BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. b. Aspek Aqidah: Menjelaskan pengertian Malaikat, Menyebutkan namanama Malaikat, Menyebutkan tugas-tugas malaikat

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet. I,

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan/mendorong/mengantarkan siswa ke arah aktivitas belajar. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, h

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

Wayan Nurkancana, dkk. Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional 1982) hlm.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, tidak terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Belajar, 2009), hlm Rosdakarya, 2011), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mananggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: Rita Kusumawardani A

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang tidak dapat dilihat oleh mata lahir. Sabda Nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta,2004, hlm Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. Karya, 1989), hlm Asnawi dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

Skripsi. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008), hlm Winata Putra Udin S., dkk, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas. Terbuka, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB V PEMBAHASAN. A. Aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif berpengaruh positif

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar anak

BAB I PENDAHULAN !"#$% &'(! -.(/"#0 7!"18 9 $18 :;<;=

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Sebaliknya peserta didik juga dituntut keaktifannya dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, ada dua buah konsep

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. Tugas ini disusun sebagaipengganti Tes Tengah Semester (TTS)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Meningkatkan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Balok Di RA Suryawiyyah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

AHMAD HAMDAN ASYACHOWI NIM:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam pembelajaran, gurulah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. belajar. Belajar adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran wajib di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. 1999), hlm Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi Filsafat dan

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEER LESSONS PADA SISWA KELAS VIII B SEMESTER I SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Arifin, Imron, Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Keagamaan, Malang : Kalimasada Press, 1994.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh: NUR AZIZ NIM :

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ali Muhdi Amnur (ed.), Konfigurasi Politik Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008),hlm Ismail SM.M.Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL, 2009), hlm. 36.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan di SMP. Pada hakekatnya Pendidikan Agama Islam mencakup beberapa aspek dalam agama islam itu sendiri. Aspek pertama yaitu al-qur'an Hadits yang berisi tentang firman Allah SWT dan sabda rasul SAW yang harus dijadikan pedoman hidup setiap muslim. Aspek kedua yaitu aqidah akhlak yang menerangkan tentang tata cara berperilaku serta bersikap secara islami dan yang terpenting yaitu tuntutan mengenai keyakinan kepada Allah SWT. Fiqh sebagai aspek yang ketiga yang menjabarkan mengenai aturanaturan dalam pelaksanaan peribadatan yang sering juga disebut dengan hukum syariat. Sejarah kebudayaan islam sebagai aspek selanjutnya yang mengandung materi mengenai sejarah dan kebudayaan islam, yang di dalamnya meliputi peristiwa-peristiwa lahirnya agama islam, ajaran tauhid, penyebaran agama melalui dakwah, serta tokoh-tokoh sejarah dalam islam yang mengabadikan namanya melalui jasa dan perjuangan mereka. Begitu banyaknya aspek yang terangkum dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga seorang guru PAI dituntut untuk mampu mengajarkan materi PAI secara komprehensif dan holistik dengan harapan para siswa dapat memahami serta mengamalkan ajaran islam secara sempurna. Kegiatan penelitian ini dilakukan karena munculnya masalah yang dihadapi baik oleh guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran PAI khususnya pada pokok bahasan Hukum Nun mati atau tanwin dan mim mati. Secara sistematis Hukum Nun mati atau tanwin dan mim mati merupakan materi dari ilmu tajwid yaitu salah satu cabang ilmu untuk memahami sertai menguasai bacaan al-qur'an. Ilmu tajwid secara garis besar memiliki beberapa bahasan di antaranya tentang makhorijul huruf, hukum bacaan, bacaan 1

