Pengiriman sinyal QAM tersebut menggunakan modulasi FM.

dokumen-dokumen yang mirip
Pengiriman sinyal QAM tersebut menggunakan modulasi FM.

PENGEMBANGAN PERANGKAT KERAS SISTEM MODULASI DIGITAL 8-QAM MENGGUNAKAN MODULASI FM

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

Sistem Telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

BAB III PERANCANGAN SISTEM

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. 7. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin Jurusan Teknik Elektro FT-Unimal Lhokseumawe, 2016

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KINERJA MODULASI DIGITAL DENGAN METODE PSK (PHASE SHIFT KEYING)

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

Modulasi Digital. Levy Olivia Nur, MT

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Quadrature Amplitudo Modulation-8 Sigit Kusmaryanto,

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO

Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying

TEE 843 Sistem Telekomunikasi. Modulasi. Muhammad Daud Nurdin

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto

TEKNIK MODULASI. Kelompok II

QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION ( Q A M ) Sigit Kusmaryanto,

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

BAB II NOISE. Dalam sistem komunikasi, keberhasilan penyampaian informasi dari pengirim

Budihardja Murtianta. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga

Modulasi. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Sistem Modulator dan Demodulator BPSK dengan Costas Loop

Visualisasi teknik modulasi 16-QAM pada kanal AWGN

Teknik Telekomunikasi

BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi

KLASIFIKASI MODULASI DIGITAL MENGGUNAKAN KOMBINASI TEKNIK FUZZY CLUSTERING DAN TEMPLATE MATCHING SEBAGAI PENGENALAN POLA

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Modulasi Digital: PSK dan ASK

KLASIFIKASI MODULASI DIGITAL MENGGUNAKAN KOMBINASI TEKNIK FUZZY CLUSTERING DAN TEMPLATE MATCHING SEBAGAI PENGENALAN POLA

PRINSIP UMUM. Bagian dari komunikasi. Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu

TUGAS KOMUMIKASI DIGITAL. Modulasi Phase Shift Keying

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

APLIKASI RDS (Radio Data Sytem) PADA SIARAN FM KONVENSIONAL

Teknik Pengkodean (Encoding) Dosen : I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan

MODUL MODULATOR-DEMODULATOR BINARY PHASE SHIFT KEYING (BPSK) MENGGUNAKAN METODE COSTAS LOOP

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

BAB II DASAR TEORI. dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan

Modulasi Digital. Dr. Risanuri Hidayat

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

LAMPIRAN PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT

SIMULASI ESTIMASI FREKUENSI UNTUK QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION MENGGUNAKAN DUA SAMPEL TERDEKAT

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

KOMUNIKASI DATA SAHARI. 5. Teknik Modulasi

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

TEKNIK MODULASI DIGITAL LINEAR

BAB II DASAR TEORI. ( ) {, isyarat masukan; dan. =, dengan adalah frekuensi isyarat pembawa. Gambar 2.1. On-Off Shift Keying (OOK).

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

Oleh : Dalmasius N A P.

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. suatu media transmisi (Forouzan, 2007). transmitter, transmission system, receiver, dan media

KOMUNIKASI DATA Teknik Pengkodean Sinyal. Fery Antony, ST Universitas IGM

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==

Dasar- dasar Penyiaran

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

BAB II DASAR TEORI. sesuai dengan sinyal pemodulasinya. Modulasi ada dua macam, yaitu modulasi

Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:

KATA PENGANTAR. Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan maupun kepada semua pembaca.

