PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK) KALENDER TANAM TERPADU

LAPORAN AKHIR TAHUN 2012 PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RDHP) DEMFARM

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH

LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI PROVISI BENGKULU

KODE: :26/ /011/C/RDHP/2013 KALENDER TANAM (KATAM) DI PROVINSI BENGKULU

KODE: 26/ /011/D/RDHP/2013 DEMFARM KEDELAI. YONG FARMANTA, SP, MSi

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:

KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN

LAPORAN AKHIR TAHUN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI PROVINSI BENGKULU

PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

PERAN UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER DALAM PENGUATAN SISTEM PERBENIHAN DI KALIMANTAN TENGAH

Pendampingan SL-PTT PENGANTAR

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

PENDAHULUAN Latar Belakang

1 SET B. KELOMPOK TANI SEHAMPARAN

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

Abstrak

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENDAMPINGAN SL-PTT PADI, JAGUNG DAN KACANG TANAH DI KABUPATEN BULUKUMBA. Andi Darmawidah, dkk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy

ISBN _ PETUNJUK TEKNIS DEMONSTRASI PLOT PADI VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) MENDUKUNG SL-PTT PADI DI KALIMANTAN TENGAH

PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PADI SPESIFIK BENGKULU

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

1 SET A. INDIVIDU PETANI

Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU

ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN RENSTRA

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

LAPORAN AKHIR PENGELOLAAN RUMAH KACA DI BPTP BENGKULU

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

LAPORAN AKHIR TAHUN DEFARM KEDELAI

Dampak Minat Petani terhadap Komponen PTT Padi Sawah di Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

UPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

III. METODE PENELITIAN

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN

JUDUL KEGIATAN: KAJIAN MODEL PTT DALAM BUDIDAYA JAGUNG LOKAL DAN POTENSI PENGEMBANGAN JAGUNG QPM SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SL-PTT PADI SAWAH DI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMBUH IRMANSYAH RUSLI NURHAYATI ERMIDIAS

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SLPTT PADI DAN JAGUNG KABUPATEN ENREKANG. Ir. Syamsu Bahar, MSi, dkk

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

PENGEMBANGAN PERBENIHAN (UPBS) PADI DI SUMATERA UTARA. Tim UPBS BPTP Sumatera Utara

Dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma, dan buatlah saluran-saluran drainase.

KAJIAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KABUPATEN MADIUN

KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU

POTENSI LEMBAGA PERBENIHAN DALAM PENYEDIAAN BENIH PADI DI PROVINSI BENGKULU PENDAHULUAN

Sumber : Nurman S.P. (

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

Pedoman Umum. PTT Jagung

Transkripsi:

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 1

PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.019/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL ROPP : Pendampingan SL-PTT Padi dan Jagung di Provinsi Bengkulu 2. LOKASI KEGIATAN : Provinsi Bengkulu (10 Kabupaten/ Kota) 3. JENIS KEGIATAN : Pendampingan 4. TUJUAN : Tujuan pengkajian pada tahun berjalan (2012) Tujuan pendampingan SL-PTT pada tahun 2012 adalah: 1. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan kegiatan SL-PTT di Provinsi Bengkulu. 2. Mengidentifikasi teknologi existing, menentukan akar permasalahan dan upaya pemecahan permasalahan dalam peningkatan produktivitas padi di Provinsi Bengkulu. 3. Mempercepat adopsi komponen teknologi PTT padi dan jagung di Provinsi Bengkulu. 4. Menyebarluaskan bahan informasi pertanian berkaitan dengan pelaksanaan SL-PTT di Provinsi Bengkulu. 5. Mengevaluasi efektivitas pendampingan SL-PTT padi dan jagung yang dilaksanakan oleh stakeholders. 5. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN : Persiapan Penyusunan RODHP RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP lebih rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan dan kegiatan yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi menjadi juklak kegiatan diseminasi. Penentuan jumlah dan lokasi display/demfarm pendampingan SL-PTT Padi dan jagung. 2

