PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 1
PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.019/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL ROPP : Pendampingan SL-PTT Padi dan Jagung di Provinsi Bengkulu 2. LOKASI KEGIATAN : Provinsi Bengkulu (10 Kabupaten/ Kota) 3. JENIS KEGIATAN : Pendampingan 4. TUJUAN : Tujuan pengkajian pada tahun berjalan (2012) Tujuan pendampingan SL-PTT pada tahun 2012 adalah: 1. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan kegiatan SL-PTT di Provinsi Bengkulu. 2. Mengidentifikasi teknologi existing, menentukan akar permasalahan dan upaya pemecahan permasalahan dalam peningkatan produktivitas padi di Provinsi Bengkulu. 3. Mempercepat adopsi komponen teknologi PTT padi dan jagung di Provinsi Bengkulu. 4. Menyebarluaskan bahan informasi pertanian berkaitan dengan pelaksanaan SL-PTT di Provinsi Bengkulu. 5. Mengevaluasi efektivitas pendampingan SL-PTT padi dan jagung yang dilaksanakan oleh stakeholders. 5. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN : Persiapan Penyusunan RODHP RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP lebih rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan dan kegiatan yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi menjadi juklak kegiatan diseminasi. Penentuan jumlah dan lokasi display/demfarm pendampingan SL-PTT Padi dan jagung. 2
Lokasi pendampingan akan dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Display dan demfarm akan dilakukan pada komoditas padi dan jagung. Penunjukan LO untuk masing-masing Kabupaten/Kota. LO ditunjuk sebagai perwakilan BPTP di masing-masing kabupaten. Tugas dan tanggung jawab LO cukup banyak dan strategis, sehingga diperlukan kecakapan dan dinamika kerja yang baik. Penyusunan data base (CPCL, VUB, kalender tanam, contact person dari penyuluh pendamping kegiatan SL-PTT). Koordinasi intern dan antar institusi. Koordinasi intern dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di BPTP Bengkulu. Pertemuan direncanakan dilaksanakan 1-2 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini akan dibahas kemajuan dan tindak lanjut kegiatan di masing-masing kabupaten. LO memberikan laporan perkembangan pelaksanaan SL-PTT per 2 minggu. Koordinasi antar institusi baik ditingkat regional (stakeholders di provinsi dan Kabupaten) maupun nasional. Koordinasi di tingkat regional, khususnya ditingkat kabupaten direncanakan dalam bentuk pemaparan kegiatan atau presentasi kegiatan kepada stakeholders (Dinas Pertanian Kabupaten maupun Badan Pelaksana Penyuluhan). Koordinasi di tingkat nasional dilakukan pada Balit maupun Puslit lingkup Badang Litbang sebagai sumber inovasi teknologi (BB Penelitian Padi, Balitser, BB Biogen dan Puslitbangtan). Pelaksanaan PRA (Participatory Rural Appraisal) Identifikasi teknologi existing, menentukan akar permasalahan dan upaya pemecahan permasalahan dalam peningkatan produktivitas padi di Provinsi Bengkulu dilakukan dengan pendekatan PRA. Pelaksanaan PRA dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a. Persiapan Tim dan bahan-bahan yang dibutuhkan - Disusun Tim yang beranggotakan multi disiplin dengan syarat memiliki bidang ilmu yang terkait dengan aspek sosial, ekonomi, agronomi dan Pasca panen. - Tim PRA untuk setiap lokasi minimal terdiri dari 3 orang. Satu orang 3
berperan sebagai pengatur jalannya diskusi, satu orang pencatat/notulensi hasil diskusi dan satu orang lagi mengamati dominasi anggota dalam diskusi. - Jumlah tim memadai dengan jumlah grup diskusi, jumlah peserta tidak lebih dari 40 orang. - Bahan-bahan yang diperlukan disiapkan dibawa dari kantor, untuk menghindari kemungkinan tidak tersedia di lokasi/tempat pelaksanaan PRA. Bahan utama yang harus disediakan adalah kertas karton, alat tulis, note book, spidol, selotip kertas dan gunting atau curter (pemotong) dan lainnya dengan jumlah disesuaikan dengan jumlah peserta grup diskusi. b. Persiapan Lokasi - PRA dilaksanakan di 9 Kabupaten dan 1 Kota wilayah sentral tanaman padi, tiap Kabupaten dilakukan PRA di dua lokasi. - PRA pada Kabupaten yang mendapat kegiatan demfarm dilakukan pada kelompok pelaksana demfarm. - Pada