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

PENYUSUNAN PEDOMAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI ANALOG. Oleh Danang Dwi Jatmiko NIM :

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TEKNIK MODULASI DIGITAL MENGGUNAKAN BINARY PHASE SHIFT KEYING (BPSK)

Perancangan Modulator dan Demodulator pada DPSK

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

Modulasi Sudut / Modulasi Eksponensial

Transkripsi:

Makalah Tugas Akhir PENGEMBANGAN TRANSMISI PERANGKAT KERAS SISTEM MODULASI DIGITAL 8-QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION ( 8-QAM ) MENGGUNAKAN MODULASI FM (FREQUENCY MODULATION) Yunianto Panji Nugroho[1], Yuli Christyono, ST, MT[2], Sukiswo, ST, MT[2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstract Quadrature Amplitude Modulation is a type of digital modulation that modulating information signal with biner form to sinusoidal carrier signal. This modulation technique uses phase and amplitude changing of carrier signal with constant frequency. There are many types of QAM such as 8-QAM, 16-QAM, 64-QAM etc. The grouping is depended on total bit in one symbol. On 8-QAM system, one symbol representate three bit data. This final project develope previous final project so transmitting 8-QAM signal between modulator and demodulator is designed using wireless system. 8-QAM signal is transmitted using frequency moduation. FM modulator is set to work on frequency 87 MHz, so it doesn t disturb broadcasting radio from other comercial FM transmintter. Frequency moduation is choosed because it is better than amplitude modulation suffering interferention. From testing result, 8-QAM signal can be transmitted perfectly and it s received with 25 μs delay time. Transmitted FM signal still can be received well altough not on Line of Sight condition with distance 10 m between transmitter and receiver. Delay time 70 μs between modulator input and demodulator output is caused of component delay accumulation and transmitting signal by FM transmitter. Keyword : Modulation, 8-QAM, FM Transmition. I 1.1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah merubah metode pengiriman data yang semula serba analog menjadi sistem digital. Sistem digital dianggap memiliki banyak kelebihan dibandingkan sistem analog. Salah satu cara menumpangkan data digital ke sinyal sinusoidal adalah dengan modulasi 8QAM. Teknik modulasi ini memanfaatkan perubahan amplitudo dan fasa pada sinyal pembawa pada pergantian simbol. Perangkat keras 8-QAM yang ada pada laboratorium KPS(Komunikasi dan Pengolahan Sinyal). Pada perangkat keras 8-QAM tersebut tidak menggunakan transmisi udara untuk mengirimkan sinyal 8-QAM dari modulator dan demodulatornya. Perangkat keras 8-QAM hasil penelitian terdahulu terdiri dari dua bagian utama, yaitu modulator dan demodulator[7]. Pada perangkat tersebut sinyal 8-QAM, serta sinyal pembawa sinus dan cosinus yang dihasilkan oleh modulator dikirim ke bagian demodulator menggunakan media transmisi kabel. Sehingga pada proses pentransmisian sinyal tersebut hampir tidak ada kendala kendala yang biasanya ditemui pada sistem pengiriman informasi dengan media tak terbimbing. Oleh karena itu pada penelitian ini, perangkat keras 8-QAM tersebut dikembangkan lagi agar transmisi sinyal 8-QAM antara modulator dan demodulator dapat dikirimkan melalui media tak terbimbing yaitu udara. 1 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro UNDIP Pengiriman sinyal QAM tersebut menggunakan modulasi FM. 1.2 1. 2. 3. Tujuan Tujuan pembuatan Tugas Akhir ini adalah : Pengembangan modul 8-QAM Perancangan modul 8-QAM dengan transmisi tak terbimbing. Pengembangan transmisi sinyal 8-QAM 1.3 Pembatasan Masalah Agar tidak menyimpang jauh dari permasalahan, maka Tugas Akhir ini mempunyai batasan masalah sebagai berikut : 1. Sistem transmisi yang dibahas merupakan sistem transmisi FM. 2. Sistem komunikasi yang digunakan merupakan satu arah. 3. Sinyal informasi yang digunakan berupa sinyal digital yang dihasilkan pembangkit data acak dan tidak melibatkan variabel dari luar sistem. 4. Perancangan perangkat keras modulator dan demodulator 8-QAM serta penerima FM tidak dibahas secara mendetail. 5. Perangkat penerima FM tidak dibahas secara mendetail. II 2.1 DASAR TEORI Komunikasi Radio Sistem komunikasi radio merupakan sistem komunikasi yang tidak menggunakan kawat dalam proses perambatannya, melainkan menggunakan gelombang radio dengan udara atau ruang angkasa sebagai bahan penghantar. Secara

