BAB I PENDAHULUAN. kehidupan mental penuturnya. Kehidupan mental bangsa Indonesia yang telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

BAB I PENDAHULUAN. Ciri-ciri surat kabar menurut Effendy (2000: ) yakni publisitas yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa adalah media atau medium, saluran, sarana, atau alat yang

BAB I PENDAHULUAN. bantuan orang lain dan harus menjalin kerja sama satu sama lain untuk

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Komunikasi dilakukan dengan tujuan untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Sarana yang paling utama untuk berkomunikasi adalah bahasa. disampaikan pada anggota masyarakat lain.

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. dengan petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan dan konsep-konsep, baik

VARIASI MAKNA PADA TERJEMAHAN SURAT AL-MURSALAT

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

BAB I PENDAHULUAN. (KBBI:2005). Sebagai kitab suci, Alquran terjamin akan. sebagaimana yang terdapat di dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat kedua

Naskah Publikasi. 2013

BAB I PENDAHULUAN. dipahami, sehingga terjadi integrasi antarsesama. manusia, bahasa juga digunakan oleh Allah Swt. untuk menyampaikan ajaran-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini telah banyak beredar teks terjemahan Alquran dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan segala aktivitas hidup manusia. Seperti penelitian, penyuluhan,

ANALISIS PEMAKAIAN DISFEMIA PADA RUBRIK OPINI SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI BULAN JUNI 2010 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

PEMAKAIAN DISFEMIA PADA OPINI POLITIK.COM DI INTERNET

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia, maka

BAB I PENDAHULUAN. orang yang tidak hadir dalam tempat terjadinya pembicaraan. Dalam hal kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sering kali dalam berkomunikasi atau membahas masalah bahasa, ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan peradaban dan kebudayaan serta satuan lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Eufemisme berupa ungkapan-ungkapan yang tidak menyinggung perasaan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

BAB I PENDAHULUAN. menanyakan sesuatu, mengekspresikan diri, dan mempengaruhi orang lain. penting bagi manusia untuk berinteraksi dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. pembaca atau penulis harus menggunakan kalimat secara baik pula. Kalimat

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian

ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN PERUBAHAN MAKNA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT PERIODE BULAN OKTOBER 2013 s.d. BULAN JANUARI 2014

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

ANALISIS KOHESI LEKSIKAL SINONIMI PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAH AN-NAHL

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT AS-SAJDAH

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lisan, misalnya bahasa dalam khotbah, bahasa dalam pidato, dan bahasa. dalam karangan siswa, bahasa terjemahan Al Qur an.

STRUKTUR FUNGSIONAL DAN RAGAM KALIMAT PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL QALAM

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia. Adanya komunikasi mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan oleh Dwikustanti (2010) yang berjudul Sarkasme pada Wacana Spanduk

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

Poli=lebih dari satu Dalam bahasa Arab dikenal - tunggal - dual - jamak disebut poli, tetapi konsep di dalam bahasa Indonesia poli berarti lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Giovanni (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap kata dalam bahasa yang diucapkan mengandung makna atau arti. Salah

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

DOA IBUBAPA PADA ANAK

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. diterima Nabi Muhammad dengan perantaraan malaikat Jibril, sebagai petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penulisan di media massa, baik cetak maupun elektronik. Perubahan makna kasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tidak hanya dalam hal kuantitas, tetapi juga kualitas. Berbicara mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan dan fungsi yang mendasar. Dengan bahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi penting bagi manusia. Bahasa dapat

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu. memahami, mengamalkan dan mengajarkan kitab suci Al-Qur an kepada

Pembaharuan. Bagian II

BAB II PENGERTIAN ALQURAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota


BAB I PENDAHULUAN. Arab. Keindahan bahasa, susunan kata-kata, serta maknanya menjadi perhatian

