BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. non esensial. Logam esensial diperlukan dalam proses fisiologis hewan sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

BABII TINJAUAN PUSTAKA. dioksida, oksidol dan peroksida, dengan rumus kimia H 2 O 2, ph 4.5, cairan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NUTRISI UNGGAS 11/8/2016. Catootjie L. Nalle, Ph.D. Jurusan Peternakan Program Study Teknologi Pakan Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

VALIDASI DAN PENGEMBANGAN PENETAPAN KADAR TABLET BESI (II) SULFAT DENGAN METODE TITRASI PERMANGANOMETRI DAN SERIMETRI SEBAGAI PEMBANDING SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

Metodologi Penelitian

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

Oksidasi dan Reduksi

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler tidak dibedakan jenis kelamin jantan atau betina, umumnya dipanen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam yang dipelihara khusus untuk diambil

PAPER BIOKIMIA PANGAN

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Tugas Kelompok Kimia Analitik I PERMANGANOMETRI

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

BAB I PENDAHULUAN. antar jenis tanaman menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

Sulistyani, M.Si.

DAFTAR ISI JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

PENDAHULUAN. jualnya stabil dan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler, tidak

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

Persamaan Redoks. Cu(s) + 2Ag + (aq) -> Cu 2+ (aq) + 2Ag(s)

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

MAKALAH KIMIA ANALITIK I TITRASI REAKSI OKSIDASI DISUSUN OLEH : A. NURUL ANA HUSAIN PENDIDIKAN KIMIA

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

KULIAH ke: 9. POKOK BAHASAN: Zat Makanan Untuk Itik Pedaging. SUB POKOK BAHASAN: 1) Energi, 2)Protein, 3) Mineral, dan 4) Vitamin untuk itik pedaging.

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

Gambar 1. Cara penggunaan alat pemeras madu. Gambar 2. Alat Pemeras madu. Gambar 3. Alat Penyaring madu Gambar 4. Ruang pengolahan madu 70 %

PENDAHULUAN. telurnya karena produksi telur burung puyuh dapat mencapai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

PENDAHULUAN. Bahan pakan sumber protein merupakan material yang sangat penting. dalam penyusunan ransum, khususnya ternak unggas. Saat ini bahan pakan

I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.

I. PENDAHULUAN ,8 ton (49,97%) dari total produksi daging (Direktorat Jenderal Peternakan,

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mineral Kalsium Logam atau mineral pada hewan ternak dibagi menjadi dua bagian yaitu esensial dan non esensial. Logam esensial diperlukan dalam proses fisiologis hewan sehingga hewan dalam kelompok ini merupakan unsur nutrisi yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologik yang disebut defisiensi mineral. Sedangkan kelompok nonesensial adalah kelompok logam yang tidak berguna atau belum diketahui kegunaanya dalam tubuh hewan sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari normal menyebabkan keracunan. Logam yang bersifat esensial dalam tubuh hewan ini dibagi menurut jumlah kandungan dalam tubuh hewan dibagi menjadi dua kelompok yaitu: Mineral makro: kalsium(ca), Magnesium(Mg), Fosfor(P), Natrium(Na), Klor(Cl), Sulfur(S) dan Mineral mikro : besi(fe), Tembaga(Cu), Seng(Zn), Mangan(Mn), Kobal(Co), Selenium( Se). Hewan yang diberi pakan dengan dikurangi jumlah salah satu unsur mineralnya akan terlihat gejala-gejala penyakit defisiensi mineral kemudian jika ditambahkan maka gejala kelinis tersebut akan hilang dan hewan akan kembali 14

