PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - NOVEMBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India 1. Total nilai perdagangan India dengan Dunia periode Januari-November 2014 mencapai US$ 717,13 miliar, turun 0,38% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang mencapai US$ 719,89 miliar. Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor India ke Dunia sebesar US$ 291,77 miliar naik 1,06% dibanding periode yang sama tahun 2013 yang mencapai US$ 288,69 miliar, dan impor India dari Dunia sebesar US$ 425,36 miliar, turun 1,35% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang mencapai US$ 431,20 miliar. Neraca perdagangan India dengan Dunia pada periode Januari-November 2014, defisit sebesar US$ 133,59 miliar, atau turun 6,25% dibanding defisit pada periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 142,50 miliar. 2. Komoditi ekspor non-migas utama India ke Dunia, yang mengalami peningkatan pada periode Januari-November 2014, antara lain adalah : Articles Of Jewellry & Pts, Of Orec Metal Or Clad (HS 7113) sebesar US$ 13,24 miliar, meningkat (34,18%) dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 9,81 miliar; Medicaments Nesoi, Mixed Or Not, In Dosage, etc Fm (HS 3004) sebesar US$ 9,44 miliar (+8,26%); Rice (HS 1006) sebesar US$ 7,29 miliar (+7,09%); Motor Cars & Oth Motor Vehic Design To Tr (HS 8703) sebesar US$ 5,16 miliar (+12,20%). 3. Negara tujuan ekspor India periode Januari-November 2014, terbesar antara lain adalah : Amerika Serikat sebesar US$ 38,86 miliar, atau naik sebesar 9,38% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 35,53 miliar; United Arab Emirates sebesar US$ 30,57 miliar (+3,65%); Hongkong sebesar US$ 12,75 miliar (+4,43%); China sebesar US$ 11,99 miliar (-5,94%). 4. Komoditi impor non-migas utama India dari Dunia, yang mengalami peningkatan periode Januari-November 2014, antara lain :
Coal, Briquettes, Ovoid, Etc.Mfr from Coal (HS 2701) sebesar US$ 15,24 miliar, meningkat (10,02%) dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 13,85 miliar; Electrical Apparatus For Line Telephony (HS 8517) sebesar US$ 12,21 miliar (+22,42%); Other Special Pro...Detail Unknown (HS 9993) sebesar US$ 6,20 miliar (+6,60%). Sedangkan, komoditi yang mengalami penurunan nilai impor, antara lain : Gold (Incl Gold Plated With Platinum), (HS 7108) sebesar US$ 29,74 miliar, turun (22,05%) dibanding periode yang sama tahun 2013, sebesar US$ 38,16 miliar; Diamonds Whether Or Not Worked, But Not Mounted (HS 7102) sebesar US$ 19,92 miliar (-7,34%); Palm Oil & Its Fractions, Not Chemically Modified (HS 1511) sebesar US$ 6,01 miliar (-3,30%). 5. Impor India pada periode ini, terbesar berasal dari : China sebesar US$ 52,61 miliar, atau naik 11,19% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat sebesar US$ 47,32 miliar; Saudi Arabia sebesar US$ 30,59 miliar (-7,36%); United Arab Emirates sebesar US$ 25,49 miliar (-16,99%); Swiss sebesar US$ 20,47 miliar (-17,55%). B. Perkembangan perdagangan bilateral India dengan Indonesia 1. Perkembangan neraca perdagangan antara India dengan Indonesia periode Januari- November 2014, menunjukkan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 9.813,71 juta, atau naik 9,09% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat surplus sebesar US$ 8.996,12 juta. Neraca perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Indonesia ke India sebesar US$ 13.916,90 juta, naik 0,64% dibanding tahun 2013, dan impor sebesar US$ 4.103,19 juta, atau turun 15,09% dibanding periode yang sama tahun 2013. 2. Indonesia merupakan negara tujuan ekspor ke-22 India, dan pangsa Indonesia sebesar 1,41% dari total ekspor India ke Dunia. Sementara itu, Indonesia merupakan negara asal impor ke-10, dengan pangsa sebesar 3,27% dari total impor India dari Dunia senilai US$ 425,36 miliar.
