BAB 5 PENGIDENTIFIKASIAN & PENGUKURAN TRANSAKSI. Asgard Chapter

dokumen-dokumen yang mirip
PENYIAPAN TRANSAKSI: PENGIDENTIFIKASIAN, PENGUKURAN, DAN PENDOKUMENTASIAN

BAB 2 PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI (PDA) & PENCATATAN BERPASANGAN. Asgard Chapter

BAB 18 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB 14 PEMBUATAN LAPORAN PERUBAHAN MODAL, NERACA, & LAPORAN ARUS KAS. Asgard Chapter

BAB 3 PENGAKUNAN & PENGKODEAN. Asgard Chapter

BAB 6 PENJURNALAN. Asgard Chapter

BAB 15 PENCATATAN JURNAL PEMBALIK. Asgard Chapter

BAB 10 PENCATATAN JURNAL PENYESUAIAN. Asgard Chapter

BAB 4 GAMBARAN UMUM PENCATATAN AKUNTANSI. Asgard Chapter

BAB 11 PEMBUATAN NERACA SALDO SETELAH JURNAL PENYESUAIAN. Asgard Chapter

BAB 25 PENJURNALAN DI BUKU JURNAL KHUSUS & PEMINDAH-BUKUAN. Asgard Chapter

BAB 9 PEMBUATAN NERACA SALDO. Asgard Chapter

BAB 7 PEMINDAH BUKUAN KE BUKU BESAR. Asgard Chapter

BAB 8 PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN & NERACA LAJUR. Asgard Chapter

BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

Who am I? WINARTO, M.Pd. RT55/24 Blumbang, Karangsari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta Alamat web:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

BAB 1 SEKILAS TENTANG AKUNTANSI. Asgard Chapter

BAB 16 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8).

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. mampu menunjang kinerja perusahaan sehingga memperoleh hasil yang

BAB 13 PENCATATAN JURNAL PENUTUP. Asgard Chapter

BAB 1 PENDAHULUAN INPUT PROSES OUTPUT. * Siswa Lulus * Tenaga Pengajar * Sarjana Siap Pakai Seleksi * Gedung

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha,

Bab 1: Akuntansi dan mekanisme debet kredit

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

BAB 12 PENGHITUNGAN LABA/RUGI & PEMBUATAN LAPORAN LABA/RUGI. Asgard Chapter

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perubahan terus terjadi, perusahaan pun ingin selalu tampil beda

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI

Penyesuaian Perusahaan Jasa

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penerjemah: Drs. Iman Daryanto, Ak. [

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS TRANSAKSI DAN PENCATATAN AKUNTANSI UMKM* Oleh: Endra Murti Sagoro

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS YANG SEDANG BERJALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK. Nama : Maria Yuliani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya tujuan utama perusahaan. data-data akuntansi yang semula menggunakan cara-cara manual menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Mengenal Transaksi pada Perusahaan Dagang

BAB 19 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah mengadakan penelitian baik lewat penelitian di lapangan maupun

BAB 22 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENCATATAN PENGOREKSI DAN RAGAM TRANSAKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5))

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III ANALISA SISTEM. Pada bab analisa sistem ini akan dijelaskan mengenai konsep kegiatan analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. ketersediaan informasi yang tepat dan berkualitas, maka perusahaan dapat

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

3. RUANG LINGKUP SOP penjualan tunai ini meliputi flowchart prosedur penjualan tunai, penjelasan prosedur, dan dokumen terkait.

Bab 7 Kas. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

Kompetensi Dasar 5.3 Mencatat transaksi berdasarkan mekanisme debit dan kredit.

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

BAB 7 PEMBUATAN DAFTAR SALDO PERCOBAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Rangkaian unsur dalam suatu sistem: INPUT PROSES OUTPUT. * Siswa Lulus * Tenaga Pengajar * Sarjana Siap Pakai Seleksi * Gedung

Bab XII Proses Transaksi Akuntansi

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah

BAB II BAHAN RUJUKAN

SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA.

