II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (monoecious) yaitu letak

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengolahan tanah merupakan tindakan mekanik terhadap tanah yang ditujukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (Monoecious) yaitu letak

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata

I. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah merupakan suatu tahapan penting dalam budidaya tanaman

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

I. PENDAHULUAN. tidak berkelanjutan. Pertanian dengan olah tanah intensif di lahan kering merusak

I. PENDAHULUAN. Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi telah mendorong terjadinya

I. PENDAHULUAN. ini. Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi dan 37% protein.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk kelas monocotyledone, ordo graminae, familia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

I. PENDAHULUAN. perkebunan tebu terbesar di Lampung adalah PT. Gunung Madu Plantation

I. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di

II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman semusim dan termasuk dalam jenis

I. PENDAHULUAN. dan jagung. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein 30-50%, lemak

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

I. PENDAHULUAN. Indonesia pada umumnya, khususnya Provinsi Lampung. Hal ini dikarenakan

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang hijau termasuk tanaman pangan yang telah dikenal luas oleh masyarakat.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

II. TINJAUAN PUSTAKA. ditanam pada lahan tersebut. Perlakuan pengolahan tanah diperlukan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

I. PENDAHULUAN. Ekstensifikasi pertanian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA. menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman

STAF LAB. ILMU TANAMAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. yang biasa dilakukan oleh petani. Tujuan kegiatan pengolahan tanah yaitu selain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

I. PENDAHULUAN. Jagung merupakan bahan pangan pokok kedua setelah beras yang memiliki

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

I. PENDAHULUAN. Pengolahan tanah biasanya diperlukan didalam budidaya tanaman dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai adalah tanaman tahunan yang termasuk dalam famili leguminosae.

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai bahan pangan utama (Purwono dan Hartono, 2011). Selain

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah merupakan habitat kompleks untuk organisme. Di dalam tanah hidup

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

1.PENDAHULUAN. Salah satu pupuk organik yang dapat digunakan oleh petani

I. PENDAHULUAN. Biomassa berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus

TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Jagung Manis. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

PENGARUH BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT BIOLOGI TANAH. Oleh: Arif Nugroho ( )

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Bobot isi tanah pada berbagai dosis pemberian mulsa.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

I. TINJAUAN PUSTAKA. (a) Pendekatan klimatologi---evaporasi & Transpirasi. (b) Pola trsnpirasi tanaman nanas sebagai tanaman CAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (monoecious) yaitu letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Jagung termasuk tanaman C4 yang mampu berdaptasi baik pada faktor-faktor pembatas seperti intensitas radiasi surya tinggi dengan suhu siang dan malam tinggi, curah hujan rendah dengan cahaya musiman tinggi disertai suhu tinggi serta kesuburan tanah yang relatif rendah. Sifat-sifat yang menguntungkan dari jagung sebagai tanaman C4 antara lain aktivitas fotosintesis pada keadaan normal relatif tinggi, fotorespirasi sangat rendah, transpirasi rendah, serta efisien dalam penggunaan air (Muhadjir, 1986). Akar jagung adalah akar serabut yang kedalamannya dapat mencapai 8 m meskipun sebagian besar hanya pada kisaran 2 m. Sistem perakaran jagung terdiri atas akar primer, akar lateral, akar horizontal, dan akar udara (Danarti dan Najiyati, 2000). Pada tanaman yang sudah cukup dewasa akar adventif akan muncul daari buku-buku batang bagian bawah yang berperan dalam membantu tegaknya tanaman. Batang berwarna hijau sampai keunguan, bentuknya bulat pipih. Tingginya 125-250 cm. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, beruas-ruas. Setiap ruas terbungkus

7 pelepah daun yang muncul dari buku. Jumlah ruas tanaman jagung bervariasi yaitu 10-14. Batang jagung cukup kokoh namun kandungan ligninnya tidak banyak. Daun jagung tumbuh pada setiap ruas batang. Daunnya berbentuk pipa, mempunyai lebar 4-15 cm dan panjangnya kira-kira 30-150 cm, serta didukung oleh pelepah daun yang menyelubungi batang. Pemukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman. Bunga jantan tumbuh di ujung batang dan tersusun dalam malai, sedangkan bunga betina tersusun dalam tongkol dan tertutup oleh klobot. Bunga ini muncul pada ketiak daun yang treletak di pertengahan batang. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Bunga jantan akan siap melakukan penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya. Tanaman jagung menghendaki daerah yang beriklim sedang hingga subtropics atau tropis yang basah dan di daerah yang terletak antara 0-50 0 LU hingga 0-40 0 LS. Tanaman jagung juga menghendaki penyinaran matahari yang penuh. Suhu optimum yang dikehendaki adalah 21-34 0 C. Curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung adalah 85-200 mm/bulan dan harus merata. Tanaman jagung menghendaki tanah yang gembur, subur, berdrainase yang baik, ph tanah 5,6-7,2. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain andosol, latosol, grumosol, dan tanah berpasir. Pada tanah-tanah yang bertekstur berat, jika akan ditanami jagung maka perlu dilakukan pengolahan tanah yang baik. Namun, apabila

