HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MINERAL MIKRO (ZAT BESI DAN ZINC) DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SD NEGERI PABELAN 01 KOTA KARTASURA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak antara 6-14 tahun, merupakan siklus hidup manusia

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MINERAL MIKRO (ZAT BESI DAN ZINC) DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SD NEGERI PABELAN 01 KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS. Disusun Oleh :

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP N 5 KOTA MANADO

Keywords: Anemia, Social Economy

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

Melewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997;

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaian Program Studi Stara 1 pada JurusanIlmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII DAN IX DI SMP N 8 MANADO

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

PERBEDAAN KEBIASAAN MAKAN PAGI ANTARA ANAK ANEMIA DAN NON ANEMIA DI SD NEGERI BANYUANYAR III BANJARSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Tuti Rahmawati Prodi S1 Gizi, STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN KONSUMSI WESTERN FAST FOOD (FREKUENSI DAN SUMBANGAN ENERGI) DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA

PUBLIKASI KARYA ILMIAH HUBUNGAN KECUKUPAN ZAT GIZI MIKRO DENGAN STATUS GIZI ANAK DI SD NEGERI PABELAN 1 KARTASURA

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI PROTEIN LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN STATUS GIZI PELAJAR DI SMPN 1 KOKAP KULON PROGO YOGYAKARTA.

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier, S. 2004, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Arisman. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan yang perlu

Perbedaan Tingkat Kecukupan Karbohidrat dan Status Gizi (BB/TB) dengan Kejadian Bronkopneumonia

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI (Fe) DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KUDU 02 KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

GAMBARAN ANEMIA DAN INTELLIGENCE QUOTIENT (IQ) PADA SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN IMAM SYUHODO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dalam bahasa Inggris adolescence berasal dari bahasa. latinadolescere berati tumbuh menjadi dewasa. Menurut World Health

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

GAMBARAN REMAJA OBESITAS TENTANG PENGETAHUAN POLA MENU SEIMBANG DI SMPN 30 MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Anak sekolah yang kekurangan gizi disebabkan oleh kekurangan gizi pada

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI YAYASAN PONDOK PESANTREN HIDAYATULLAH MAKASSAR SULAWESI SELATAN TAHUN 2013

RADITYA WAHYUNINGSIH PUSPITASARI J310

ABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI SISWA-SISWI SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP KRISTEN TATELI KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN, AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 5 SLEMAN

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA

Pengetahuan Berhubungan dengan Konsumsi Tablet Fe Saat Menstruasi pada Remaja Putri di SMAN 2 Banguntapan Bantul

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

BAB I PENDAHULUAN. pendek atau stunting. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik berupa

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN TERHADAP OVERWEIGHT PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : NUR KHASANAH J

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

KECUKUPAN DAN STATUS GIZI SISWA SMU DHARMA PANCASILA MEDAN SERTA KAITANNYA DENGAN INDEKS PRESTASI

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

PENGARUH AKTIFITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA MURID

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RUDI SETIAWAN J

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN KEBIASAAN JAJAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SDN BANYUANYAR III SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DAN KEBIASAAN MAKAN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI ASRAMA SMA MTA SURAKARTA

HUBUNGAN JUMLAH ANGGOTA KELUARGA, PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

HUBUNGAN ASUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK DENGAN TEBAL LEMAK BAWAH KULIT PADA SISWI SMA N 6 YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MINERAL MIKRO (ZAT BESI DAN ZINC) DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SD NEGERI PABELAN KOTA KARTASURA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Oleh : SITI ROHMAH MAISYAROH J 3 9 53 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 24 i

HALAMAN PERSETUJUAN Judul Penelitian : Hubungan antara Asupan Mineral Mikro (Zat Besi dan Zinc) dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Siswa Sd Negeri Pabelan Kota Kartasura Nama Mahasiswa : Siti Rohmah Maisyaroh Nomor Induk Mahasiswa : J 3 9 53 Telah Dibaca dan Disetujui oleh pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada Tanggal 4 april 24 Menyetujui Surakarta, April 24 Pembimbing I Pembimbing II Dwi Sarbini, SST., M.Kes Wahyuni, SKM., M. Kes NIK. 747 NIK. 88 Mengetahui Ketua Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes., Ph.D. NIK. 744 ii

