MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September November 2014 di

dokumen-dokumen yang mirip
III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2013 di Laboratorium

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

METODE PENELITIAN. Yijk = μ + Si + Pj + SPij + ε ijk. Keterangan :

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

METODE Lokasi dan Waktu Materi Rancangan Yijk = + αi + βj + (αβ) ij + ijk

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1) Bahan utama adalah daging kelinci sebanyak 1 kilogram yang diperoleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Agustus 2015 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

Pengumpulan daun apu-apu

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

KARAKTERISTIK MUTU KIMIA SOSIS PROBIOTIK DAGING KERBAU DENGAN PENAMBAHAN BAKTERI Lactobacillus plantarum PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III MATERI DAN METODE

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

III. MATERI DAN METODE. Peternakan UIN Suska Riau, penelitian berlangsung selama 3 bulan, mulai bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

II. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. SPESIFIKASI BAHAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

Tata letak percobaan secara acak selama penelitian adalah sebagai berikut : D2 B1 D3 B3 B2 E3 C2 C3 A2 D1 A3 E2

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

MATERI DAN METODE. 2.1 Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian Materi Alat-alat yang digunakan dalam penelitian diantaranya ice box,

III BAHAN, ALAT, DAN METODE PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Y ij = µ + B i + ε ij

III.METODOLOGI PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id LAMPIRAN Lampiran 1. Pembuatan Medium MRSA (demann Rogosa Sharpe Agar) Komposisi medium MRSA per 1000 ml:

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

BAB III METODA PENELITIAN. Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus

Transkripsi:

II. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September November 2014 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, dan Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 3.2 Materi Penelitian 3.2.1 Bahan Bahan yang digunakan adalah daging kerbau sebanyak 4000 g yang diperoleh dari Rumah Potong Hewan (RPH) Cipta Karya Kota Pekanbaru Provinsi Riau, bahan lain yang digunakan untuk pembuatan sosis probiotik adalah lemak daging, garam, bahan pengisi (tepung tapioka), bahan pengikat (susu skim), es batu, bumbu-bumbu (bawang putih, lada, pala dan gula pasir), selongsong sosis (casing). Starter bakteri yang digunakan yaitu Lactobacillus plantarumyang diperoleh dari koleksi bakteri Pusat Antar Universitas, Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Media untuk perbanyakan bakteri adalah Plate Count Agar (PCA),Potato Dextrose Agar (PDA) dan de-mann Rogossa Sharp Agar (MRSA). Media untuk peremajaan adalah Nutrient Agar (NA) dan de Man s Rogosa Sharpe Broth (MRSB), sedangkan untuk pengencer menggunakan Buffer Pepton Water (BPW). 3.2.2 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah peralatan untuk proses pembuatan sosis probiotik seperti pisau, kompor, panci untuk merebus, 1

timbangan, blender/stomaker, stuffer, plastik stomaker, dan lain-lain. Sedangkan untuk analisis mikrobiologis menggunakan alat sebagai berikut: cawan petri, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, rak tabung reaksi, bunsen, aluminium foil, kasa steril, kaca pembesar (lup), jarum ose, vortex, laminar air flow, inkubator, autoklaf, mikropippet, pippet tip. 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diterapkan yaitu penambahan konsentrasi bakteri Lactobacillus plantarum dengan konsentrasi berbeda pada sosis probiotik daging kerbau. Perbedaan konsentrasi tersebut adalah sebagai berikut : A : Sosis daging kerbau + 0% bakteri Lactobacillus plantarum B : Sosis daging kerbau + 2% bakteri Lactobacillus plantarum C : Sosis daging kerbau + 4% bakteri Lactobacillus plantarum D : Sosis daging kerbau + 6% bakteri Lactobacillus plantarum E : Sosis daging kerbau + 8% bakteri Lactobacillus plantarum Perlakuan tersebut diacak sesuai dengan rancangan yang digunakan, dimana setiap perlakuan akan mendapatkan empat kali ulangan. Bagan pengacakan perlakuan dapat dilihat pada Gambar 3.1. 2