8 kondisi tanahnya gembur, dalam budidaya jagung tanah tidak perlu diolah (sistem tanpa olah tanah). Tanaman jagung ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai didaerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Sedangkan daerah yang optimum untuk pertumbuhan jagung adalah antara 0-600 m dpl. 2.2 Sistem Olah Tanah Pengolahan tanah dilakukan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Namun pada kenyataannya pengolahan tanah yang dilakukan secara terus-menerus dapat menimbulkan dampak negatif terhadap produktivitas lahan. LIPTAN (1995) menyatakan bahwa pengolahan tanah dapat mempercepat kerusakan sumber daya tanah seperti meningkatkan laju erosi dan kepadatan tanah. Untuk mengatasi kerusakan karena pengolahan tanah, maka diperkenalkan sistem oalah tanah konservasi yang diikuti oleh pemberian mulsa yang diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian. Menurut Utomo (1995), sistem olah tanah konservasi (OTK) merupakan suatu sistem olah tanah yang berwawasan lingkungan. Hal ini dibuktikan dari hasil percobaan jangka panjang pada tanah ultisol di Lampung yang menunjukkan bahwa sistem OTK mampu memperbaiki kesuburan tanah lebih baik daripada sistem olah tanah intensif. Sedangkan menurut Agus dan Widianto (2004) OTK adalah suatu sistem pengolahan tanah dengan tetap mempertahankan setidaknya 30% sisa tanaman menutup

9 permukaan tanah. Keuntungan dari penggunaan sistem olah tanah ini adalah menghemat tenaga kerja dan biaya serta dapat memperbaiki struktur tanah melalui peningkatan pori makro. Pengolahan tanah secara temporer dapat memperbaiki sifat fisik tanah, tetapi pengolahan tanah yang dilakukan berulang kali dalam setiap tahun dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan tanah karena (a) pelapukan bahan organik dan aktifitas tanah (mikroorganisme tanah) menjadi rusak (b) pengolahan tanah sewaktu penyiangan banyak memutuskan akar-akar tanaman yang dangkal, (c) mempercepat penurunan kandungan bahan organik tanah, (d) meningkatkan kepadatan tanah pada kedalaman 15-25 cm akibat pengolahan tanah dengan alat-alat berat yang berlebihan yang dapat menghambat perkembanagn akar tanaman serta menurunkan laju infiltrasi, dan (e) lebih memungkinkan terjadinya erosi (Hakim dkk., 1986). Arsjad ( 2000 ) mendefinisikan pengolahan tanah sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat pesemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa tanaman, dan memberantas gulma. Soepardi ( 1979 ) mengatakan bahwa mengolah tanah adalah untuk menciptakan sifat olah yang baik, dan sifat ini mencerminkan keadaan fisik tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang baik yang terbentuk karena penetrasi akar atau fauna fauna, apabila pengolahan tanah terlalu

10 intensif selain memakan biaya yang tinggi juga akan menyebabkan struktur tanah akan rusak. Sistem OTK adalah sistem olah tanah yang berwawasan lingkungan. Pada percobaan jangka panjang pada tanah ultisol di Lampung menunjukkan bahwa sistem OTK (olah tanah minimum dan tanpa olah tanah) mampu memperbaiki kesuburan tanah lebih baik daripada sistem olah tanah intensif. Pada sistem olah tanah konservasi, tanah diolah seperlunya saja, atau tidak perlu diolah sama sekali, dan mulsa dari residu tanaman sebelumnya dibiarkan menutupi permukaan lahan minimal 30%. Sistem olah tanah yang masuk dalam rumpun OTK antara lain olah tanah bermulsa (OTB), olah tanah minimum (OTM), dan tanpa olah tanah (TOT) (Utomo, 1990). Walaupun potensi penyerapan karbon dalam biomasa pertanian tanaman pangan lebih rendah dibandingkan dengan kehutanan, tetapi dengan penerapan sistem olah tanah konservasi jangka panjang, penyerapan dan penyimpanan karbon dalam tanah lebih besar. Karbon yang tersimpan di dalam tanah merupakan bagian dari siklus karbon, yaitu hasil bersih dari penambahan tanah hasil dekomposisi residu tanaman dan pengurangan karbon tanah akibat emisi gas CO 2 akibat dekomposisi bahan organik tanah atau akibat erosi (Ball dan Pretty, 2002;FAO, 2007) Biomasa tanaman yang dikembalikan ke lahan sebagai mulsa akan segera didekomposisi oleh biota tanah yang dalam prosesnya akan melepas CO 2 ke udara. Tidak semua CO 2 hilang ke udara, masih ada yang tinggal di dalam tanah terkonversi menjadi karbon organik. Adanya tambahan residu tanaman dan kurangnya