normal. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mineral, biasanya hewan memperoleh dari pakan dan minuman yang mengandung mineral cukup. Mineral untuk pakan biasanya didapatkan dari hijauan untuk unggas. hampir semua mineral esensial baik makro maupun mikro berfungsi sebagai katalisator dalam sel. Dan beberapa mineral lainya berikatan dengan perotein dalam system enzim. Kalsium adalah mineral yang paling banyak ditemukan dalam tubuh hewan. Kalsium merupakan komponen penting untuk kehidupan sel dan cairan jaringan.kalsium juga penting dalam aktivitas beberapa sistem enzim dan juga terlibat dalam system koagulasi darah yang unsur kalsiumnya terdapat dalam plasma. Kalsium adalah logam putih perak yang agak lunak, melebur pada 845 o C terserang atmosfer dan udara lembab, pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen. Kalsium membentuk kation kalsium(ii), Ca 2+ dan dalam larutan-larutan air garam-garamnya biasa berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tidak berwarna kecuali bila anionya berwarna (Vogel,1979). Unsur kalsium sering berbentuk ion Ca 2+ termasuk dalam kelompok IIA dalam sistem berkala dan logam kelas A. Kalsium sering juga berikatan dengan perotein yang berhubungan dengan fungsi metabolisme organ. Fungsi penting dari kalsium di luar sel ( ekstraselkuler) ialah mencegah terjadinya gumpalan darah, gumpalan ini adalah merupakan protein darah yang tidak larut.peranan kalsium dalam sel (intraseluler) yang penting adalah dalam eksitasi saraf dan kontraksi otot. Kontraksi otot merupakan proses yang kompleks dimana terjadinya perubahan permeabilitas 15

memberan sehingga Ca 2+ terbebaskan dan menyebabkan kontraksi. Aktifitas kalsium tersebut dalam protein tidak dapat digantikan oleh ion lain(darmono,1995). 2.2 Kalsium pada pakan ternak Tanaman pakan seperti rumput dan hijauan lainya merupakan sumber perolehan logam/mineral yang utama baik hewan maupun ternak. Logam esensial diperlukan dalam peroses fisiologis hewan sehingga hewan dalam kelompok ini merupakan unsur nutrisi yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologik. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mineral, biasanya hewan memperoleh dari pekan dan minuman yang mengandung mineral cukup. Mineral untuk pekan biasanya didapatkan dari hijauan untuk unggas.hampir semua mineral esensial baik makro maupun mikro berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan beberapa mineral lainya berikatan dengan protein dalam sistem enzim. Mineral kalsium merupakan unsur nutrisi yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis ternak sehingga hewan dalam kelompok ini merupakan unsur nutrisi yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologik yang disebut defisiensi mineral. Defisiensi mineral yang terjadi pada ternak ayam antara lain: pertumbuhan menjadi terlambat, konsumsi ransum menjadi menurun, laju metabolik basal tinggi, kepekaan dan aktivitas menjadi menurun, osteoporosis, sikap dan cara cara berjalan abnormal, peka terhadap perdarahan di dalam, suatu kenaikan dalam jumlah urine, daya hidup berkurang, kulit telur menipis dan produksi telur menurun, 16

tetanus, pika yaitu nafsu makan menurun, hewan mengunyah kayu,tulang,dan batu dan pertumbuhan bulu kasar(anggorodi, R. 1926) Kalsium banyak ditemukan di dalam tepung ikan namun untuk kelengkapanya digunakan juga mineral tambahan buatan pabrik untuk menjaga kebutuhan mineral yang seimbang dan proporsional, ransum komersial biasanya sudah mengandung mineral yang dimaksud, bahkan peternak kadang-kadang sering menambahkan mineral di dalam air minum ternak. Kebutuhan mineral oleh ayam sangat berbeda beda menurut jenis dan umur ayam. kebutuhan kalsium untuk ternak dipengaruhi oleh: a. Tingkat produksi telur Untuk ayam jenis petelur ayam yang sedang berproduksi lebih tinggi akan membutuhkan kalsium lebih banyak daripada ayam yang berproduksi rendah bahkan untuk jenis ayam yang tidak memproduksi telur. b Ukuran ayam Ayam yang lebih besar mengkonsumsi ransum lebih banyak dan dengan sendirinya berbeda pula konsumsi kalsiumnya. c. Umur ayam Ayam yang lebih tua membutuhkan kalsium yang lebih banyak daripada ayam yang umurnya lebih muda. d. Kandungan energi metabolis ransum Ransum yang mengandung energi metabolis tinggi akan mengurangi konsumsi ransum. Ini menunjukkan akan ada kekurangan gizi lainya yang masuk ketubuh ayam termsuk kalsium demikian pula kasus sebaliknya. 17