E1 C1 D3 B4 C4 B3 A1 D1 A3 E4 B1 C3 D2 A2 C2 E3 B2 D4 E2 A4 Gambar 3.1. Bagan pengacakan perlakuan 3.4 Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan membuat sosis probiotik daging kerbau dilakukan sesuai metode Arief (2000) termodifikasi yang meliputi beberapa tahap sebagai berikut : 1. Tahap peremajaan (Pemurnian kultur starter) Peremajaan kultur dengan cara memindahkan atau memperbarui biakan mikroba dari biakan lamake medium tumbuh yang baru secara berkala, misalnya sebulan atau dua bulan sekali. Teknik ini merupakan cara paling tradisional yang digunakan peneliti untuk memelihara koleksi isolat mikroba di laboratorium (Mahmud, 2001). 2. Tahap inokulasi BAL (Lactobasillus plantarum) Kultur starter Lactobacillus plantarum, yang berupa stok kultur, diambil dengan menggunakan jarum ose lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi 5 ml MRSB dan diinkubasi pada suhu 30 C selama 16-18 jam (semalam). Setelah diinkubasi 3 ml kultur starter tersebut dimasukan kedalam tabung yang berisi 300 ml MRSB dan diinkubasi lagi pada suhu 30 C selama 16-18 jam (semalam) dan kultur siap untuk digunakan. 3

3. Tahap pembuatan sosis probiotik a) Daging kerbau dibersihkan dari lemak, daging kerbau dicuci dengan air yang mengalir untuk menghilangkan kotoran dan darah yang masih melekat. Daging kerbau digiling dengan menggunakan food processor diulang sebanyak 3 kali untuk mendapatkan daging yang halus. Daging hasil gilingan kemudian ditimbang dengan timbangan analitik sebanyak 1000 gram. b) Bumbu yang terdiri atas bawang putih (12,5 g), lada (5 g), gula pasir (12,5 g), dan pala (2 g) dihaluskan sampai tercampur merata. c) Daging hasil penggilingan dicampur dengan garam (20 g) dan air es (200 g) menggunakan grinder meat dengan kecepatan speed 1 selama 0,5 menit. d) Pencampuran 1 : Penambahan lemak kerbau sebanyak (100 g ) kedalam daging yang sudah tercampur dengan garam, air es dan STTP sebanyak (6 g). e) Pencampuran 2 : Penambahan susu skim sebanyak (50 g), tepung tapioka dan bumbu-bumbu kedalam daging hasil penggilingan dengan bahan campuran garam, air es, STPP dan lemak kerbau. f) Adonan yang sudah padat dicampurkan dengan kultur starter Lactobacillus plantarum sesuai perlakuan. g) Setelah adonan tercampur dengan kultur starter Lactobacillus plantarum, kemudian dilakukan pengadukan selama 10 menit. Selama pengadukan suhu adonan diusahakan tidak melebihi 22 C. 4

h) Adonan sosis hasil pengadukan dimasukkan kedalam selongsong sosis (casing) berdiameter 6 cm dengan panjang 20 cm dengan menggunakan stuffer, lalu diikat dengan benang kasur. i) Adonan yang telah dimasukkan dalam casing lalu dilakukan conditioning pada suhu 25 C selama 24 jam yang disimpan dalam inkubator. j) Perebusan sosis yang sudah jadi pada suhu 45-50 C selama 4 jam. Prosedur pembuatan sosis probiotik daging kerbau dengan penambahan bakteri Lactobacillus plantarum disajikan pada Gambar 3.2. 5

Daging kerbau dicuci sampai bersih Air es 200 g Minyak makan 100 ml Daging kerbau (telah digiling) 1000 g Pencampuran 1 Garam 20 g Susu skim 50 g Tepung tapioka 60 g Pencampuran 2 Adonan Bumbu-bumbu: - Bawang putih 12,5 g - Lada 5 g - Gula pasir 12,5 g Pengadukan Kultur starter Lactobacillus plantarum sebanyak 200 ml (dengan jumlah bakteri 10 8 cfu/ml) Pengisian dalam casing Conditioning pada suhu 25 0 C selama 24 jam Perebusan (Suhu 45-50 C, selama 4 jam) Sosis probiotik Analisis Mikrobiologis Total Plate Count (TPC) Bakteri Asam Laktat (BAL) Kapang (Mold) Gambar 3.2. Diagram alir pembuatan sosis probiotik daging kerbau termodifikasi (Arief, 2000). 6

