BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2007 TANGGAL 17 APRIL 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

IDENTITAS RESPONDEN (Kepala Sekolah) Jenis Kelamin :.. Alamat Sekolah :.. Pendidikan terakhir :..

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

Penilaian potensi kepemimpinan. kepala sekolah. Suryanto Kepala Lembaga Pengembangan pembelajaran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mengembangkan sekolah tidak terlepas dari adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin yang

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Unit usaha dan unit produksi merupakan bagian dari kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi yang baik dalam lembaga secara umum terutama lembaga

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan setiap peluang untuk sukses. Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada dasarnya merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

ANGKET UNTUK KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik penilaian yang sesuai. Desain organisasi PAUD didalamnya terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB V PENUTUP. Islamic School) Kota Pekanbaru, belum sepenuhnya berorientasi pada manajemen

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetensi manajerial, dimensi kompetensi kewirausahaan, dimensi kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. merata yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran. Untuk mengurangi

PERATURAN BUPATI KUNINGAN Nomor : 47 TAHUM 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. antara lain melalui pengembangan kemampuan kepala sekolah. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa untuk memajukan sekolah dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

PERAN PENGELOLA TK DALAM MEMFASILITASI PROSES PEMBELAJARAN DI TK MELATI INDAH DESA ILOHELUMA KECAMATAN TILONGKABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN KONSEPSI DASAR KEWIRAUSAHAAN. 02Fakultas FASILKOM. Program Studi SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sebuah perusahaan dapat menjadi sukses dalam waktu jangka

Pendidikan merupakan bagian terpenting untuk setiap individu dengan adanya pembimbing dan yang dibimbing guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bermutu. Karwati (2013:47) ada tiga pilar fungsi sekolah

INSTRUMEN PEMETAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam bahasa aslinya yakni skhole, scola, scholae atau schola

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. Keunggulan pendidikan bukan terletak, pada kurikulum dan proses

PENDALAMAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN MELALUI PRAKTEK INDUSTRI BOGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki tugas tersendiri dalam

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : SITI ANA MISROKHAH A

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara untuk menjadi negara maju, bermartabat, dan sejahtera. Upaya

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

REKOMENDASI DAN RENCANA IMPLEMENTASI

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2015 SERI E.7

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan anak, pendidikan di Taman kanak-kanak memegang peranan yang sangat penting. Alasan pendidikan di taman kanak-kanak: (1) memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut; (2) menyediakan dan memberikan program-program pendidikan dini bagi anak usia dini yang sesuai dengan taraf perkembangannya; dan (3) membantu dalam mengenal dan memahami lingkungan sehingga anak mampu menyesuaikan diri. Sesuai Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional psal 1 ayat 4 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya bimbingan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pembinaan, rangsangan, pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan sekolah dasar (Dediknas, USPN, 2004: 4). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar PAUD pasal 1 angka 1 bahwa standar Pendidikan Usia 1

Dini meliputi pendidikan formal dan non formal yang terdiri atas: (1) Standar tingkat pencapaian perkembangan; (2) Standar pendidik dan tenaga kependidikan; (3) Standar isi, proses dan penilaian; (4) Standar sarana prasarna, pengelolaan dan pembiayaan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, bahwa seorang kepala sekolah pada lembaga pendidikan usia dini pada jalur formal harus memiliki kualifikasi akademik minimal Diploma IV atau Sarjana (S1) Pendidikan Anak Usia Dini. Sebagai pemimpin, seorang kepala sekolah Taman Kanak-Kanak bertanggung jawab dalam menggerakkan dan mengarahkan kinerja dari para gurunya. Sekolah harus mampu mengoperasikan segala kegiatan di sekolah dengan kemampuannya sendiri. Apalagi di Taman Kanak Kanak yang sebagian besar masih dikelola oleh yayasan desa dan yayasan sosial kemasyarakatan. Sekolah memiliki otonomi luas sehingga dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan. Kemampuan kepala sekolah yang berjiwa wirausaha dalam berinovasi sangat menentukan keberhasilan sekolah yang dipimpinnya karena kepala sekolah tersebut mampu menyikapi kebutuhan, keinginan dan harapan masyarakat akan jasa pendidikan bagi anak-anaknya. 2

Kewirausahaan di sini dalam makna untuk kepentingan pendidikan yang bersifat sosial bukan untuk kepentingan komersiil. Kewirausahaan dalam bidang pendidikan yang diambil adalah karakteristiknya (sifatnya) seperti inovatif, bekerja keras, motivasi yang kuat, pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik, dan memiliki naluri kewirausahaan; bukan mengkomersilkan sekolah. Semua karakteristik tersebut bermanfaat bagi kepala sekolah dalam mengembangkan sekolah, mencapai keberhasilan sekolah, melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin, menghadapi kendala sekolah, dan mengelola kegiatan sekolah sebagai sumber belajar siswa (Depdiknas 2009). Sunyoto dan Wahyuningsih (2009) memberikan beberapa definisi tentang kewirausahaan: (1) kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan; (2) kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan; (3) kewirausahaan juga diartikan sebagai suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain; (4) kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan. Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dan berani mengambl 3

risiko dan mendapatkan keuntungan. Kewirausahaan menyangkut tiga perilaku yaitu: (a) kreatif; (b) komitme (motivasi tinggi dan penuh tanggung jawab); dan (c) berani mengambil risiko dan kegagalan (Depdiknas 2009). Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (2009) kewirausahaan dalam pendidikan merupakan kerja keras yang terus menerus yang dilakukan pihak sekolah terutama kepala sekolah dalam mengupayakan sekolahnya menjadi sekolah yang bermutu, Danupranata (2009) menyatakan kompetensi adalah seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlakukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Kemampuan atau kompetensi tersebut sangatlah penting guna peningkatan kualitas mutu sekolah yang pada akhirnya dapat menghasilkan lulusan yang diinginkan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, bahwa seorang Kepala Sekolah harus memiliki lima dimensi kompetensi di antaranya kepribadian, manajerial, kewirausahaan, kepemimpinan, dan sosial. Secara rinci kemampuan atau kinerja kepala sekolah yang mendukung terhadap perwujudan kompetensi kewirausahaan ini, di antaranya mencakup: 4

