HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MINERAL MIKRO (ZAT BESI DAN ZINC) DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SD NEGERI PABELAN KOTA KARTASURA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Oleh : SITI ROHMAH MAISYAROH J 3 9 53 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 24 i
HALAMAN PERSETUJUAN Judul Penelitian : Hubungan antara Asupan Mineral Mikro (Zat Besi dan Zinc) dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada Siswa Sd Negeri Pabelan Kota Kartasura Nama Mahasiswa : Siti Rohmah Maisyaroh Nomor Induk Mahasiswa : J 3 9 53 Telah Dibaca dan Disetujui oleh pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada Tanggal 4 april 24 Menyetujui Surakarta, April 24 Pembimbing I Pembimbing II Dwi Sarbini, SST., M.Kes Wahyuni, SKM., M. Kes NIK. 747 NIK. 88 Mengetahui Ketua Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes., Ph.D. NIK. 744 ii
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MINERAL MIKRO (ZAT BESI DAN ZINC) DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA SISWA SD NEGERI PABELAN KARTASURA Siti Rohmah Maisyaroh Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Lack of iron and zinc nutrition including problems of nutrition in Indonesia. If iron deficiency experienced by children in school will cause less blood (anemia). Zinc deficiency will bring changes in multiple organ systems such as the central nervous system, respiratory tract, reproductive system, and defense functions. Physical activity is also one of the factors that can affect the growth and development of children result in weight regulation also affects the nutritional status. To determine the Analyzing the relationship between the intake of micro minerals (iron and zinc) and physical activity and nutritional status at the Elementary School students Pabelan Kartasura. The research was an observational with cross-sectional method. Samples taken are student Class III, IV and V were 53 people with a total sampling technique. The results were analyzed by statistical tests Pearson product moment correlation. The results indicated that Students with normal nutritional status as much as 64.2%, the average iron intake was 88.7% in the low category, the average zinc intake of 8.% in the low category, and the average physical activity 83% in the moderate category. Based on the results of statistical tests there is no association between iron intake and nutritional status (p =.7), no correlation between zinc intake and nutritional status (p =.4), and there is a relationship between physical activity and nutritional status (p =.6). There was no significant association between iron intake and nutritional status, there is a correlation between zinc intake and physical activity and nutritional status in children at elementary students Pabelan Kartasura State. Keywords : Iron, Zinc, Physical Activity, Nutritional Status. Bibliography : 38 : 998-23 iii
PENDAHULUAN Usia sekolah anak antara 6-4 tahun, merupakan siklus hidup manusia yang dimulai sejak janin dalam kandungan sampai tua nanti. Menginjak usia 6 tahun anak sudah mulai menentukan pilihan makanannya sendiri, tidak seperti saat balita lagi yang sepenuhnya tergantung pada orang tua (Devi, 22). Gizi yang baik atau gizi buruk yang dialami seorang anak sekolah merupakan pilihan dalam menentukan kesehatan dan kecerdasan anak sekolah. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satunya yang sangat essensial adalah terpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi (Devi, 22). Kekurangan zat gizi besi dan zinc termasuk masalah gizi di Indonesia. Jika kekurangan zat besi dialami oleh anak sekolah maka akan menyebabkan kurang darah (anemia). Anemia defisiensi besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 6 juta manusia dan 36% diantaranya adalah anak sekolah (Arisman, 29). Defisiensi besi dan zinc sering terjadi pada populasi gizi kurang (Donald, 2). Terutama pada negara-negara berkembang dengan tingkat ekonomi masih lemah. Defisiensi besi berpengaruh pada pertumbuhan anak. Salah satu akibatnya adalah lemahnya peningkatan berat badan yang pada akhirnya akan mempengaruhi status gizinya (Lonnerdal, 998). Internationa Conference of Zinc and Human Health (2) memperkirakan sekitar 48% populasi dunia mempunyai resiko terjadi defisiensi zinc. Ada beberapa bukti yang nyata bahwa defisiensi zinc juga mempengaruhi perkembangan kognitif, motorik dan perilaku anak (Gibney, et al.,28). Aktivitas fisik penting bagi kesehatan anak-anak dan remaja untuk melakukan kegiatan seharihari. Aktivitas fisik juga mempunyai pengaruh dalam pengaturan berat badan (Salmon,dkk, 27). Golongan anak cenderung mempunyai banyak aktivitas diluar rumah, sehingga sering melupakan waktu makan. Kebutuhan energi golongan umur -2 tahun relatif lebih besar daripada golongan 7-9 tahun (Notoadmodjo, 23).
