BAB VII MONITORING DAN EVALUASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IX RENCANA KERJA ANTI KORUPSI

BAB VIII PENANGANAN PENGADUAN DAN RELASI PUBLIK

BAB III ORGANISASI PROGRAM BERMUTU

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM BETTER EDUCATION THROUGH MANAGEMENT UNIVERSAL AND TEACHER UPGRADING (BERMUTU) DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN

BAB II DESKRIPSI PROGRAM BERMUTU

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

KATA PENGANTAR. menengah.

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

TAHUN 2008 KONSOSIUM SERTIFIKASI GURU Tim Sertifikasi Guru Ditjen Dikti

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

PENGUATAN GURU MELALUI KELOMPOK KERJA DALAM PENYELENGGARAAN UJIAN 2017

STUDI MODEL PENGEMBANGAN PROFESI GURU PENDIDIKAN DASAR DALAM RANGKA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 24 TAHUN 2006 dan NOMOR 6 TAHUN 2007 Tentang PELAKSANAAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

PERAN DAN FUNGSI Pj-SIM DALAM PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM DAN SANITASI Tahun Batam, 08 Mei 2018

RAMBU-RAMBU PENGEMBANGAN KEGIATAN

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN APA, BAGAIMANA, DAN MENGAPA

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2007

2013, No BAB I PENDAHULUAN

FORMAT 1. PENILAIAN BORANG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI. Penilaian Dokumen Perorangan. Nama Perguruan Tinggi :... Nama Asesor :... Kode Panel :...

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH

Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah

PEDOMAN PENGELOLAAN BERKAS DATA GURU UNTUK PENERBITAN SK DIRJEN PMPTK TENTANG PENERIMA TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

PETUNJUK PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010)

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS)

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

GURU PEMBELAJAR. Budi Kusumawati. Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG AUDIT PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KEPALA SEKOLAH (LPPKS)

MATRIK TOPIK BAHASAN SIDANG KOMISI IV PADA REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN TAHUN 2009

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG

Instrumen Evaluasi Diri Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi D1 : D2 : D3 : D4 : Sp1 : Sp2 : Sp3 : S1 : S2 : S3 :

KATA PENGANTAR. 2. Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan KKG dan MGMP.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENYELENGGARAAN KKG dan MGMP

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

KRITERIA PENILAIAN STANDAR 2 : Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENYIAPAN REGULASI: DISTRIBUSI TANGGUNGJAWAB DAN INSENTIF REDD+

MANUAL PROSEDUR SISTEM PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS MURIA KUDUS

memenuhi semua Kriteria Akreditasi. Kriteria Akreditasi & Prosedur Evaluasi Akreditasi Akreditasi IABEE IABEE Pembelajaran (OBE).

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN TEKNIS. Oleh: Winarno, M.Sc

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. dengan penjaminan mutu pendidikan, itu terkait fungsi supervisi yang dilakukan

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas

PENGELOLAAN DAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PEDOMAN PENETAPAN PESERTA DAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

Profil Sekolah Pelaksana Pusat Sumber Belajar

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

PEDOMAN. ToT PENILAI KINERJA GURU Tim Inti Provinsi dan Tim Inti Kabupaten

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 011/ITDel/Rek/SK/I/18. Tentang SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL INSTITUT TEKNOLOGI DEL

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dari pengalaman negara-negara maju di dunia ini, tidak dapat

SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

Standar Operasional Prosedur (S O P) Lembaga Penelitian U n i v e r s i t a s P a s u n d a n

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STIKES HARAPAN IBU JAMBI

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM BSNP, SATUAN PENDIDIKAN, PUSAT KURIKULUM,

DIREKTORAT KELEMBAGAAN DAN KERJA SAMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2015

Document Title KATA PENGANTAR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

ASPEK PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek sosial dari program pembangunan

EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

DRAFT PETUNJUK TEKNIS

WALIKOTA PROBOLINGGO

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

Monitoring & Evaluation Dasar. Oleh Erwien Temasmico Djayoesman M&E Coordinator - AIPJ

Transkripsi:

7.1. Pengertian BAB VII MONITORING DAN EVALUASI Dalam konteks penyelenggaraan Program BERMUTU, kegiatan Monitoring dan Evaluasi (M&E) diartikan sebagai kegiatan memantau dan melakukan evaluasi berbagai aspek dan tahapan penyelenggaraan Program BERMUTU yang meliputi: 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Permasalahan dan Upaya pemecahan 4. Hasil Yang Dicapai 5. Pelaporan a. Laporan pelaksanaan kegiatan b. Laporan pertanggung jawaban keuangan 6. Dampak program 7.2. Tujuan 7.2.1. Tujuan Umum Tersedianya data dan informasi tentang tingkat kinerja secara berkala serta rekomendasi tindak lanjut yang diperlukan agar Program BERMUTU terselenggara dan mencapai tujuannya sesuai dengan yang direncanakan. 7.2.2. Tujuan Khusus 1. Tersusunnya Rancang Bangun sistem M&E sesuai dengan karakteristik Program BERMUTU meliputi: a. M&E terhadap Manajemen Penyelenggaraan Program BERMUTU secara keseluruhan termasuk penyaluran dan pemanfaatan Block Grant oleh kelompok kerja. b. M&E Studi Dampak Program 2. Tersedianya instrumen M&E Program BERMUTU yang akurat, sistematis, obyektif, dan praktis. 3. Tersedianya petugas yang memiliki kompetensi serta komitmen dan memahami etika dalam melaksanakan M&E Program BERMUTU dari ketiga unsur terkait; Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Konsultan Independen. 4. Tersedianya jadwal dan tahap-tahap pelaksanaan M&E Program BERMUTU untuk setiap komponen. 5. Terlaksananya M&E Program BERMUTU secara tepat waktu, tepat prosedur, tepat sasaran, dan tepat hasil. 6. Tersusunnya laporan M&E Program BERMUTU yang komprehensif untuk setiap komponen dan tahap pelaksanaannya. 7.3. Jenis Kegiatan M&E Dalam penyelenggaraan program BERMUTU terdapat 2 jenis kegiatan utama M&E sebagaimana diilustrasikan dalam Gambar 7.1. di bawah ini: Project Operational Manual BERMUTU Hal VII - 1

