BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang subduksi Gempabumi Bengkulu 12 September 2007 magnitud gempa utama 8.5

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB III DEFORMASI BERDASARKAN MODEL DISLOKASI DAN VEKTOR PERGESERAN GPS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

batuan pada kulit bumi secara tiba-tiba akibat pergerakaan lempeng tektonik.

Trench. Indo- Australia. 5 cm/thn. 2 cm/thn

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Subduksi antara Lempeng Samudera dan Lempeng Benua [Katili, 1995]

KARAKTERISTIK GEMPABUMI DI SUMATERA DAN JAWA PERIODE TAHUN

Pemodelan Tinggi dan Waktu Tempuh Gelombang Tsunami Berdasarkan Data Historis Gempa Bumi Bengkulu 4 Juni 2000 di Pesisir Pantai Bengkulu

MELIHAT POTENSI SUMBER GEMPABUMI DAN TSUNAMI ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

tektonik utama yaitu Lempeng Eurasia di sebelah Utara, Lempeng Pasifik di

BAB IV Analisis Pola Deformasi Interseismic Gempa Bengkulu 2007

BAB III Deformasi Interseismic di Zona Subduksi Sumatra

ANCAMAN GEMPABUMI DI SUMATERA TIDAK HANYA BERSUMBER DARI MENTAWAI MEGATHRUST

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POTENSI KERUSAKAN GEMPA BUMI AKIBAT PERGERAKAN PATAHAN SUMATERA DI SUMATERA BARAT DAN SEKITARNYA. Oleh : Hendro Murtianto*)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dzikri Wahdan Hakiki, 2015

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sebaran episenter gempa di wilayah Indonesia (Irsyam dkk, 2010). P. Lombok

BAB II Studi Potensi Gempa Bumi dengan GPS

BAB II GEMPA ACEH DAN DAMPAKNYA TERHADAP BATAS

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Gempa atau gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang terjadi pada lokasi tertentu pada permukaan bumi, dan sifatnya tidak berkelanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1. Grafik One Earthquake cycle fase interseismic postseismic[andreas, 2005]

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

Puslit Geoteknologi LIPI Jl. Sangkuriang Bandung Telepon

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Gempa di Pulau Jawa Bagian Barat. lempeng tektonik, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo Australia, dan

KAJIAN TREND GEMPABUMI DIRASAKAN WILAYAH PROVINSI ACEH BERDASARKAN ZONA SEISMOTEKTONIK PERIODE 01 JANUARI DESEMBER 2017

BAB I PENDAHULUAN. komplek yang terletak pada lempeng benua Eurasia bagian tenggara (Gambar

PEMETAAN BAHAYA GEMPA BUMI DAN POTENSI TSUNAMI DI BALI BERDASARKAN NILAI SESMISITAS. Bayu Baskara

BAB I PENDAHULUAN. tatanan tektonik terletak pada zona pertemuan lempeng lempeng tektonik. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Tektonik Indonesia (Bock, dkk., 2003)

I. PENDAHULUAN. semakin kuat gempa yang terjadi. Penyebab gempa bumi dapat berupa dinamika

ANALISIS PROBABILITAS GEMPABUMI DAERAH BALI DENGAN DISTRIBUSI POISSON

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menempati wilayah zona tektonik tempat pertemuan tiga

BAB 1 PENDAHULUAN. pulau yang secara geografis terletak antara 6º LU 11º LS dan 95º BT 140º BT

LAPORAN GEMPABUMI Mentawai, 25 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada pembenturan tiga lempeng kerak bumi yaitu lempeng Eurasia,

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. tembok bangunan maupun atap bangunan merupakan salah satu faktor yang dapat

TEORI TEKTONIK LEMPENG

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

Penyebab Tsunami BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

ANALISA SESAR AKTIF MENGGUNAKAN METODE FOCAL MECHANISM (STUDI KASUS DATA GEMPA SEPANJANG CINCIN API ZONA SELATAN WILAYAH JAWA BARAT PADA TAHUN

BAB I. yaitu lempeng Eurasia, lempeng Samudera Hindia- Benua Australia dan lempeng

BAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di

ANALISIS SEISMISITAS DAN PERIODE ULANG GEMPA BUMI WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERDASARKAN B-VALUE METODE LEAST SQUARE OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, serta lempeng mikro yakni lempeng

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB I PENDAHULUAN. tiga Lempeng bumi (Bellier et al. 2001), yaitu Lempeng Eurasia (bergerak