Hasil penelitian Reski (23) disimpulkan bahwa asupan mineral seperti zat besi dan zinc semua responden termasuk dalam kategori kurang jika dibandingkan dengan AKG. Terdapat hubungan antara asupan zinc dengan status gizi, sedangkan untuk zat besi tidak terdapat hubungan dengan status gizi. Hasil penelitian Sevanya (22) disimpulkan bahwa aktivitas fisik berhubungan dengan status gizi pada kelompok anak SMP. Survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan September tahun 23 di SD Negeri Pabelan kota Kartasura menunjukkan sebanyak 36 % memiliki status tidak normal yaitu siswa dalam kategori gemuk 8%, dalam kategori obesitas 8%, dalam kategori kurus 2% dan dalam kategori sangat kurus 2%, oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara asupan mineral mikro (zat besi dan zinc) dan aktivitas fisik dengan status gizi pada siswa SD Negeri Pabelan kota Kartasura. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan mineral mikro (zat besi dan zinc) dan aktivitas fisik dengan status gizi pada siswa SD Negeri Pabelan kota Kartasura. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat observasional menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan September 23 sampai April 24. Populasi dari penelitian ini semua siswa kelas III, IV, dan V di SD Negeri Pabelan Kota Kartasura sebanyak 53 siswa. Subjek yang diteliti adalah siswa SD Negeri Pabelan Kota Kartasura yang memenuhi criteria inklusi siswa bersedia menjadi responden, aktif olahraga, dan kriteria eksklusi, siswa tersebut pindah, sakit saat pengambilan data. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Hasil uji kenormalan data dengan menggunakan uji Kolmogorof Smirnov, menunjukkan semua data berdistribusi normal 2
maka digunakan uji statistik Korelasi Pearson Product Moment. HASIL PENELITIAN A. Karaktersitik Subjek Subjek yang terlibat pada penelitian ini adalah siswa Kelas III, IV, dan V siswa SD N Pabelan Kota Kartasura.. Jenis Kelamin Karakteristik subjek berdasarkan Jenis Kelamin diketahui bahwa sebagian besar subjek berjenis kelamin perempuan 52,8% dari keseluruhan subjek dalam penelitian. 2. Umur dan IMT Karakteristik subjek berdasarkan Umur dalam penelitian ini berusia 8 sampai 4 tahun. Umur minimal subjek 8 tahun, umur maksimal subjek 3,6 tahun dengan rata-rata umur, ±,4 tahun. Pengukuran status gizi menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT). Nilai IMT minimal subjek,7 IMT maksimal subjek 26,7 dengan rata-rata IMT subjek yaitu 6,48 ± 3,2 (status gizi normal). Sebagian besar subjek penelitian memiliki nilai IMT dalam kategori normal sebesar 64,2% 3. Asupan Zat Besi Karakteristik subjek berdasarkan asupan zat besi dalam penelitian ini rata-rata 6,54 ± 3,37 mg. Sebagian besar subjek penelitian memiliki frekuensi asupan zat besi kategori kurang yaitu sebanyak 88,7%. 4. Asupan Zinc Karakteristik subjek berdasarkan asupan zinc dalam penelitian ini rata-rata 5,9 ± 2,36 mg. Sebagian besar subjek penelitian memiliki frekuensi asupan zinc kategori kurang yaitu sebanyak 8,%. 5. Aktivitas Fisik Karakteristik subjek berdasarkan masa kerja diketahui bahwa tenaga kerja wanita yang masa kerjanya rendah sebanyak (94,3 %) lebih banyak dibandingkan yang masa kerjanya sedang sebanyak (5,7 %). 3
