1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

PEMELIHARAAN TERNAK BABI DENGANPENERAPAN TEKNOLOGI BIOGAS BERWAWASAN LINGKUNGANPADA KELOMPOK TANI/TERNAK

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Wawasan Lingkungan Hidup Dan Sustainable Agroecosystem FAKULTAS PETERNAKAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi

Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si

SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DALAM PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

Sistem Integrasi Tanaman Ternak (SITT) di Lahan Sawah Tadah Hujan untuk Antisipasi Perubahan Iklim

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan bahan pangan berupa daging khususnya daging sapi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak dibicarakan dan dianjurkan. Hal ini terjadi karena munculnya isu

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

II. TINJAUAN PUSTAKA

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kotoran manusia atau hewan, dedaunan, bahan-bahan yang berasal dari tanaman

TUGAS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENDAHULUAN. Pertanian organik di masa sekarang ini mulai digemari dan digalakkan di

Edisi Juni 2013 No.3511 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BIDANG DAN TOPIK PENELITIAN UNGGULAN UNITRI PUSAT KAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN ENERGI

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PELAKSANAAN MINAPADI DI DESA PAYAMAN NGANJUK

MODEL PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN LAHAN KERING MASAM

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan membangun

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

PENERAPAN TEKHNOLOGI PEMBUATAN BIOARANG DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH KOTORAN TERNAK DI PETERNAKAN SAPI POTONG ZELTI FARM LUBUK MINTURUN KODYA PADANG

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

Manfaat DNS dalam Pengembangan Biogas sebagai Energi Alternatif Di KPSP SETIA KAWAN OLEH: HARIYANTO

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 kiranya dapat

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

IMPLEMENTASI SISTEM LEISA PADA BUDIDAYA SAPI KELOMPOK PETERNAK GADING TANI, DESA ARISAN GADING, KECAMATAN INDRALAYA SELATAN, KABUPATEN OGAN ILIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

SIDa.F.8 Pengolahan Limbah Kotoran Ternak Menjadi Biogas Sebagai Salah Satu Upaya Mewujudkan Lingkungan Hijau Di Desa Cikundul, Kota Sukabumi

PROPOSAL LOMBA INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016 PEMANFAATAN LIMBAH TAHU SEBAGAI BAHAN BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN. liternya. Sehingga 95% masyarakat beralih ke gas elpiji. Konsumsi elpiji pada

III. KERANGKA PEMIKIRAN. berkaitan dengan penelitian. Teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini

kemungkinan untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

mencintai, melestarikan dan merawat alam untuk kualitas hidup lebih baik Talaud Lestari

PROPOSAL INOVASI TEKNOLOGI TINGKAT KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. melaksanakan usaha-usaha yang paling baik untuk menghasilkan pangan tanpa

Sepuluh Faktor Sukses Pemanfaatan Biogas Kotoran Ternak

I. PENDAHULUAN. pemenuh kebutuhan pangan, penyedia bahan mentah untuk industri, penyedia

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah,

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

PRAKTEK BUDIDAYA PERTANIAN YANG BAIK (Good Agricultural Practices) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri tahu di Indonesia telah berkontribusi secara nyata dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehutanan. Sementara itu, revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan juga

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pergeseran dari sistem beternak ektensif menjadi intensif

PENDAHULUAN Latar Belakang

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

Drs. Mamat Ruhimat, M.Pd. Drs. Dede Sugandi, M.Si. Drs. Wahyu Eridiana, M.Si. Ir. Yakub Malik Nanin Trianawati Sugito, ST., MT.

