H M ISTAR A R RI R TON O G N A G, A

dokumen-dokumen yang mirip
Tinjauan Hukum (Isi KUHP) 1. KUHP pasal 285 Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar

Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK. 1. Ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

BAB III PERILAKU SEKSUAL SEJENIS (GAY) DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

BAB IV ANALISIS STUDI KOMPARATIF ANTARA HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEDOFILIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. KUHP tidak ada ketentuan tentang arti kemampuan bertanggung jawab. Yang

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara

KEJAHATAN DAN PELANGGARAN TERHADAP NYAWA DAN TUBUH ORANG

UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI [LN 2008/181, TLN 4928]

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimana keturunan tersebut secara biologis berasal dari sel telur laki-laki yang kemudian

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PROSTITUSI MELALUI MEDIA ONLINE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 7 TAHUN 2001 T E N T A N G LARANGAN PERBUATAN PROSTITUSI DAN TUNA SUSILA DALAM DAERAH KABUPATEN WAY KANAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LARANGAN MAKSIAT DALAM KABUPATEN MUSI BANYUASIN

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA ANAK TURUT SERTA DENGAN SENGAJA MEMBUJUK ANAK MELAKUKAN PERSETUBUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasal 1 angka 11 Bab 1 tentang Ketentuan Umum Kitab Undang-Undang Hukum

BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PIDANA CABUL KEPADA ANAK DI BAWAH UMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. dipertanggungjawabkan pada si pembuatnya. Untuk adanya pertanggungjawaban

BAB II PERATURAN YANG BERKAITAN DENGAN PORNOGRAFI DALAM HUKUM POSITIF DI INDONESIA SEBELUM LAHIRNYA UU NO. 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PROSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG TINDAK PIDANA PENCABULAN ANAK (SODOMI) DIBAWAH UMUR

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

situasi bencana memberikan pendampingan hukum dan pelayanan (UUPA Pasal 3; Perda Kab. Sleman No.18 Tahun 2013, Pasal 3)

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 9/Okt-Des/2016

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA JAMBI dan WALIKOTA JAMBI M E M U T U S K A N :

BAB III TINJAUAN UMUM HUKUM POSITIF TERHADAP TINDAK PIDANA. PENCABULAN (PERKARA NOMOR: 38/Pid.Sus/2013/PN.SLW)

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun yang menjadi tujuan upaya diversi adalah : 6. a. untuk menghindari anak dari penahanan;

PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR : 15 TAHUN 2002 TENTANG LARANGAN PERBUATAN PROSTITUSI DAN TUNA SUSILA DALAM WILAYAH KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dibidang hukum. Hal ini seiring degan amanat Undang-undang

II. TINJAUAN PUSTAKA. umur harus dipertanggungjawabkan. Dalam hukum pidana konsep responsibility

PERATURAN DAERAH. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah;

DASAR HUKUM PEMERIKSAAN FORENSIK 133 KUHAP

ANALISA PIDANA SODOMI PADA ANAK

Wawancara bersama penyidik Unit Pelayanan Perempuan Dan Anak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 23 TAHUN 2006 T E N T A N G PEMBERANTASAN MAKSIAT

RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Sebagai UU yang Mengatur Tindak Pidana Khusus

Pelanggaran terhadap nilai-nilai kesopanan yang terjadi dalam suatu. masyarakat, serta menjadikan anak-anak sebagai obyek seksualnya merupakan

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

BAB II PENGATURAN TENTANG LARANGAN EKSPLOITASI SEKSUAL PADA PERNIKAHAN ANAK USIA DINI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 19 TAHUN : 1999 SERI : C.1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMYU

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Pidana. hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

I. PENDAHULUAN. berkaitan satu sama lainnya. Hukum merupakan wadah yang mengatur segala hal

Pengantar Hukum Pidana Joeni Arianto Kurniawan,S.H.

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

JAKARTA 14 FEBRUARI 2018

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU SODOMI TERHADAP KORBAN YANG TELAH CUKUP UMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2003 T E N T ANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PELACURAN DI KABUPATEN JEMBRANA

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNSUR-UNSUR KEJAHATAN GENOSIDA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OLEH : MAWADDAH NASUTION. M.PSI, psikolog

P U T U S A N NOMOR : 199/PID.SUS/2013/PTR

Lembar Fakta. Diskusi tentang Antara Perlindungan dan Pembatasan: Pengawasan Isi Siaran Bermuatan Seksualitas dan Perempuan Jakarta, 18 Desember 2013

2008, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Porno

BAB II. PENGATURAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA A. Tindak Pidana Kekerasan Dalam Hukum Pidana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah Tindak Pidana atau strafbaarfeit atau perbuatan pidana merupakan suatu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN. 1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,

Mengakomodir Hak Anak Dalam KUHP. Oleh : Apong Herlina Lembaga Advokasi dan Pemberdayaan Anak (LAPA)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN PELACURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Bab XXVIII : Kejahatan Jabatan

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN (VERKRACHTING)

a. Kitab Undang Undang Hukum Pidana Pasal 284. (1) di hukum penjara selama lamanya sembilan bulan: berlaku padanya.