garis besar sistem ini terdiri dari sebuah pemancar Tx yang memancarkan dayanya menggunakan antena ke arah tujuan. Pada penerima, gelombang elektromagnetik ini diterima oleh sebuah antena yang sesuai. Sinyal yang diterima kemudian diteruskan ke sebuah pesawat penerima Rx. 2.2 Modulasi Modulasi dalam telekomunikasi berarti mengatur suatu parameter dari suatu sinyal pembawa yang memiliki frekuensi tinggi dengan bantuan sinyal informasi yang berfrekuensi lebih rendah. Gelombang pembawa selalu berbentuk sinusoida. 2.3 Modulasi QAM[7] Pada modulasi amplitudo kuadratur atau Quadrature Amplitude Modulation (QAM), modulasi yang dilakukan meliputi modulasi amplitudo dan modulasi fase atau dapat dikatakan merupakan gabungan ASK dan PSK. Bentuk modulasi ini sering disebut juga dengan Amplitude Phase Keyed (APK). Bentuk sinyal M-ary QAM didefinisikan sebagai berikut : S1(t) = A sin ( ω c t + θ 1 ) (2.4) S1(t) = A cos θ 1 sin ω c t + A sin θ 1 cos ω c t (2.5) Diagram fasor dan diagram konstelasi pada modulator 8-QAM dapat ditunjukkan pada Gambar 2.1. Hubungan sinyal keluaran 8-QAM terhadap waktu dapat ditunjukkan pada Gambar 2.2. cos wct 101 101 111 (1,848) 100 110 (0,765) 100 -Sin wct cos wct Sin wct 110 Sin wct -Sin wct 010 000 000 011 001 111 001 -cos wct (a) 010 -cos wct 011 (b) Gambar 2.1 Modulator 8-QAM : ( a ) diagram fasor, (b) diagram konstelasi. Pada modulator 8-QAM ada dua keluaran amplitudo dan empat fase yang mungkin terjadi. tribit Masukan 000 001 010 011 100 101 110 111 keluaran 8-QAM fase dan amplitudo 0,765 V -135 o 1,848 V -135 o 0,765 V -45 o 1,848 V -45 o 0,765 V +135o 1,848 V +135o 0,765 V +45 o 1,848 V +45 o Gambar 2.2 Keluaran amplitudo dan fase terhadap waktu. Laju pengiriman data merupakan salah satu hal yang penting dalam pentransmisian data digital. Pada sistem 8-QAM, laju data masukan dibagi menjadi 3 yaitu Q, I dan C yang masingmasing laju datanya R 3 ( R = laju bit data). Setiap perubahan pada sinyal keluaran yang meliputi fase, amplitudo atau keduanya terjadi untuk setiap 3 bit data masukan sehingga baud (laju simbol/bit per detik) = R 3 sama dengan minimum lebar pitanya. 2.4 Modulasi Frekuensi Modulasi Frekuensi adalah suatu bentuk modulasi dimana frekuensi sinyal pembawa divariasikan secara proposional berdasarkan amplitudo sinyal input dengan amplitudo sinyal pembawa tetap konstan. Sinyal pemodulasi digunakan untuk merubah frekuensi pembawa. Contoh dari modulasi frekuensi dapat dilihat pada gambar 2.3. Gambar 2.3 Modulasi frekuensi. Dapat kita lihat bahwa frekuensi dari sinyal pembawa mengayun seiring dengan perubahan amplitudo sinyal pemodulasi. 2.4.1 Modulasi Gelombang Kompleks Dalam proses modulasi frekuensi ada yang juga terbentuk hasil intermodulasi yaitu frekuensi frekuensi selisih akan terjadi diantara berbagai frekuensi sisi bila sinyal modulasinya bukan berbentuk sinuoida atau kosinusoida. Persyaratan lebar jalur ditentukan oleh deviasi maksimum dan frekuensi modulasi tertinggi (harmonisa) yang ada di dalam gelombang modulasi kompleks. Perbandingan dari deviasi maksimum dan komponen frekuensi tertinggi dinamakan perbandingan deviasi (deviation ratio). Dengan mendefinisikan perbandingan deviasi M, maka M = F Fm (2.9) dimana F adalah deviasi maksimum dan Fm komponen frekuensi tertinggi dalam sinyal modulasi. Maka persamaan untuk mendapatkan lebar jalur adalah : Bmaks = 2( M + 1) Fm Bmaks = 2( F + Fm ) (2.10)