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MINERAL MIKRO (ZAT BESI DAN ZINC) DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SD NEGERI PABELAN KARTASURA Siti Rohmah Maisyaroh Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Lack of iron and zinc nutrition including problems of nutrition in Indonesia. If iron deficiency experienced by children in school will cause less blood (anemia). Zinc deficiency will bring changes in multiple organ systems such as the central nervous system, respiratory tract, reproductive system, and defense functions. Physical activity is also one of the factors that can affect the growth and development of children result in weight regulation also affects the nutritional status. To determine the Analyzing the relationship between the intake of micro minerals (iron and zinc) and physical activity and nutritional status at the Elementary School students Pabelan Kartasura. The research was an observational with cross-sectional method. Samples taken are student Class III, IV and V were 53 people with a total sampling technique. The results were analyzed by statistical tests Pearson product moment correlation. The results indicated that Students with normal nutritional status as much as 64.2%, the average iron intake was 88.7% in the low category, the average zinc intake of 8.% in the low category, and the average physical activity 83% in the moderate category. Based on the results of statistical tests there is no association between iron intake and nutritional status (p =.7), no correlation between zinc intake and nutritional status (p =.4), and there is a relationship between physical activity and nutritional status (p =.6). There was no significant association between iron intake and nutritional status, there is a correlation between zinc intake and physical activity and nutritional status in children at elementary students Pabelan Kartasura State. Keywords : Iron, Zinc, Physical Activity, Nutritional Status. Bibliography : 38 : 998-23 iii

PENDAHULUAN Usia sekolah anak antara 6-4 tahun, merupakan siklus hidup manusia yang dimulai sejak janin dalam kandungan sampai tua nanti. Menginjak usia 6 tahun anak sudah mulai menentukan pilihan makanannya sendiri, tidak seperti saat balita lagi yang sepenuhnya tergantung pada orang tua (Devi, 22). Gizi yang baik atau gizi buruk yang dialami seorang anak sekolah merupakan pilihan dalam menentukan kesehatan dan kecerdasan anak sekolah. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satunya yang sangat essensial adalah terpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi (Devi, 22). Kekurangan zat gizi besi dan zinc termasuk masalah gizi di Indonesia. Jika kekurangan zat besi dialami oleh anak sekolah maka akan menyebabkan kurang darah (anemia). Anemia defisiensi besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 6 juta manusia dan 36% diantaranya adalah anak sekolah (Arisman, 29). Defisiensi besi dan zinc sering terjadi pada populasi gizi kurang (Donald, 2). Terutama pada negara-negara berkembang dengan tingkat ekonomi masih lemah. Defisiensi besi berpengaruh pada pertumbuhan anak. Salah satu akibatnya adalah lemahnya peningkatan berat badan yang pada akhirnya akan mempengaruhi status gizinya (Lonnerdal, 998). Internationa Conference of Zinc and Human Health (2) memperkirakan sekitar 48% populasi dunia mempunyai resiko terjadi defisiensi zinc. Ada beberapa bukti yang nyata bahwa defisiensi zinc juga mempengaruhi perkembangan kognitif, motorik dan perilaku anak (Gibney, et al.,28). Aktivitas fisik penting bagi kesehatan anak-anak dan remaja untuk melakukan kegiatan seharihari. Aktivitas fisik juga mempunyai pengaruh dalam pengaturan berat badan (Salmon,dkk, 27). Golongan anak cenderung mempunyai banyak aktivitas diluar rumah, sehingga sering melupakan waktu makan. Kebutuhan energi golongan umur -2 tahun relatif lebih besar daripada golongan 7-9 tahun (Notoadmodjo, 23).

Hasil penelitian Reski (23) disimpulkan bahwa asupan mineral seperti zat besi dan zinc semua responden termasuk dalam kategori kurang jika dibandingkan dengan AKG. Terdapat hubungan antara asupan zinc dengan status gizi, sedangkan untuk zat besi tidak terdapat hubungan dengan status gizi. Hasil penelitian Sevanya (22) disimpulkan bahwa aktivitas fisik berhubungan dengan status gizi pada kelompok anak SMP. Survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan September tahun 23 di SD Negeri Pabelan kota Kartasura menunjukkan sebanyak 36 % memiliki status tidak normal yaitu siswa dalam kategori gemuk 8%, dalam kategori obesitas 8%, dalam kategori kurus 2% dan dalam kategori sangat kurus 2%, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara asupan mineral mikro (zat besi dan zinc) dan aktivitas fisik dengan status gizi pada siswa SD Negeri Pabelan kota Kartasura. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan mineral mikro (zat besi dan zinc) dan aktivitas fisik dengan status gizi pada siswa SD Negeri Pabelan kota Kartasura. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat observasional menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan September 23 sampai April 24. Populasi dari penelitian ini semua siswa kelas III, IV, dan V di SD Negeri Pabelan Kota Kartasura sebanyak 53 siswa. Subjek yang diteliti adalah siswa SD Negeri Pabelan Kota Kartasura yang memenuhi criteria inklusi siswa bersedia menjadi responden, aktif olahraga, dan kriteria eksklusi, siswa tersebut pindah, sakit saat pengambilan data. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Hasil uji kenormalan data dengan menggunakan uji Kolmogorof Smirnov, menunjukkan semua data berdistribusi normal 2