*

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

LOKASI POTENSI SUMBER TSUNAMI DI SUMATERA BARAT

PERKUAT MITIGASI, SADAR EVAKUASI MANDIRI DALAM MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat tinggi. Hal ini karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, lingkungan dan metode yang dapat digunakan untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terletak di pertemuan tiga lempeng aktif (triple junction) yang saling

LAPORAN GEMPABUMI Sungai Penuh - Jambi, 1 Oktober 2009 BMKG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Integrasi Jaringan InaTEWS Dengan Jaringan Miniregional Untuk Meningkatan Kualitas Hasil Analisa Parameter Gempabumi Wilayah Sumatera Barat

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS Seismisitas sesar Cimandiri Ada beberapa definisi seismisitas, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GEOLOGI DAN PENGEMBANGAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

S e l a m a t m e m p e r h a t i k a n!!!

I. INFORMASI METEOROLOGI

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan Indonesia termasuk dalam daerah rawan bencana gempabumi

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia mengalami serangkaian bencana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

EVALUASI KEJADIAN GEMPABUMI TEKTONIK DI INDONSESIA TRIWULAN IV TAHUN 2008 (OKTOBER-DESEMBER 2008)

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

Gempabumi Sumba 12 Februari 2016, Konsekuensi Subduksi Lempeng Indo-Australia di Bawah Busur Sunda Ataukah Busur Banda?

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ENERGI POTENSIAL GEMPABUMI DI KAWASAN SEGMEN MUSI, KEPAHIANG-BENGKULU EARTHQUAKE POTENTIAL ENERGY IN THE MUSI SEGMENT, KEPAHIANG-BENGKULU AREA

Analisa Perubahan Kecepatan Pergeseran Titik Akibat Gempa Menggunakan Data SuGar (Sumatran GPS Array)

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2004 yang melanda Aceh dan sekitarnya. Menurut U.S. Geological

Laporan Tugas Akhir Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa BAB I PENDAHULUAN

BENCANA GEMPABUMI DI INDONESIA TAHUN 2008

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan antara lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Australia dan lempeng Pasifik merupakan jenis lempeng samudera dan bersifat lentur. Sedangkan lempeng Eurasia merupakan lempeng benua, jenis lempeng yang bersifat rigid atau kaku. Hal ini mengakibatkan di wilayah Indonesia terjadi penujaman di dasar laut dan patahan aktif di darat. Pulau Sumatera terletak pada pertemuan lempeng samudera Indo-Australia dan lempeng benua Eurasia. Saat lempeng tektonik ini saling bertumbukan, maka akan terjadi penujaman dimana lempeng yang berat jenisnya lebih tinggi atau massanya lebih besar, akan menujam ke bawah lempeng yang lebih ringan, peristiwa yang terjadi di dalam permukaan bumi (di dasar lautan) ini disebut subduksi. Akumulasi tekanan akibat tumbukan antara satu lempeng tektonik dengan lempeng tektonik lainnya dalam waktu yang lama pada akhirnya akan mencapai titik jenuh sehingga tidak dapat ditahan oleh pinggiran lempeng, energi yang terakumulasi ini kemudian terlepas. Aktifitas seismik ini berpotensi memicu terjadinya gempabumi. Gempabumi merupakan proses alam disebabkan dari mekanisme pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan dan regangan dari lempeng yang bergerak. Bengkulu merupakan salah satu wilayah di sebelah barat daya Sumatera- Indonesia yang dipengaruhi oleh aktivitas subduksi. Karena wilayahnya yang terletak di dekat zona subduksi lempeng samudera indo-australia dengan lempeng eurasia, maka daerah ini rawan terhadap kejadian gempa. Diketahui bahwa daerah ini juga dilewati Patahan Sumatera (Patahan Semangko), dan mendapat pengaruh dari patahan di Kepulauan Mentawai. Patahan Mentawai berfungsi sebagai zona penahan (locking zone) terhadap desakan subduksi miring lempeng Australia di sebelah selatannya, dengan daya menahan mendekati 100 persen atau memiliki kemampuan menyimpan energi yang tinggi. [Natawidjaja, 2006] Oleh karena itu, di daerah Bengkulu ini sering terjadi gempabumi. Tercatat dari sejarah kegempaan di pantai barat Pulau Sumatera, di Bengkulu telah terjadi gempa dengan magnitud besar pada tahun 1833 (magnitud 8.7), tahun 2000 (magnitud 7.9) dan terakhir 12 September 2007 dengan magnitud gempa utama 8.5 pada kedalaman 1