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

Model-Model Usaha Agribisnis. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

KAPASITAS PETERNAK PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN DALAM MENDUKUNG INTEGRATED FARMING SYSTEM POLA SAPI POTONG DAN PADI

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANAN AGROFORESTRY UNTUK KONSERVASI TANAH DAN AIR. Oleh Firmansyah, S.Hut, M.Si Penyuluh Kehutanan Ahli Pusat Penyuluhan Kehutanan BP2SDM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGELOLAAN LIMBAH TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS

VI. ADOPSI PROGRAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN- TERNAK. partisipatif di lahan petani diharapkan dapat membawa dampak terhadap

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

cair (Djarwati et al., 1993) dan 0,114 ton onggok (Chardialani, 2008). Ciptadi dan

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Bionutrien merupakan suatu bahan organik yang mengandung nutrisi yang

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Fahmuddin Agus dan Achmad Rachman Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi beternak babi di Indonesia kebanyakan berasal dari negaranegara sub tropis yang sering kali membutuhkan biaya pemeliharaan yang tinggi. Teknologi beternak babi yang sesuai dengan situasi dan kondisi petani peternak didaerah pedesaan masih perlu digali dan dikembangkan lagi sehingga menjadi suatu teknologi beternak babi yang tangguh dan merakyat. Teknologi beternak babi hendaknya mampu memenuhi syarat-syarat : mudah artinya tidak membutuhkan pendidikan khusus, murah, terjangkau oleh kebanyakan petani peternak, sesuai dengan sifatnya sebagai usaha sampingan, artinya tidak menyita waktu dan tenaga petani, memiliki daya dukung terhadap usahatani tanaman, dan tidak mencemari lingkungan. Dalam mengembangkan peternakan, harus diingat dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup. Oleh karena itu, perlu dipikirkan perencanaan terpadu yang disamping mengoptimalkan produksi dan benefit, juga melibatkan pengendalian limbah dan pencegahan pencemaran. Pendayagunaan limbah peternakan untuk menunjang usahatani tanaman, bermakna pula sebagai upaya mengurangi pencemaran. Ternak babi sebagai penghasil kotoran yang dapat diproses lanjut untuk menghasilkan biogas, merupakan salah satu alternatif untuk menanggulangi masalah kelangkaan energi saat ini. Hasil akhir dari proses pembuatan biogas yaitu lumpur keluaran biogas (sludge), dapat digunakan sebagai pupuk organik tanaman pangan. Usaha pemeliharaan ternak dengan biaya yang murah dan tata cara bertani dengan menggunakan pupuk yang tepat akan meningkatkan nilai kotoran menjadi limbah organik yang bermanfaat. Isu tentang pertanian yang berkelanjutan dan konservasi lingkungan semakin berkembang selama dekade terakhir ini. Pertanian berkelanjutan dititikberatkan pada produksi optimum dan lestari, bukan pada produksi maksimum. Oleh karena itu, pengurangan ketergantungan pertanian terhadap pupuk kimia dan pestisida memberikan kontribusi terhadap berjalannya pertanian berkelanjutan. Salah satu alternatif yaitu pemanfaatan pupuk organik. Pupuk organik memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk

2 organik seperti pupuk dari kotoran ternak selain menjadi sumber hara bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan didalam tanah dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman (Simamora et al. 2006; Badan Litbang Pertanian 2000). Menurut Hartoko (1988) permasalahan peternakan babi rakyat yang diusahakan dengan tujuan mendukung usahatani tanaman masih belum banyak diungkapkan oleh para ahli di Indonesia. Sementara, desa-desa di daerah Minahasa (Sulawesi Utara) penduduknya masih memelihara ternak babi dipinggir kali atau sungai, di belakang bahkan di depan rumah, sehingga cara tersebut mengakibatkan pencemaran lingkungan. Tujuan pemeliharaan masih terbatas pada fungsi ternak sebagai penghasil daging dan bukan sebagai penghasil gas bio dan pupuk. Menurut Sabrani et al. (1981) petani ternak tradisional lebih mementingkan nilai kegunaan ternak bagi pemenuhan kebutuhan rumahtangganya. Tujuan beternak babi di Minahasa adalah sebagai tabungan keluarga yang sewaktu-waktu dapat dijual, selain itu untuk pemenuhan gizi protein hewani pada hari-hari raya, pesta pernikahan dan selamatan. Pada umumnya masyarakat di Desa Sumarayar yang mempunyai ternak juga memiliki lahan pertanian tanaman pangan, tetapi belum memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk tanaman pangan, dan penghasil gas bio sebagai sumber energi. Pemerintah daerah Sulawesi Utara mempunyai kekhawatiran dengan kenaikan harga bahan bakar minyak saat ini, dimana masyarakat mulai beralih dari bahan bakar minyak ke kayu bakar sehingga banyak terjadi pemotongan pohon secara liar, yang tentu akan mengancam kelestarian lingkungan. Saat ini di Minahasa, pemerintah telah membagikan kompor dan tabung gas elpiji seberat tiga kg per keluarga, untuk menggantikan bahan bakar minyak, tetapi kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Masyarakat belum mau untuk menggunakan kompor dan tabung tersebut, karena takut akan dampak negatif dari gas elpiji seperti yang sering diberitakan, sehingga kepala desa berusaha untuk mencari solusi pembuatan instalasi biogas, tetapi kendalanya pada biaya dan teknologi pembuatannya.