Asupan Zat Besi Kurang Cukup Lebih B. ANALISIS HUBUNGAN. Hubungan antara Asupan Sangat kurus Zat Besi dengan Status Gizi Hasil analisis hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi dapat dilihat pada Tabel. Tabel Hubungan Antara Asupan Zat Besi dengan Status Gizi Status Gizi Jumlah P Kurus normal Lebih obes 7 4,9 2 3 66 3 6 6 2,8 3 6,4 2 47 5 Berdasarkan Tabel, diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki status gizi gemuk dengan zat besi kurang yaitu sebesar 2,8%, status gizi normal dengan asupan zat besi kurang yaitu sebesar 66,% dan status gizi kurus dengan asupan zat besi kurang yaitu sebesar 4,9%. Status gizi normal dan gemuk diperoleh bukan hanya dari asupan zat besi saja, tetapi dari asupan makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Zat gizi yang dibutuhkan anak adalah seluruh zat gizi,7 yang terdiri dari zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, lemak, serta zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral (Devi, 22). Berdasarkan hasil yang telah diuji diketahui bahwa p value sebesar,7 yang berarti tidak ada hubungan antara hubungan asupan zat besi dengan status gizi siswa pada SD N Pabelan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Reski (23) tentang hubungan asupan energi (karbohidrat, protein dan lemak) dan zat gizi (kalsium, zat besi, zinc, vitamin C, natrium dan magnesium) dengan status gizi diketahui bahwa tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi. 2. Hubungan antara Asupan Zinc dengan Status Gizi Hasil analisis hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi dapat dilihat pada Tabel 2. 4
Asupan Zat Zinc Kurang Cukup Sangat kurus 2,4 Tabel 2 Hubungan Antara Asupan Zat Zinc dengan Status Gizi Status Gizi Jumlah P Kurus normal Lebih obes 7 6,7,9 28 66,7 6 54,5 5,9,9 2, 4 3 27,3 42 Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki status gizi normal dengan asupan zinc kurang yaitu sebesar 66,7% status gizi gemuk dengan asupan kurang yaitu sebesar,9% dan status gizi kurus dengan asupan zinc kurang yaitu sebesar 6,7%. Status gizi normal dan gemuk diperoleh bukan hanya dari asupan zinc saja, tetapi dari asupan makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Zat gizi yang dibutuhkan anak adalah seluruh zat gizi yang terdiri dari zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, lemak, serta zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral (Devi, 22). Anak yang gizi buruk mengalami penurunan konsentrasi serum zinc dan,4 zinc yang rendah pada hati dan otot. Defisiensi zinc dapat mengganggu pertumbuhan anak menjadi gizi buruk dan meningkatkan risiko diare dan infeksi saluran nafas (Nasution, 24). Berdasarkan hasil yang telah diuji diketahui bahwa p value sebesar,4 yang berarti ada hubungan antara hubungan asupan zinc dengan status gizi siswa pada SD N Pabelan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Reski (23) tentang hubungan asupan energi (karbohidrat, protein dan lemak) dan zat gizi (kalsium, zat besi, zinc, vitamin C, natrium dan magnesium) dengan status gizi diketahui bahwa ada hubungan antara asupan zinc dengan status gizi. 3. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Hasil analisis hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi dapat dilihat pada Tabel 3. 5
Aktivitas Fisik Kurang Sedang Lebih Tabel 3 Hubungan Antara Asupan Zat Besi dengan Status Gizi Status Gizi Jumlah P Sangat kurus 4,3 Kurus normal Lebih obes 2 28,6 5,4 5 3 42,9 3 7,5 6 3,6 4,3 2 4,5 5 7 44 2 Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki status gizi normal dengan aktivitas fisik sedang yaitu sebesar 7,5% dan status gizi gemuk dengan aktivitas fisik sedang yaitu sebesar 3,6%. Berdasarkan hasil yang telah diuji diketahui bahwa p value sebesar,6 yang berarti ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi siswa pada SD N Pabelan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sevanya (22) tentang hubungan aktivitas fisik