BAB I PENDAHULUAN. Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang Dasar RI Tahun 1945, sedangkan perbedaannya terletak pada penekanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan capaian pendidikan.

RASIONAL KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13

I. PENDAHULUAN. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN. guru-guru pada semua jenjang pendidikan, yang setiap harinya bersama-sama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan, tantangan masa depan, kemajuan teknologi dan seni maka diperlukan

LAPORAN ANALISIS KURIKULUM 2013

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup dalam. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Matematika SD

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KURIKULUM 2013 DAN KTSP Landasan Pendidikan SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panji Faisal Muhamad, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat, arus globalisasi semakin hebat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

I. PENDAHULUAN. agar mampu memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

I. PENDAHULUAN. dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah dengan melakukan perubahan kurikulum. UU No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. pergeseran paradigma pembangunan dari abad ke-20 menuju abad ke-21.

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KONSEP KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan di era globalisasi seperti saat ini. Pemikiran tersebut dapat dicapai

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat dan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh berbagai pihak. Generasi yang tangguh ditandai dengan terampil. kelompok (Warsono dan Hariyanto, 2012: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 19 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyelenggarakan pendidikan saja, tapi juga turut serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laswadi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dengan potensi yang ada pada manusia tersebut. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini belum begitu baik. Menurut Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index (EDI) Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 127 negara. Pemerintah perlu meningkatkan kualitas pendidikan sebagai upaya mewujudkan salah satu amanat pembukaan UUD RI 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah perlu membenahi sistem pendidikan nasional agar tujuan pendidikan nasional yakni untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dalam Wina Sanjaya, 2010:65) dapat tercapai. Baik buruknya pendidikan tentu tidak terlepas dari kurikulum yang merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan (Dakir, 2010:1). Kurikulum yang merupakan gambaran bahan tertulis dalam melaksanakan pembelajaran oleh pendidik (guru) bersama peserta didik (siswa). Senantiasa berkembang secara dinamis sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Dengan tujuan, output yang dihasilkan nanti mampu bersaing dengan negara lain di era globalisasi. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi 1

2 dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar (UUSPN Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 dalam Dakir, 2010:1). Pengembangan kurikulum merupakan konsekuensi dari perkembangan IPTEK, perubahan sistem politik, sosial budaya, dan ekonomi. Hasil studi TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada ranking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi (Kemendikbud, 2012). Kemampuan siswa saat ini masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara negara berkembang lainnya. Hal ini sebagai gambaran kualitas pendidikan Indonesia yang harus segera diperbaiki secara keseluruham baik dalam pengetahuan, sikap maupun keterampilan agar pembangunan disegala bidang dapat segera terlaksana. Berbagai permasalahan tersebut membuat Kemendikbud akhirnya mengembangkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013. Menurut Hidayat (2013:121), faktor-faktor yang menjadi alasan pengembangan kurikulum 2013 adalah: 1. Tantangan masa depan diantaranya meliputi arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu serta teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan industri kreatif dan budaya, pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains, mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan serta hasil TIMSS dan PISA. 2. Kompetensi masa depan yang meliputi kemapuan komunikasi, kemampuan berfikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda. 3. Fenomena sosial yang mengemuka seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarism, kecurangan dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak sosial (social unrest).

3 4. Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitik beratkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan kurang bermuatan karakter. Menurut Moh. Nuh, dalam wawancara dengan Mendikbud Terkait Kurikulum 2013 menjelaskan Pengembangan kurikulum 2013 sudah ada dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Kurikulum harus berubah agar tidak menghasilkan generasi yang usang, mampu terserap dunia kerja dan tidak menjadi beban. Kurikulum 2013 diharapkan juga mampu mengatasi permasalahan kurikulum 2006, diantaranya menurut Hidayat (2013:120) sebagai berikut: 1. Konten kurikulum yang masih terlalu padat, yakni dapat ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran serta keluasan materi dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak. 2. Kurikulum 2006 belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. 3. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, pengetahuan. 4. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum. 5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global. 6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan yang rinci, sehingga membuka peluang penafsiran beraneka ragam dan berujung kegiatan belajar terpusat pada guru. 7. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (hasil dan proses). 8. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multitafsir. Kurikulum sendiri tak lepas dari peran guru sebagai pelaksana langsung dalam pembelajaran di kelas. Dalam dokumen kurikulum 2013 (kemendikbud, 2012) Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan rancangan