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BAB II PENGATURAN HUKUM TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK. A. Pengaturan Hukum Tindak Pidana Pemerkosaan Terhadap Anak

UNSUR-UNSUR TANGGUNG JAWAB KOMANDAN. Rudi M. Rizki, S.H., LL.M

UNSUR-UNSUR S TANGGUNG GJAWAB A KOMANDAN

BAB II ATURAN HUKUM YANG MENGATUR MENGENAI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. A. Dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana

P U T U S A N Nomor : 103/Pid.Sus/2013/PT.Bdg.

I. PENDAHULUAN. adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materi terhadap perkara tersebut. Hal

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR. A. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap orang yang melihat atau memandangnya. 20. penyiksaan dan perlakuan tidak senonoh lainnya terhadap perempuan dapat

Aktivitas Perlindungan Saksi Dan Korban Dalam Lingkup Kerja Lpsk. Disusun Oleh: Kombes Pol (Purn). basuki Haryono, S.H., M.H.

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Perlindungan Anak

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembuktian dan Hukum Pembuktian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 05 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERANTASAN PELACURAN DALAM KABUPATEN PROBOLINGGO BUPATI PROBOLINGGO,

UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA [LN 2009/140, TLN 5059]

yang menakutkan untuk menangani anak-anak ini sesungguhnya sangat tidak

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui, masalah penyimpangan sosial sedang marak terjadi di

handayani dwi utami Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di dalam masyarakat. Kekerasan itu dapat berupa kekerasan fisik. sebagai pelampiasan nafsu seks.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan No.13/Pid.B/2011/PN.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G LARANGAN PELACURAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SAMBAS NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG LARANGAN PELACURAN DAN PONOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS

PERMASALAHAN KESEHATAN WANITA DALAM DIMENSI SOSIAL DAN UPAYA MENGATASINYA. By : Basyariah Lubis, SST, MKes

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ilmu pengetahuan hukum dikatakan bahwa tujuan hukum adalah

P U T U S A N Nomor 346/Pid.Sus/2013/PT.Bdg.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman-pengalaman tentang bagaimana memenuhi kebutuhan pokok primary

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 07 TAHUN 2006 TENTANG LARANGAN PELACURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG UTARA,

TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK KANDUNG

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MASYARAKAT

TINDAK PIDANA PENCABULAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 46/PUU-XIV/2016 Perbuatan Perzinaan, Perkosaan, dan Pencabulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Sejarah Hotel dan Pengertiannya

BAB II TINJAUAN UMUM. Perlindungan Korban dan Saksi, bahwa yang dimaksud dengan korban adalah

Transkripsi:

PERBUATAN CABUL Dr.H. MISTAR RITONGA, SpF. Dr.H. GUNTUR BUMI NASUTION, SpF DEFENISI Percabulan : Adalah perbuatan yang sengaja untuk meningkatkan nafsu seks di luar perkawinan. FAKTA PERBUATAN CABUL Mrpkn perbuatan yg melanggar kesusilaan Segala bentuk perbuatan yg sengaja dilakukan u/ membangkitkan nafsu birahi nafsu seksual diluar perkawinan. Dlm perkawinan tdk dikenal istilah perbuatan cabul krn perbuatan cabul dilakukan diluar perkawinan ( KDRT ) Delik Percabulan PELAKU PERBUATAN CABUL Orang dgn orang sesama kelamin,antara laki-laki, laki, antara perempuan. Orang laki-laki dgn perempuan. Orang perempuan dgn laki-laki. laki. Bila suatu persetubuhan tdk dpt dibuktikan, maka digunakan kata perbuatan cabul sebagai pengganti 1