dan screen time dengan status gizi diketahui bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi. sering Olahraga atau latihan diidentifikasikan,6 sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktivitas fisik yang teratur dalam jangka dan intensitas tertentu (Soeharto, 24). Aktivitas fisik penting bagi kesehatan anak-anak dan remaja untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Aktivitas fisik juga mempunyai pengaruh dalam pengaturan berat badan. Adanya peningkatan prevalensi kelebihan berat badan atau obesitas pada masa kanak-kanak, maka ada kebutuhan mendesak untuk melakukan aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari untuk mengurangi kejadian kelebihan berat badan dan obesitas (Salmon,dkk, 27). Perubahan gaya hidup mengakibatkan terjadinya perubahan pola makan masyarakat yang merujuk pada pola makan tinggi kalori, lemak dan kolesterol, dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik dapat menimbulkan masalah gizi lebih (Hidayati dkk, 2). 6
4. KETERBATASAN PENELITIAN Tidak dianalisis data pendukung seperti data sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, dan lingkungan subjek sehingga tidak diketahui pengaruh faktor lain terhadap status gizi. KESIMPULAN. Sebagian besar siswa SD N Pabelan Kartasura mempunyai status gizi normal yaitu 64,2%. 2. Rata-rata asupan zat besi subjek masuk dalam kategori kurang sebesar 88,7%. 3. Rata-rata asupan zinc subjek masuk dalam kategori kurang sebesar 8,%. 4. Rata-rata aktivitas fisik subjek masuk dalam kategori sedang cukup tinggi yaitu sebesar 83%. 5. Tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan status gizi. 6. Ada hubungan antara asupan zinc dengan status gizi. 7. Ada hubungan antara aktifitas fisik dengan status gizi. SARAN. Bagi Sekolah Untuk pihak sekolah dapat mengambil informasi dalam meningkatkan asupan mineral mikro (zat besi dan zinc) dan aktivitas fisik siswa melalui mata pelajaran dan memotivasi siswa untuk mengkonsumsi zatzat makanan yang mengandung gizi seimbang. 2. Bagi Penelitian Lanjut Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan faktor-faktor lain seperti data sosial ekonomi keluarga, pendidikan orang tua, dan lingkungan subjek. 7
DAFTAR PUSTAKA Adisapoetra. 25. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Status Kegemukan pada Kohort Anak Tahun 2 di Kota Bogor. Tesis Fakultas Masyarakat. UI Agoes, D., Poppy, M. 23. Mencegah dan M engatasi Kegemukan Pada Balita Puspa Suara Jakarta. Almatsier, S. 23. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.. 24. Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.. 29. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Arisman, 24. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Penerbit Kedokteran EOC. Jakarta.. 2. Gizi Dalam daur Kehidupan. EGC. Jakarta Depkes R.I. 26. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan. Devi, N. 22. Gizi Anak Sekolah. Penerbit Buku Kompas. Jakarta. Donald A. Vitamins and minerals in pediatrics. In : Wharton B. Protein Energy Malnutrition. Nutrition and Child Health. London : Harcourt Publishers Limited; 2.p. 89-9. Gibney, M.J., dkk. 28. Gizi Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta. Hidayati, S., Irwan, R. dan Hidayat, B. 2. Obesitas pada Anak. (Online), (http://www.pediatrik.co m/buletin/62243652-48qwc.pdf, diakses 5 februari 22) Hutagalung, M. 29. Artikel Pendidikan : Karakteristik Siswa SD. http://xpresiriau.com. Diakses tanggal 2 juni 22. Johnson B, Nelson J. 24. Practical Measurements for Evaluation in Physical Education. Macmillan Publishing Company. New York Judarwanto, W. 26. Antipasi Pelaku Makan Anak Sekolah. Diakses Oktober 27. http// www.gizi.net Khomsan, A. 22. Pangan dan gizi untuk kesehatan. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kowalski KC, Crocker PRE, Donen RM. The Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ- C) and Adolescent (PAQ-A) Manual. [serial online] 24 [cited 23 March 24];5-7p. Available from: URL: HYPERLINK http://www.dapatoolkit.m rc.ac.uk/document/en/p AQ/PAQ_manual.pdf Kurnia, P dkk., 2. Efek Fortifikasi Fe dan Zn Pada Biskuit yang 8