STRUKTUR ORGANISASI PT. X. Kepala Cabang. Kasir. Administrasi Gudang. Penagihan (Collector)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya selalu dihadapkan

dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut : Prosedur penjualan ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu prosedur Penjualan tunai

Transkripsi:

BAB 5 PENGIDENTIFIKASIAN & PENGUKURAN TRANSAKSI Asgard Chapter 2008 www.cherrycorner.com

PENGIDENTIFIKASIAN & PENGUKURAN TRANSAKSI Akuntansi hanya memproses transaksi. Di bab ini kita mendiskusikan tentang pengidentifikasian transaksi (bukti transaksi dan pengarsipan bukti) dan pengukuran transaksi. A. Pengidentifikasian Transaksi eristiwa bisnis dibagi menjadi dua (2), yaitu peristiwa ekonomi (transaksi) dan peristiwa non-ekonomi (non-transaksi). Peristiwa bisnis disebut transaksi jika memenuhi dua (2) kriteria berikut ini: 1. Bersifat keuangan 2. Menyebabkan perubahan di PDA Akuntansi hanya memproses transaksi. Berikut ini contoh transaksi: a. Penjualan produk secara kredit b. Pembelian aktiva secara tunai c. Penyetoran aktiva ke perusahaan oleh pemilik d. Pembayaran biaya honorarium staff e. Penerimaan pelunasan piutang dari pelanggan Sedangkan peristiwa non-ekonomi tidak diproses oleh akuntansi. Berikut ini contoh peristiwa non-transaksi: a. Pelanggan menanyakan tentang tarif jasa konsultasi. b. Penghitungan perkiraan upah lembur untuk 1 bulan berikutnya c. Penyimpanan uang tunai di brankas pada akhir jam kerja d. Rotasi karyawan yang dilakukan perusahaan e. Pemindahan persediaan ke gudang. B. Bukti Transaksi erusahaan merekam transaksi ke dalam dokumen yang lazim disebut bukti transaksi. Bukti ini berfungsi untuk mendokumentasikan Halaman 1

transaksi secara baik dan benar yang diharapkan memperlancar proses akuntansi selanjutnya. Bukti transaksi berfungsi untuk : a. Merekam transaksi b. Mengurangi kemungkinan kesalahan c. Menetapkan tanggung jawab atas timbulnya transaksi d. Menyampaikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan Bukti transaksi digunakan sebagai dasar untuk proses akuntansi selanjutnya. Sebagai contoh, bukti transaksi digunakan sebagai dasar untuk penjurnalan. Bukti transaksi dapat berupa kertas maupun elektronik. Pada prinsipnya bukti transaksi harus dirancang sedemikian rupa sehingga perekaman transaksi dapat berjalan dengan cepat, ringkas, terhindar dari kesalahan, dan bermanfaat untuk pengendalian. Ketidak-cermatan dalam perancangan dokumen berakibat ketidakakuratan data yang akan diolah akuntansi. Konsekuensinya, informasi keuangan menjadi tidak berkualitas bagi pengguna akuntansi. B.1. Jenis Bukti Dilihat dari asal pembuatannya, bukti transaksi dapat berasal dari: a. Internal; bukti yang dibuat oleh perusahaan sendiri. Contohnya bukti pembayaran honorarium, dan surat tagihan ke pelanggan (disebut faktur penjualan). b. Eksternal; bukti yang dibuat oleh pihak eksternal dan diterima oleh perusahaan. Contohnya surat tagihan dari rekanan (disebut faktur pembelian) dan bukti pelunasan utang dari pelanggan. Dilihat dari perannya bagi akuntansi, bukti transaksi diklasifikasi menjadi dua (2), yaitu: 1. Dokumen sumber (source document); bukti transaksi yang digunakan sebagai dasar untuk pencatatan. Contohnya adalah faktur pembelian dan faktur penjualan. 2. Dokumen pendukung (supporting document); bukti transaksi yang digunakan untuk mendukung keberadaan dokumen sumber. Halaman 2

