HUBUNGAN PERSEPSI DAN TINGKAT KEAKTIFAN DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN BIOTEKNOLOGI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERSEPSI DAN TINGKAT KEAKTIFAN DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN BIOTEKNOLOGI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

PERSEPSI TENTANG JAM PELAJARAN TAMBAHAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS UNGGULAN DAN REGULER

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI PENGAJARAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMPETENSI GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SANANWETAN KOTA BLITAR

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

ABSTRAK Kata Kunci : Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Ekonomi, Fasilitas Belajar dan Minat Belajar Ekonomi

DINA FITMILINA A1A110053

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA N. 1 KUALUH LEIDONG KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA T.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penguasaan konsep siswa melalui Lembar Kerja Rumah (LKR) dan tes proses

PIONIR (JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI)

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan pokok dalam menciptakan sumber daya

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMPN 7 BANDA ACEH ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol 1, No. 2, Oktober 2016,

berkomunikasi dahulu, bagaimana mungkin seorang guru dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data Pretest, Posttest dan Indeks Gain Penguasaan Konsep

KORELASI PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU BIDANG STUDI TEKNIK PEMESINAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMK MUHAMADIYAH 1 KEPANJEN MALANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERAJINAN MERONCE SISWA KELAS V SDN 114 PEKANBARU

HUBUNGAN PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

HAYATI

PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 SD TAHUN AJARAN 2015/2016 DI KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

IMPLEMENTASI METODE DRILL AND PRACTICE

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN

PENGARUH SUMBER BELAJAR BERBASIS LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

HUBUNGAN MOTIVASI PEMBELAJARAN OLEH GURU KELAS TERHADAP NILAI RAPORT SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI. Sogi Hermanto

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA PRAKTIKUM SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

PENERAPAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD

Amrustian Sultoni Ahmad Nurabadi Jurusan AP FIP Universitas Negeri Malang

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran ekonomi selama ini berdasarkan hasil observasi di sekolahsekolah

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR KIMIA KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 1 SEMARANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 008 BUMI AYU

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

PENGARUH MOTIVASI PENILAIAN K-13 TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP NASIONAL KOTA MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

PENGARUH BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

HUBUNGAN MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 8 ISSN X. Indri

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MURDER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 12 MAKASSAR

Tugiyati* ) SMAN 1 Karangrayung. Abstrak

HUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN KIMIA SEKOLAH I MELALUI PENERAPAN JURNAL AKADEMIK

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN

BAB I PENDAHULUAN. berproses secara efektif dan efisien tanpa adanya model pembelajaran. Namun

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan yang baik dicerminkan oleh lulusan yang memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

HARIO WIJAYANTO A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa tersebut digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

PENGGUNAAN TIPE STAD DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

BAB I PENDAHULUAN. datang. Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi

KOMUNIKASI BISNIS. KONTRAK KULIAH dan PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si, Psi.

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun metode penelitian yang digunakan

DESAIN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF BERBASIS BAHAN AJAR PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIV.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh

Transkripsi:

HUBUNGAN PERSEPSI DAN TINGKAT KEAKTIFAN DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA BIOLOGI PADA PERKULIAHAN BIOTEKNOLOGI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Akhmad Sukri 1 dan Elly Purwanti 2 1 Jurusan Biologi, IKIP Mataram e-mail: sukri_bio4@yahoo.co.id 2 Jurusan Biologi, Universitas Muhammadiyah Malang ABSTRAK Ada tiga faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu (1) sumber belajar dan proses belajar di sekolah, (2) kemampuan dan kecakapan guru, dan (3) kemampuan peserta didik. Dosen melalui empat pilar kompetensi dituntut untuk mendorong dan memotivasi mahasiswa dalam belajar. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini mengungkap hubungan persepsi dan tingkat keaktifan dengan hasil belajar mahasiswa biologi pada perkuliahan bioteknologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi yang signifikan antara tingkat keaktifan mahasiswa dengan hasil belajar bioteknologi (r =,789), sedangkan persepsi mahasiswa tidak memiliki korelasi dengan hasil belajar bioteknologi (r =,). Kata Kunci: Persepsi, hasil belajar, bioteknologi PENDAHULUAN ini karena paradigma pembelajaran telah berubah dari teacher center, yaitu Proses pembelajaran merupakan suatu pembelajaran yang berpusat pada guru kegiatan formal yang ada pada lembaga menjadi student center, yaitu pembelajaran pendidikan terutama di sekolah. Dalam proses yang berpusat pada siswa. Kecakapan guru ini pembelajaran terjadi interaksi antara pendidik sangat penting, karena bagaimanapun bagus dan peserta didik, yaitu pendidik yang dan idealnya kurikulum pendidikan tanpa mengajar dan perserta didik yang belajar diimbangi kemampuan guru atau dosen dalam (Syah, 24). Proses pembelajaran akan mengimplementasikannya, maka semuanya mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh kurang bermakna (Sanjaya, 26). siswa. Hal ini sesuai dengan yang Guru sebagai seorang mediator diungkapkan oleh Sciefelbein dan Simon dituntut untuk menguasai empat (1981), bahwa ada tiga faktor yang kompetensi, yaitu 1) kompetensi pedagogik, mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu, 1) sumber belajar dan proses belajar di sekolah, 2) kemampuan dan kecakapan guru, dan 3) 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi sosial, dan 4) kompetensi profesional. Kompetensi profesional menuntut guru kemampuan peserta didik. untuk menguasai materi, bagaimana Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar selain proses pembelajaran adalah menyampaikan materi dengan baik, dan semua seluk beluk yang berkaitan dengan kecakapan guru. Guru memegang peranan pembelajaran. Diharapkan dengan penting dalam proses pembelajaran di kelas. penguasaan kompetensi profesional dapat Guru bertindak sebagai mediator yang membangkitkan minat dan motivasi siswa mengarahkan peserta didik dalam belajar. Hal 1

dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam meningkatkan kualitas kompetensi profesional, guru dapat melakukan self assessment dalam setiap pembelajaran yang dilakukan dan memperhatikan serta mengambil masukanmasukan atas tanggapan siswa terkait dengan pembelajaran yang dilakukan. Tidak banyak guru yang sering melakukan self asssessment dalam setiap pembelajarannya, apalagi mengambil feedback dari siswa terkait pembelajaran, padahal feedback dari siswa sangat penting untuk perbaikan proses pembelajaran. Hal ini juga berlaku untuk dosen, karena peran dan fungsi guru dan dosen dalam pembelajaran adalah sama. Guru maupun dosen melalui empat pilar kompetensi yang harus dikuasainya juga dutuntut untuk mendorong dan memotivasi siswa atau mahasiswa dalam belajar. Hal ini dilakukan untuk dapat meningkatkan keaktifan mahasiswa dalam belajar, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau mahasiswa. Penelitian ini mengungkap bagaimana hubungan tanggapan atau persepsi dan tingkat keaktifan dengan hasil belajar mahasiswa biologi pada perkuliahan bioteknologi di Universitas Muhammadiyah Malang. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian korelasional melalui pendekatan deskriptif yang melihat hubungan persepsi mahasiswa dengan hasil belajar bioteknologi pada perkuliahan bioteknologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa bioteknologi semester genap tahun 212/213 yang berjumlah 119 orang. Data diambil menggunakan angket yang berisi tanggapan mahasiswa terhadap perkuliahan bioteknologi. Angket berisi lima pertanyaan yang menyangkut; perasaan mengikuti perkuliahan bioteknologi, ketertarikan mahasiswa terhadap perkuliahan bioteknologi, penguasaan materi oleh mahasiswa, tingkat kesulitan materi bioteknologi yang disampaikan oleh dosen, dan tanggapan mahasiswa terhadap penyampaian materi oleh dosen. Data tingkat keaktifan diambil dari formulir penilaian asesmen autentik yang telah disusun, kemudian dirubah menjadi skala interval. Penilaian asesmen autentik meliputi empat kegiatan yaitu keterampilan bertanya, kemampuan mengajukan pendapat, tampilan presentasi, dan keterampilan menyampaikan ide atau berdebat. Format penilaian asesmen autentik mengikuti kaedah sebagai berikut: skor 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = baik, dan 4 = sangat baik. Data hasil belajar mahasiswa diperoleh dari nilai akhir yang merupakan akumulasi dari nilai kuis, nilai tugas, nilau ujian midle semester dan nilai ujian semester yang dihitung berdasarkan penilaian acuan normal (PAN). Teknik analisis data hasil penelitian dilakukan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis korelasi product moment Pearson. Analisis data dilakukan dengan bantuan perangkat komputer SPSS 16 for Windows. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian a. Hasil Analisis Angket Persepsi Mahasiswa Terhadap Perkuliahan Bioteknologi Berdasarkan analisis angket persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan bioteknologi, diperoleh tanggapan yang beragaram terkait pembelajaran bioteknologi. Gambar 1-5 menampilkan persentase tanggapan mahasiswa terkait pernyataan-pernyataan yang diajukan. 2

JUmlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Akhmad Sukri, Hubungan Persepsi dan Tingkat. Gambar 1. Grafik Tanggapan Mahasiswa tentang Perasaaan Mengikuti Perkuliahan Bioteknologi 6 54.6 5 4 3 29.4 2 14.3 1 1.7 Membosankan Cukup Menyenangkan Menyenangkan Sangat Menyenangkan Tanggapan Mahasiswa Gambar 2. Grafik Ketertarikan Mahasiswa Terkait Penyampaian Materi Bioteknologi oleh Dosen 6 5 53.8 4 3 36.1 2 1 Cukup Mudah Dimengerti Mudah Dimengerti Tingkat Penguasaan Mahasiswa 1.1 Sangat Mudah Dimengerti Gambar 3. Grafik Tingkat Penguasaan Mahasiswa Terkait Penyampaian Materi Bioteknologi oleh Dosen. 5 4 42.9 46.2 3 2 1 8.4 2.5 Sangat Sulit Sulit Cukup Sulit Tidak Sulit Tanggapan Mahasiswa 3

Jumlah (%) Akhmad Sukri, Hubungan Persepsi dan Tingkat. Gambar 4. Grafik Tanggapan Mahasiswa Terkait Tingkat Kesulitan Materi Bioteknologi 6 56.3 5 4 36.1 3 2 1.8 6.7 Monoton Biasa Saja Cukup Luwes dan Fleksibel Tanggapan Mahasiswa Luwes dan Fleksibel Gambar 5. Grafik Tanggapan Mahasiswa Terkait Kreatifitas Penyampaian Materi Bioteknologi oleh Dosen b. Hasil Analisis Uji Korelasi Product Moment Pearson Hasil analisis korelasi antara persepsi mahasiswa dan tingkat keaktifan terhadap perkuliahan bioteknologi dengan hasil belajar mahasiswa ditampilkan pada Tabel 1. Pembahasan Hasil analisis angket persepsi mahasiswa terhadap perkuliahan bioteknologi menunjukkan persepsi yang beragam. Grafik tanggapan mahasiswa terhadap perasaan mengikuti perkuliahan bioteknologi menunjukkan 54,6% mahasiswa merasa senang belajar bioteknologi, sedangkan yang merasa sangat senang sebesar 29,4%. Namun, tidak seluruh mahasiswa merasa senang dalam belajar, 1,7% mahasiswa merasa membosankan belajar bioteknologi, dan 14,3% merasa cukup menyenangkan (Gambar 1). Secara umum, mahasiswa merasa senang untuk belajar bioteknologi. Tanggapan mahasiswa terhadap perkuliahan bioteknologi dilanjutkan dengan pertanyaan untuk mengetahui ketertarikan mahasiswa terhadap materi bioteknologi. Hal ini dilakukan sebagai cross check tanggapan mahasiswa terhadap perasaan mengikuti perkuliahan bioteknologi, karena biasanya apabila seseorang sudah merasa senang tentu akan tertarik untuk belajar atau sebaliknya. Grafik tanggapan mahasiswa terhadap materi yang disampaikan oleh dosen menunjukkan sebagian besar mahasiswa menganggap materi bioteknologi menarik (Gambar 2). Sebesar 24,4 % mahasiswa menganggap materi bioteknologi sangat menarik, 52,9% menjawab menarik, 21% berpendapat cukup menarik, dan 1,7% mahasiswa menganggap materi bioteknologi tidak menarik. Hasil ini berbanding linier dengan hasil yang diperoleh mengenai tanggapan mahasiswa terhadap perasaan mengikuti perkuliahan bioteknologi. Karena jumlah mahasiswa yang menyatakan pembelajaran bioteknologi menyenangkan hampir sama dengan 4