11 manipulasi permukaan tanah pada OTK akan menghasilkan akumulasi bersih karbon dalam tanah lebih tinggi dari OTI (USDE, 2005). 2.3 Pupuk Nitrogen Nitrogen merupakan salah satu unsur yang paling luas penyebarannya di alam. Di atmosfer terdapat sekitar 3,8 x 10 15 ton N 2- molekuler, sedangkan pada lithosfer terdapat 4,74 kalinya (Hanafiah, 2007). Unsur N juga paling banyak dibutuhkan oleh tanaman sebagai komponen produksi, kecuali untuk tanaman yang produksinya berupa buah berair atau umbi/akar. Menurut Hakim dkk. (1986) nitrogen merupakan penyusun setiap sel hidup, karenanya terdapat pada seluruh bagian tanaman. Meskipun kandungan N di atmosfer tinggi akan tetapi tanaman tidak dapat memanfaatkan N langsung dari udara. Tanaman umumnya menyerap unsur N dalam bentuk NO - 3 dan NH + 4 dari dalam tanah. Sumber N utama tanah adalah bahan organic yang melalui proses dekomposisi menghasilkan NH + 4 dan NO - 3. Selain itu, N dapat juga bersumber dari atmosfer 78% N, masuk ke dalam tanah melalui curah hujan (8-10% N tanah), penambahan (fiksasi) oleh mikroorganisme tanah baik secara simbiosis dengan tanaman maupun yang hidup bebas (Nyakpa dkk., 1988). Walaupun unsur N tanah dapat tersedia secara alami, akan tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Oleh karena itu perlu penambahan unsur N dari luar dalam bentuk pupuk seperti Urea, ZA dan dalam bentuk pupuk kandang ataupun pupuk hijau (Sanchez, 1976). Pemberian pupuk N dapat meningkatkan pertumbuhan

12 dan produksi tanaman. Hasil penelitian Hartoyo, Isnaini, dan Maryati (1997) menunjukkan bahwa pemberian pupuk urea dalam bentuk prill dan tablet dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan maksimum, dan bobot kering pupus serta bobot kering tanaman saat panen, banyaknya malai per tanaman, banyaknya gabah per malai, persentasi gabah isi, dan bobot 1000, dan hasil padi IR64 kering giling. Begitu juga penelitian Banuwa, Utomo, dan Damai (1993) pemupukan N memberikan tanggapan tanaman yang semakin baik, dengan semakin tinggi dosis yang digunakan, pertumbuhan dan hasil serta serapan N total tanaman jagung semakin meningkat secara konsisten. 2.4 Respirasi Tanah Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikrorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitasmikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah transformasi N, hasil antara, ph dan rata-rata jumlah mikroorganisme (Anas, 1998). Mikroorganisme tanah bekerja dalam proses dekomposisi sisa tanaman (bahan organik). Dekomposisi sisa tanaman oleh serangga dan cacing tanah yang selanjutnya dirombak oleh bakteri, fungi, dan aktinomisetes merubah hara dari bentuk anorganik. Proses dekomposisi menghasilkan unsur hara dan akan melepaskan CO 2 akibat dari aktivitas mikroorganisme. Aktivitas mikroorganisme dapat dipelajari

13 dengan menghitung jumlah CO 2 yang dilepaskan dalam proses dekomposisi (Foth, 1994). Pengukuran respirasi tanah merupakan cara yang digunakan untuk menentukan aktivitas mikroorganisme tanah. Penetapan respirasi tanah adalah berdasarkan penetapan jumlah CO 2 yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah, dan jumlah O 2 yang dihasilkan oleh mikroorganisme tanah (Anas, 1989). Respirasi tanah merupakan kombinasi dari proses biotik, kimia, dan fisika. Respirasi tanah adalah produksi CO 2 yang dihasilkan dari aktivitas biologi oleh mikroorganisme, akar tanaman, cacing tanah, dan serangga lainnya. Respirasi tanah yang tinggi menunjukkan bahwa aktivitas biologi tinggi dan dekomposisi bahan organik berjalan dengan baik dalam menyediakan unsur tersedia bagi tanaman (Gomes, 2001). Respirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu temperatur tanah, kelembapan tanah, konsentrasi, nitrogen akar, tekstur tanah, dan kualitas dan kuantitas bahan organik (Buckhman, 2000 dalam anonym, 2009).