Lokasi pendampingan akan dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Display dan demfarm akan dilakukan pada komoditas padi dan jagung. Penunjukan LO untuk masing-masing Kabupaten/Kota. LO ditunjuk sebagai perwakilan BPTP di masing-masing kabupaten. Tugas dan tanggung jawab LO cukup banyak dan strategis, sehingga diperlukan kecakapan dan dinamika kerja yang baik. Penyusunan data base (CPCL, VUB, kalender tanam, contact person dari penyuluh pendamping kegiatan SL-PTT). Koordinasi intern dan antar institusi. Koordinasi intern dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di BPTP Bengkulu. Pertemuan direncanakan dilaksanakan 1-2 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini akan dibahas kemajuan dan tindak lanjut kegiatan di masing-masing kabupaten. LO memberikan laporan perkembangan pelaksanaan SL-PTT per 2 minggu. Koordinasi antar institusi baik ditingkat regional (stakeholders di provinsi dan Kabupaten) maupun nasional. Koordinasi di tingkat regional, khususnya ditingkat kabupaten direncanakan dalam bentuk pemaparan kegiatan atau presentasi kegiatan kepada stakeholders (Dinas Pertanian Kabupaten maupun Badan Pelaksana Penyuluhan). Koordinasi di tingkat nasional dilakukan pada Balit maupun Puslit lingkup Badang Litbang sebagai sumber inovasi teknologi (BB Penelitian Padi, Balitser, BB Biogen dan Puslitbangtan). Pelaksanaan PRA (Participatory Rural Appraisal) Identifikasi teknologi existing, menentukan akar permasalahan dan upaya pemecahan permasalahan dalam peningkatan produktivitas padi di Provinsi Bengkulu dilakukan dengan pendekatan PRA. Pelaksanaan PRA dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a. Persiapan Tim dan bahan-bahan yang dibutuhkan - Disusun Tim yang beranggotakan multi disiplin dengan syarat memiliki bidang ilmu yang terkait dengan aspek sosial, ekonomi, agronomi dan Pasca panen. - Tim PRA untuk setiap lokasi minimal terdiri dari 3 orang. Satu orang 3

berperan sebagai pengatur jalannya diskusi, satu orang pencatat/notulensi hasil diskusi dan satu orang lagi mengamati dominasi anggota dalam diskusi. - Jumlah tim memadai dengan jumlah grup diskusi, jumlah peserta tidak lebih dari 40 orang. - Bahan-bahan yang diperlukan disiapkan dibawa dari kantor, untuk menghindari kemungkinan tidak tersedia di lokasi/tempat pelaksanaan PRA. Bahan utama yang harus disediakan adalah kertas karton, alat tulis, note book, spidol, selotip kertas dan gunting atau curter (pemotong) dan lainnya dengan jumlah disesuaikan dengan jumlah peserta grup diskusi. b. Persiapan Lokasi - PRA dilaksanakan di 9 Kabupaten dan 1 Kota wilayah sentral tanaman padi, tiap Kabupaten dilakukan PRA di dua lokasi. - PRA pada Kabupaten yang mendapat kegiatan demfarm dilakukan pada kelompok pelaksana demfarm. - Pada Kabupaten yang tidak ada demfarm, PRA dilakukan pada lokasi SL-PTT Model/SL-PTT yang telah ditentukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten. c. Melakukan tinjauan lapang (Observasi) dan pengumpulan data biofisik desa. d. Melakukan diskusi kelompok terfokus (FGD) - Sebelum diskusi kelompok dilakukan pengisian kuesioner mengenai identitas anggota kelompok dan usataninya, sebagai kelengkapan data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi penerapan teknologi/komponen SL-PTT yang telah dilaksanakan oleh petani. - Diskusi kelompok dilakukan untuk validasi dan juga menggali informasi tentang permasalahan, kesulitan dan hal-hal yang menjadi harapan oleh petani serta petugas. Dalam diskusi ini akan ditemukan akar permasalahan sekaligus dapat diidentifikasi alternatif pemecahan masalah secara partisipatif. - Data hasil survey dan diskusi ditabulasikan, selanjutnya diintrepretasikan sebagai dasar dalam penyusunan rekomendasi dalam percepatan adopsi komponen PTT. 4