(a) menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah; (b) bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif; (c) memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanak tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah; (d) pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/ madrasah; (e) memilki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik (Aqib 2008). Kewirausahaan menjadi kebutuhan mendesak untuk segera melingkupi kehidupan kerja kepala sekolah (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia 2009), alasannya: (a) saat ini semakin tumbuh dan berkembang pesaing-pesaing sekolah Taman Kanak Kanak, terutama sekolah yang telah memiliki beberapa keunggulan, antara lain sistem pendidikan (kurikulum) yang terpadu, suasana pendidikan yang informal, sistem belajar sehari penuh (full-day system) dan menyenangkan, sarana belajar yang lengkap, pola evaluasi dilengkapi dengan portofolio, profesionalitas guru yang handal, sarana/ prasana dan fasilitas pendidikan yang mencukupi; (b) ketidakpercayaan atas metode-metode tradisional dalam manajemen organisasi dan proses pendidikan yang dianggap masih typical. Di samping sistem manajemennya yang masih birokratik, profesionalisasi manajemen yang dilakukan kepala sekolah Taman Kanak Kanak saat ini masih belum memadai, proses pendidikan yang berlangsung di sekolah-sekolah 5

masih monoton dan kurang bervariasi. Para guru belum memiliki agenda inovasi yang memadai; (c) ter dapat di antara guru-guru atau pegawai yang pintar dan memiliki ide-ide cemerlang, lebih suka memilih menjadi wirausaha. Kewirausahaan (entrepeneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan menurut Dricker dalam Suryana (2006) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Banyak orang, baik pengusaha maupun bukan pengusaha, meraih sukses karena memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Karya dan karsa hanya terdapat pada orang-orang yang berpikir kreatif. Tidak sedikit orang dan perusahaan yang berhasil meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnya ide-ide dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dan berani mengambil risiko untuk mendapatkan keuntungan. Kewirausahaan menyangkut tiga perilaku yaitu: a) kreatif, b) komitmen (motivasi tinggi dan penuh tanggung jawab), dan c) berani mengambil risiko dan kegagalan (Depdiknas 2009). 6

Nyani (2009) dalam tesisnya yang berjudul Studi tentang derajat entrepreneurship Kepala Sekolah di dalam mengelola unit-unit usaha sekolah pada SMK-SMK di Kota Boyolali menyimpulkan bahwa derajat entrepeneurship (kewirausahaan) kepala sekolah dalam mengelola unit-unit usaha sekolah pada SMK-SMK di kota Boyolali termasuk tinggi. Demikian juga Astuti (2010) yang melakukan penelitian tentang derajat pelaksanaan kewirausahaan kepala sekolah SD Negeri di Kecamatan Tinkir Kota Salatiga, menyimpulkan bahwa pelaksaan kewirausahaan kepala sekolah SD Negeri di Kecamatan Tinkir Kota Salatiga termasuk tinggi. Dalam penelitian ini akan mencoba melihat bagaimana sikap entrepreneurship (kewirausahaan) itu dimiliki oleh objek-objek yang berbeda yaitu Kepala Taman Kanak-Kanak. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana derajat pelaksanaan kewirausahaan kepala sekolah dalam mengelola sekolah. Penilitian ini dilakukan pada Taman Kanak-Kanak se Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung dengan alasan penulis merupakan salah satu pengawas TK/SD di kecamatan tersebut dengan demikian lebih mudah untuk melaksanakan penelitian ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan masalah di atas, rumusan pertanyaan yang digunakan dalam penilitian ini adalah: 7

Seberapa besar derajat pelaksanaan kewirausahann kepala sekolah Taman Kanak-Kanak se Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Seberapa besar derajat pelaksanaan kewirausahaan kepala Taman Kanak-Kanak se-kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung. 1.4 Manfaat Penilitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk pengembangan akivitas kewirausahaan dalam pendidikan khususnya Taman Kanak-kanak 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi kepala sekolah untuk pengembangan kompetensi kewirausahaan kepala sekolah dalam memajukan sekolahnya; 8

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Dinas Pendidikan khususnya taman Kanak-kanak sehingga dapat dijadikan masukan dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan terhadap pengembangan kompetensi kepala sekolah terutama kewirausahaan kepala sekolah; 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya yang berkaitan kewirausahaan dalam pendidikan. 1.5 Sistematika Penulisan Secara garis besar, penulisan tesis ini mengikuti sistematika sebagai berikut: BAB I : Merupakan bagian pendahuluan yang meliputi: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan; BAB II: BAB III Merupakan bagian landasan teoritis yang meliputi: Tinjauan pustaka, pengertian kewirausahaan, ciri-ciri wirausahawan sukses, kewirausahaan dalam pendidikan, dan derajat pelaksanaan kewirausahaan Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak; Merupakan bagian metode penelitian yang meliputi: Jiwa penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, angket 9

penelitian, jenis data dan tehnik pengumpulan data; BAB IV: BAB V: Merupakan hasil penelitian dan pembahasan, yang meliputi: Deskripsi umum subyek penelitian, karakteristik responden, analisa data, dan pembahasan hasil penelitian; Berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan, implikasi teoritis, implikasi terapan dan implikasi penelitian lanjutan. 10