2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejak terjadinya peristiwa jatuhnya Enron Corporation yang bangkrut pada tahun 2001, etika bisnis menjadi pokok bahasan dibalik peristiwa tersebut. Beberapa peristiwa skandal korporasi yang lainnya juga tidak lepas dari tindakan para pemimpin perusahaan yang menyalahi hukum dan etika. Beberapa perusahaan yang terlibat dalam skandal-skandal tersebut antara lain Enron, Worldcom, Wallstreet, Arthur Andersen dan lain-lain. Penyebab runtuhnya perusahaan-perusahaan raksasa di Amerika serikat mayoritas diakibatkan karena adanya perilaku tidak etis dalam perusahaan. Kasus-kasus serupa di Indonesia juga kian marak seperti kasus yang sempat menggemparkan dunia perbankan yaitu kasus Citibank, pegawai Citibank yang menjabat sebagai Relationship Manager Citibank, melakukan pembobolan dana nasabah dengan cara menyalahgunakan kepercayaan nasabah dengan memberikan blanko kosong untuk ditanda tangani oleh nasabah, dengan demikian dengan mudahnya memindahkan dana nasabah tersebut ke rekening pribadi pegawai tersebut. Kasus selanjutnya yaitu PT. Kimia Farma yang melakukan manipulasi laporan keuangan, perusahaan tersebut melakukan kesalahankesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan, sehingga mengakibatkan laba bersih perusahaan terlihat lebih besar.
3 Masalah etika bagi perusahaan juga sangat berpengaruh karena dalam jangka panjang jika perusahaan tidak fokus dengan perilaku etis dalam bisnis maka kelangsungan bisnisnya akan terganggu. Hal ini terjadi akibat manajemen dan karyawan cenderung lebih mencari keuntungan sendiri sehingga terjadi penyimpangan norma-norma etis. Dalam jangka pendek, mungkin akan meningkatkan keuntungan perusahaan tetapi untuk jangka panjang akan merugikan perusahaan itu sendiri karena akan hilang kepercayaan pelanggan atau konsumen terhadap perusahaan tersebut. Aktivitas manipulasi pencatatan laporan keuangan yang dilakukan manajemen tidak terlepas dari bantuan akuntan. Akuntan yang melakukan kecurangan seperti memberikan informasi yang menyebabkan pemakai laporan keuangan tidak menerima informasi yang fair, akuntan sudah melanggar etika profesinya. Kejadian manipulasi pencatatan laporan keuangan yang menyebabkan dampak yang luas terhadap aktivitas bisnis yang tidak fair membuat pemerintah campur tangan untuk membuat aturan yang baru yang mengatur profesi akuntan dengan maksud mencegah adanya praktikpraktik yang akan melanggar etika oleh para akuntan. Akuntan memiliki kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bekerja, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri. Akuntan mempunyai tanggung jawab menjadi kompeten dan menjaga integritas dan objektivitas mereka. Analisis terhadap sikap etis dalam profesi akuntan menunjukan bahwa akuntan memiliki kesempatan untuk melakukan tindakan tidak etis dalam profesi mereka. Oleh karena itu akuntan seharusnya mempunyai komitmen untuk meletakkan kepentingan publik sebagai
4 prioritas mereka. Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Seringkali komitmen organisasional diartikan secara individu dan berhubungan dengan keterlibatan orang tersebut pada organisasi tersebut (Yusuf,2009). Dengan dimilikinya komitmen organisasional yang tinggi pada diri seorang akuntan dalam melaksanakan tugasnya, maka dapat mendorong adanya iklim kerja yang mendukung akuntan untuk mencapai prestasi yang nantinya dapat menciptakan kepuasan kerja akuntan itu sendiri. Selain faktor-faktor yang telah diuraikan sebelumnya kesesuaian kompensasi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku tidak etis. Dengan kompensasi yang sesuai, perilaku tidak etis diharapkan dapat berkurang, individu diharapkan telah mendapatkan kepuasan dan kompensasi sehingga diharapkan tidak melakukan kecurangan dalam akuntansi demi memaksimalkan keuntungan pribadi. Menurut Kinicki dan Kreiter (2014) menyatakan bahwa perilaku etis dan tidak etis adalah produk dari kombinasi yang rumit dari berbagai pengaruh. Individu mempunyai kombinasi unik dari karakteristik personalitas, nilai-nilai, prinsip-prinsip moral, pengalaman pribadi dengan penghargaan dan hukuman, sejarah hukuman kesalahan yang dilakukan dan gender. Penelitian yang dilakukan oleh Husein (2008) berhasil mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi konflik peran dan perilaku etis akuntan manajemen dan kepuasan kerja akuntan manajemen. Pemahaman kode etik,
