atau suatu perbuatan. Tindak tutur menurut Austin (dalam Rahardi, 2005: 104) dibedakan menjadi tiga yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi. Tindak tutur lokusi dari suatu ucapan adalah makna dasar referen dari ucapan. Tindak tutur ilokusi adalah daya yang ditimbulkan oleh pemakainya, sebagai suatu perintah, ejekan, keluhan, pujian dan sebagainya. Tindak tutur perlokusi adalah hasil dari ucapan yang ingin diucapkan terhadap pendengarnya. Selanjutnya, pendengar melakukan atau tidak melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang diucapkan penutur. Tindak tutur ilokusi dalam komunikasi pada suatu penelitian penting untuk diperhatikan. Hal ini searah dengan pendapat Kushartati, Yuwono dan Lauder (2005: 104) yang menyatakan bahwa tindak tutur ilokusi dalam komunikasi merupakan bentuk sikap ekspresi yang memberikan bentuk sikap ekspresi yang memberikan ruang terjadinya beberapa tipe tindak. Ilokusi merupakan tuturan yang dapat didekode oleh penutur yang mempermudahkan mitratutur membedakan interpretasi maksud tutur dalam tindakan. Rohmadi (2004: 31) menyatakan bahwa tindak ilokusi memberikan tantangan dalam penelitian kebahasaan sebab tindak ilokusi sulit diidentifikasikan harus terlebih dahulu mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur.

3 Kajian ilokusi memang penting untuk mendapat perhatian sebab, dalam kajian ilokusi membahas tentang sikap dan ekspresi tindakan seorang dalam komunikasi, dengan kajian tertuju pada penutur dan lawan tutur. Ilokusi sebagai daya yang ditimbulkan oleh pemakainya dapat mempengaruhi partisipan anak untuk melakukan suatu tindakan positif, atau negatif. Percakapan difokuskan pada ujaran yang digunakan seseorang pada situasi tertentu. Semakin banyak kosakata yang dikuasai seseorang, maka orang tersebut dapat bervariasi dalam menggunakan kalimat. Sebaiknya, orang yang miskin kosakata kesulitan dalam berbicara mempunyai peran penting saat seseorang berbicara. Darjowidjojo (2003: 225) berpendapat bahwa penguasaan kosa kata yang digunakan untuk berbahasa oleh anak dipengaruhi oleh lingkungan keluarga sebagai tempat pemerolehan bahasa yang utama dan pertama (bahasa daerah atau bahasa ibu). Bahasa yang digunakan anak berkaitanerat dengan topik-topik pembicaraan dan cara memahami bunyi ujaran dari lawan tutur sesuai dengan aturan-aturan yang diperoleh anak sejak kecil saat anak mulai dapat berbicara. Perkembangan pemakaian bahasa anak dipengaruhi oleh meningkatnya usia anak, semakin anak bertambah umur, maka akan semakin banyak kosa kata yang dikuasai. Hurlock berpendapat (2003: 116) bahwa perkembangan bahasa yang dikuasai anak dipengaruhi oleh perkembangan usia anak dan lingkungan. Anak yang berada di kelas awal SD sama dengan anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa

4 perkembangan anak yang pendek tetapi juga masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Aktivitas berbahasa sangatlah perlu mengemban prinsip sopan-santun. Kesantunan berbahasa dapat direalisasikan melalui tindak bahasa memberitahukan, mendeklarasikan, mengekspresikan, menanyakan, dan memerintah. Tindak bahasa memerintah merupakan tipologi tindak tutur: menyuruh, meminta, mengharap, memohon, menyilakan, mengajak, menasihati, melarang dan lain-lain (Prayitno, 2011: 15). Alasan penelitian ini menarik untuk diteliti karena banyak ditemukan tindak tutur ilokusi direktif yang dominan dalam percakapan anak SD seharihari, khususnya meminta, mengharap dan memohon. Bentuk bahasa permintaan mempunyai maksud dengan berbagai tujuan oleh si penutur bahasa di antaranya meminta yang bertujuan untuk mengharapkan sesuatu, meminta yang bertujuan memohon, meminta yang bertujuan memerintah, meminta yang bertujuan membutuhkan, meminta yang bertujuan menyuruh, meminta yang bertujuan mengucap syukur, meminta yang bertujuan menyarankan dan lain sebagainya. Konteks keseluruhan diwarnai oleh siapa, kepada siapa, apa, dan bagaimana hubungan siapa kepada siapa. Persoalannya bagaimana realisasi bentuk, teknik, strategi kesantunan tindak berbahasa permintaan yang digunakan pada percakapan anak SD dalam kegiatan sehari-hari. Bentukbentuk kesantunan pemakaian bahasa di lingkungan SD yang berlatarbelakang budaya Jawa mengandung maksud yang sangat beragam bergantung pada konteks situasional, sosial dan kultural yang mengiringi terdapatnya tuturan itu. Keberagaman maksud tuturan itu menjadi literal, langsung, objektif, akomodasi, santun, atau sebaliknya juga bergantung pada ketiga konteks itu.