34 km (gambar 1.1) diikuti gempa besar lain pada hari yang sama dengan magnitud 8.1, selanjutnya gempa-gempa susulan dengan magnitud yang cukup besar terus terjadi. Pusat Gempa Patahan sumatera Trench/Subduksi Patahan Mentawai Gambar 1.1. Pusat Gempabumi Bengkulu September 2007. Kedalaman 34 km dengan Magnitud 8.5. Letak 4.5S 101.36E. Pada tanggal 12 September 2007, Jam 11:10:26.83. Fenomena gempabumi ini dapat berimplikasi pada terjadinya earth displacement seperti tanah longsor, hancurnya bangunan-bangunan karena goncangan tanah dan lain-lain. Earth displacement atau pergeseran pada permukaan bumi ini terjadi baik secara horizontal (dihasilkan dari pergerakan patahan mendatar) maupun vertikal (dihasilkan dari pergerakan patahan naik/turun). [Chernicoff & Whitney, 2007] Di wilayah yang dekat atau tempat terjadinya gempabumi dan terdapat permukiman serta aktifitas penduduk, maka wilayah tersebut rawan terhadap bencana gempabumi. Tingkat kerawanan suatu wilayah terhadap bahaya gempabumi ditentukan berdasarkan frekuensi kejadian gempa berkekuatan besar dengan sumber gempa yang 2

tidak jauh dari pemukiman dan aktivitas penduduk serta bangunan lainnya dengan kategori vital dan strategis. GPS (Global Positioning System) digunakan dalam bidang ilmu Geodesi. Berdasarkan pengamatan secara teliti posisi titik-titik dalam suatu jaring secara kontinyu ataupun berkala, GPS juga telah banyak digunakan untuk mempelajari dinamika Bumi (geodinamika) seperti yang berkaitan dengan pergerakan patahanpatahan maupun lempeng-lempeng benua, yang selanjutnya digunakan untuk memprediksi terjadinya Gempabumi. [Simada, 1993 seperti dikutip Abidin, 1997] Di Indonesia, penggunaan GPS dalam studi geodinamika resmi dimulai pada bulan Februari 1989 melalui penandatanganan MOU (Memorandum Of Understanding) antara Bakosurtanal dan U.S. National Science Foundation (NSF) untuk melakukan investigasi terhadap pergerakan-pergerakan lempeng sepanjang Patahan Sumatra (Aceh - Tapanuli - Danau Maninjau - Solok - Baturaja - Kotabumi - Lampung - Kerui - Liwa) dengan menggunakan teknik GPS. [Abidin, 1997] Mekanisme gempa bisa dilihat dari jenis patahan yang menyebabkan gempa, yaitu patahan naik, turun, atau geser. Gempa berpotensi mengakibatkan tsunami bila patahannya naik. Mekanisme gempa yang terjadi dapat dilihat dari data pergeseran (vektor) hasil pengolahan GPS kemudian data vektor ini divalidasi menggunakan model dislokasi (half-space). Pengamatan dilakukan di wilayah sebaran gempa di daerah Bengkulu. 3

I.2. Tujuan Pemodelan Gempa bertujuan untuk : 1. Mengetahui arah pergeseran akibat gempabumi yang terjadi di permukaan tanah. Pola pergeseran dari kejadian gempabumi Bengkulu 12 Septembar 2007 dapat diketahui dari parameter-parameter yang mempengaruhi kejadian gempa yaitu antara lain, panjang bidang gempa dan kedalaman rata-rata dari sebaran gempa mainshock dan aftershock (lampiran tabel 1.1) serta menghitung lebar bidang gempa dan slip yang terjadi pada bidang gempa. Penentuan parameter berdasarkan model dislokasi sederhana menggunakan teknik forward modelling. 2. Estimasi model gempa untuk mengetahui mekanisme gempa Bengkulu September tahun 2007. Melalui validasi antara model dislokasi gempabumi dengan data vektor pergeseran GPS dari SUGAR (Sumatran GPS Array), dengan asumsi data vektor pergeseran dari GPS dianggap benar (tidak mempunyai kesalahan) maka akan diketahui mekanisme gempa Bengkulu 12 September 2007. 4