maka digunakan uji statistik Korelasi Pearson Product Moment. HASIL PENELITIAN A. Karaktersitik Subjek Subjek yang terlibat pada penelitian ini adalah siswa Kelas III, IV, dan V siswa SD N Pabelan Kota Kartasura.. Jenis Kelamin Karakteristik subjek berdasarkan Jenis Kelamin diketahui bahwa sebagian besar subjek berjenis kelamin perempuan 52,8% dari keseluruhan subjek dalam penelitian. 2. Umur dan IMT Karakteristik subjek berdasarkan Umur dalam penelitian ini berusia 8 sampai 4 tahun. Umur minimal subjek 8 tahun, umur maksimal subjek 3,6 tahun dengan rata-rata umur, ±,4 tahun. Pengukuran status gizi menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT). Nilai IMT minimal subjek,7 IMT maksimal subjek 26,7 dengan rata-rata IMT subjek yaitu 6,48 ± 3,2 (status gizi normal). Sebagian besar subjek penelitian memiliki nilai IMT dalam kategori normal sebesar 64,2% 3. Asupan Zat Besi Karakteristik subjek berdasarkan asupan zat besi dalam penelitian ini rata-rata 6,54 ± 3,37 mg. Sebagian besar subjek penelitian memiliki frekuensi asupan zat besi kategori kurang yaitu sebanyak 88,7%. 4. Asupan Zinc Karakteristik subjek berdasarkan asupan zinc dalam penelitian ini rata-rata 5,9 ± 2,36 mg. Sebagian besar subjek penelitian memiliki frekuensi asupan zinc kategori kurang yaitu sebanyak 8,%. 5. Aktivitas Fisik Karakteristik subjek berdasarkan masa kerja diketahui bahwa tenaga kerja wanita yang masa kerjanya rendah sebanyak (94,3 %) lebih banyak dibandingkan yang masa kerjanya sedang sebanyak (5,7 %). 3

Asupan Zat Besi Kurang Cukup Lebih B. ANALISIS HUBUNGAN. Hubungan antara Asupan Sangat kurus Zat Besi dengan Status Gizi Hasil analisis hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi dapat dilihat pada Tabel. Tabel Hubungan Antara Asupan Zat Besi dengan Status Gizi Status Gizi Jumlah P Kurus normal Lebih obes 7 4,9 2 3 66 3 6 6 2,8 3 6,4 2 47 5 Berdasarkan Tabel, diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki status gizi gemuk dengan zat besi kurang yaitu sebesar 2,8%, status gizi normal dengan asupan zat besi kurang yaitu sebesar 66,% dan status gizi kurus dengan asupan zat besi kurang yaitu sebesar 4,9%. Status gizi normal dan gemuk diperoleh bukan hanya dari asupan zat besi saja, tetapi dari asupan makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Zat gizi yang dibutuhkan anak adalah seluruh zat gizi,7 yang terdiri dari zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, lemak, serta zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral (Devi, 22). Berdasarkan hasil yang telah diuji diketahui bahwa p value sebesar,7 yang berarti tidak ada hubungan antara hubungan asupan zat besi dengan status gizi siswa pada SD N Pabelan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Reski (23) tentang hubungan asupan energi (karbohidrat, protein dan lemak) dan zat gizi (kalsium, zat besi, zinc, vitamin C, natrium dan magnesium) dengan status gizi diketahui bahwa tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi. 2. Hubungan antara Asupan Zinc dengan Status Gizi Hasil analisis hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi dapat dilihat pada Tabel 2. 4