2 panjang, waqof serta tilawah atau seni baca al-qur'an. Namun dalam penelitian ini hanya difokuskan pada permasalahan yang muncul dalam penerapan Hukum Nun mati atau tanwin dan mim mati sebagaimana yang tercantum dalam pokok bahasan mata pelajaran PAI kelas VII semester genap. Dalam penelitian ini, kolaborator setelah berkonsultasi dengan guru kelas VIIA (Bapak Drs. H. Makruf Ahsani) mendapat keterangan bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada aspek al-qur'an Hadits yang difokuskan pada pokok bahasan Hukum Nun mati atau tanwin dan mim mati menemui kesulitan dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa. Hal ini terindikasi dengan rendahnya minat siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar, kurangnya perhatian siswa dalam mendengarkan keterangan guru. Data yang peneliti peroleh menunjukkan bahwa kemampuan memahami dan menerapkan Hukum Nun mati atau tanwin dan mim mati sangat memprihatinkan atau masih rendah, yang terukur dalam nilai rata-rata sebesar 5,3 didapat dari tes awal dalam menjajaki kemampuan siswa dalam memahami dan menerapkan Hukum Nun mati atau tanwin dan mim mati. Rendahnya kemampuan siswa dalam menerapakan Hukum Nun mati atau tanwin dan mim mati dipengaruhi oleh banyak hal, antara lain: kegiatan belajar mengajar yang terkesan monoton, kurangnya praktek membaca Hukum Nun mati atau tanwin dan mim mati yang diberikan oleh guru, tugas rumah yang diabaikan oleh kebanyakan siswa. Menurut teori pembelajaran, dijelaskan bahwa pembelajaran adalah menciptakan pengalaman. Semakin tinggi modus pembelajaran pengalaman, maka akan semakin mengoptimalkan semua indra yang dimiliki siswa. Jika melihat guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, menurut teori kerucut, siswa hanya akan memperoleh pengalaman mendengar. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat. Pendidikan diartikan sebagai usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan

3 yang sadar akan tujuan maka dalam pelaksanaannya berada dalam proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Setiap individu tidak sama, perbedaan inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Dalam keadaan di mana anak didik atau siswa tidak dapat belajar, ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah (kelainan mental) akan dapat disebabkan oleh faktor-faktor non inteligensi. Dengan demikian IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. 2 Kemandirian belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, sehingga sikap mandiri ini penting dimiliki oleh siapa saja yang ingin mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk kemandirian pada diri anak-anaknya, termasuk dalam kemandirian belajar. Hal ini disebabkan karena orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama. Dengan kata lain, orang tua menjadi penanggung jawab pertama dan utama terhadap pendidikan anak-anaknya. Hubungan pembinaan dengan kemandirian belajar ada pada pola pembinaan orang tua ketika memberikan arahan bagi anak-anaknya untuk memiliki sikap yang tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, mampu menemukan apa yang harus dilakukan dan bisa memecahkan permasalahannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Faktor selain lingkup keluarga yaitu lingkungan sekolah yang berperan aktif di dalamnya yaitu guru. Dengan kata lain guru menjadi penanggung jawab kedua setelah orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya. Perilaku mandiri adalah perilaku memelihara hakikat eksistensi diri. Sikap kemandirian seperti ini, perlu ditanamkan pada diri siswa sejak dini. Tindakan pembelajaran mandiri ini dirancang untuk menghubungkan pengetahuan akademik dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan dalam 1 Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi, Mengungkap Pesan al-qur an Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: TERAS, 2008), hlm. 116. 2 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 51.

4 rangka mengembangkan sikap yang dapat berdiri sendiri sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mampu berinisiatif, penuh kreativitas, disiplin dan bertanggung jawab. 3 Untuk mendapatkan hasil pendidikan yang optimal, perlu adanya kerjasama yang baik atau hubungan yang erat dan sehat antara sekolah dan keluarga (orang tua). Guru di sekolah dan orang tua di rumah berkedudukan sama yaitu pembimbing, pendidik dan pemimpin anak baik dari segi jasmani maupun rohani. Dengan adanya penerapan pola asuh anak yang tepat dari orang tua di rumah serta ditunjang dengan bimbingan guru di sekolah, maka akan dapat menumbuhkan sikap kemandirian belajar pada siswa secara optimal. Dari masalah di atas, peneliti menawarkan rencana tindakan yang didasarkan pada teori pengalaman dengan strategi pembelajaran Information Search. Atas dasar di atas perlu dilakukan penelitian dengan judul UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI POKOK BAHASAN UKUM NUN MATI/TANWIN DAN MIM MATI MELALUI MODEL INFORMATION SEARCH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 31 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010). Melalui penelitian ini, peneliti berharap dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran PAI. B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan dan memahami pokok kajian penelitian ini, maka perlu dijelaskan batas-batas pengertian dan maksud dari penelitian ini. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa judul penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pai Pokok Bahasan Hukum Nun Mati/.Tanwin dan Mim Mati 3 Elaine B Johnson, Contextual Teaching And Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan Dan Bermakna, (Bandung: Mizan, 2007), hlm. 153