jumlah mahasiswa yang menyatakan materi bioteknologi menarik. Grafik tanggapan mahasiswa terkait tingkat penguasaan mahasiwa terhadap materi yang disampaikan oleh dosen sejalan dengan tingkat kesenangan dan ketertarikan mahasiswa terhadap bioteknologi. Hal ini dapat diamati pada jumlah mahasiswa yang menyatakan materi bioteknologi yang disampaikan oleh dosen mudah dimengerti sebesar 53,8%, bahkan sebesar 1,1% mahasiswa menyatakan sangat mudah dimengerti dan 36,1% menyatakan cukup mudah dimengerti. Hal ini mengindikasikan bahwa peran dosen dalam pembelajaran untuk membuat mahasiswa memahami dan mengerti materi perkuliahan sangat diperlukan sebagai implementasi empat pilar kompetensi dosen. Hasil ini juga menunjukkan bahwa dosen sudah cukup berhasil dalam pembelajaran bioteknologi untuk dapat membuat mahasiswa paham dan mengerti materi perkuliahan, namun hasil ini perlu diperkuat dengan melihat hasil belajar mahasiswa. Tanggapan mahasiswa terkait pernyataan tingkat kesulitan materi bioteknologi menunjukkan sebesar 8,4% mahasiswa merasa materi bioteknologi sangat sulit, 42,9% merasa sulit, 46,2% merasa cukup sulit, dan hanya 2,5% mahasiswa merasa tidak sulit (Gambar 4). Hal ini dapat dipahami karena bioteknologi menuntut mahasiswa untuk memahami dan mengerti berbagai bidang ilmu yang menjadi fondasi bioteknologi seperti genetika dan mikrobiologi. Tabel 1 Tabulasi Hasil Uji Korelasi antara Persepsi Mahasiswa dan Tingkat Keaktifan terhadap Hasil Belajar Berdasarkan tanggapan mahasiswa tentang tingkat kesulitan materi bioteknologi (Gambar 4) dan tanggapan mahasiswa terkait tingkat peguasaan materi bioteknologi yang disampaikan oleh dosen (Gambar 3), menunjukkan bahwa meskipun materi bioteknologi dirasakan sulit oleh mahasiswa, namun dengan penjelasan yang disampaikan oleh dosen pada saat perkuliahan materi bioteknologi dapat dimengerti oleh mahasiswa. Hal ini tidak lepas dari kreatifitas dosen dalam pembelajaran di kelas. Hasil ini didukung oleh tanggapan mahasiswa terkait kreatifitas dosen dalam menyampaikan materi bioteknologi di kelas yang menyatakan materi disampaikan dengan cukup luwes dan fleksibel sebesar 56,3%, luwes dan fleksibel sebesar 36,1%, mahasiswa yang menjawab biasa saja 6,7%, dan mahasiswa yang menjawab pembelajaran di kelas monoton sebesar,8% (Gambar 5). Hasil analisis uji korelasi antara tingkat keaktifan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan bioteknologi dengan hasil belajar menunjukkan ada korelasi yang sangat signifikan, dengan nilai korelasi (r) sebesar,789 (Tabel 1). Hasil tersebut menunjukkan bahwa faktor 5

keaktifan mahasiswa dalam belajar bioteknologi seperti bertanya, mengajukan pendapat, presentasi, dan menyampaikan ide atau pendapat mempengaruhi hasil belajar mereka. Dimana semakin tinggi keaktifan mereka dalam belajar, maka semakin tinggi pula hasil belajar yang diperoleh. Berdasarkan hasil uji korelasi antara persepsi mahasiswa terhadap hasil belajar bioteknologi, diperoleh nilai r sebesar, (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara persepsi mahasiswa yang meliputi perasaan mengikuti perkuliahan bioteknologi, ketertarikan mahasiswa terhadap perkuliahan bioteknologi, penguasaan materi oleh mahasiswa, tingkat kesulitan materi bioteknologi yang disampaikan oleh dosen, dan tanggapan mahasiswa terhadap penyampaian materi oleh dosen terhadap hasil belajar mereka. Hasil ini mengindikasikan meskipun mahasiswa menganggap pembelajaran bioteknologi menarik, menyenangkan, dan mudah dimengeti, namun persepsi tersebut tidak berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh. Meskipun persepsi mahasiswa pada perkuliahan bioteknologi tidak memiliki korelasi secara langsung dengan hasil belajar (r =,), namun persepsi mahasiswa menunjukkan minat dan motivasi mahasiwa dalam perkuliahan bioteknologi yang menggambarkan tingkat keaktifan mereka dalam belajar, sehingga mempengaruhi hasil belajar. Sudjana (1989) mengemukakan beberapa prinsip belajar yang mendorong keaktifan mahasiswa dalam belajar, yaitu stimulus belajar, perhatian dan motivasi, respon yang dipelajari, penguatan dan umpan balik. Pembelajaran bioteknologi berusaha untuk membangkitkan motivasi mahasiswa melalui penyampaian yang luwes dan fleksibel, hal ini sesuai dengan besarnya respon mahasiswa terhadap penyampaian materi bioteknologi yang menganggap bahwa materi bioteknologi disampaikan dengan luwes dan fleksibel oleh dosen sebesar 56,3% (Gambar 5). Hal ini diduga membangkitkan stimulus, motivasi, dan respon mahasiswa dalam belajar bioteknologi yang diperkuat dengan besarnya tanggapan mahasiwa yang menyatakan perkuliahan bioteknologi menyenangkan sebesar 54,6% (Gambar 1), perkuliahan bioteknologi menarik sebesar 52,9% (Gambar 2), dan yang menganggap materi bioteknologi mudah dimengerti sebesar 53,8% (Gambar 3). Oleh karena itu, persepsi mahasiswa menunjukkan besarnya stimulus, motivasi, dan respon mahasiswa dalam belajar bioteknologi yang menggambarkan keaktifan mahasiswa dalam belajar bioteknologi yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar bioteknologi. DAFTAR RUJUKAN Sanjaya, W. 26. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group. Schielfelbein, E dan Simmons, J. 1981. The Detterminants of School Achievement. Ottawa: IDRC. Sudjana, N. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Sinar Baru. Syah, M. 24. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Grafindo Persada 6

7