Contohnya, surat pesanan dari pelanggan digunakan untuk mendukung faktur penjualan yang merupakan dokumen sumber, dan surat permintaan barang dari departemen yang membutuhkan barang yang digunakan untuk mendukung faktur pembelian. B.2. Pengarsipan Bukti Pengarsipan bukti transaksi dimaksudkan agar bukti dapat disimpan dengan baik, dan bermanfaat ketika dibutuhkan. Pengarsipan lazimnya menggunakan beberapa metode berikut ini: a. Berbasis tanggal; bukti diarsip sesuai urutan tanggal terjadinya transaksi. Misalnya, bukti penerimaan kas disimpan berdasar urutan waktu terjadinya transaksi. b. Berbasis nomor; bukti diarsip sesuai urutan nomor tertentu. Misalnya, faktur penjualan diarsip berdasar urutan nomor faktur penjualan yang tertera di bukti tersebut. c. Berbasis abjad; bukti diarsip sesuai urutan abjad. Misalnya, bukti pembayaran dari pelanggan diarsip berdasar abjad depan nama pelanggan. B.3. Arsip Sementara vs. Arsip Permanen Pengarsipan bukti diklasifikasikan menjadi dua (2), yaitu: a. Pengarsipan sementara; bukti disimpan yang akan dimanfaatkan lagi dalam pencatatan. Sebagai contoh, bukti faktur pembelian disimpan sementara oleh perusahaan yang akan dimanfaatkan kembali oleh perusahaan ketika melunasi utang tersebut. b. Pengarsipan permanen; bukti disimpan seterusnya, dan tidak dimanfaatkan lagi untuk pencatatan, kecuali untuk kepentingan pemeriksaan (audit). Sebagai contoh, setelah mencatat pelunasan utang ke rekanan, perusahaan menyimpan secara permanen faktur pembelian. Halaman 3

C. Pengukuran Transaksi encatatan transaksi menggunakan satuan uang. Oleh karenanya, salah satu proses penting di akuntansi adalah proses pengukuran. Proses ini meliputi beberapa jenis aktivitas berikut ini: a. Penghitungan nilai rupiah; akuntansi menghitung besarnya nilai rupiah suatu transaksi. Untuk transaksi yang sederhana, penghitungan nilai rupiah dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Misalnya, pembelian supplies dan pembayaran honorarium staff. Dalam situasi tertentu, penghitungan nilai rupiah suatu transaksi harus dilakukan secara cermat dan teliti. Misalnya, pembelian tanah dan gedung yang sekaligus perbaikan atas aktiva tetap tersebut sebelum siap digunakan. b. Penetapan nilai rupiah; akuntansi menetapkan nilai rupiah suatu transaksi. Misalnya, setiap akhir periode perusahaan menetapkan nilai rupiah penyusutan aktiva tetap, dan menetapkan besarnya porsekot (pembayaran dimuka) asuransi yang telah berubah menjadi biaya. Halaman 4

KESIMPULAN eristiwa bisnis dikategorikan sebagai transaksi jika peristiwa tersebut bersifat keuangan, dan mengubah elemen-elemen PDA. Akuntansi mengolah transaksi untuk menghasilkan informasi keuangan. Transaksi didokumentasikan ke dalam bukti transaksi. Bukti transaksi ini dapat dibuat oleh pihak internal perusahaan, ataupun oleh pihak eksternal yang diterima oleh perusahaan. Bukti transaksi juga harus diarsipkan agar dapat bermanfaat di masa datang. Terdapat 3 cara pengarsipan, yaitu berdasar tanggal, nomor urut, atau huruf abjad. ransaksi diukur menggunakan satuan uang (di Indonesia menggunakan satuan rupiah). Pengukuran meliputi dua (2) aktivitas dasar, yaitu penghitungan nilai rupiah, dan penetapan nilai rupiah. Kata-kata Kunci 01. Transaksi 06. Pengukuran 02. Bukti transaksi 07. Penghitungan nilai rupiah 03. Dokumen sumber 08. Dokumen pendukung 04. Faktur penjualan 09. Penetapan nilai rupiah 05 Pengarsipan 10. Faktur pembelian Halaman 5