e. Temperatur Temperatur yang tinggi akan mengurangi konsumsi ransum dan akibatnya berkursang pula asupan gizi kedalam tubuh ayam. 2.3 Pakan Semua bahan makanan yang digunakan untuk kebutuhan manusia dinamakan pangan sedangkan semua bahan makanan yang diperuntukkan bagi ternak dinamakan dengan pakan yang sumbernya dari pertanian dan perikanan yang juga merupakan sumber pangan. Semua bahan-bahan makanan yang memenuhi syarat harus mengandung unsur unsur nutrisi untuk memenuhi kebutuhan ternak ayam tersebut dinamakan pakan ternak ayam.tidak semua bahan yang ada dialam ini dapat dimakan bila tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan makanan yang layak dimakan oleh ternak. Beberapa keriteria untuk pakan ayam: a. Bahan makanan yang menjadi anggota pakan tidak mempunyai daya saing yang kuat terhadap kepentingan manusia. Hal ini berarti bahwa produksi bahan makanan itu memungkinkan. Jangan sampai permintaan melebihi penawaran sekalipun ketersaingan lemah. b. ketersediaan bahan makanan tersebut harus langgeng, artinya jangan sampai terjadi kini ada lalu dua bulan lagi menghilang, suatu saat ada dan suatu saat sulit dicari.sekalipun kandungan nutrisinya lengkap dan baik, bahan makanan yang produksinya sedikit dan tidak langgeng tidak pantas dimasukkan dalam jajaran pakan. 18

c. Bahan makanan itu mempunyai harga yang memenuhi syarat artinya, harga bahan makanan itu imbang dengan kualitasnya. Semua bahan makanan yang digunakan untuk ayam dalam campuran ransum itu akan kita ketahui kandungan nutrisinya apabila diperiksakan di Laboratorium Makanan Ternak dan hasil analisis di Laboratorium dibandingkan kualitas bahan makanan standar.hasil analisis laboratorium ini melengkapi hasil uji fisik yang dilakukan dengan pancaindra,melihat dan mencium bahan makanan tersebut. Hasil uji fisik dan uji laboratorium itulah yang kelak akan menentuakan pantas dan tidaknya sebagai pakan ayam(rasyaf.m,1997) 2.3.1 Jenis Pakan Menurut jenisnya, pakan ayam dibedakan atas 5 jenis, yaitu : a. Grain, adalah jenis pakan ayam yang terdiri dari murni biji-bijian. Pemberian jenis pakan ini dilakukan khusus pada sore hari, dan ditunjukan untuk merangsang perkawinan pada ayam-ayam bibit. b. Meal, adalah jenis pakan yang terdiri dari satu macam bahan pakan (bijibijian)yang sudah digiling. c. Mash, adalah jenis pakan yang terdiri dari campuran beberapa meal. d. Pellet, adalah mash yang dibentuk sebagai butiran setelah melalui suatu proses (pelleting). Ukuran /besar 5-8 mm. e. Crumbs/crumble, adalah pellet yang dibentuk sebagai butiran kecil (±3 mm). Disebut juga broken pellet. 19

Berdasarkan penggunaanya, Pakan ayam dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Chick Mash/Starter Mash, yaitu pakan berbentuk tepung untuk ayam petelur mulai menetas hingga berumur delapan minggu. b. Grower Mash, yaitu pakan berbentuk tepung yang diberikan kepada ayam petelur umur 9-10 minggu. c. Layer Mash/Complete Layer, yaitu pakan berbentuk tepung untuk ayam petelur yang sedang berperoduksi. d. Broiler Starter, yaitu pakan (tepung atau butiran)untuk ayam potong dewasa mulai umur 5 minggu hingga dipanen(42 atau 49 hari). e. Breeder Mash, yaitu pakan berbentuk tepung untuk ayam bibit dibedakan menjadi tiga macam tergantung dari umur ayam (Starter,grower, dan Layer) 2.3.2 Kualitas pakan Kualitas pakan dapat diketahui dengan dua cara, yaitu secara organoleptik dan secara analisis. Secara organoleptik, pakan dapat diketahui kualitasnya yang meliputi : warna, bau rasa, tekstur, dan tingkat kontaminasi. Sedangkan secara analisis, kualitas pakan dinyatakan dalam % kandungan nutrisinya, meliputi : energi, protein, asam amino, lemak, serat kasar, dan mineral ( Ca). 2.4 Ransum Hewan umumnya tidak mampu membuat makananya sendiri di dalam tubuhnya oleh karena itu untuk memperthankan hidupnya hewan harus makan dengan mengambil 20