5 Melalui Model Information Search (Penelitian Tindakan Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 31 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010) Adapun hal-hal yang perlu dijelaskan hingga terbentuk suatu pengertian yang utuh sesuai dengan maksud yang sebenarnya dari judul penelitian tersebut antara lain: 1. Upaya Upaya diartikan sebagai usaha, akal, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya). 4 2. Kemandirian belajar siswa, Kemandirian berakar kata dari mandiri artinya keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung kepada orang lain. 5 Dalam hal ini yaitu meningkatkan kemampuan kemandirian belajar. Meningkatkan kemandirian belajar siswa sangat erat hubungannya dengan kesadaran dan keinginan untuk belajar siswa di kelas. Keinginan atau wish adalah harapan untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu yang dibutuhkan. 6 Adapun batasan atau ciri kemandirian belajar yang akan dijadikan tolak ukur dalam penelitian ini sebagai upaya pengukuran dari sebuah proses peningkatan kemandirian belajar yaitu bersandar pada ciri-ciri kemandirian belajar yang dijabarkan oleh Chabib Thoha dan Yohanes Babari. 7 Menurut Chabib Thoha ciri kemandirian belajar dijabarkan sebanyak delapan point, yaitu : a. Mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif. b. Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. c. Tidak lari atau menghindari masalah. II, hlm. 995. 4 Hasan Alwi et.al, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), Edisi 5 Ibid, hlm. 684. 6 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.Rosda Karya, 2003), hlm. 61. 7 Thoha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka pelajar, 1996), hlm. 123-124

6 d. Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam. e. Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain. f. Tidak merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain. g. Berusaha bekerja dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan. h. Bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Sementara itu Yohanes Babari membagi ciri-ciri kemandirian dalam lima jenis, yaitu : a. Percaya diri b. Mampu bekerja sendiri c. Menguasai keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan kerjanya d. Menghargai waktu e. Bertanggung jawab Berdasarkan uraian di atas dapat diambil simpulan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar pada setiap siswa akan nampak jika siswa telah menunjukkan perubahan dalam belajar. Siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan padanya secara mandiri dan tidak bergantung pada orang lain 3. Pendidikan Agama Islam (PAI), ialah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subyek siswa agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. 8 4. Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM, adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Istilah Aktif, maksudnya pembelajaran adalah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu maupun pengalaman siswa. Inovatif maksudnya dalam proses pembelajaran dimunculkan ide-ide dan inovasi baru. Kreatif maknanya bahwa pembelajaran adalah proses mengembangkan kreativitas siswa. Efektif berarti bahwa model 8 Muntholi ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati dan Yayasan al-qalam, 2002), Cet. 1, hlm. 18.

7 pembelajaran apapun harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Menyenangkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan. 9 5. Model Pembelajaran Information Search, merupakan sebuah strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi siswa yang besar dan tanggung jawab individu. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk menemukan suatu ilmu pengetahuan dengan metode mencari sendiri. 10 6. Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya. 11 7. Sekolah Menengah Pertama Adalah Lembaga sekolah menengah pertama yang berada di Jl. Tambakharjo Kelurahan Tambakharjo Kecamatan Semarang Barat. Bertitik tolak dari beberapa definisi di atas, selanjutnya dalam penelitian kemandirian belajar diartikan sebagai suatu proses belajar yang terjadi pada diri siswa, dan dalam usahanya untuk mencapai tujuan belajar siswa tersebut dituntut untuk aktif secara individu atau tidak tergantung kepada orang lain, termasuk tidak tergantung kepada gurunya. Dalam hal ini guru hanya berfungsi sebagai fasilitator, yaitu guru hanya sebagai pembimbing, misalnya membantu siswa untuk memecahkan sesuatu masalah bila siswa tersebut menemui kesulitan dalam belajar, oleh karenanya perjanjian antara guru dan siswa sangat diperlukan. Jadi kemandirian belajar akan terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan 9 Ismail SM, M.Ag., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL media group, 2008), hlm. 46. 10 Mel Silberman, Active Learning, (Yogyakarta: YAPPENDIS, 2002), Cet.II, hlm.149. 11 Zainal Aqib, dkk., Penelitian Tindakan Kelas Untuk SMP, SMA, SMK, (Bandung:Cv. Yrama Widya, 2008), hlm. 3.