Allah Telah Memudahkan Alquran Untuk Dipelajari

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Mutiara Islahul Qulub 3

BAB II LANDASAN TEORI. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota

FILSAFAT BAHASA: KATA DAN PERBUATAN OLEH ZULKIFLI LUBIS, S.Pd.,M.Pd. GURU BAHASA INDONESIA SMAN I PEKANBARU

Level 3 Pelajaran 1 ALIRAN ILAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

lagi. Allah tidak akan mengampuni pelakunya dan Allah pasti akan

STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA KELAS VIII ANTARA YANG BERASAL DARI MI DAN YANG BERASAL DARI SD DI MTs YAKTI TEGALREJO MAGELANG

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT AS-SAJDAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam

BAB II KAJIAN TEORI. yang menjadikan bahasa sebagai upaya yang sangat kreatif.

Pembaharuan.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah bahasa Indonesia telah melewati tahap-tahap pertumbuhan dan pengukuhan. Kini, bahasa Indonesia telah berada pada tahap pengembangan dan pembinaan. Perkembangan bahasa beriringan dengan perubahan kehidupan mental penuturnya. Kehidupan mental bangsa Indonesia yang telah melewati masa kolonial kearah kehidupan pergerakan yang dilanjutkan dengan kehidupan pergerakan menuju kehidupan merdeka. Khusus dalam bahasa, kosakata serapan telah banyak memasuki kosakata bahasa Indonesia. Akibatnya, orang Indonesia terpanggil untuk mencari makna kata-kata tersebut (Pateda, 2001: 19-20). Saat ini walaupun bahasa Indonesia sudah berfungsi sesuai dengan kedudukan dan fungsinya, kemampuannya dalam berbagai aspek kehidupan masih belum mencapai tingkat yang maksimal. Terlepas dari kemampuan penuturnya, secara materi bahasa Indonesia masih memiliki kekurangan yang dapat diamati dalam aspek tata bunyi, tata kata, tata kalimat, tata maknanya dan peristilahannya. Dengan meluasnya bahasa menyebabkan makna sebuah kata mengalami pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh akan memungkinkan penutur atau peneliti bahasa mengenali hubungan makna yang baru dengan makna primernya. Sebaliknya, pergeseran makna yang sudah demikian jauh mengakibatkan sulitnya pengidentifikasian makna yang 1

2 baru dengan makna primernya sehingga tidak menutup kemungkinan katakata berpolisemi itu akan menjadi pasangan berhomonim. Misalnya, kata air menurut KBBi (2007: 145) akan memiliki makna bersifat tak kental, dan dapat dituang. Makna tidak hanya mengalami perluasan, tetapi makna juga mengalami penyempitan, penghalusan, dan pengasaran. Dalam penelitian ini akan menekankan makna yang mengalami perubahan secara penghalusan (eufemia) dan pengasaran (disfemia). Makna yang mengalami perubahan secara halus yaitu kata-kata atau bentuk-bentuk yang dianggap memiliki makna yang lebih halus, atau lebih sopan daripada yang akan digantikan. Misalnya, kata penjara atau bui diganti dengan kata lembaga kemasyarakatan. Sedangkan pengasaran yaitu usaha untuk mengganti kata yang maknanya halus atau bermakna biasa dengan kata yang maknanya kasar. Misalnya, kata menggondol biasanya dipakai untuk binatang, Kata menggondol diganti dengan kata mencuri. Kata mencuri adalah suatu tindak kejahatan yang dapat diancam dengan hukuman penjara. Disfemia digunakan untuk merendahkan atau mengungkapkan penghinaan, untuk menunjukkan rasa tidak suka, juga tidak setujuan terhadap seseorang atau sesuatu, untuk memperkuat atau mempertajam penghinaan, dan untuk memberikan penggambaran yang negatif tentang lawan politik, baik pandangan, sikap, maupun prestasinya, untuk mengungkapkan kemarahan dan kejengkelan, serta untuk mengumpat atau menunjukkan kekuasaan (Heti, 1997: 392-400).