Tinjauan Hukum Delik Percabulan A. MELANGGAR KESUSILAAN DI MUKA UMUM KUHP Pasal 281 Diancam dgn pidana penjara paling lama 2 thn 8 bln denda plg banyak Rp. 4500,- : Barangsiapa dgn sengaja & terbuka melanggar kesusilaan. Barangsiapa dgn sengaja & dimuka orang lain yg ada disitu tdk atas kehendaknya, melanggar kesusilaan. Contoh kejahatan termasuk pasal 281: Ekhibisionisme: suatu penyimpangan dalam mendapatkan kepuasaan seksual dengan menunjukkan alat kelaminnya dimuka umum. Mandi berbugil di kali di tengah kota masih dianggap lazim, tetapi bila beberapa orang berkelamin lain mandi bersama, kemudian bersenda gurau dan mencolek payudara pantat, sehingga menjadi tontonan, seperti yang pernah diberitakan terjadi di kota Malang, adalah perbuatan melanggar kesusilaan. B. PERBUATAN CABUL MAU SAMA MAU KUHP Pasal 290 Diancam dgn pidana penjara paling lama 7 tahun: 1.Barangsiapa melakukan perbuatan cabul dgn seorang,padahal diketahuinya bahwa org itu pingsan tak berdaya. 2.Barangsiapa dst,bahwa umurnya belum 15 thn kalau umurnya tdk jelas, yg bersangkutan blm waktunya utk dikawin. 3.Barangsiapa membujuk seseorang yg diketahuinya sepatutnya diduga blm 15 thn kalau umur tdk jelas,blm waktunya dikawin, utk melakukan membiarkan perbuatan cabul bersetubuh diluar perkawinan dgn org lain. KUHP pasal 293 (1) Barang siapa memberi menjanjikan uang barang, menyalahgunakan wibawa yg timbul dari hubungan keadaan dengan penyesatan sengaja menggerakkan orang yg belum cukup umur & baik tingkah lakunya utk melakukan membiarkan dilakukan perbuatan cabul dgn dia, padahal tentang blm cukup umurnya itu diketahui selayaknya hrs diduga, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 thn. (2) Penuntutan hanya dilakukan atas pengaduan org yg terhadap dirinya dilakukan kejahatan itu. (3) Tenggang tersebut dlm psl 74 bagi pengaduan ini adalah masing-masing 9 bln & 12 bln. 2

KUHP pasal 294 (1) Barang siapa melakukan perbuatan cabul dgn anaknya, anak angkatnya, anak dibawah pengawasannya yg blm cukup umur dgn seorang yg blm cukup umur yg pemeliharaannya, pendidikan penjagaannya diserahkan kepadanya dgn bujangnya bawahannya blm cukup umur, diancam dgn penjara pidana paling lama 7 thn. (2) Diancam dgn pidana yang sama : 1. Pejabat yg lakukan perbuatan cabul dgn org yg krn jabatannya adlh bawahannya dgn org yg penjagaanya dipercayakan diserahkan padanya. 2. Seorang pengurus, dokter, guru, pegawai, pengawas pesuruh dlm penjara, tmpt pekerjaan negara, tmpt pendidikan, rmh piatu, rmh sakit, rmh sakit jiwa lembaga sosial, yg melakukan perbuatan cabul dgn org yg dimasukkan ke dalamnya. C. PERBUATAN CABUL DENGAN SESAMA KELAMIN 3. KUHP Pasal 292 Orang dewasa yg melakukan perbuatan cabul dgn org lain sesama kelamin, yg diketahuinya sepatutnya hrs diduganya blm dewasa, diancam dgn pidana penjara paling lama 15 thn Contoh : Homoseks Lesbian D. Menyerang Kehormatan Kesusilaan KUHP Pasal 289 Barang siapa dgn kekerasan ancaman kekerasan memaksa seorang utk melakukan membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam krn melakukan perbuatan yg menyerang kehormatan kesusilaan, dgn pidana penjara paling lama 9 tahun. Seorang perempuan yg memaksa seorang laki- laki utk melakukan perbuatan cabul / persetubuhan termasuk dlm pasal ini. E. PERBUATAN CABUL DENGAN ORANG YANG PINGSAN KUHP Pasal 290 : Diancam dgn pidana penjara paling lama 7 thn, barang siapa melakukan perbuatan cabul dgn seorang, padahal diketahui bhw org itu pingsan tidak berdaya. Kata pingsan disinonim dgn kata-kata: tidak sadar, tidak ingat, sedang kata tidak berdaya adalah tidak bertenaga sangat lemah. 3