4 kurikulum menjadi suatu proses pembelajaran. Pemahaman Guru sebagai tenaga kependidikan utama tentang kurikulum, menentukan bagaimana pengembangannya dalam pembelajaran. Peserta didik berhubungan langsung dengan apa yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung peserta didik. Apa yang dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan. Untuk itu dalam penerapan suatu kurikulum baru perlu pelatihan guru secara efektif untuk mendukung kompetensinya. Dalam implementasi suatu kebijakan baru tentu ada pihak-pihak yang pro dan kontra sebagai konsekuensinya. Hal ini karena terjadi kesenjangan antara pembuat kebijakan dan pelaksana di lapangan. Berlaku pula pada implementasi kurikulum 2013, beberapa masalah yang muncul diantaranya kesiapan guru, buku pegangan, silabus dan lain-lain. Henny Sopolo Direktur Yayasan Cahaya Guru dalam Kompas edisi 4 Januari 2014), menjelaskan ternyata banyak guru tidak pernah membaca dokumen kurikulum, akibatnya para pendidik tidak memahami substansi kurikulum dan sulit mengembangkan rencana pembelajaran sesuai potensi lingkungan. Tidak berbeda, dalam Tribun Jateng Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang, Dewi Pramuningsih mengutarakan, hasil evaluasi pelaksanaan kurikulum pendidikan 2013 menunjukkan masih tersandung beberapa persoalan. Antara lain pengaturan pengambilan program lintas minat

5 dan pendalaman minat, juga terkendala masalah buku-buku dan kesiapan guru. Menambahkan, Nani Roslinda mengatakan tuntutan mengenal siswa lebih mendalam dalam mengajar tidak diimbangi keterbatasan jumlah siswa yang diajarkan di kelas melebihi kuota jumlah kelas biasa. Awalnya guru-guru mencoba melakukan pembelajaran Scientific, namun belakangan para guru mula kembali pada cara lama. Kurikulum 2013 ini masih belum jelas dan belum siap dilaksanakan karena keterbatasan dana, waktu, tenaga instruktur ahli, dan pengetahuan terhadap hakekat kurikulum 2013 itu sendiri. Berita Lampost pun memaparkan, mengenai kesiapan guru dari segi mental dan penguasaan masih tergagap-gagap. Selain itu para guru di SMK 2 Mei Bandar Lampung juga belum menerima silabus, maka pendidik terpaksa masih mengajar dengan menggunakan kurikulum lama, yaitu KTSP. Kurikulum 2013 berorientasi terhadap peningkatan dan keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan penjelasan pasal 35, UU No. 20 Tahun 2003 dalam Hidayat (2013:112), menyatakan kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Sehingga nilai-nilai karakter dapat terintegrasi dalam pembelajaran. Pendekatan dan strategi pembelajaran yang digunakan dengan memberikan ruang kepada peserta didik untuk mengonstruksikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman belajar yang diperoleh dari kelas, lingkungan sekolah dan masyarakat akan lebih mendekatkan peserta didik pada kultur masyarakat dan bangsanya. Dalam Hidayat (2013:126) elemen perubahan kurikulum 2013 meliputi empat

6 standar pendidikan, yakni Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian yang dirumuskan dalam 7 elemen yakni, kompetensi lulusan, kedudukan mata pelajaran (isi), pendekatan (isi), struktur kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu) (isi), proses pembelajaran, penilaian, dan ekstrakurikuler. Dalam perubahan proses pembelajaran, dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Pembelajaran merupakan suatu interaksi kegiatan belajar mengajar agar terjadi suatu perubahan positif. Pembelajaran menjadi sangat penting, dikarenakan pada proses ini mempengaruhi banyak sedikitnya ilmu yang mereka peroleh. Jika para siswa antusias terhadap pembelajaran, maka mereka akan semakin tahu dan berkembang pola pikirnya. Menurut (Kunandar, 2010:299) pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi dianggap gagal menghasilkan peserta didik yang aktif, kreatif, dan inovatif. Peserta didik berhasil mengingat dalam jangka pendek, tetapi gagal membekali peserta didik memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Sehingga diperlukan pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dengan harapan akan menghasilkan output yang baik. Begitu pula pembelajaran pada mata pelajaran matematika, semua siswa harus ikut terlibat dalam pembelajaran. Namun pelajaran yang menuntut pemahaman konsep agar mampu mengaplikasikan ini, masih belum begitu melibatkan siswa. Matematika memiliki peranan sangat besar dalam kehidupan mendatang, namun sekarang ini matematika masih menjadi momok bagi kebanyakan siswa. Penyebab klasik matematika masih menjadi masalah bagi anak didik diantaranya adalah kurangnya minat belajar matematika

