BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya perilaku dalam perawatan bayi baru lahir disebabkan kurangnya. pengetahuan akan perawatan bayi baru lahir.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seperti semula dan berlangsung kira-kira 6 minggu. 1. dibagi menjadi periode pasca persalinan (immediate postpartum), periode

1. neonatus. Delapan bidan menyatakan sudah melibatkan dan dapat bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN. (Informed Concent)

BAB I PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

Diah Eko Martini ...ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. dukun paraji. Saat ini, dukun bayi sebagian besar ditemukan di desa-desa. Peran

BAB I PENDAHULUAN. pusat yang kurang bersih, (Ratri Wijaya,2006). Menurut The World Health Report 2008, angka kematian bayi di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah nasional yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen (80%) persalinan. merawat dan memandikan (Yulifah & Yuswanto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peralihan, masa bayi juga memerlukan penyesuaian. Bagi beberapa bayi

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan melaksanakan upaya dalam peningkatan kesehatan ibu dengan

BAB I PENDAHULUAN. tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki

EKUITAS DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN (Studi Pada Ibu Pengguna Jampersal dan Non-Jampersal di Wilayah Kerja Puskesmas Dupak Kota Surabaya)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja bidan dalam melakukan proses rujukan

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. system kesehatan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu selama kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masa nifas saat ini didunia masih sangat tinggi. Tahun 2007 setiap 1 menit

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. suka cita, tetapi untuk beberapa wanita melahirkan bisa membuat stress dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB 1 PENDAHULUAN. prioritas utama dari pemerintah, bahkan sebelum Millenium Development Goal s

Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus Januari 2017: 27-32

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam rencana strategi nasional Making Pregnancy Saver (MPS) di

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

GAMBARAN CARA PERAWATAN TALI PUSAT DAN LAMA WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN BAKI SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Sisa tali

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

PENDAHULUAN Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus. Bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PROSES MENYUSUI PRIMIPARA DAN MULTIPARA DI PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas bagi ibu pasca bersalin. (Saifuddin, 2006). Infeksi. setelah persalinan (Rayburn dan Carey, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi ukuran penentu penilaian. keberhasilan kesehatan pada masyarakat. Angka kematian ibu di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi yanag berusia

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena melahirkan bayinya (Nolan, 2010, hal. 135).

DINA PERTIWI KARYA TULIS ILMIAH. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan, persalinan dan nifas

Lisda W. Longgupa 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KECEMASAN IBU PRIMIPARA DALAM MERAWAT BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dilakukan di negara berkembang termasuk Indonesia. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. persalinan. Selama proses tersebut seorang ibu akan mengalami berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu persalinan dan 60 % kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir yaitu saat ibu berada pada masa postpartum dini (Saifuddin, 2006). Menurut Bappenas (2004) salah satu penyebab tingginya kematian bayi adalah rendahnya perilaku masyarakat dan keluarga yang dapat menjamin kehamilan, kelahiran, dan perawatan bayi baru lahir yang lebih sehat. Rendahnya perilaku dalam perawatan bayi baru lahir disebabkan kurangnya pengetahuan akan perawatan bayi baru lahir. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 di Indonesia angka kematian neonatal 34 per 1000 lahir hidup dan angka kematian neonatal dini (umur 0 7 hari) 15 per 1000 lahir hidup. Untuk menurunkan angka kematian tersebut sampai tercapainya target MDGs pada tahun 2015, maka diupayakan program peningkatan pelayanan kesehatan yang dapat menjangkau masyarakat secara luas sampai ketingkat desa yang terpencil. Yaitu salah satunya upaya promotif dan preventif yang gencar dilakukan adalah mengadakan kelas ibu balita. Bayi baru lahir harus mampu berkembang untuk mempertahankan eksistensi fisik secara terpisah dengan ibunya segera setelah dilahirkan. Saat dilahirkan, bayi baru lahir memiliki kompensasi perilaku dan kesiapan interaksi sosial. Aktivitas sehari-hari selama periode ini merupakan waktu 1

