I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN TES

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

I. PENDAHULUAN. tujuan tertentu yang hendak dicapai. Proses itu merupakan tindakan konkrit

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,

I. PENDAHULUAN. Beberapa prinsip pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

* Keperluan korespondensi, tel/fax : ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai bangsa yang menginginkan kemajuan. pendidikan, karena pendidikan berperan penting dalam meningkatkan potensi

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan. kurikulum yakni dari CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting pada tahap pembangunan dewasa ini. Salah satu cara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh manusia untuk mencapai suatu perkembangan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Pembahasan pada bab pendahuluan ini akan disampaikan beberapa hal pokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

I. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan kualitas SDM merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia untuk menghadapi persaingan global. Sebagaimana diketahui, pada era globalisasi menuntut kesiapan setiap bangsa untuk saling bersaing secara bebas. Oleh karena itu, sudah semestinya pembangunan sektor pendidikan menjadi prioritas utama yang harus dilakukan oleh pemerintah. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas pendidikan melalui perubahan kurikulum yang dapat menggali potensi peserta didik serta menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang siap menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum yang saat ini diterapkan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

2 (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai hasil pembaharuan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menghendaki bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori, dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan aplikasi, analisis, dan sintesis. Untuk itu guru harus bijaksana dalam menentukan suatu metode yang sesuai yang dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Guru merupakan bagian dari sistem sekolah yang sangat penting dalam mengelola dan melaksanakan proses pembelajaran secara efektif sehingga tujuan yang telah diterapkan dapat tercapai. Kompetensi guru dalam mengajar sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar. Guru harus mampu mengkombinasikan metode-metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan pada setiap pertemuan, sehingga terjalin interaksi dua arah yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar antara siswa dengan guru. Mata pelajaran ekonomi adalah mata pelajaran yang dipelajari di SMA, yang merupakan bagian dari rumpun mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), mata pelajaran ini mulai dipelajari di kelas X IPS. Fungsi mata pelajaran ekonomi pada Sekolah Menengah Atas adalah

3 mengembangkan pengetahuan tentang ilmu ekonomi sebagai lanjutan dari jenjang pendidikan dasar. SMA Negeri 1 Pulaupanggung merupakan salah satu sekolah menengah atas di Kabupaten Tanggamus yang memiliki dua jurusan ilmu yaitu Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Salah satu kompetensi dari Ilmu Sosial yang diberikan di Sekolah Menengah Atas adalah Ekonomi, yang diberikan di kelas X,XI, dan XII Ilmu Sosial. Ekonomi merupakan mata pelajaran inti sehingga siswa dituntut memiliki kompetensi yang memadai agar mampu bersaing untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi langsung, secara umum pembelajaran mata pelajaran ekonomi yang dilakukan di SMAN 1 Pulaupanggung menggunakan metode konvensional atau disebut juga dengan metode ceramah. Sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif, sehingga kurang menumbuhkan semangat dan kreativitas siswa. Aktivitas siswa pun kurang sehingga sering menimbulkan kebosanan. Masih banyak guru yang belum menerapkan metode pembelajaran yang dapat menggali serta mengembangkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar masih berpusat pada guru (teacher centered) di mana penyampaian materi lebih banyak didominasi oleh guru. Guru memegang kendali aktif, sementara siswa bersikap pasif sehingga proses

4 pembelajaran kurang melibatkan peran siswa baik secara fisik maupun mental. Proses pembelajaran demikian membuat sebagian besar siswa kurang bersemangat dalam belajar. Kondisi ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang bertanya sedikit, kurang berani untuk mengungkapkan pendapat, dan merasa cukup menerima materi yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu, masih banyak guru yang menggunakan metode langsung, yaitu guru menjelaskan, siswa memperhatikan, dan mencatat materi pelajaran sehingga, mengakibatkan kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal itu, guru perlu menerapkan metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Hal ini juga terjadi pada proses pembelajaran ekonomi, akibatnya selain nilai siswa belum mencapai KKM (kriteria ketuntasan minimum), motivasi atau minat siswa untuk lebih berprestasi juga kurang. Hal ini karena kurangnya peran siswa dalam proses pembelajaran, suasana yang pasif juga membuat siswa kurang terpancing untuk berkompetensi. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada bulan Mei 2012 dan dokumentasi dengan guru bidang studi Ekonomi di SMA Negeri 1 Pulaupanggung kelas X mengenai hasil belajar Ekonomi siswa pada Uji Blok Semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Uji Blok Semester Genap Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Pulaupanggung Tahun Pelajaran 2011/2012.

5 Kelas Nilai Jumlah < 68 68 Siswa X1 18 14 32 X2 19 13 32 X3 19 14 33 X4 20 12 32 Keterangan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 68 Jumlah 76 53 129 Persentase (%) 58.9% 41,1% 100% Sumber: Guru bidang studi mata pelajaran ekonomi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMA Negeri 1 Pulaupanggung adalah sebesar 68. Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, terlihat bahwa hasil belajar ekonomi yang diperoleh siswa pada uji blok semester genap masih kurang optimal. Ini terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 68 atau yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal hanya 53 siswa atau 41,1 %, sedangkan yang memperoleh nilai < 68 adalah 76 siswa atau 58,9 %. Menurut Djamarah dalam Mahfud (2010:6), apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai siswa maka presentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah. Tabel 1 juga dapat memperlihatkan bahwa ke empat kelas tersebut mempunyai kemampuan akademik yang relatif sama. Sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran yang kemudian berdampak pada pencapaian hasil belajar ekonomi yang lebih baik adalah dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning (metode pembelajaran kooperatif). Metode pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran dimana siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk

6 memecahkan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas untuk mencapai tujuan bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa dalam kelompok kooperatif saling membantu sehingga menjadikan siswa lebih aktif dalam belajar. Pembelajaran group investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan

7 suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi. Pembelajaran Problem Solving adalah suatu cara mengajar dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau diselesaikan. Metode ini menuntut kemampuan kita untuk melihat sebab akibat, mengobservasi problem, mencari hubungan antara berbagai data yang terkumpul kemudian menarik kesimpulan yang merupakan hasil pemecahan masalah. Metode Problem Solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Problem Solving adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnnya dengan menggunakan langkah-langkah sampai pada suatu jawab. Melalui kedua metode tersebut diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai indikator dari kompetensi dasar serta hasil belajar siswa dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minial (KKM) yang ditetapkan sekolah.

8 Sesuai dengan karakteristik mata pelajaran ekonomi yang menuntut penguasaan materi, maka penelitian tertarik menjadikannya variable bentuk tes sebagai variable moderator. Bentuk tes sangat berpengaruh terhadap hasil belajar, tidak dapat dipungkiri bahwa tes akan menimbulkan suasana khusus yang mengakibatkan hal-hal yang tidak sama antara orang yang satu dengan yang lainnya. Bentuk tes ada berbagai macam, yaitu diantaranya tes uraian dan tes objektif. Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain: Tes Betul-Salah (TrueFalse), Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice), Tes Menjodohkan (Matching), Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis). Peneliti menerapkan dua bentuk tes objektif yaitu tes objektif pilihan ganda dan tes analisis hubungan. Bertitik tolak pada latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengambil judul Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Melalui Metode Pembelajaran Tipe Group Investigation dan Tipe Problem Solving Dengan Memperhatikan Bentuk Tes. (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pulau panggung Tahun Pelajaran 2012/2013).

9 B. Identifikasi Masalah Berdasarkaan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Mutu pembelajaran dan hasil pembelajaran ekonomi masih tergolong rendah. 2. Guru-guru masih banyak yang menggunakan metode konvensional, guru menjelaskan siswa memperhatikan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru. 3. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). 4. Partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih sangat rendah. 5. Proses belajar mengajar yang masih monoton sehingga siswa mengalami kejenuhan belajar di kelas. 6. Tidak adannya pola pembelajaran khusus dalam mencapai tujuan pembelajaran ekonomi. 7. Kurangnya semangat dan kreativitas siswa dalam belajar. 8. Guru kurang memiliki pengetahuan tentang model-model pembelajaran kooperatif yang menarik dan dapat disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. 9. Guru tidak atau kurang memperhatikan bentuk tes dalam menilai hasil belajar.

10 10. Rendahnya kemampuan guru dalam penggunaan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreaktif dan menyenangkan. 11. Suasana pasif membuat siswa kurang terpancing untuk berkopentensi. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di paparkan, tampak bahwa hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari luar maupun dari dalam individu siswa. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kajian membandingkan hasil belajar model pembelajaran group investigation dan model problem solving (pemecahan masalah) dengan memperhatikan bentuk tes pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pulaupanggung Tahun Pelajaran 2012/2013. Pada pokok bahasan pendapatan nasional dan inflasi. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah tersebut, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan yang pembelajaranya menggunakan model kooperatif tipe Problem Solving?

11 2. Apakah ada perbedaan hasil belajar ekonomi pada siswa yang diberi tes objektif pilihan ganda dengan siswa yang diberi tes analisis hubungan? 3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan bentuk soal pada mata pelajaran Ekonomi? 4. Apakah hasil belajar Ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe Problem Solving jika hasil belajarnya diukur menggunakan tes pilihan ganda? 5. Apakah hasil belajar ekonomi pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe Problem Solving jika hasil belajarnya diukur menggunakan test analisis hubungan? 6. Apakah hasil belajar ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih tinggi di bandingkan dengan hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe GI? 7. Apakah hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe Problem Solving?

12 E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui keefektifan hasil belajar ekonomi pada siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran tipe Group Investigation dan metode kooperatif tipe Problem Solving. 2. Mengetahui keefektifan hasil belajar ekonomi yang di tes menggunakan bentuk soal pilihan ganda dan analisis hubungan. 3. Mengetahui interaksi antara metode pembelajaran dengan bentuk soal pada mata pelajaran ekonomi. 4. Mengetahui keefektifan hasil belajar Ekonomi yang dites dengan bentuk soal pilihan ganda pada siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe GI dan siswa yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Problem Solving. 5. mengetahui keefektifan hasil belajar Ekonomi yang dites dengan bentuk soal analisis hubungan pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe Problem Solving. 6. mengetahui keefektifan hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda dengan hasil belajar

13 Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe GI. 7. mengetahui keefektifan hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda dengan hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe Problem Solving. F. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah pengetahuan serta lebih mendukung teori-teori yang ada sehubungan dengan masalah yang diteliti. b. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti lain. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru mata pelajaran ekonomi tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif yang tepat. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang relevan. c. Dapat membantu siswa dalam penguasaan materi dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

14 d. Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain dalam bidang pembelajaran. G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Pulaupanggung tahun pelajaran 2012/2013. 2. Obyek penelitian ini adalah metode pembelajaran tipe Group Investigation dan tipe Problem Solving. 3. Tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Pulaupanggung tahun pelajaran 2012/2013. 4. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2012/2013.