Pelaksanaan display dan Demfarm VUB Percepatan adopsi komponen teknologi PTT padi dan jagung di Provinsi Bengkulu dilakukan melalui display/demfarm VUB padi dan jagung yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan UPBS BPTP Bengkulu. Pelaksanaan display varietas dilakukan dengan tahapan : - Koordinasi ke Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten. - Penjajakan lokasi display atau demfarm - Penentuan lokasi; lokasi display diusahakan dilaksanakan pada lahan irigasi dan sudah menggunakan pupuk. - Demfarm dilaksanakan pada lahan sawah irigasi/lahan kering/lahan rawa, letak lokasi strategis (mudah dilihat, mudah dikunjungi dan ada akses jalan ke lokasil), lahan menghampar satu hamparan seluas 3-5 ha. - VUB Padi yang akan didisplay/demfarmkan adalah varietas Inpari 15, 16, dan 20; Inpago 6, Inpara 1 dan 3 (Varietas dapat berubah sesuai dengan ketersediaan benih dari BB Padi). - Demfarm padi direncanakan pada luasan 12-20 ha, sedangkan display padi direncanakan pada luasan 25-50 ha yang tersebar di 10 kabupaten/kota. - Display VUB padi akan dilaksanakan di 6 Kabupaten yang meliputi Kabupaten Lebong, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Seluma dan Bengkulu Selatan. - Demfarm dengan luasan 3-5 ha per lokasi akan dilaksanakan di 4 kabupaten/kota yang meliputi Mukomuko (Inpara dan Inpari), Kota Bengkulu (Inpari dan Inpara), Kepahiang (Inpari) dan Kaur (Inpari dan Inpago/gogo). Lokasi ini bersifat sementara dan dapat berubah sesuai dengan dinamika pelaksanaan SL-PTT di Kabupaten/kota - Display untuk VUB jagung direncanakan di 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Bengkulu Utara dan Mukomuko. Varietas jagung yang akan didisplaykan adalah varietas jagung komposit Sukmaraga dan varietas jagung Hibrida Bima (release terbaru). Lokasi dan pelaksanaan display bersifat sementara dan disesuaikan dengan perkembangan dan dinamika pelaksanaan di lokasi yang telah direncanakan. - Untuk mendukung lancarnya pelaksanaan display dan demfarm VUB padi dan jagung dilakukan juga penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan display dan Demfarm. 5

- Penyampaian juklak pelaksanaan display dan demfarm - Distribusi benih. Benih didistribusikan ke lokasi sesuai dengan kesiapan lahan. Benih akan diantarkan jika lahan persemaian telah mulai dipersiapkan. Kondisi ini berlaku untuk benih padi sawah dan rawa, sementara untuk benih padi gogo akan di kirim jika lahan telah siap untuk ditanami. - Penyemaian Pesemaian dilakukan dengan cara pesemaian basah Luas pesemaian untuk 1 ha adalah 200 m 2 atau 2% dari luas areal pertanaman (20 x 10 m). Benih yang sehatulai dari dapat disiapkan mulai dari penyiapan lahan persemaian. Bibit perlu luasan yang optimal untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk 1 kg benih diperlukan luasan 8 m 2. Benih yang disemai dengan kerapatan tinggi tidak mampu tumbuh secara optimal, sehingga pertumbuhan lambat dan tidak kekar, sehingga tidak memungkinkan untuk ditanam pada umur muda (<21 hari). Benih direndam selama 10-12 jam agar benih yang kering dapat menyerap air untuk mengaktifkan proses fisiologis dan metabolisme dari benih. Benih ditiriskan dan dimasukkan dalam karung yang basah. Setelah 24-48 jam benih akan mulai berkecambah, dan selama periode tersebut kondisi benih dijaga untuk tetap lembab. Jika benih telah mulai berkecambah, bibit ditaburkan pada bedengan yang telah disiapkan. Benih dapat tumbuh dengan sehat dan kuat dan pada umur 15 20 hari bibit dapat dipindah tanam. Bibit dapat dipupuk dengan ZA ataupun urea 3 5 kg pada umur 8 hari Sebelum benih disemai lahan untuk pesemaian ditaburi dengan furadan (2 kg/ha). 6