5 Kenyataan menunjukkan bahwa kesantunan tindak berbahasa anak SD, baik dalam aktivitas resmi di kelas maupun nonresmi di luar kelas masih dalam lingkungan sekolah dalam kaitannya dengan strategi bertutur, teknik, implikatur percakapan dan daya pragmatik, prinsip sopan santun, prinsip atau daya ironi menjadi langsung literal, dan instan sehingga cenderung tidak santun. Perkembangan bahasa anak selamanya tidak berjalan normal, kadang ada hambatan-hambatannya sehingga berpengaruh terhadap tidak tutur yang digunakan anak saat melakukan percakapan. Berdasarkan hasil observasi pra penelitian di lokasi penelitian SD N Bendosari 1, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali ditemukan permasalahan pada percakapan anak yang cenderung lebih banyak menggunakan tindak tutur ilokusi direktif dalam dialog resmi di dalam kelas maupun nonresmi di luar kelas. Tindak tutur ilokusi direktif yang difokuskan dalam bentuk bahasa permintaan sangat menarik untuk diteliti, Sikap anak pada waktu meminta sesuatu, terkadang terdengar kurang sopan saat anak berbicara dengan anak yang lain atau sedikit banyak memaksa mitratutur untuk melakukan permintaan penutur. Hal ini dapat terlihat pada tekanan suara keras dari anak, baik untuk menyatakan informasi maupun untuk memerintah yang dapat membuat lawan bicara kurang memahami maksud penutur termasuk untuk menyampaikan informasi maupun perintah bahkan tidak sedikit yang meminta bantuan, sehingga lawan tutur merasa kebingungan untuk menyatakan maksud penutur selanjutnya seperti kutipan:

6 1.a Cepeto, Wan! Majuo gen rapi?! Cepat, Wan kamu yang maju biar rapi! 1.b Garape ndang cepet! Selak ditumpuk i lho!! Mengerjakannya yang cepat! Mau dikumpulkan 1.c Yaa. nyileh pulas mu, tapi sing ndi ya?! Yaa.. pinjam pulas mu, tapi yang mana ya?! Ketiga kutipan di atas apabila didengarkan sepintas kurang dipahami oleh lawan tutur atau membuat perasaan kurang nyaman. Tuturan 1.a Cepeto, Wan! Majuo gen rapi?! dan tuturan 1.b Garape ndang cepet! Selak ditumpuk i lho!! merupakan kalimat permintaan, akan tetapi diucapkan dengan kasar sehingga terdengar lawan tutur ada pemaksaan untuk melakukan apa yang diperintahkan penutur. Hal ini mengakibatkan lawan tutur merasa kurang suka dengan apa yang dikatakan oleh penutur. Adapun untuk tuturan 1.c Yaa. nyileh pulasmu tapi sing ndi ya?! merupakan kalimat penutur yang membingungkan lawan tutur. Awalnya penutur meminta lawan tutur yang diteruskan dengan pertanyaan, lawan tutur merasa kurang paham apa yang dikatakan penutur sehingga lawan tutur harus memilih tindakan yang didahulukan karena lawan tutur tidak mampu melaksanakan tindakan dari kalimat penutur secara bersamaan. Faktor lain datang dari individu penutur yang memang mempunyai sikap suka meminta, menyuruh bahkan memaksa. Selain itu terlihat juga dari latar belakang penutur bahasa yang mempunyai tingkatan sosial yang merasa lebih tinggi dari penutur bahasa lain sehingga cenderung sering menyuruhnyuruh bahkan memaksa lawan tutur untuk melakukan apa yang diperintah oleh penutur bahasa.

7 Penelitian ini difokuskan pada tuturan anak didik Sekolah Dasar. Analisis percakapan dalam ilokusi direktif penting dilakukan dengan alasan karena adanya permasalahan dalam ilokusi direktif berupa kalimat-kalimat permintaan, akan tetapi diucapkan keras dan kasar sehingga terdengar lawan tutur ada pemaksaan untuk melakukan tindakan penutur. Informasi yang diperoleh dalam percakapan akan meningkatkan memori otak anak semakin banyak menyimpan kata-kata. Banyaknya kosakata yang dikuasai anak ini berfungsi untuk memudahkan lawan bicara anak dalam memahami isi tuturan. Anak akan mudah menjelaskan maksud dan tujuan tuturan yang dilakukan kepada pihak lain. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul Tindak Tutur Direktif Meminta Anak SD dalam Percakapan Nonformal. Hal ini untuk mengetahui tuturan direktif bentuk bahasa permintaan yang digunakan dalam percakapan anak SD. Fungsi bahasa memfokuskan pada bentuk ilokusinya yaitu bahasa permintaan. Studi kasus SD N Bendosari 1 kecamatan Sawit, kabupaten Boyolali. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam suatu penelitian, sangat penting sebab analisis penelitian dapat terfokuskan pada permasalahan yang telah ditentukan. Sesuai dengan latar belakang masalah. Rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk tindak tutur direktif meminta anak SD dalam percakapan nonformal? 2. Bagaimanakah strategi tindak tutur direktif meminta anak SD dalam percakapan nonformal?

8 3. Bagaimanakah teknik tindak tutur direktif meminta anak SD dalam percakapan nonformal? C. Tujuan Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur direktif meminta anak SD dalam percakapan nonformal? 2. Untuk mengetahui strategi tindak tutur direktif meminta anak SD dalam percakapan nonformal? 3. Untuk menemukan teknik tindak tutur direktif meminta anak SD dalam percakapan nonformal? D. Manfaat Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoretis Penelitian ini dapat memberikan masukan yang positif bagi perkembangan sosiolinguistik dan pragmatik, yaitu dalam peristiwa tutur yang digunakan oleh anak SD. 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi pengajar, khususnya bagi guru bahasa Indonesia diharapkan akan dapat memberikan pengertian dan pemahaman dengan tepat mengenai tuturan dan linguistik. b. Bagi peneliti lain dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam memberikan gambaran analisis percakapan.