2.5 Pemancar FM yang Dimodulasi Langsung[2] Pemancar FM yang dimodulasi langsung secara umum terdiri dari blok blok bagian seperti gambar 2.4. Gambar 2.4 Blok pemancar. 2.5.1 Osilator Inti dari sebuah pemancar adalah osilator. Untuk dapat membangun sistem komunikasi yang baik harus dimulai dengan osilator yang dapat bekerja dengan sempurna. Pada sistem komunikasi, osilator menghasilkan gelombang sinus yang dipakai sebagai sinyal pembawa. Sinyal informasi kemudian ditumpangkan pada sinyal pembawa dengan proses modulasi. 2.5.2 Penyangga Semua jenis osilator membutuhkan penyangga. Penyangga berfungsi untuk menstabilkan frekuensi atau amplitudo osilator akibat dari pembebanan tingkat selanjutnya. Osilator yang dilengkapi dengan penyangga biasanya disebut sebagai exciter. menahannya dari frekuensi diluar pita frekuensi itu. Filter aktif mempunyai keuntungan dibandingkan filter pasif yaitu : 1. Penguatan dan frekuensinya mudah diatur, selama op-amp masih memberikan penguatan. 2. Tidak ada masalah beban, karena impedansi input tinggi dan impedansi output rendah. 3. Filter aktif umumnya lebih ekonomis daripada filter pasif. III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Pemancar 3.1.1 Diagram Blok Demodulator 8 QAM 2.6 Antena Antena adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya dari udara ke media kabel. Karena merupakan perangkat perantara antara media kabel dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan media kabel pencatunya. 2.7 Filter Aktif Filter pada rangkaian listrik sering disebut rangkaian penyeleksi frekuensi untuk melewatkan frekunsi dengan pita frekuensi tertentu dan Sisi Modulator Pada perangkat keras modem 8 QAM pada tugas akhir terdahulu terdiri dari dua bagian utama yaitu modulator dan demodulator. Dalam perangkat keras ini, pengiriman sinyal antara bagian modulator dan demodulator masih menggunakan tiga buah kabel. Kabel pertama digunakan untuk mengirimkan sinyal 8 QAM. Kabel kedua dan ketiga digunakan untuk mengirimkan sinyal sinus dan cosinus yang akan digunakan sebagai ganti dari carrier recovery. PENGUBAH 2 KE 4 X Ch I Sin w ct 2.5.3 Penguat Daya Sinyal yang didapat dari exciter masih relatif lemah. Untuk mendapatkan daya yang lebih besar dibutuhkan penguat daya frekuensi radio. Parameter-parameter yang perlu diperhatikan pada penguat daya frekuensi radio adalah: Bandwidth dan faktor kualitas Penguatan tiap tingkat dan daya input output tiap tingkat Impedansi input dan output tiap tingkat Linearitas dan Effisiensi Pada DATA BINER SINYAL 8-QAM OSC SPLITTER X + 90 A D C I C Sin wct P ke S Clock Rec OSC DATA BINER 90 Cos wct Cos wct PENGUBAH 2 KE 4 L P F X X Ch Q L P F A D C C Q Gambar 3.1 Modulator dan demodulator 8-QAM. 3.1.2 Diagram Blok Pengembangan Perangkat Modulator 8-QAM Gambar 3.2 menunjukkan diagram blok sistem pengembangan modulator 8 QAM pada tugas akhir terdahulu. Pengembangan perangkat modulator 8 QAM terletak pada bagian osilator, serta penambahan rangkaian penjumlah pada bagian akhir rangkaian modulator 8 QAM yang berfungsi untuk menjumlahkan sinyal 8 QAM dan sinyal sinus pembawa 19 KHz sebelum dipancarkan oleh pemancar FM. Osilator Kristal 38 KHz + LPF 38 KHz Modulator 8 - QAM Rangkaian Penjumlah Pemancar FM Rangkaian pembagi 2 + LPF 19 KHz Gambar 3.2 Diagram blok sistem pada sisi pemancar. Pada rangkaian modulator 8 QAM yang lama, rangkaian osilator menggunakan IC XR2206 sebagai komponen utamanya. Akan