3 Hakikat pemakaian disfemia di terjemahan Alquran adalah upaya menggantikan kata atau bentuk lain yang bernilai rasa positif atau netral dengan kata yang lain dan yang dinilai kasar. Alwi (2001:62) menyatakan bahwa pemakaian disfemia merupakan wujud keberbahasaan dan ketajaman kata. Selain itu, disfemia digunakan orang untuk menghujat atau menegaskan makna. Misalnya, Jika seseorang berkata Bangsat! Kita mempunyai pengertian bahwa orang yang dimaksudkan atau yang dimaki pantas untuk disebut bangsat. Hal ini muncul dari pengalaman orang yang mengujarkan urutan kata tadi, misalnya pekerjaan si bangsat tadi tidak baik, selalu terlambat, suka mengganggu, kotor, malas. Untuk itu nia memperoleh hadiah berupa makian dalam bentuk kalimat Bangsat engkau!. Akan tetapi, jika kalimat Bangsat engkau! Kita katakan kepada orang yang menurut perasaannya tidak bersalah pasti telinga orang yang mendengar kalimat itu akan merah karena ia merasa tersinggung. Alquran adalah kitap suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Dengan melalui malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia (KBBi, 2007 : 32). Misalnya, Sesungguhnya orangorang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak akan beriman. Kata kafir kurang sesuai digunakan karena kata tersebut dinilai kasar (Disfemia). Kata untuk menggantikannya ialah tidak percaya kepada Allah, Rasul-Nya, dan hari kiamat.

4 B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini mengarah pada upaya untuk mendeskripsikan bentuk disfemia (kasar), nilai rasa yang terkandung di dalamnya, dan hubungan antara nilai rasa disfemia dengan isi surat dalam terjemahan Alquran surah Al-Baqarah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana pemakaian disfemia pada terjemahan Alquran surah Al- Baqarah? 2. Bagaimana nilai rasa yang terkandung dalam pemakaian disfemia pada terjemahan Alquran surah Al-Baqarah? 3. Bagaimana hubungan antara nilai rasa pemakaian disfemia dengan isi surat pada terjemahan Alquran surah Al-Baqarah? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini meliputi. 1. Mendeskripsikan pemakaian disfemia pada terjemahan Alquran surah Al- Baqarah. 2. Mengidentifikasi nilai rasa yang terkandung dalam pemakaian disfemia pada terjemahan Alquran surah Al-Baqarah. 3. Mendeskripsikan hubungan nilai rasa pemakaian disfemia dengan isi surat pada terjemahan Alquran.

5 E. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat Teoretis a. Memperkaya hasil penelitian tentang pemakaian disfemia. b. Memperkaya dalam ilmu pengetahuan dalam bidang semantik. 2. Manfaat Praktis a. Diharapkan memberikan pengetahuan terhadap pembaca tentang pemakaian disfemia dan nilai rasa yang terkandung pada terjemahan Alquran surah Al- Baqarah. b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam menafsirkan makna yang terkandung dalam pemakaian disfemia. F. Sistematika Penelitian Sistematika adalah cara penyajian yang mengacu pada aturan yang sistematis. Sitematika sangat penting dalam menuliskan laporan karena memberikan gambaran mengenai langkah-langkah sekaligus permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. Adapun sistematika penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, dan Sistematika Penelitian. Bab II Landasan Teori meliputi Tinjauan Pustaka, Landasan Teori: Hakikat Semantik, Hakikat Disfemia, Nilai Rasa Disfemia, Hubungan Nilai Rasa dengan Disfemia, Hakikat Alquran, dan Kerangka Berpikir. Bab III Metode

6 Penelitian meliputi Pendekatan dan Strategi Penelitian, Objek Penelitian, Data dan Sumber Data Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Keabsahan Data, Teknik Analisis Data, dan Teknik Penyajian Analisis Data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi Deskripsi Data Hasil dan Pembahsan, Analisis Bentuk Disfemia pada Terjemahan Alquran Surah Al-Baqarah, Hubungan antara Nilai Rasa Pemakaian Disfemia dengan Isi Surat pada Terjemahan Alquran Surah Al-Baqarah, Pembahasan. Bab V Penutup meliputi Simpulan dan Saran. Daftar Pustaka.