8 selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa mau aktif di dalam proses pembelajaran yang ada. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumusankan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan metode Information Search dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa? 2. Perilaku-perilaku apa yang menyertai sikap kemandirian belajar siswa? D. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitiannya adalah a. Ingin mengetahui seberapa besar tingkat kemandirian belajar siswa dengan menggunakan metode Information Search. b. Ingin mengetahui perilaku-perilaku yang menyertai sikap kemandirian belajar siswa. E. Manfaat hasil penelitian 1. Bagi siswa a. Untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa b. Untuk meningkatkan penguasaan materi bagi siswa c. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa 2. Bagi guru a. Guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya inovatif sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajaran yang dipakainya. b. meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan permasalahan yang muncul dari siswa

9 F. Telaah Pustaka Dalam pembuatan skripsi ini, peneliti mencoba menggali informasi terhadap skripsi atau karya ilmiah yang lainnya yang relevan dengan permasalahan yang sedang digarap oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk membandingkan masalah-masalah yang diteliti, antara lain: 1. Buku strategi pembelajaran berbasis PAIKEM oleh Ismail SM, dimana dalam buku tersebut dijelaskan berbagai model dan pendekatan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang aktif serta menyenangkan sehingga siswa terlibat aktif dan bersemangat dalam pembelajaran. 2. Skripsi yang berjudul Implementasi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran Fiqh kelas 2 SD Islam Progam Khusus Muhammadiyah Delanggu-Klaten oleh Nawahib Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Dalam skripsi ini dipaparkan bahwa Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan sebuah pedekatan pembelajaran, yaitu pendekatan pembelajaran yang berijak pada keinginan untuk menghidupkan kelas. Kelas yang hidup adalah kelas yang memberdayakan siswa dengan segala aktivtas belajarnya untuk mencapai kompetensi yang diinginkan. 12 3. Kedua, skripsi yang berjudul Aplikasi Contexyual Teaching And Learning (CTL) dalam Pembelajaran PAI (Studi kasus Pelaksanaan KBK di SMP Hj. Isriati Baiturrahman Semarang), disusun oleh Endang Mistiati (3100138) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa untuk mencapai seperangkat kompetensi dalam KBK yaitu menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning dengan segala komponen yang ada, sehingga dapat mengaktifkan pembelajaran yang ada, tujuan pembelajaran PAI di sekolah tersebut dapat maksimal. 13 12 Nawahib, Implementasi Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran Fiqh kelas 2 SD Islam Progam Khusus Muhammadiyah Delanggu-Klaten, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN WAlisongo IAIN Walisongo Semarang, 2006) 13 Endang Mistiati (3100138), Aplikasi Coontextual Teaching And Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasusu pelaksanaan KBK di SMP Hj. Isriati

10 Sedangkan pada penulisan skripsi ini, penulis lebih menitik beratkan pada kajian Upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pai Pokok Bahasan Hukum Nun Mati/.Tanwin dan Mim Mati Melalui Model Information Search (Penelitian Tindakan Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 31 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010). Maksudnya yaitu bagaimana meningkatkan kemandirian belajar siswa terutama pada bidang studi PAI melalui model pembelajaran Information Search sehingga pembelajarn PAI yang ada di kelas lebih hidup dan bermakna bagi pesrta didik dan tidak monoton. Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah yang ada dalam proses pembelajaran PAI dan seorang pendidik menjadi lebih kreatif, dan inovatif dalam menyampaikan materi kepada siswanya. Baiturrahman Semarang), Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN WAlisongo IAIN Walisongo Semarang, 2005)

11 UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI POKOK BAHASAN HUKUM NUN MATI/.TANWIN DAN MIM MATI MELALUI MODEL INFORMATION SEARCH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 31 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Disusun Oleh : A HAMDAN ASYACHOWI NIM: 3 1 0 4 1 5 1 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010