makanan dari luar tubuhnya. Perlu diketahui bahwa antara bahan makanan, ransum dan pakan mempunayai pengertian yang berbeda. Ransum dibentuk dari bahan-bahan makanan. Seluruh masalah dan hal-hal yang terkait dalam ransum dan bahan makanan disebut pakan. Dengan demikian jelas sekali perbedaan antara bahan makanan,pakan dan ransum. Untuk membentuk ransum bahan makanan yang bersal dari tumbuhan harus dipadukan dengan bahan makanan asal hewan dan harus dari berbagai sumber makanan lainya. Ayam petelur memerlukan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya misalnya bernafas, peredaran darah dan bergerak disamping itu unsure gizi juga dibutuhkan untuk kebutuhan untuk peroduksi telur. Kebutuhan yang pertama itu disebut dengan kebutuhan untuk hidup pokok sedangkan yang kedua untuk peroduksi untuk itu perlu dilakukan pembutaan ransum untuk memenuhi kebutuhan nutrisi unggas tersebut. Ransum adalah sekelumpulan bahan-bahan makanan ternak yang memenuhi persyaratan nutrisi dan disusun dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan gizi ternak tersebut, sehingga tujuan utama untuk memberikan ransum dan inti utama yang terkandung di dalam ransum itu adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan gizi ternak atau unggas itu sendiri. Hal ini sangat penting karena hewan tidak mampu membuat makananya sendiri di dalam tubuhnya. ransum dibentuk dari bahan-bahan makanan sehingga pengertian bahan makanan tidak sama dengan ransum. Untuk banyak unggas tidak mungkin diberikan satu bahan makanan saja. Kombinasi dari bebrapa bahan makanan kerapkali diberikan untuk unggas untuk berperestasi dengan 21

baik. Seluruh masalah dan hal-hal yang terkait dalam ransum dan bahanp-bahan makanan secara menyeluruh disebut dengan pakan ternak. 2.5 Bahan tambahan makanan ternak Sesuai dengan kategorinya bahan-bahan yang termasuk dalam golongan bahan makanan tambahan ini hanya bersifat tambahan dan sering dikatakan sebagai pelengkap. Bahan makanan dalam kategori ini memang berfungsi sebagai penambah nutrisi yang kurang dan melengkapi nutrisi yang belum lengkap. Maka jika suatu pakan sudah lengkap kadungan nutrisinya maka bahan ini tidah wajib ditambahkan. Bahan makanan tambahan dan pelengkap untuk ayam dibagi atas: a.bahan makanan yang bersumber dari alam, maksudnya adalah bahan asli dan bukan sintetik yang akan ditambahkan kedalam pakan dengan tujuan menambah nilai kandungan nutrisinya. b.bahan buatan atau bahan kimiawi yang diramu dipabrik-pabrik farmasi. Termasuk disini sebagai vitamin, mineral, berbagai perangsang lainya dan obat-obatan untuk ternak. c.bahan yang merupakan unsur nutrisi tertentu. Bahan seperti ini umumnya bersifat sebagai tambahan dan dapat juga sebagai pelengkap. Contohnya tepung tulang untuk menambah kandungan nutrisi mineral kalsiumnya. Bahan-bahan sumber mineral kalsium yang sering ditambahkan kedalam pakan ternak untuk menambah kandungan nutrisi mineral kalsium antara lain: a. Tepung tulang Tepung tulang yang diperoses ini mengandung kalsium 24%. dibeberpa pabrik makanan ternak mempergunakan tepung tulang yang tercampur dengan sisa-sisa 22

daging atau limbah rumah potong. Sesuai dengan namanya maka tepung tulang ini digunakan untuk tambahan dan juga sebagai pelengkap untuk melengkapi kandungan nutrisi mineral kalsium pada pakan ternak. a. Tepung kerang Tepung karang atau CaCO 3 merupakan sumber kalsium yang baik mengandung kalsium 38% atau 98% kalsium karbonat, bila menggunakan tepung karang sebagai bahan makanan ternak sifatnya hanya sebagai pelengkap dan tidak harus di tambahkan tujuanya adalah untuk menambah nilai mineral kalsium pada pakan ternak. b. garam garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak, bila menggunakan garam sebagai tambahan makanan ternak maka tidak boleh lebih dari 0,25%. Disamping itu masih banyak lagi sumber mineral kalsium yang kini sudah tidak digunakan lagi karena sudah ada buatan pabrik seperti kapur makan, rock phosphate, dicalsiumphosfate, aragonite, dan gypsum.(rasyaf.m. 1994) 2.6. Titrasi permanganometri 2.6.1. Titrimetri Salah satu cara pemeriksaan kimia disebut titrimetri, yakni pemeriksaan jumlah zat yang didasarkan pada pengukuran volume larutan preaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang ditentukan. Pemeriksaan titrimetri ini sangat luas pemakaianya hal ini disebabkan karena beberapa alasan. Pada satu segi, 23