Diolah Dari Kombinasi Tempe dan Bekatul Untuk Meningkatkan Kadar Albumin Anak Balita Kurang Gizi dan Anemia. Volume 5 Nomor 2 edisi oktober 2. Surakarta. [diakses pada Januari 23]. Lambert NJF, Aggoun Yacine, Marchand LM, Martin XE, Herrmann FR, Beghetti Maurice. Physical Activity Reduces Systemic Blood Pressure and Improves Early Markers of Atherosclerosis in Pre-Pubertal Obese Children. Journal of the American College of Cardiology 29; 54:25. Lesmana, Indra, dan Syahmirza. 2. Prinsip Dasar Cidera Olahraga. FIKFIS UIEO. Jakarta. Lonnerdal B. iron-zinc-cooper Interaction. Micronutrien Interaction : Impact on Child Health and Nutrition. Washington: The USAID/FAO: 998. P.3-. Moehji. 23. Ilmu Gizi 2. Papas Sinar Sinanti. Jakarta. Nasution E. Efek Suplementasi Zinc dan Besi Pada Pertumbuhan Anak. Sumatra Utara: Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatra Utara; 24. p. -5. Sarah salim halaman 2. Notoadmodjo, 23. Prinsipprinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat. Bineka Cipta. Jakarta. Piliang WG, Djojosoebagio Al Haj S. 26. Fisiologi Nutrisi Volume 2. Bogor: IPB Press. Poerwanto, H. (25). Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Pustaka Pelajar. Jogyakarta. Reski, A. 23. Hubungan Asupan Energi Dan Zat Gizi Dengan Status Gizi Santri Putri Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makassar Sulawesi Selatan Tahun 23. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin Makasar. Riskesdas. 2. Prevalensi Status Gizi Umur 6-5 Tahun (IMT/U). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan. Jakarta. Riyadi, H. 26. Gizi dan Kesehatan Keluarga. Jakarta : Universitas Terbuka. Salmon, J., Booth, M., Phongsavan, P., Murphy, N., Timperio, DA. 27. Promoting Physical Aktivity Participation among Children and Adolescents. Centre for Physical Activity and Nutrition Research, School of Exercise and Nutrition Sciences, 9
Deakin University, 22 Burwood Highway, Burwood, VIC 325. Australia. Santoso, SPJP. 27. Penatalaksanaan Awal Jantung Berdasarkan Paradigma Sehat. http://www.idi.or.id (2 Agustus 27). Sevanya, T. 22. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dan Screen Time Dengan Status Gizi Pada Siswa-Siswa Smp Kristen Eben Haezar 2 Manado. Program Pasca Sarjana Program Study Ilmu Kesehatan Masyarakat. Sharkey, Bryan.J. 23. Kebugaran dan Kesehatan. Cetakan pertama. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.. 2. Kebugaran dan Kesehatan. PT. Raja Grafindo, Jakarta. Sjostrom M et al. 25. Pengkajian Aktivitas Fisik. Jakarta. Soeharto, I. 24. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya Dengan Lemak dan Kolesterol. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Suharjo, 23. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta. Supariasa. 22. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta. U.S. Department of Health and Human Services. 25. The science of energy balance. http://science.education. nih.gov/supplements/nih 4/energy/guide/ infoenergy-balance.htm. [27 September 27]. Widyakarya Pangan dan Gizi. 24. Ketahanan Pangan dan Gizi. Jakarta. LIPI