2 terbaik bagi bayi dan keluarga untuk melakukan interaksi. Segera setelah ibu secara fisik mampu, ia didorong untuk berpartisipasi dalam merawat bayi (Bobak, dkk 2004). Perawatan bayi baru lahir meliputi perawatan tali pusat, mengganti dan memakaikan popok, memakaikan pakaian bayi, memandikan bayi, menggendong dan mengatur posisi bayi, memberikan ASI dan imunisasi (Musbikin, 2005). Mengenai kemampuan ibu merawat bayi baru lahir membutuhkan pelatihan khusus dan ibu juga harus memahami beberapa prosedur dan manajemen perawatan bayi baru lahir. Oleh sebab itu penting bagi ibu untuk mengetahui perawatan bayi dan yakin terhadap kemampuan sendiri, sehingga mampu merawat bayinya sendiri dengan baik dan sehat. Namun demikian banyak ibu yang tidak tahu secara pasti cara yang benar merawat bayinya. Orang tua baru dapat merasa kebingungan dengan tugas yang akan datang untuk merawat seorang bayi baru lahir. Pengetahuan hanya didapatkan dari nenek. Selain itu informasi yang didapat dari majalah, buku, teman, dan juga tetangga sering membingungkan sehingga menghambat dalam merawat bayinya. Ibu menjadi sangat cemas dan khawatir untuk merawat bayinya dengan baik. Untuk itu banyak ibu yang memilih untuk menyerahkan masalah perawatan bayinya ke orang yang lebih ahli, seperti perawat, bidan, bahkan dukun bayi. Dukun bayi di masayarakat masih memegang peranan penting, dukun dianggap tokoh masyarakat. Pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau karena merasa mendapat panggilan tugas. Pengetahuan tentang fisiologis dan

3 patologis dalam kehamilan, persalinan, nifas, serta perawatan bayi sangat terbatas. Oleh karena itu apabila timbul komplikasi tidak mampu untuk mengatasinya, dukun tersebut menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang profesional. Masyarakat masih mempercayakan perawatan bayinya oleh dukun karena dukun dianggap murah dan lebih berpengalaman dalam merawat bayi. Lama perawatan biasanya sampai 40 hari dan perawatan yang diberikan berupa memandikan bayi, merawat tali pusat, dan memijat bayi. Selama tali pusat belum lepas atau putus dukun bayi datang setiap pagi dan sore hari. Tetapi setelah tali pusat lepas atau putus sampai dengan umur 40 hari dukun bayi hanya datang dua kali dalam seminggu untuk melakukan perawatan pijat bayi. Di Kabupaten Jepara masih banyak desa yang masih menggunakan dukun bayi untuk merawat bayi baru lahir daripada merawatnya sendiri bahkan ada yang masih menggunakan dukun bayi untuk menolong persalinan. Di Desa Kecapi tercatat ada 5 dukun bayi yang masih aktif. Meskipun sekarang ini sudah banyak dukun bayi yang sudah terlatih dan sudah mengikuti pembinaan dengan bidan, tapi dalam praktiknya masih banyak yang tidak sesuai dengan standart dan tidak memandang teknik sterilitas. Menurut kepala puskesmas Tahunan masalah yang berhubungan dengan perawatan bayi baru lahir jarang terjadi. Adapun yang terjadi adalah masalah perawatan tali pusat, tetapi selama ini sedikit masalah yang menuju

4 ke patologis hanya saja waktu pelepasan tali pusat masih banyak yang lebih dari tujuh hari karena cara perawatan dan memandikan yang salah. Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas Tahunan pada tahun 2012 terdata ada 18 kasus infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum, 9 diantaranya terdapat di desa Kecapi Kabupaten jepara. Di Desa Kecapi Kabupaten Jepara pada bulan September 2012 ada 23 orang ibu yang melahirkan dan 21 memilih dukun bayi. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti ada berbagai penyebab mengapa ibu memilih dukun bayi diantaranya karena pengetahuan yang terbatas, karena takut memegang atau membawa bayinya, karena mengikuti permintaan orang tua atau mertua, dan karena tradisi atau budaya. Ibu menjadi tidak yakin dan kurang percaya diri untuk merawat bayinya sendiri, ibu menjadi sangat khawatir dan takut kalau dalam perawatan sehari-hari malah mencederai atau melukai bayinya. Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam merawat bayi baru lahir dengan pemilihan dukun bayi di Desa Kecapi Kabupaten Jepara. B. Rumusan Masalah Dengan mengacu pada permasalahan diatas, rumusan masalah penelitian adalah apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam merawat bayi baru lahir dengan pemilihan dukun bayi di desa Kecapi Kabupaten Jepara?