5 komitmen organisasional dan model peran mempengaruhi perilaku etis akuntan manajemen,sedangkan prinsip moral tidak mempengaruhi perilaku etis akuntan manajemen. Sedangkan perilaku etis mempengaruhi kepuasan kerja akuntan manajemen. Mengacu pada penelitian Husein (2008), penelitian ini akan meneliti pengaruh komitmen organisasi, sistem kompensasi, kepuasan kerja terhadap perilaku etis profesi akuntan, yang membedakan dari penelitian yang dilakukan oleh Husein (2008) yaitu dalam penelitian ini menggunakan kepuasan kerja sebagai variable intervening selain itu penelitian ini menggunakan metode analisis WrapPLS. Penelitian ini mengambil sampel akuntan manajemen yang bekerja di perusahaan property dan real estate. Ekspansi bisnis property dan real estate dari tahun pascakrisis 2003 hingga kini terus meningkat yang ditandai dengan banyaknya pembangunan perumahan-perumahan baru termasuk juga apartemen dengan harga yang relatif lebih murah. Disamping itu komponen penunjang kepemilikan rumah juga semakin mudah dan menjangkau berbagai lapisan masyarakat, misalnya dengan kucuran kredit rumah yang melimpah. Namun bisnis properti yang terlihat menggiurkan justru terkadang membawa kerugian. Sistem pengelolaan proyek yang tidak berjalan baik, di tambah dengan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang kurang diperhatikan, membuat proyek yang harusnya menguntungkan banyak pihak dan meningkatkan perekonomian justru merugikan. Salah satu kerugian tersebut berasal dari kecurangan akuntansi yaitu menurunnya akuntabilitas manajemen dan membuat para pemegang saham meningkatkan
6 biaya monitoring terhadap manajemen. Untuk menghindari kecurangan itu maka perusahaan real estate dan property dituntut untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif sehingga dapat membangkitkan komitmen dan kepuasan terhadap pekerjaan dan organisasinya,dengan demikian akan mendukung perilaku etis di dalam perusahaan. Dengan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan professional maka akan meningkatkan akuntabilitas perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di bidang real estate dan property. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah 1. Apakah komitmen organisasi akuntan manajemen berpengaruh terhadap perilaku etis akuntan manajemen? 2. Apakah komitmen organisasi akuntan manajemen berpengaruh terhadap kepuasan kerja akuntan manajemen? 3. Apakah sistem kompensasi akuntan manajemen berpengaruh terhadap Perilaku etis akuntan manajemen? 4. Apakah sistem kompensasi organisasi akuntan manajemen berpengaruh terhadap kepuasan kerja akuntan manajemen? 5. Apakah kepuasan kerja akuntan manajemen berpengaruh terhadap perilaku etis akuntan manajemen?
7 C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris atas hal hal sebagai berikut : 1. Menganalisa pengaruh komitmen organisasi akuntan manajemen terhadap perilaku etis akuntan manajemen 2. Menganalisa pengaruh komitmen organisasi akuntan manajemen terhadap kepuasan kerja akuntan manajemen 3. Menganalisa pengaruh sistem kompensasi akuntan manajemen terhadap perilaku etis akuntan manajemen 4. Menganalisa pengaruh sistem kompensasi akuntan manajemen terhadap kepuasan kerja akuntan manajemen 5. Menganalisa kepuasan kerja akuntan manajemen terhadap perilaku etis akuntan manajemen. 2. Kontribusi Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Kontribusi Teoritis a. Peneliti Dapat menambah dan memperluas pengetahuan mengenai pengaruh komitmen organisasi akuntan manajemen, sistem
8 kompensasi akuntan manajemen, kepuasan kerja akuntan manajemen terhadap perilaku etis akuntan manajemen b. Masyarakat Sebagai sarana informasi tentang pengaruh komitmen organisasi akuntan manajemen, sistem kompensasi akuntan manajemen, kepuasan kerja akuntan manajemen terhadap perilaku etis akuntan manajemen serta wawasan dalam bidang akuntansi. c. Ilmu Akuntansi Menambah bahan referensi dan acuan penelitian pada bidang akuntansi manajemen, terutama yang ingin meneliti lebih lanjut tentang komitmen organisasi akuntan manajemen, sistem kompensasi akuntan manajemen, kepuasan kerja akuntan manajemen terhadap perilaku etis akuntan manajemen.