Asupan Zat Zinc Kurang Cukup Sangat kurus 2,4 Tabel 2 Hubungan Antara Asupan Zat Zinc dengan Status Gizi Status Gizi Jumlah P Kurus normal Lebih obes 7 6,7,9 28 66,7 6 54,5 5,9,9 2, 4 3 27,3 42 Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki status gizi normal dengan asupan zinc kurang yaitu sebesar 66,7% status gizi gemuk dengan asupan kurang yaitu sebesar,9% dan status gizi kurus dengan asupan zinc kurang yaitu sebesar 6,7%. Status gizi normal dan gemuk diperoleh bukan hanya dari asupan zinc saja, tetapi dari asupan makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Zat gizi yang dibutuhkan anak adalah seluruh zat gizi yang terdiri dari zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, lemak, serta zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral (Devi, 22). Anak yang gizi buruk mengalami penurunan konsentrasi serum zinc dan,4 zinc yang rendah pada hati dan otot. Defisiensi zinc dapat mengganggu pertumbuhan anak menjadi gizi buruk dan meningkatkan risiko diare dan infeksi saluran nafas (Nasution, 24). Berdasarkan hasil yang telah diuji diketahui bahwa p value sebesar,4 yang berarti ada hubungan antara hubungan asupan zinc dengan status gizi siswa pada SD N Pabelan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Reski (23) tentang hubungan asupan energi (karbohidrat, protein dan lemak) dan zat gizi (kalsium, zat besi, zinc, vitamin C, natrium dan magnesium) dengan status gizi diketahui bahwa ada hubungan antara asupan zinc dengan status gizi. 3. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Hasil analisis hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi dapat dilihat pada Tabel 3. 5

Aktivitas Fisik Kurang Sedang Lebih Tabel 3 Hubungan Antara Asupan Zat Besi dengan Status Gizi Status Gizi Jumlah P Sangat kurus 4,3 Kurus normal Lebih obes 2 28,6 5,4 5 3 42,9 3 7,5 6 3,6 4,3 2 4,5 5 7 44 2 Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki status gizi normal dengan aktivitas fisik sedang yaitu sebesar 7,5% dan status gizi gemuk dengan aktivitas fisik sedang yaitu sebesar 3,6%. Berdasarkan hasil yang telah diuji diketahui bahwa p value sebesar,6 yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi siswa pada SD N Pabelan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sevanya (22) tentang hubungan aktivitas fisik dan screen time dengan status gizi diketahui bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi. sering Olahraga atau latihan diidentifikasikan,6 sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktivitas fisik yang teratur dalam jangka dan intensitas tertentu (Soeharto, 24). Aktivitas fisik penting bagi kesehatan anak-anak dan remaja untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Aktivitas fisik juga mempunyai pengaruh dalam pengaturan berat badan. Adanya peningkatan prevalensi kelebihan berat badan atau obesitas pada masa kanak-kanak, maka ada kebutuhan mendesak untuk melakukan aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi kejadian kelebihan berat badan dan obesitas (Salmon,dkk, 27). Perubahan gaya hidup mengakibatkan terjadinya perubahan pola makan masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, lemak dan kolesterol, dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik dapat menimbulkan masalah gizi lebih (Hidayati dkk, 2). 6

4. KETERBATASAN PENELITIAN Tidak dianalisis data pendukung seperti data sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, dan lingkungan subjek sehingga tidak diketahui pengaruh faktor lain terhadap status gizi. KESIMPULAN. Sebagian besar siswa SD N Pabelan Kartasura mempunyai status gizi normal yaitu 64,2%. 2. Rata-rata asupan zat besi subjek masuk dalam kategori kurang sebesar 88,7%. 3. Rata-rata asupan zinc subjek masuk dalam kategori kurang sebesar 8,%. 4. Rata-rata aktivitas fisik subjek masuk dalam kategori sedang cukup tinggi yaitu sebesar 83%. 5. Tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi. 6. Ada hubungan antara asupan zinc dengan status gizi. 7. Ada hubungan antara aktifitas fisik dengan status gizi. SARAN. Bagi Sekolah Untuk pihak sekolah dapat mengambil informasi dalam meningkatkan asupan mineral mikro (zat besi dan zinc) dan aktivitas fisik siswa melalui mata pelajaran dan memotivasi siswa untuk mengkonsumsi zatzat makanan yang mengandung gizi seimbang. 2. Bagi Penelitian Lanjut Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan faktor-faktor lain seperti data sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, dan lingkungan subjek. 7