5 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam merawat bayi baru lahir dengan pemilihan dukun bayi di Desa Kecapi Kabupaten Jepara. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu dalam merawat bayi baru lahir di Desa Kecapi Kabupaten Jepara b. Mengetahui sikap ibu dalam merawat bayi baru lahir di Desa Kecapi Kabupaten Jepara. c. Mengetahui pemilihan dukun bayi di Desa Kecapi Kabupaten Jepara d. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dalam merawat bayi baru lahir dengan pemilihan dukun bayi di Desa Kecapi Kabupaten Jepara. e. Mengetahui hubungan sikap ibu dalam merawat bayi baru lahir dengan pemilihan dukun bayi di Desa Kecapi Kabupaten Jepara. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi pendidikan Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi kepentingan dan kepustakaan dalam mengembangkan ilmu di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Program Jurusan S1 Keperawatan berkaitan dengan pengetahuan, sikap ibu, dan pemilihan dukun bayi dalam merawat bayi baru lahir.

6 2. Bagi peneliti Sebagai salah satu tahapan proses belajar dalam merencanakan dan melaksanakan penulisan dalam bentuk skripsi. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam perkuliahan dalam penelitian serta menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti. 3. Bagi Ibu Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir yang baik dan benar dengan memandang sterilitas serta sikap dan interaksi ibu yang harus diberikan kepada bayinya sehingga ibu mampu merawat bayinya secara mandiri. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang akan penulis lakukan hampir serupa dengan penelitian: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Silaban, Anna Ria (2008) dengan judul hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu dalam merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di klinik Bersalin Mariani Kabupaten Medan Provinsi Sumatra Utara. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir, dan mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dengan kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama postpartum dini di Klinik Bersalin Mariani di Medan Sumatra Utara. Rancangan penelitian deskriptif korelasi dengan pengambilan sampel totally sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner data demografi, kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan bayi baru lahir selama postpartum dini dan lembar observasi kemampuan ibu merawat bayi baru lahir selama

7 postpartum dini. Variabel yang diteliti adalah tingkat pengetahuan ibu dan kemampuan ibu dalam merawat bayi baru lahir. Perbedaan tersebut terletak pada tempat penelitian, variabel sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir dengan penggunaan dukun bayi, rancangan penelitian, dan teknik pengambilan sampel. 2. Penelitian dilakukan oleh Agustina, Shinta Chyntia (2003) dengan judul hubungan pengetahuan, sikap, dan faktor sosial budaya dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja puskesmas Sayung I Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan jenis penelitian cross sectional sedangkan variabel penelitiannya adalah hubungan, sikap, dan faktor sosial budaya dengan pemilihan penolong persalinan. Analisa data menggunakan uji Chi- Square. Perbedaan dalam penelitian ini adalah terletak pada tempat penelitian dan variabel penelitian hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam merawat bayi baru lahir dengan pemilihan dukun bayi. 3. Penelitian dilakukan oleh Amilda, Nur Latifah (2010) dengan judul faktorfaktor yang berhubungan dengan pemilihan pertolongan persalinan oleh dukun bayi. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisa adanya hubungan antara tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, status ekonomi, persepsi, dan keterjangkauan sarana kesehatan dengan pemilihan pertolongan persalinan oleh dukun bayi. Rancangan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross sectional dan analisa data menggunakan uji Chi-Square. Perbedaan dalam penelitian ini adalah

8 hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu dalam perawatan bayi baru lahir dengan penggunaan dukun bayi serta tempat penelitian.