3 Berdasarkan hal tersebut diatas, pola integrasi ternak dengan tanaman pangan mampu menjamin keberlanjutan produktivitas lahan melalui kelestarian sumberdaya alam yang ada. Peran ternak dapat dimasukkan dalam bagian integral sistem usaha tani untuk saling mengisi dan bersinergi yang memberi hasil dan nilai tambah optimal (Dwiyanto dan Haryanto 2003). Ternak selain menghasilkan daging sebagai produk utama, juga menghasilkan hasil sampingan berupa feses dan urine yang sampai saat ini masih dianggap sebagai masalah, dengan inovasi sederhana dapat diubah menjadi sumber energi alternatif yaitu biogas dan pupuk yang bemutu. Integrasi ternak babi dengan tanaman ubi jalar mengacu pada konsep LEISA: Low External Input Sustainable Agriculture (Reijntjes et al. 1992) merupakan alternatif yang perlu dicoba, upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya lokal berupa tanaman pangan atau limbahnya sebagai pakan ternak, sementara kotoran ternak dapat diproses menjadi sumber energi (gasbio) dan pupuk organik yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga tidak ada limbah yang terbuang (Zero Waste). Dengan demikian integrasi ternak babi dengan tanaman ubi jalar yang berwawasan lingkungan, diharapkan dapat merupakan salah satu jalan keluar dalam upaya mempertahankan pertanian yang berkelanjutan di Minahasa (Sulawesi Utara), sekaligus mempertimbangkan aspek-aspek ramah lingkungan, secara sosial budaya diterima masyarakat dan secara ekonomi layak. 1.2 Tujuan Penelitian Mendapatkan informasi dari petani/peternak tentang bagaimana tatacara pemeliharaan ternak babi yang mereka lakukan. Mengembangkan pola integrasi yang aplikatif yang mampu meningkatkan produksi dan efisiensi usaha. Menganalisis efisiensi produksi dan keterlibatan petani/peternak dalam pola integrasi ternak babi dan tanaman ubi jalar.

4 Keterpaduan Ternak Babi dan Tanaman Ubi Jalar Karakteristik Peternak Babi - Tujuan beternak - Manajemen pemeliharaan Tujuan Peningkatan kesejahteraan Ternak Babi Feses dan urine Zero waste Pengolahan limbah Rumah Tangga Bio Gas Sludge/pupuk organik Brangkasan Ubi Jalar Pasar Gambar 1 Kerangka pemikiran pola integrasi ternak babi dengan tanaman ubi jalar berwawasan lingkungan di Minahasa.

5 1.3 Manfaat Penelitian Manfaat hasil penelitian sistem integrasi ternak babi dengan tanaman ubi jalar diharapkan : Membantu mengatasi dan menanggulangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah ternak babi Menanggulangi kelangkaan bahan bakar Mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah Mendukung ketahanan pangan melalui penyediaan pangan yang berkualitas dan bergizi 1.4 Kebaruan Kebaruan pada penelitian ini yaitu aplikasi pola integrasi ternak babi dengan tanaman ubi jalar disesuaikan dengan tipologi lokasi, ekologi, ekonomi, sosial budaya serta introduksi teknologi guna meningkatkan produksi dan produktivitas usaha tani.