DAFTAR PUSTAKA Adisapoetra. 25. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Status Kegemukan pada Kohort Anak Tahun 2 di Kota Bogor. Tesis Fakultas Masyarakat. UI Agoes, D., Poppy, M. 23. Mencegah dan M engatasi Kegemukan Pada Balita Puspa Suara Jakarta. Almatsier, S. 23. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.. 24. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.. 29. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Arisman, 24. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Penerbit Kedokteran EOC. Jakarta.. 2. Gizi Dalam daur Kehidupan. EGC. Jakarta Depkes R.I. 26. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan. Devi, N. 22. Gizi Anak Sekolah. Penerbit Buku Kompas. Jakarta. Donald A. Vitamins and minerals in pediatrics. In : Wharton B. Protein Energy Malnutrition. Nutrition and Child Health. London : Harcourt Publishers Limited; 2.p. 89-9. Gibney, M.J., dkk. 28. Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta. Hidayati, S., Irwan, R. dan Hidayat, B. 2. Obesitas pada Anak. (Online), (http://www.pediatrik.co m/buletin/62243652-48qwc.pdf, diakses 5 februari 22) Hutagalung, M. 29. Artikel Pendidikan : Karakteristik Siswa SD. http://xpresiriau.com. Diakses tanggal 2 juni 22. Johnson B, Nelson J. 24. Practical Measurements for Evaluation in Physical Education. Macmillan Publishing Company. New York Judarwanto, W. 26. Antipasi Pelaku Makan Anak Sekolah. Diakses Oktober 27. http// www.gizi.net Khomsan, A. 22. Pangan dan gizi untuk kesehatan. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kowalski KC, Crocker PRE, Donen RM. The Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ- C) and Adolescent (PAQ-A) Manual. [serial online] 24 [cited 23 March 24];5-7p. Available from: URL: HYPERLINK http://www.dapatoolkit.m rc.ac.uk/document/en/p AQ/PAQ_manual.pdf Kurnia, P dkk., 2. Efek Fortifikasi Fe dan Zn Pada Biskuit yang 8

Diolah Dari Kombinasi Tempe dan Bekatul Untuk Meningkatkan Kadar Albumin Anak Balita Kurang Gizi dan Anemia. Volume 5 Nomor 2 edisi oktober 2. Surakarta. [diakses pada Januari 23]. Lambert NJF, Aggoun Yacine, Marchand LM, Martin XE, Herrmann FR, Beghetti Maurice. Physical Activity Reduces Systemic Blood Pressure and Improves Early Markers of Atherosclerosis in Pre-Pubertal Obese Children. Journal of the American College of Cardiology 29; 54:25. Lesmana, Indra, dan Syahmirza. 2. Prinsip Dasar Cidera Olahraga. FIKFIS UIEO. Jakarta. Lonnerdal B. iron-zinc-cooper Interaction. Micronutrien Interaction : Impact on Child Health and Nutrition. Washington: The USAID/FAO: 998. P.3-. Moehji. 23. Ilmu Gizi 2. Papas Sinar Sinanti. Jakarta. Nasution E. Efek Suplementasi Zinc dan Besi Pada Pertumbuhan Anak. Sumatra Utara: Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatra Utara; 24. p. -5. Sarah salim halaman 2. Notoadmodjo, 23. Prinsipprinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat. Bineka Cipta. Jakarta. Piliang WG, Djojosoebagio Al Haj S. 26. Fisiologi Nutrisi Volume 2. Bogor: IPB Press. Poerwanto, H. (25). Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Pustaka Pelajar. Jogyakarta. Reski, A. 23. Hubungan Asupan Energi Dan Zat Gizi Dengan Status Gizi Santri Putri Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar Sulawesi Selatan Tahun 23. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin Makasar. Riskesdas. 2. Prevalensi Status Gizi Umur 6-5 Tahun (IMT/U). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan. Jakarta. Riyadi, H. 26. Gizi dan Kesehatan Keluarga. Jakarta : Universitas Terbuka. Salmon, J., Booth, M., Phongsavan, P., Murphy, N., Timperio, DA. 27. Promoting Physical Aktivity Participation among Children and Adolescents. Centre for Physical Activity and Nutrition Research, School of Exercise and Nutrition Sciences, 9

Deakin University, 22 Burwood Highway, Burwood, VIC 325. Australia. Santoso, SPJP. 27. Penatalaksanaan Awal Jantung Berdasarkan Paradigma Sehat. http://www.idi.or.id (2 Agustus 27). Sevanya, T. 22. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dan Screen Time Dengan Status Gizi Pada Siswa-Siswa Smp Kristen Eben Haezar 2 Manado. Program Pasca Sarjana Program Study Ilmu Kesehatan Masyarakat. Sharkey, Bryan.J. 23. Kebugaran dan Kesehatan. Cetakan pertama. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.. 2. Kebugaran dan Kesehatan. PT. Raja Grafindo, Jakarta. Sjostrom M et al. 25. Pengkajian Aktivitas Fisik. Jakarta. Soeharto, I. 24. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya Dengan Lemak dan Kolesterol. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Suharjo, 23. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta. Supariasa. 22. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta. U.S. Department of Health and Human Services. 25. The science of energy balance. http://science.education. nih.gov/supplements/nih 4/energy/guide/ infoenergy-balance.htm. [27 September 27]. Widyakarya Pangan dan Gizi. 24. Ketahanan Pangan dan Gizi. Jakarta. LIPI