- Penanaman Pendekatan PTT yang diterapkan dalam demfarm padi sawah dan rawa KOMPONEN TEKNOLOGI 1. Varietas Unggul Baru ( VUB ) 2. Benih bermutu dan berlabel 3. Pemberian bahan organik 4. Pengaturan populasi tanaman secara optimum 5. Pemupukan berdasarkan kebutuhan kebutuhan tanaman dan status hara tanah 6. Pengendalian OPT dengan PHT 7. Pengolahan tanah 8. Penggunaan bibit muda 9. Jumlah bibit/lubang 10. Pengairan secara efektif dan efisien 11. Penyiangan 12. Panen KETERANGAN Inpari 14, 15, 20; Inpara 1 dan 3 Label ungu 2 ton/ha ( jika tersedia ) Dengan sistem legowo 4:1 dengan jarak tanam 20 x20 x10 Ponska 250 kg/ha dan Urea 150 kg/ha: - 125 kg/ha ponska diberikan pada umur 7 HST, dan 125 kg/ha diberikan pada umur 21-25 HST - 50 kg/ha urea diberikan pada umur 21-25 HST, 100 kg/ha urea diberikan pada umur 45 HST Untuk hama, penyakit dan gulma Sempurna Umur kurang dari 21 hari 1-3 bibit Intermitten/berselang seling Secara manual atau khemis Tepat waktu dan segera dirontok 7

Penanaman padi gogo/lahan kering Pendekatan PTT yang diterapkan dalam demfarm padi sawah KOMPONEN TEKNOLOGI 1. Varietas Unggul Baru ( VUB ) 2. Benih bermutu dan berlabel 3. Pemberian bahan organic 4. Pengaturan populasi tanaman secara optimum 5. Pemupukan berdasarkan kebutuhan kebutuhan tanaman dan status hara tanah 6. Pengendalian OPT dengan PHT 7. Pengolahan tanah 8. Jumlah benih/lubang 9. Penyiangan 10. Panen KETERANGAN Towuti dan Limboto Label ungu 2 ton/ha ( jika tersedia ) Jarak tanam 20 x10 cm Ponska 250 kg/ha dan Urea 150 kg/ha: - 125 kg/ha ponska diberikan pada umur 15 HST, dan 125 kg/ha diberikan pada umur 30-35 HST - 50 kg/ha urea diberikan pada umur 30-35 HST, 100 kg/ha urea diberikan pada umur 55-60 HST Untuk hama, penyakit dan gulma TOT atau minimum 3-5 biji/lubang Secara manual atau khemis Tepat waktu dan segera dirontok - Pengamatan komponen pertumbuhan dan komponen hasil. - Hasil display dan demfarm VUB padi diharapkan dapat diproses menjadi benih untuk mendukung UPBS BPTP Bengkulu. Penyampaian Materi Inovasi Teknologi SL-PTT Penyampaian materi dilakukan melalui pelaksanaan apresiasi, pelatihan, sosialisasi maupun temu lapang. Kegiatan temu lapang akan diprioritaskan pada lokasi demfarm VUB, yaitu di Kabupaten Mukomuko, Kota Bengkulu, Kepahiang dan Kaur. Apresiasi/sosialisasi diutamakan untuk petugas hingga pada tingkat Kabupaten. Diharapkan untuk tingkat kecamatan dan desa dapat dilakukan secara estafet oleh Penyuluh pertanian Lapangan. Untuk pelatihan PL II dan III disesuaikan dengan kebutuhan untuk masing-masing Kabupaten/Kota. 8

Mengevaluasi efektivitas pendampingan SL-PTT padi dan jagung yang dilaksanakan oleh stakeholders. Evaluasi pendampingan SL-PTT dilakukan untuk mengukur efektivitas pendampingan melalui metode survey dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuesioner. Responden diambil dari 10 Kabupaten/Kota yang terdiri atas stakeholders dan petani pelaksana SL-PTT. Penyusunan laporan (bulanan, semester dan akhir kegiatan). Parameter yang Diukur Komponen pertumbuhan dan komponen hasil pada lokasi display dan demfarm. Komponen teknologi yang diadopsi oleh petani/pengguna. Frekuensi pendampingan (apresiasi, temu lapang, temu usaha, demfarm dan display). Jumlah dan jenis bahan informasi yang disebarluaskan sebagai bahan penyuluhan. Peningkatan produktivitas pada lokasi demfarm dan display Jumlah benih yang dapat dihasilkan dari kegiatan demfarm dan display Jumlah rekomendasi teknologi dan kebijakan pendampingan SL-PTT di Provinsi. 6. PENGESAHAN No. Uraian Nama Tanda Tangan 1. Penjab Teknis Pelaksanaan Dr. Wahyu Wibawa,MP 2. Penanggung Jawab Kegiatan Dr. Wahyu Wibawa,MP 9

10