cara ini menguntungkan karena pelaksanaanya mudah dan cepat,ketelitian dan ketepatanya cukup tinggi. Pada segi lain, cara ini menguntungkan karena dapat diguanakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Pada dasarnya cara titrimetri ini tediri dari pengukuran volume larutan preaksi yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stokiometri dengan zat yang akan ditentukan. Larutan pereaksi ini biasanya diketahui kepekatanya dengan pasti, dan disebut pentiter atau larutan baku. Sedangkan peruses penambahan pentiter kedalam larutan zat yang akan ditentukan disebut titrasi. Dalam proses itu bagian demi bagian pentiter ditambahkan kedalam larutan zat yang akan ditentukan dengan bantuan alat yang disebut buret sampai tercapai titik kesetaraan. Titik kesetaraan adalah titik pada saat pereaksi dan zat yang ditentukan bereaksi sempurna secara stokiometri. Titrasi harus dihentikan pada atau dekat titik kesetaraan ini. Jumlah volume pentiter yang terpakai untuk mencapai titik kesetaraan ini disebut volume kesetaraan. Dengan mengetahui volume kesetaraan, kadar pentiter dan faktor stokiometri, maka jumlah zat yang ditentukan dapat dihitung dengan mudah. Agar proses titrasi dapat berjalan dengan baik sehingga memberikan hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti, maka harus memenuhi persyaratan titrasi sebagai berikut: a. Interaksi antara pentiter dan zat yang akan ditentukan harus berlangsung secara stokiometri dengan faktor stokiometrinya berupa bilangan bulat. Faktor stokiometri ini harus diketahui atau ditetapkan secara pasti, karena faktor ini perlu dalam perhitungan hasil titrasi. 24

b. Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat. c. Interaksi antara pentiter dengan zat yang akan ditentukan harus berlangsung secara terhitung, artinya sesuai dengan ketepatan yang dapat dicapai dengan peralatan yang lazim digunakan dalam titrimetri, reaksi harus sempurna sekurang-kurangnya 99,9% pada titik kesetaraan. ( Harizul,R. 1995) 2.6.2 Penggunaan kalium Permangat pada Titrasi Kalium permanganat digunakan secara luas sebagai pereaksi yang mudah diperoleh, tidak mahal, dan tidak memerlukan suatu indikator kecuali kalau digunakan larutan larutan yang sangat encer. Satu tetes 0,1 N KMnO 4 memberikan suatu warna merah muda yang jelas kepada volume larutan yang biasanya digunakan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan preaksi. Permanganat menglamai reaksi kimia yang bermacam-macam, karena mangan dapat berada dalam keadaan-keadaan oksidasi. Reaksi yang paling banyak dijumpai dalam laboratorium pendahuluan yaitu dalam larutan yang sangat asam. Permanganat bereaksi sangat cepat dengan banyak perekasi tetapi beberapa zat memerlukan pemanasan atau penggunaan katalis untuk mempercepat reaksinya. Kelebihan yang sedikit dari permanganat yang ada pada titik akhir satu titrasi cukup untuk menyebabkan pengendapan beberapa MnO 2 akan tetapi karena reaksinya lambat maka MnO 2 biasanya tidak diendapkan pada titik akhir titrasi permanganometri ( Underwood, 1988) 25

2.7. Titrasi Redoks 2.7.1. Proses Reaksi Redoks Sejumlah reaksi diamana keadaan oksidasi berubah yang disertai dengan pertukaran elektron antara pereaksi disebut dengan reaksi redoks atau disebut juga dengan reaksi oksidasi-reduksi Oksidasi dapat diartikan sebagai suatu proses yang mengakibatkan hilangnya suatu elektron atau lebih dari dalam zat(atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi,keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif dan sautu zat pengoksidasi adalah suatu zat yang memperoleh elektron dan dalam proses itu zat itu direduksi. Reduksi dapat diartikan sebagai suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih oleh zat(atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur direduksi keadaan oksidasi akan beruban menjadi lebih negatif. jadi suatu zat pereduksi adalah suatu zat yang kehilangan elektron dimana dalam proses ini zat itu dioksidasi. Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung dengan serempak karena elektron -elektron yang dilepaskan oleh suatu zat harus diambil oleh zat yang lain. 2.7.2. Titrasi Redoks menggunakan KMnO 4 sebagai Pentiter Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena berbagai zat organic dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini, Namun demikian agar titrasi redoks ini berhasil dengan baik maka persyaratan berikut harus dipenuhi: 26

Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran elektron secara stoikiometris. Reaksi Redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara terukur dan harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai. Titrasi redoks merupakan salah satu cara penentuan berbagai senyawa yang mudah, cepat dan tepat. Akan tetapi sebelum titrasi redoks dapat dijalankan senyawa yang akan ditentukan harus diubah seluruhnya terlebih dahulu menjadi bentuk tereduksinya atau bentuk teroksidasinya. Untuk itu harus dilakukan reduksi atau oksidasi pendahuluan. Cara titrasi redoks untuk penentuan reduktor digolongkan sesuai dengan oksidator yang digunakan sebagai pentiter yang paling umum digunakan adalah KMnO 4 (kalium permanganat) sebagai pentiter sehingga dinamakan sebagai titrasi permanganometri. Kalium Permanganat (KMnO 4 ) merupaka oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam. Paro reaksinya sebagai berikut: + 2+ o MnO4 + 5e + 8H Mn + 4H 2O E = + 1,51V Reaksi ini tidak bolak-balik, sedangkan potensial elektroda bakunya diukur secara tidak langsung. Potensial elektrodanya sangat bergantung pada ph karena itu titrasi harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat (H 2 SO 4 1N). Sedangkan bobot tara permanganat adalah seperlima dari bobot rumusnya. Mesikpun demikian kalium permanganat juga merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam lemah, netral atau basa lemah. Dalam lingkungan seperti ini ion permanganat tereduksi menjadi mangan bervalensi empat sesuai dengan persamaan reaksi berikut: 27

+ o MnO4 4H + 3e MnO2 + 4H 2O E = + 1,68 V + Sebaliknya, dalam larutan yang bersifat basa kuat, ion permanganat tereduksi menjadi ion manganat yang berwarna hijau. Larutan baku KMnO 4 dibuat dengan melarutkan sejumlah kalium permanganat dalam air kemudian mendidihkanya selama delapan jam atau lebih, kemudian sering endapan MnO 2 yangn terbentuk, lalu bakukan dengan zat baku utama. Zat baku utama yang lazim dipakai adalah natrium oksalat. Titik akhir titrasi dengan menggunakan KMnO 4 sebagai pentiter atau titrasi permanganometri akan ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan oleh kelebihan permanganat. 2.7.3. Indikator titrasi Redoks Titik akhir titrasi dengan menggunakan KMnO 4 sebagai pentiter atau disebut juga dengan sebutan titrasi permanganometri akan ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan kelebihan permanganat yang akan di tandai dengan menggunakan suatu indikator. Ada beberapa macam indikator yang dapat digunakan dalam titrasi redoks anatara laian: a. Suatu zat berwarna dapat bekerja sebagai indikator sendiri, misalnya larutan kalium permanganat demikian tua warnanya hingga suatu kelebihan kecil pereaksi ini dalam sutau titrasi dengan mudah dapat langsung diketahui. b. Sebuah indikator Spesifik adalah suatu zat yang bereaksi dengan cara yang khusus dengan salah satu pereaksi dalam suatu reaksi untuk menghasilkan suatu warna 28

c. Indikator luar, atau uji noda suatu waktu digunakan apabila tidak dapat diperoleh indikator dalam. d. Potensial redoks dapat diikuti selama titrasi dan titik ekivalenya ditemukan dari perubahan yang besar dari potensial pada kurva titrasi. e. Akhirnya suatu indikator yang sendirinya mengalami oksidasi-reduksi dapat digunakan (Underwood,1986) Indikator redoks merupakan senyawa organik yang mempunyai sifat bolakbalik perubahan warnaya bila dioksidasi atau direduksi, selang waktu peralihan warna indikator redoks tergantung kepada potensial elektroda baku pada jumlah elektron yang di pertukarkan. Kadang- kadang ion hidrogen terlibat dalam kesetimbangan indikator redoks, sehingga selang peralihan warna tersebut bergantung kepada ph larutan tertentu. 29