tetapi frekuensi yang dihasilkan oleh osilator ini kurang stabil. 3.2 Osilator Kristal 38 KHz Dan Tapis Pelolos Bawah 38 KHz Karena ketidakstabilan frekuensi yang dihasilkan oleh XR2206 maka pada tugas akhir ini komponen tersebut diganti dengan osilator kristal untuk membangkitkan sinyal pembawa dan detak. Osilator kristal tersebut menggunakan IC4011 dan kristal 38KHz sebagai komponen utamanya. Rangkaian dari osilator ini dapat dilihat pada gambar 3.3. 3.4 Penjumlah Penjumlah sinyal ini digunakan untuk menjumlahkan sinyal pembawa 19 KHz dan sinyal 8 QAM sebelum masuk ke pemancar FM. Rangkaiannya seperti ditunjukkan gambar 3.6. Gambar 3.6 Penjumlah sinyal. 3.5 Gambar 3.3 Rangkaian osilator Kristal. Sinyal yang dihasilkan oleh osilator ini berupa sinyal kotak dan sinyal yang dibutuhkan sebagai sinyal pembawa adalah sinyal sinus, maka dibutuhkan tapis pelolos bawah. Rangkaian tapis pelolos bawah dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut. Pemancar Frekuensi Modulasi Pemancar FM ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu osilator, penyangga dan penguat daya.osilator berfungsi sebagai pembangkit sinyal pembawa, penyangga berfungsi untuk menstabilkan frekuensi dan/atau amplitude osilator akibat dari pembebanan di tingkat selanjutnya, dan penguat untuk menguatkan daya yang masih lemah dari exciter. Gambar 3.7 Pemancar FM. Gambar 3.4 Tapis pelolos bawah. Rangkaian Pembagi Dua Dan Tapis Pelolos Bawah 19 Khz Sinyal keluaran osilator kristal yang memiliki frekuensi 38 KHz dibagi menjadi 19 KHz. Sinyal yang masih berupa sinyal kotak ini kemudian dilewatkan melalui tapis pelolos bawah 19 KHz sehingga dihasilkan sinyal sinus dengan frekuensi 19 KHz. Sinyal sinus inilah yang nanti akan ikut dikirimkan dan berfungsi untuk carrier recovery pada bagian demodulator. 3.6 Antena Ground Plane Antena yang digunakan adalah antena ground plane dengan panjang setiap elemennya ¼ λ. Antena ini bersifat omni directional. 3.3 (a) (b) Gambar 3.8 (a) antena ground plane; (b) antena dipole. 3.7 Diagram Blok Pengembangan Demodulator 8-QAM Pada tugas akhir ini, pengembangan pada bagian demodulator 8 QAM terdapat pada beberapa bagian. Diagram blok pengembangan pada bagian demodulator 8 QAM dapat dilihat pada gambar 3.9. Gambar 3.5 Pembagi dua dan LPF 19 KHz.