Kabupaten yang tidak ada demfarm, PRA dilakukan pada lokasi SL-PTT Model/SL-PTT yang telah ditentukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten. c. Melakukan tinjauan lapang (Observasi) dan pengumpulan data biofisik desa. d. Melakukan diskusi kelompok terfokus (FGD) - Sebelum diskusi kelompok dilakukan pengisian kuesioner mengenai identitas anggota kelompok dan usataninya, sebagai kelengkapan data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi penerapan teknologi/komponen SL-PTT yang telah dilaksanakan oleh petani. - Diskusi kelompok dilakukan untuk validasi dan juga menggali informasi tentang permasalahan, kesulitan dan hal-hal yang menjadi harapan oleh petani serta petugas. Dalam diskusi ini akan ditemukan akar permasalahan sekaligus dapat diidentifikasi alternatif pemecahan masalah secara partisipatif. - Data hasil survey dan diskusi ditabulasikan, selanjutnya diintrepretasikan sebagai dasar dalam penyusunan rekomendasi dalam percepatan adopsi komponen PTT. 4
Pelaksanaan display dan Demfarm VUB Percepatan adopsi komponen teknologi PTT padi dan jagung di Provinsi Bengkulu dilakukan melalui display/demfarm VUB padi dan jagung yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan UPBS BPTP Bengkulu. Pelaksanaan display varietas dilakukan dengan tahapan : - Koordinasi ke Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten. - Penjajakan lokasi display atau demfarm - Penentuan lokasi; lokasi display diusahakan dilaksanakan pada lahan irigasi dan sudah menggunakan pupuk. - Demfarm dilaksanakan pada lahan sawah irigasi/lahan kering/lahan rawa, letak lokasi strategis (mudah dilihat, mudah dikunjungi dan ada akses jalan ke lokasil), lahan menghampar satu hamparan seluas 3-5 ha. - VUB Padi yang akan didisplay/demfarmkan adalah varietas Inpari 15, 16, dan 20; Inpago 6, Inpara 1 dan 3 (Varietas dapat berubah sesuai dengan ketersediaan benih dari BB Padi). - Demfarm padi direncanakan pada luasan 12-20 ha, sedangkan display padi direncanakan pada luasan 25-50 ha yang tersebar di 10 kabupaten/kota. - Display VUB padi akan dilaksanakan di 6 Kabupaten yang meliputi Kabupaten Lebong, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Seluma dan Bengkulu Selatan. - Demfarm dengan luasan 3-5 ha per lokasi akan dilaksanakan di 4 kabupaten/kota yang meliputi Mukomuko (Inpara dan Inpari), Kota Bengkulu (Inpari dan Inpara), Kepahiang (Inpari) dan Kaur (Inpari dan Inpago/gogo). Lokasi ini bersifat sementara dan dapat berubah sesuai dengan dinamika pelaksanaan SL-PTT di Kabupaten/kota - Display untuk VUB jagung direncanakan di 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Bengkulu Utara dan Mukomuko. Varietas jagung yang akan didisplaykan adalah varietas jagung komposit Sukmaraga dan varietas jagung Hibrida Bima (release terbaru). Lokasi dan pelaksanaan display bersifat sementara dan disesuaikan dengan perkembangan dan dinamika pelaksanaan di lokasi yang telah direncanakan. - Untuk mendukung lancarnya pelaksanaan display dan demfarm VUB padi dan jagung dilakukan juga penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan display dan Demfarm. 5
- Penyampaian juklak pelaksanaan display dan demfarm - Distribusi benih. Benih didistribusikan ke lokasi sesuai dengan kesiapan lahan. Benih akan diantarkan jika lahan persemaian telah mulai dipersiapkan. Kondisi ini berlaku untuk benih padi sawah dan rawa, sementara untuk benih padi gogo akan di kirim jika lahan telah siap untuk ditanami. - Penyemaian Pesemaian dilakukan dengan cara pesemaian basah Luas pesemaian untuk 1 ha adalah 200 m 2 atau 2% dari luas areal pertanaman (20 x 10 m). Benih yang sehatulai dari dapat disiapkan mulai dari penyiapan lahan persemaian. Bibit perlu luasan yang optimal untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk 1 kg benih diperlukan luasan 8 m 2. Benih yang disemai dengan kerapatan tinggi tidak mampu tumbuh secara optimal, sehingga pertumbuhan lambat dan tidak kekar, sehingga tidak memungkinkan untuk ditanam pada umur muda (<21 hari). Benih direndam selama 10-12 jam agar benih yang kering dapat menyerap air untuk mengaktifkan proses fisiologis dan metabolisme dari benih. Benih ditiriskan dan dimasukkan dalam karung yang basah. Setelah 24-48 jam benih akan mulai berkecambah, dan selama periode tersebut kondisi benih dijaga untuk tetap lembab. Jika benih telah mulai berkecambah, bibit ditaburkan pada bedengan yang telah disiapkan. Benih dapat tumbuh dengan sehat dan kuat dan pada umur 15 20 hari bibit dapat dipindah tanam. Bibit dapat dipupuk dengan ZA ataupun urea 3 5 kg pada umur 8 hari Sebelum benih disemai lahan untuk pesemaian ditaburi dengan furadan (2 kg/ha). 6