I.3. Ruang lingkup Pembahasan Batasan dalam proses pemodelan gempabumi ini adalah : 1. Zona yang diamati adalah Bengkulu, terletak pada 101 1' BT - 104 46' BT dan 2 16' LS - 5 13' LS. 2. Menggunakan data kejadian gempabumi dengan studi gempa Bengkulu 12 September tahun 2007 sampai 20 Mei 2008. Rentang sebaran gempabumi pada 2 0 LS - 6 0 LS dan 99 0 BT 103,5 0 BT. Diambil dari website USGS (United State Geological Survey), http://neic.usgs.gov/neis/epic/epic_rect.html. 3. Data GPS yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data vektor pergeseran GPS kontinu (hasil olahan) yang menjadi bagian dari jaringan SUGAR (Sumatran GPS Array). SUGAR (lampiran, tabel 1.2) dikelola oleh LIPI (Lembaga Ilmu dan Pengetahuan Indonesia) bekerjasama dengan Caltech University, USA. 4. Titik GPS yang diamati dikonsentrasikan pada daerah sekitar pantai barat Bengkulu saja, di sekitar kejadian Gempabumi, yaitu PRKB (Parak Batu), LAIS (Bengkulu Selatan), LNNG (Lunang), dan MKMK (Muko-muko, Bengkulu Utara). 5. Perhitungan model menggunakan model dislokasi sederhana. Patahan Sumater U Trench Gambar 1.2. Peta Lokasi Penelitian. Lokasi bidang sumber gempa Bengkulu 2007 serta sejarah kegempaan di pantai barat Sumatera. 5

I.4. Kemanfaatan Kemanfaatan yang dapat diambil dari pengerjaan tugas akhir ini, antara lain : 1. Ditinjau dari aspek sains Menjelaskan mekanisme dari Gempabumi berdasarkan pengamatan GPS di permukaan bumi. Studi kasus Gempabumi Bengkulu M8.5 pada 12 September 2007. 2. Ditinjau dari aspek kerekayasaan Melalui penentuan mekanisme gempabumi, informasi yang diperoleh dari pemodelan mekanisme Gempabumi dapat digunakan untuk studi kerekayasaan mengenai bangunan-bangunan yang cocok untuk daerah dengan aktivitas kegempaan yang tinggi (rawan gempabumi) dan untuk keperluan mitigasi bencana dari potensi kegempaan di masa mendatang. 6

I.5. Metodologi Penelitian Secara umum metode dalam menyelesaikan tugas akhir adalah : Studi Literatur, Pengumpulan Data, Pengolahan data, dan Analisis serta Kesimpulan. 1. Studi Literatur berkaitan dengan tahap mencari, mengumpulkan dan menyusun informasi yang berkaitan dengan pembahasan tugas akhir. 2. Pengumpulan Data yang dilakukan antara lain : mengumpulkan data gempa dalam rentang waktu yang akan diamati (dari data USGS), dan mengumpulkan data vektor pergeseran SUGAR (Sumatran GPS Array) baik pergeseran secara horizontal maupun pergeseran secara vertikal. 3. Pengolahan Data menitikberatkan pada penentuan parameter-parameter penyelesaian model gempa yang digunakan dalam tugas akhir ini. 4. Analisis membahas mengenai hasil penentuan parameter-parameter model dan pemilihan model yang terbaik. 5. Kesimpulan berisi penegasan atas analisis yang telah dibuat dari model dislokasi, disesuaikan dengan hasil vektor pergeseran stasiun SUGAR. 7

Lebih detail metode penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini dijelaskan pada diagram berikut : Identifikasi Masalah Pelaksanaan Penelitian Studi Literatur Pengumpulan Data Koordinat GPS sebelum Gempa Koordinat GPS sesudah Gempa Lokasi, magnitude Gempa Bengkulu 2007 Pergeseran titik GPS akibat gempa Bengkulu 2007 Sebaran gempa susulan (aftershock) Geometri dari sumber gempa Model matematik yang menghubungkan besaran pergeseran GPS (d) dengan parameter pergeseran pada bidang gempa. Pemodelan gempa Bengkulu 2007, dengan mengestimasi pergeseran pada bidang gempa Analisis model dan Kesimpulan Gambar 1.3 Diagram Alur dari Metodologi Penelitian 8

I.6. Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN Pada Bab awal ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup masalah, kemanfaatan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II DASAR TEORI Pada Bab ini akan dibahas mengenai gempabumi dan pemanfaatan GPS untuk studi kegempaan. BAB III DEFORMASI BERDASARKAN VEKTOR PERGESERAN GPS DAN MODEL DISLOKASI Pada Bab ini dibahas mengenai pengamatan deformasi akibat gempa dari GPS dan dasar pemodelan menggunakan model dislokasi. BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS Pada Bab ini akan dibahas mengenai cara pengolahan model dislokasi gempa dari data sebaran gempa dan vektor pergeseran GPS. Pada Bab ini juga dibahas mengenai analisis terhadap hasil pengolahan data. BAB V PENUTUP Pada Bab akhir ini berisi kesimpulan dan saran terhadap keseluruhan hasil penelitian. 9