F. MEMBUJUK UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN CABUL KUHP Pasal 290 (3) : Diancam dgn pidana penjara plng lama 7 thn, barang siapa membujuk seseorang yg diketahui sepatutnya hrs diduga bahwa umurnya blm 15 thn kalau umurnya tdk nyata blm mampu dikawin, utk melakukan membiarkan dilakukan perbuatan cabul bersetubuh diluar perkawinan dgn org lain. Org yg dibujuk utk melakukan membiarkan dilakukan perbuatan cabul persetubuhan diluar perkawinan dgn org lain hrs blm berumur 15 thn & blm cukup umur. G.MEMUDAHKAN PERBUATAN CABUL DGN ORANG LAIN KUHP Pasal 295 (1) Diancam : 1. Dgn pidana penjara plng lama 5 thn, barang siapa dgn sengaja menghubungkan memudahkan dilakukannya perbuatan cabul oleh anaknya, anak tirinya, anak angkatnya dibawah pengawasannya yg blm cukup umur, oleh org yg blm cukup umur yg pemeliharaanya, pendidikn penjagaannya diserahkan kepadanya, pun olh bujangnya bawahannya yg blm cukup umur dgn org lain. KUHP Pasal 295 2. Dgn pidana penjara paling lama 4 thn, barang siapa dgn sengaja menghubungkan memudahkan dilakukannya perbuatan cabul, kecuali yg tsbt di dlm butir 1 di atas, yg dilakukan olh org yg diketahuinya blm cukup umur yg sepatutnya hrs diduga demikian, dgn orang lain. 3. Jika yg bersalah melakukan kejahatan itu sbg pencarian kebiasaan, maka pidana dpt ditambah sepertiganya KUHP Pasal 296 Barang siapa dgn sengaja menghubungkan memudahkan perbuatan cabul olh org lain dgn org ketiga menjadikannya sbg pencarian kebiasaan, diancam dgn pidana penjara plng lama 1 thn 4 bln pidana denda plng banyak 15.000 rupiah. Barang siapa yg dimaksud dlm psl ini adalah pemilik rumah pelacur, pemilik bordil (bordeelhouders) yg biasanya disebut dlm bahasa Jawa dengan germo, mucikari. Sedangkan dgn org lain pelacur yg sdh ckp umur. yg dimaksud adalah 4

H.MENARIK KEUNTUNGAN DARI PELACUR KUHP Pasal 506 Barang siapa menarik keuntungan dari perbuatan cabul seorang perempuan, diancam dgn kurungan plng lama 1 thn. Barang siapa yg dimaksud dlm psl ini adlh laki-laki yg dlm bahasa Belanda disebut souteneur. PEMERIKSAAN DALAM KASUS PERBUATAN CABUL Yang perlu diperiksa dokter adalah : 1. Adanya persetubuhan 2. Adanya tanda-tanda kekerasan 3. Adanya tanda-tanda bekas pingsan tak berdaya 4. Umur 5. Homoseksualitas dan Lesbianisme PEMERIKSAAN MENYELURUH PENYELESAIAN KASUS SECARA BERSAMA-SAMA DENGAN ILMU LAIN SEPERTI PSIKOLOGI FORENSIK, PSIKIATRI FORENSIK, FORENSIK KRIMINOLOGI, DLL. CONTOH KASUS HOMOSEKSUAL YANG TERAKHIR: RYAN PENYIMPANGAN SEKSUAL ADA BEBERAPA PENYIMPANGAN SEKSUAL YANG SERING MENJADI TINDAKAN PERBUATAN CABUL, SEPERTI: HOMOSEKSUAL, ORAL SEKS, SODOMI, LESBIAN, SADISME, MASOKISME, EKSHIBISIONISME, DLL. PEMERIKSAAN LEBIH BANYAK PADA ASPEK GANGGUAN JIWA. 5

KESIMPULAN DALAM VER KASUS PERBUATAN CABUL DICANTUMKAN PERKIRAAN USIA KORBAN. ADA ATAU TIDAKNYA TANDA TANDA KEKERASAN. JENIS KELAINAN/ PERBUATAN CABUL. SEKIAN DAN TERIMA KASIH SUKSES SELALU DEPARTEMEN FORENSIK PENYAJI Dr.H.MISTAR RITONGA, SpF Dr.H. GUNTUR BUMI NASUTION, SpF 6

ERROR: syntaxerror OFFENDING COMMAND: --nostringval-- STACK: /Title () /Subject (D:20101117000523+07 00 ) /ModDate () /Keywords (PDFCreator Version 0.9.5) /Creator (D:20101117000523+07 00 ) /CreationDate (yml) /Author -mark-