Sinyal 8-QAM HPF 31 KHz Demodulator 8 - QAM Penerima FM Sinyal sinus pembawa BPF & LPF 19 KHz Rangkaian Pengali dua 3.11 Rangkaian Pengali Dua Rangkaian pengali dua digunakan untuk memperoleh sinyal pembawa yang nanti akan digunakan untuk dikalikan dengan sinyal 8 QAM pada saat proses demodulasi. HPF 38 KHz Gambar 3.9 Diagram blok sistem pada sisi penerima. 3.8 Tapis Pelolos Tinggi 31 KHz Rangkaian tapis pelolos tinggi 31 KHz berfungsi untuk melewatkan sinyal 8-QAM dan menghilangkan sinyal pembawa yang memiliki frekuensi 19 KHz. Gambar 3.13 Rangkaian pengali dua frekuensi. 3.12 Tapis Pelolos Tinggi 38 KHz Tapis pelolos tinggi ini diperlukan karena sinyal keluaran dari rangkaian pengali frekuensi belum murni sinyal sinus 38 KHz tetapi masih mengandung sinyal sinus frekuensi aslinya sebesar 19 KHz. Gambar 3.10 Tapis pelolos tinggi 31 KHz. 3.9 Band Pass Filter 19 KHz Rangkaian band pass filter diperlukan karena pada keluaran penerima FM terdapat derau pada rentang frekuensi 0 1 KHz. Selain itu rangkaian ini digunakan untuk mengurangi level sinyal 8 QAM yang menduduki pita frekuensi 31 45 KHz Gambar 3.14 Tapis pelolos tinggi 38 KHz. IV 2.1 PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian Osilator 38 KHz Blok osilator kristal 38 KHz menggunakan rangkaian dengan komponen utama IC 4011 dan kristal 38 KHz. Rangkaian ini menghasilkan keluaran sinyal berupa gelombang kotak dengan frekuensi 38 KHz. Gambar 3.11 Band pass filter 19 KHz. 3.10 Tapis Pelolos Rendah 19 KHz Rangkaian tapis pelolos rendah 19 KHz berfungsi untuk melewatkan sinyal pembawa 19 KHz dan menghilangkan sinyal 8 QAM yang memiliki frekuensi antara 34.833,33 41.167.67 KHz. Gambar 4.1 Keluaran osilator kristal 38 KHz. 4.2 Gambar 3.12 Tapis pelolos rendah 19 KHz. Pengujian LPF 38 KHz Tapis pelolos bawah 38 KHz merupakan rangkaian yang berfungsi untuk menghasilkan gelombang sinus dari gelombang kotak 38 KHz. Prinsip kerjanya, tapis pelolos rendah ini hanya melewatkan sinyal fundamental dari sinyal kotak 38 KHz. Karena yang dilewatkan hanya sinyal

fundamentalnya saja, maka didapatkan sinyal sinus dengan frekuensi sebesar 38 KHz. Gambar 4.2 Keluaran sinyal LPF 38 KHz. 4.3 Pengujian Pembagi Dua Rangkaian pembagi dua berfungsi untuk membagi dua frekuensi dari suatu gelombang kotak. Pada tugas akhir ini, masukan rengkaian pembagi dua adalah sinyal keluaran dari oslilator kristal 38 KHz. Pada gambar 4.5 sinyal berwarna kuning merupakan sinyal 8-QAM dan sinyal berwarna biru merupakan sinyal sinus 19 KHz. Sinyal keluaran dari rangkaian penjumlah pada gambar tersebut berwarna merah muda. Dari bentuk spektrum sinyal yang berwarna merah dapat dilihat bahwa sinyal merah muda mengandung sinyal 8-QAM dan sinyal sinus 19 KHz. Pengujian Spektrum Analyzer 4.6.1 Pengujian Daya Keluaran Rangkaian FM Pengujian ini dilakukan dengan cara menyentuhkan langsung probe spektrum analyzer dengan keluaran pada pemancar FM. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui daya keluaran dari rangkaian pemancar FM sebelum memasuki feeder line dan antena. 4.6 Gambar 4.3 Keluaran sinyal pembagi dua. Pengujian LPF 19 KHz Tapis pelolos bawah 19 KHz merupakan rangkaian yang berfungsi untuk menghasilkan gelombang sinus dari gelombang kotak 19 KHz yang dihasilkan oleh rangkaian pembagi dua. Prinsip kerjanya, tapis pelolos rendah ini hanya melewatkan sinyal fundamental dari sinyal kotak 19 KHz. Gambar 4.6 Pengujian Daya yang dikeluarkan rangkaian FM. 4.4 4.6.2 Pengujian Secara LOS di Dalam Lab. KPS Pengambilan spektrum dilakukan dengan jarak 3 meter dengan pemancar di dalam Lab. KPS. Pengujian dilakukan dengan memancarkan sinyal 8-QAM dan sinyal pembawa 19 KHz. Spektrum hasil pengambilan data dengan jarak 3 meter di dalam Lab KPS seperti pada gambar 4.7 berikut ini: Gambar 4.4 Sinyal keluaran LPF 19 KHz. 4.5 Pengujian Penjumlah Rangkaian pengjumlah ini memiliki dua masukan yaitu keluaran modulator 8 QAM dan sinyal pembawa 19 KHz. Gambar 4.5 Keluaran penjumlah. Gambar 4.7 Spektrum dalam ruangan dengan jarak 3 meter. 4.7 Pengujian Blok Penerima FM Hasil demodulasi penerima FM tersebut adalah sinyal yang mengandung gabungan sinyal 8 QAM dan sinyal pembawa 19 KHz. Hal ini bisa dilihat dari gambar FFT berwarna merah yang terdapat pada layar osiloskop.