- Penanaman Pendekatan PTT yang diterapkan dalam demfarm padi sawah dan rawa KOMPONEN TEKNOLOGI 1. Varietas Unggul Baru ( VUB ) 2. Benih bermutu dan berlabel 3. Pemberian bahan organik 4. Pengaturan populasi tanaman secara optimum 5. Pemupukan berdasarkan kebutuhan kebutuhan tanaman dan status hara tanah 6. Pengendalian OPT dengan PHT 7. Pengolahan tanah 8. Penggunaan bibit muda 9. Jumlah bibit/lubang 10. Pengairan secara efektif dan efisien 11. Penyiangan 12. Panen KETERANGAN Inpari 14, 15, 20; Inpara 1 dan 3 Label ungu 2 ton/ha ( jika tersedia ) Dengan sistem legowo 4:1 dengan jarak tanam 20 x20 x10 Ponska 250 kg/ha dan Urea 150 kg/ha: - 125 kg/ha ponska diberikan pada umur 7 HST, dan 125 kg/ha diberikan pada umur 21-25 HST - 50 kg/ha urea diberikan pada umur 21-25 HST, 100 kg/ha urea diberikan pada umur 45 HST Untuk hama, penyakit dan gulma Sempurna Umur kurang dari 21 hari 1-3 bibit Intermitten/berselang seling Secara manual atau khemis Tepat waktu dan segera dirontok 7
Penanaman padi gogo/lahan kering Pendekatan PTT yang diterapkan dalam demfarm padi sawah KOMPONEN TEKNOLOGI 1. Varietas Unggul Baru ( VUB ) 2. Benih bermutu dan berlabel 3. Pemberian bahan organic 4. Pengaturan populasi tanaman secara optimum 5. Pemupukan berdasarkan kebutuhan kebutuhan tanaman dan status hara tanah 6. Pengendalian OPT dengan PHT 7. Pengolahan tanah 8. Jumlah benih/lubang 9. Penyiangan 10. Panen KETERANGAN Towuti dan Limboto Label ungu 2 ton/ha ( jika tersedia ) Jarak tanam 20 x10 cm Ponska 250 kg/ha dan Urea 150 kg/ha: - 125 kg/ha ponska diberikan pada umur 15 HST, dan 125 kg/ha diberikan pada umur 30-35 HST - 50 kg/ha urea diberikan pada umur 30-35 HST, 100 kg/ha urea diberikan pada umur 55-60 HST Untuk hama, penyakit dan gulma TOT atau minimum 3-5 biji/lubang Secara manual atau khemis Tepat waktu dan segera dirontok - Pengamatan komponen pertumbuhan dan komponen hasil. - Hasil display dan demfarm VUB padi diharapkan dapat diproses menjadi benih untuk mendukung UPBS BPTP Bengkulu. Penyampaian Materi Inovasi Teknologi SL-PTT Penyampaian materi dilakukan melalui pelaksanaan apresiasi, pelatihan, sosialisasi maupun temu lapang. Kegiatan temu lapang akan diprioritaskan pada lokasi demfarm VUB, yaitu di Kabupaten Mukomuko, Kota Bengkulu, Kepahiang dan Kaur. Apresiasi/sosialisasi diutamakan untuk petugas hingga pada tingkat Kabupaten. Diharapkan untuk tingkat kecamatan dan desa dapat dilakukan secara estafet oleh Penyuluh pertanian Lapangan. Untuk pelatihan PL II dan III disesuaikan dengan kebutuhan untuk masing-masing Kabupaten/Kota. 8
Mengevaluasi efektivitas pendampingan SL-PTT padi dan jagung yang dilaksanakan oleh stakeholders. Evaluasi pendampingan SL-PTT dilakukan untuk mengukur efektivitas pendampingan melalui metode survey dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuesioner. Responden diambil dari 10 Kabupaten/Kota yang terdiri atas stakeholders dan petani pelaksana SL-PTT. Penyusunan laporan (bulanan, semester dan akhir kegiatan). Parameter yang Diukur Komponen pertumbuhan dan komponen hasil pada lokasi display dan demfarm. Komponen teknologi yang diadopsi oleh petani/pengguna. Frekuensi pendampingan (apresiasi, temu lapang, temu usaha, demfarm dan display). Jumlah dan jenis bahan informasi yang disebarluaskan sebagai bahan penyuluhan. Peningkatan produktivitas pada lokasi demfarm dan display Jumlah benih yang dapat dihasilkan dari kegiatan demfarm dan display Jumlah rekomendasi teknologi dan kebijakan pendampingan SL-PTT di Provinsi. 6. PENGESAHAN No. Uraian Nama Tanda Tangan 1. Penjab Teknis Pelaksanaan Dr. Wahyu Wibawa,MP 2. Penanggung Jawab Kegiatan Dr. Wahyu Wibawa,MP 9
10