3.5 Parameter yang Diamati Adapun parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi : 1. Total plate count 2. Bakteri asam laktat 3. Mold (kapang) 3.6 Metode Pengujian Mutu Mikrobiologis 3.6.1 Total Plate Count Persiapan media agar dan larutan BPW, untuk persiapan BPW masukkan 1 liter akuades ditambah dengan 25,5 gram BPW ke labu Erlenmeyer kemudian diaduk sampai merata. Sedangkan untuk media agar, 17,5 gram media PCA ditambahkan ke 1 liter akuades kemudian panaskan diatas kompor listrik sampai warna media kuning bening dan tidak keruh.peralatan seperti cawan petri, gelas ukur, pipettip, tabung reaksi dibungkus dengan aluminium foil lalu dimasukkan kedalam autoklaf. Menurut SNI 2897-2008 penyiapan contoh, cara uji dan penghitungan jumlah koloni adalah sebagai berikut: a) Penimbangan sampel semi padat sebanyak 25 gr kemudian masukkan dalam wadah plastik steril; b) Untuk contoh semi padat, tambahkan 225 ml larutan BPW 0,1% steril ke dalam wadah plastik yang berisi contoh, homogenkan dengan vortex selama 1-2 menit(pengenceran 10-1 ); c) Memindahkan 1 ml suspensi pengenceran 10-1 tersebut dengan pipet steril ke dalam larutan 9 ml BPW untuk mendapatkan pengenceran 10-2 ; d) Melakukan pengenceran 10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6 dengan cara yang sama seperti pada butir a); e) masukkan sebanyak 1 ml suspensi dari setiap pengenceran ke dalam cawan petri secara duplo; f) Menambahkan 15 ml sampai 20 ml PCA yang sudah didinginkan hingga temperatur 44 C sampai dengan 46 C pada masing-masing 7

cawan yang sudah berisi suspensi. Supaya larutan contoh dan media PCA tercampur seluruhnya, lakukan pemutaran cawan ke depan dan ke belakang atau membentuk angka delapan dan diamkan sampai menjadi padat; g) Menginkubasi pada temperatur 34 C sampai dengan 36 C selama 24 jam sampai dengan 48 jam dengan meletakkan cawan pada posisi terbalik; h) Menghitung jumlah koloni pada setiap seri pengenceran kecuali cawan petri yang berisi koloni menyebar (spreader colonies). Jumlah koloni yang dihitung berada pada kisaran 25 sampai dengan 250. 3.6.2 Bakteri Asama Laktat (BAL) Bakteri asam laktat belum terdapat dalam SNI, maka untuk BAL diharapkan terdapat dalam sosis dan belum dapat ditentukan jumlahnya. Karena indikator fermentasi dari bahan pangan berhasil yaitu terdapatnya BAL dalam bahan pangan yang diolah. Bakteri asam laktat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lacto bacillus plantarum sedangkan media yang dapat digunakan untuk menganalisis adalah MRSA. MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus (Partic, 2008). Persiapan media MRSA, suspensikan 62 gram MRSA ke dalam 1 liter akuades. Panaskan di atas kompor listrik sambil diaduk, rebus selama 1 menit hingga tidak menggumpal. Sterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 C selama 12 8

menit. Dinginkan pada suhu 45 50 C, media siap untuk digunakan (Pronadisa, 2011). Pemupukan dilakukan dengan cara timbang contoh semi padat sebanyak 25 gr kemudian masukkan dalam wadah plastik steril. Untuk contoh semi padat, tambahkan 225 ml larutan BPW 0,1% steril ke dalam wadah plastik yang berisi contoh, homogenkan dengan vortex selama 1-2 menit. Ini merupakan larutan dengan pengenceran 10-1. memindahkan 1 ml suspensi pengenceran 10-1 tersebut dengan pipet steril ke dalam larutan 9 ml BPW untuk mendapatkan pengenceran 10-2. Lakukan hal yang sama untuk mendapatkan pengenceran 10-3, 10-4, 10-5 dan 10-6. Kemudian 1 ml suspensi dipipet ke dalam cawan petri steril dan selanjutnya dinginkan hingga suhu 44 46 C, kemudian tuangkan sebanyak 15 20 ml media MRSA. Lakukan pemutaran cawan membentuk angka delapan hingga tercampur seluruhnya dan diamkan sampai menjadi padat. Inkubasi pada temperatur 34 C sampai dengan 36 C selama 24 jam sampai dengan 48 jam dengan meletakkan cawan pada posisi terbalik. Jumlah koloni yang dihitung berada pada kisaran 25 sampai dengan 250 (SNI 2897-2008). 3.6.3 Mold (kapang) PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media PDA dalam 1 liter air yang telah didestilasi, campur dan panaskan serta aduk. 9

Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi pada suhu 121 C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45 C dan tuang dalam cawan petri dengan ph akhir 5,6. Menurut SNI 2897-2008 penyiapan contoh, cara uji dan penghitungan jumlah koloni adalah sebagai berikut: a) Penimbangan contoh semi padat sebanyak 25 gr kemudian masukkan dalam wadah plastik steril; b) Untuk contoh semi padat, tambahkan 225 ml larutan BPW 0,1% steril ke dalam wadah plastik yang berisi contoh, homogenkan dengan vortex selama 1-2 menit. Ini merupakan larutan dengan pengenceran 10-1 ; c)memindahkan 1 ml suspensi pengenceran 10-1 tersebut dengan pipet steril ke dalam larutan 9 ml BPW untuk mendapatkan pengenceran 10-2 ; d) Selanjutnya memasukkan sebanyak 1 ml suspensi dari setiap pengenceran ke dalam cawan petri secara duplo; e) menambahkan 15 ml sampai 20 ml PDA yang sudah didinginkan hingga temperatur 40-45 C pada masingmasing cawan yang sudah berisi suspensi. Supaya larutan contoh dan media PDA tercampur seluruhnya maka lakukan pemutaran cawan ke depan dan ke belakang atau membentuk angka delapan dan diamkan sampai menjadi padat; f) Inkubasikan pada temperatur 34 C sampai dengan 36 C selama 24 jam sampai dengan 48 jam dengan meletakkan cawan pada posisi terbalik; g)menghitung jumlah koloni pada setiap seri pengenceran. Jumlah koloni yang dihitung berada pada kisaran 25 sampai dengan 250. Rumus perhitungan jumlah mikroba: Jumlah mikroba (cfu/g) = jumlah koloni x 1 10

3.7. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis sidik ragam (ASIRA) dan analisis regresi. Analisis sidik ragam (ASIRA) digunakan untuk mengetahui berpengaruh nyata atau tidak terhadap perlakuan dan data disajikan dalam bentuk tabel. Sedangkan analisis regresi digunakan untuk melihat korelasi antara level yang digunakan dengan parameter yang diamati dan uji ini menggunakan software SPSS. Jika perlakuan berpengaruh nyata atau sangat nyata maka dilakukan uji lanjut menggunakan Duncan s Multiple Range Test (DMRT) menurut Steel and Torrie (1991). Tabel analisis keragaman rancangan acak lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Analisis keragaman acak lengkap Sumber DB JK KT F hit F tabel 0,05 0,01 Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG - - Galat t (r-1) JKG KTG - - - Total tr-1 JKT - - - - Model matematis Rancangan Acak Lengkap menurut Torrie(1991) sebagai berikut : Steel and Y ij = µ + t i + ij Keterangan : Y ij : Nilai pengamatan karakteristik sosis daging kerbau pada perlakuanke-i dan ulangan ke-j µ : Rataan umum hasil perlakuan penambahan BAL t i : Pengaruh perlakuan penambahan ke-i ij : Pengaruh kesalahan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j i : 1,2,3,4,5 j : 1,2,3,4 11

Faktor korelasi (FK) = ( ) Jumlah kuadrat total (JKT) = (Y ) Jumlah kuadrat perlakuan (JKP) = ( ) Jumlah Kuadrat galat (JKG) = JKT JKP Kuadrat tengah perlakuan (KTP) = JKP / dbp Kuadrat tengah glat (KTG) = JKG / dbs F Hitung = KTP / KTG Hipotesis Statistik H0 : Pengaruh perlakuan A=B=C=D=E H1 : Pengaruh perlakuan A B C D E Dengan kaedah H0 diterima jika F hitung F tabel (α = 0,05) H1 diterima jika F hitung > F tabel (α = 0,05) 12