4.11 Pengujian Tapis Pelolos Tinggi 38 KHz Keluaran dari pengganda frekuensi masih mengandung sinyal asli yaitu sinyal sinus dengan frekuensi 19 KHz dan sinyal yang diperlukan adalah sinyal sinus 38 KHz maka diperlukan tapis pelolos tinggi 38 KHz pada keluaran pengganda frekuensi. Gambar 4.8 Pengujian keluaran penerima FM. 4.8 Pengujian Tapis Pelolos Tinggi 31 KHz Tapis pelolos tinggi 31 KHz berfungsi untuk meloloskan sinyal 8 QAM yang menempati pita frekuensi antara 34.833,33 41.167.67 KHz dan menapis sinyal pembawa 19 KHz. Sehingga keluaran tapis ini adalah sinyal 8 QAM murni. Gambar 4.12 sinyal keluaran HPF 38 KHz Gambar 4.9 Keluaran sinyal HPF 31 KHz. 4.9 Pengujian Tapis Pelolos Rendah 19 KHz Sinyal pembawa 19 KHz yang ikut dikirimkan pada sisi pemancar berguna sebagai carrier recovery pada sisi penerima. Sehingga sinyal keluaran penerima FM yang masih mengandung sinyal 8 QAM perlu ditapis sehingga didapatkan sinyal 19 KHz murni. 4.12 Perbandingan Data yang Dikirim dengan Data yang Diterima Suatu pengiriman informasi dikatakan berhasil jika sinyal yang diterima sama dengan sinyal yang dikirim. Untuk mengetahui benar tidaknya informasi yang dikirim oleh pemancar FM maka perlu diuji dengan cara membandingkan bentuk sinyal yang dikirim dan bentuk sinyal yang diterima. Gambar 4.13 Perbandingan data yang dikirim dan data yang diterima. V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Gambar 4.10 keluaran tapis pelolos bawah 19 KHz. 4.10 Pengujian Pengganda Frekuensi Sinyal pembawa yang dikirimkan memiliki frekuensi sebesar 19 KHz maka digunakan rangkaian pengganda frekuensi agar didapatkan sinyal yang memiliki frekuensi dan fasa yang benar benar sama dengan sinyal pembawa pada sisi modulator. Gambar 4.11 sinyal keluaran pengganda frekuensi Dari hasil pengukuran, pengamatan dan analisa terhadap sinyal-sinyal hasil keluaran pada blok modulator dan blok demodulator dapat disimpulkan sebagai berikut : 1 Masukan pada modulator berupa data biner yang berasal dari pembangkit data acak dengan laju data 19.000 bps. 2 Dengan menggunakan sinyal carrier acuan dan sumber detak yang berasal dari satu sumber maka diperoleh sinyal yang sinkron antara keduanya dengan delay minimal sehingga diperoleh sinyal QAM yang dapat diamati dengan jelas pergeseran fasanya. 3 Penggunaan osilator kristal sebagai pembangkit sinyal carrier acuan dan sumber detak menghasilkan gelombang dengan kestabilan frekuensi yang sangat tinggi dengan tingkat kesalahan dibawah 1 %. 4 Pengiriman sinyal 8 QAM menggunakan pemancar FM terdapat tundaan waktu sebesar