7 siswa, siswa masih menganggap bahwa matematika itu sulit dan tidak menyenangkan, tak jarang siswa sudah takut dahulu sebelum pembelajaran dimulai dan guru juga kurang bervariasi dalam menyajikan materi matematika. Matematika adalah suatu ilmu untuk mengembangkan cara berpikir. Matematika diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, untuk perkembangan sains, dan untuk perkembangan teknologi. Akibatnya, matematika perlu diberikan sebagai bekal kepada setiap siswa sejak dari sekolah dasar. Secara umum menurut Ibrahim dan Suparni (2012:36), pendidikan matematika dari mulai Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, scara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan pendidikan matematika diatas dapat tercapai jika pembelajaran berjalan efektif. Namun hal tersebut masih sulit diwujudkan. Pergantian kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 juga membawa dampak pada proses pembelajaran tanpa kecuali pembelajaran matematika. Setelah terjadi perubahan meliputi beberapa hal diantaranya isi dan jumlah serta jam mata pelajaran pada masing masing satuan pendidikan. Pembelajaran matematika pun mengalami

8 perubahan pada isi bahan ajar (materi wajib dan peminatan), buku pegangan yang digunakan, penambahan jam pelajaran (waktu tinggal di sekolah lebih lama) dan penggunaan pendekatan sainstifik pada pembelajaran. Bagaimana guru dan siswa melaksanakan pembelajaran kurikulum baru 2013 untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika dengan adanya perubahan tersebut. Setiap tindakan pasti ada faktor penunjang dan penghambat. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Kendala Pembelajaran Matematika dalam Implementasi Kurikulum 2013. B. Fokus Masalah Untuk memberikan kejelasan dan menghindari penafsiran yang salah pada penelitian, maka fokus penelitian diuraikan sebagai berikut. 1. Implementasi Kurikulum 2013 Seperti apa penerapan/implementasi yang dilakukan terhadap pembelajaran Matematika oleh guru baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran serta bagaimana respon siswa terhadap kurikulum 2013. 2. Kendala pembelajaran Matematika Kendala pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah permasalahan apa saja yang muncul dalam pembelajaran matematika implementasi kurikulum 2013. Dimana dalam kurikulum baru ini, khususnya matematika terdapat perubahan signifikan pada jumlah materi yang dipelajari, waktu pembelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan, penjurusan awal (wajib dan peminatan), buku pegangan matematika yang digunakan serta proses penilaian.

9 C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran Matematika? 2. Kendala apa yang muncul terkait pembelajaran Matematika dalam implementasi kurikulum 2013? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan suatu maksud yang ingin dicapai dalam penelitian, sehingga menjadi acuan arah kegiatan penelitian dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran matematika. 2. Untuk mengetahui kendala pembelajaran Matematika dalam implementasi kurikulum 2013. E. Manfaat Penelitian Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat yang jelas. Manfaat dalam penelitian ini, adalah sebagaimana uraian berikut ini. 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan informasi dan menambah wawasan pengetahuan bagi penulis ataupun pembaca tentang pengembangan kurikulum 2013 yang diteliti dalam karya ilmiah ini.

10 b. Sebagai alternatif atau acuan untuk mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kendala pembelajaran dalam implementasi suatu kurikulum. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa 1) Sebagai upaya pendorong agar siswa lebih meningkatkan budaya baca dan belajar mandiri dalam pembelajaran matematika. kemampuan siswa untuk berfikir kritis dalam proses pembelajaran matematika. 2) Meningkatkan daya kritis siswa dalam proses pembelajaran. b. Manfaat bagi guru 1) Sebagai referensi tambahan untuk pemetaan proses pembelajaran, sehingga dapat diambil tindakan untuk meminimalisir kendala pembelajaran yang terjadi dalam implementasi kurikulum 2013. 2) Mengembangkan kreatifitas guru dalam proses pembelajaran di kelas. c. Manfaat bagi sekolah 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pelaksana sekolah untuk perbaikan pendidikan. 2) Dapat memberi masukan kepada sekolah dalam mengimplementasikan pelaksanaan kurikulum 2013. 3) Meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah pada khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya. 4) Mengembangkan profesionalisme guru.