3. Perkembangan impor India terhadap ekspor komoditi non migas utama Indonesia (HS 4 Digit) periode Januari-November 2014, dibanding periode yang sama tahun 2013, antara lain sebagai berikut : Coal; Briquettes, Ovoids and Similar Solid Fuels M (HS 2701) impor India terbesar adalah dari Indonesia sebesar US$ 6.808,8 juta, naik 10,14% dengan pangsa sebesar 44,83%; diikuti Australia, sebesar US$ 4.983,8 juta, dan Rep. Afrika Selatan sebesar US$ 2.0405,0 juta. Palm Oil and Its Fractions (HS 1511) impor terbesar dari Indonesia mencapai US$ 3.600,54 juta, turun 18,46% dengan pangsa sebesar 59,89%; diikuti Malaysia, dan Thailand; Copper Ores & Concentrates, (HS 2603) Impor dari Indonesia mencapai nilai US$ 559,69 juta, turun 27,42%. Posisi Indonesia urutan ke-3 dari Dunia dengan pangsa 11,24%. Impor terbesar dari Chili dengan pangsa 51,15%, dan ke-2 adalah Australia, dengan pangsa 12,85%; Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, (HS 4001) senilai US$ 351,24 juta, naik 5,38% (posisi Indonesia di urutan ke-1 diikuti Thailand dan Vietnam). Pangsa Indonesia cukup dominan yaitu sebesar 44,59%; Industrial Monocarboxylic Fatty Acids (HS 3823) impor terbesar dari Indonesia sebesar US$ 174,91 juta, dan naik 162,18% dengan pangsa 48,87%; dan Malaysia di urutan ke-2 nilainya mencapai US$ 140,89 juta, dengan pangsa 39,36%; Coconut (Copra), Palm Kernel Or Babassu Oil And (HS 1513) mencapai US$ 137,50 juta, turun 36,20% (posisi Indonesia ke-1, diikuti Malaysia, dan Thailand,dst.); Indonesia pangsanya mencapai 66,56%. Sedangkan, Malaysia pangsanya 32,09%. Chemical Woodpulp, Soda or Sulfate (HS 4703) mencapai US$ 94,66 juta, turun 37,76% pada periode ini. Posisi Indonesia urutan ke-1, diikuti Amerika Serikat dengan nilai US$ 73,63 juta dan pangsanya 17,47%. Sedangkan, Indonesia pangsanya 22,46%; Urutan ke-3 adalah Chili, dengan pangsa 14,11% ; C. Informasi lainnya 1. Kebijakan ekonomi India dalam tahun anggaran 2015 2016. Pertumbuhan ekonomi India dalam 8 bulan dibawah pemerintahan PM Modi mengalami pertumbuhan yang positif. Namun menjelang akhir tahun 2014, penurunan
harga minyak mentah global dan kebijakan ekonomi di awal tahun 2015 yang belum dapat diprediksi okeh investor asing, menyebakan ekonomi India mengalami perlambatan. Selanjutnya, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya pemerintah India melakukan reformasi di berbagai sektor dengan langkah-langkah kebijakan berupa pembebasan pajak kekayaan agar warganya mendapat kesempatan lebih besar dalam menabung dan berinvestasi. Demikian pula, dengan kebijakan yang akan menurunkan pajak penghasilan dari 30 persen menjadi 25 persen serta pemberlakuan UU untuk mengendalikan dan mengawasi peredaran uang gelap baik yang disimpan di dalam maupun luar negeri. Kebijakan-kebijakan pemerintah India di atas dituangkan dalam pemaparan anggaran tahun 2015 2015 di depan parlemen India. 2. India akan mengurangi impor produk elektronik sebesar 15 persen. Dalam rangka mendukung kampanye Make in India, India akan mengurangi rmpor produk elektronik sebesar 15 persen dan meningkatkan produksi dalam negeri sebesar 50 persen pada tahun fiskal 2016 17. Dengan pasar industri yang diproyeksikan menyentuh sebesar US$ 400 miliar pada tahun 2025, dari US$ 90 miliar pada tahun fiskal 2014 15. Industri India berharap dapat memangkas impor ke nol persen dalam lima tahun ke depan, dengan mempercepat Electronic System Design and Manufacturing (ESDM) tumbuh pada 10 15 persen per tahun. Ekspansi kapasitas besar untuk memproduksi produk elektronik pada segmen industri dan konsumen, diharapkan dapat menghasilkan tambahan 27,8 juta pekerjaan di sektor elektronik, yang saat ini mempekerjakan dua juta orang di seluruh India.. 3. Ekspor kopi India turun 27% pada bulan Januari 2015. Pada Januari 2015, ekspor kopi India turun sebesar 27% menjadi 18.475 ton. Turunnya nilai ekspor kopi India karena harga global yang fluktuatif dan rendahnya persediaan kopi India. Menurut data Coffee Board India, pada periode yang sama tahun 2014, India mengekspor sebanyak 25.355 ton kopi. Selain itu, pasokan kopi di pasar domestik juga semakin berkurang dan petani tidak melepaskan tanaman baru karena prihatin atas trend harga yang lamban. Varietas kopi arabika produksinya meningkat, sementara produksi robusta menurun dan petani menunggu harga yang baik untuk menjual stok kopi mereka di pasar. Ekspor kopi arabika turun 47% menjadi 4.826 ton pada Januari 2015, dari 9.120 ton pada Januari 2014, sedangkan kopi robusta turun 30,5% menjadi 5.736 ton, dari 9.693
ton pada Januari 2014. Namun, ekspor kopi instan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 5.328 ton pada Januari 2015, dari 2.182 ton pada Januari 2014. Tujuan ekspor terbesar India pada Januari 2015 adalah Italia (3.785 ton), diikuti oleh Turki (1.645 ton), Jerman (1.460 ton) dan Ukraina (999 ton). Produksi kopi India pada Januari 2015 secara keseluruhan diperkirakan mencapai 3,3 juta ton, dari 3,4 juta ton pada Januari 2014. Sumber : Laporan Atdag New Delhi, India, Pebruari 2015