5 6 25 μs antara sinyal yang dikirim dengan sinyal yang diterima oleh demodulator. Penggunaan rangkaian pengganda frekuensi menggunakan IC MC1496 menghasilkan sinyal yang mengandung sinyal asli dan sinyal dengan frekuensi dua kali frekuensi sinyal asli. Terjadi tundaan waktu sebesar 70 μs antara masukan modulator dan keluaran demodulator yang disebabkan oleh akumulasi tundaan komponen dan pengiriman sinyal oleh pemancar FM. 5.1 Saran 1. Tugas akhir ini dapat dikembangkan lagi sehingga perangkat keras ini dapat berkomunikasi secara dua arah (full duplex). Data yang dikirimkan dapat dikembangkan lagi sehiingga tidak hanya berupa data acak yang dikirimkan akan tetapi juga bisa data berupa teks atau gambar Perlu diperhatikan bahwa level dari masukan pengganda frekuensi tidak boleh terlalu besar karena rangkaian pengganda frekuensi yang memakai MC1496 tidak bekerja dengan baik pada level masukan yang terlalu besar. 2. 3. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Freeman, Roger L., Dwi, Telecomunications Transmission Handbook, John Wiley & Sons, Inc, Canada, 1998 Hartanto, Dwi, Pemancar FM 12 Watt (Bagian 1), http://mirror.unpad.ac.id/orari/ library/library-sw-hw/community-broadcasting/ FM12W-I.pdf, Oktober 2009 Kusuma, Aditya Angga, dan Frans Sugiharto, Konsep AM dan FM, Makalah, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008. Pribowo, Arief Agung, Perancangan Perangkat Keras Transmitter Pada Transmisi Data EKG (Elektroradiograf) Dengan Modulasi FSK (Frequency Shift Keying) dan FM (Frequency Modulation), Skripsi S-1, Universitas Diponegoro, Semarang, 2007 Roddy, Dennis dan John Coolen, Komunikasi Elektronika, Erlangga, Jakarta, 1997. Setiawan, Aksto, Meisach Cristie, dan Rizal Ali, Dasar Sistem Komunikasi Radio, Makalah, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008. Sidik, Purnomo, Perancangan Perangkat Keras Sistem Modulasi Digital 8-Quadrature Amplitude Modulation (8 QAM), Skripsi S-1, Universitas Diponegoro, Semarang, 2003. ----------, Perhitungan Gain, http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/oraridiklat/teknik/elektronika/perhitungan-gain.pdf, Januari 2010. [9] -----------, Teori Aplikasi Op-Amp, abonk.blog.unsoed.ac.id/files/2009/06/2_opamp.pdf, September 2009 BIODATA Yunianto Panji Nugroho (L2F 005 587) Dilahirkan di Tegal, 14 Juni 1987. Menempuh pendidikan dasar di SDN Mejasem Barat 03 lulus tahun 1999 dan melanjutkan ke SMPN 2 Kota Tegal sampai tahun 2002 kemudian dilanjutkan lagi di SMUN 1 Kota Tegal lulus tahun 2005. Dari tahun 2005 sampai saat ini masih menyelesaikan studi Strata-1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, konsentrasi Elektronika Telekomunikasi. Mengetahui / Mengesahkan : Dosen Pembimbing I Yuli Christiyono, ST., MT. NIP. 19680711 199702 0 010 Dosen Pembimbing II Sukiswo, ST, MT NIP. 19690714 199702 1 001