BAB I PENDAHULUAN BAB VII MONITORING DAN EVALIASI SISTEM M&E PROGRAM BERMUTU PMME (Program Management Monitoring and Evaluation) PIME (Program Impact Monitoring and Evaluation) M&E (Compliance Monitoring) Block Grant Kelompok Kerja Tendik M&E Substansi Akademik Kegiatan Kelompok Kerja Tendik Penerima Block Grant M&E Pengelolaan Kegiatan Manajemen Penyelenggaan Program M&E Dampak Terhadap Profesionalisme Guru dan Kependidikan Lainnya (Komponen 4) M&E Dampak Sosial Terhadap Masyarakat Suku Terasing dan Latar Belakang Daerah Terpencil Tidak termasuk pembahasan utama dalam Bab ini Gambar 7.1. Jenis Kegiatan M&E. Merujuk kepada Gambar VII.1., jenis-jenis kegiatan Sistem Monitoring dan Evaluasi yang digunakan dalam Program BERMUTU dapat dijelaskan sebagai berikut ini. 1. Sistem Monitoring dan Evaluasi Program bermutu secara garis besar terdiri dari 2 (dua) jenis M&E yaitu PMME (Program Management Monitoring and Evaluation) dan PIME (Program Impact Monitoring and Evaluation). 2. PMME adalah M&E ditujukan untuk mengendalikan pengelolaan semua sub-komponen dan kegiatan yang merupakan bagian dari Komponen 1, 2, 3, dan 4 agar semua kegiatan tersebut dilaksanakan secara tepat waktu, tepat prosedur, tepat sasaran, dan tepat hasil. Jenis M&E ini terdiri dari 3 (tiga) macam M&E yakni: a. M&E Pengelolaan Pemberian Block Grant kepada kelompok kerja tenaga kependidikan arau Compliance Monitoring. b. M&E Pengelolaan Kegiatan Non-Block Grant atau kegiatan selain pemberian block grant kepada kelompok kerja tenaga kependidikan. Hal VII - 2 Project Operational Manual BERMUTU

c. M&E Substansi Akademik Kegiatan KKG dan MGMP, dilaksanakan oleh Tim Pengembang. M&E substansi ini tidak merupakan bahasan utama Bab ini dan dibahas secara khusus dalam Bab lain. 3. PIME adalah M&E yang ditujukan untuk menjamin diperolehnya dampak program BERMUTU sebagaimana diharapkan. Sesuai dengan dampak yang diharapkan dari program ini, maka dikembangkan dan diterapkan 2 (dua) macam PIME yaitu: a. M&E dampak implementasi sertifikasi guru yang merupakan kegiatan dari Komponen 4 dan mengevaluasi dampak program BERMUTU terhadap peningkatan profesionalisme guru dan prestasi siswa. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk Studi yang merupakan kegiatan dari Komponen 4 Program BERMUTU dan tidak akan menjadi bahasan utama Bab ini karena dibahas tersendiri dalam Bab lain. b. M&E dampak sosial yang ditujukan untuk meminimalisir dampak negatif sekaligus menjamin diperolehnya nilai tambah oleh masyarakat suku terasing dan atau masyarakat daerah terpencil dari Program BERMUTU. 7.4. Alur Kegiatan PMME Rangkaian kedua kegiatan PMME, pemberian block grant dan pengelolaan kegiatan non-block grant adalah sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 7.2. berikut ini: Project Operational Manual BERMUTU Hal VII - 3

BAB I PENDAHULUAN BAB VII MONITORING DAN EVALIASI Gambar 7.2. Alur Kegiatan PMME Pengembangan Draft Sistem Oleh PCU Dibantu oleh TA PMME utk KKG/MGMP (Compliance Mon.) dan PIME Dampak Sosial Workshop Pengembangan Sistem diikuti peserta dari unsur satker semua PIU, P4TK, LPMP, Kab/Kota, LPTK, Disdik Prop. Kegiatan: 1. Mereview draft sistem 2. Membuat instrumen detil untuk PIU/masing2 satker dan program KKG/MGMP 3. Membuat Action Plan ss PMME utk. Non-KKG/ MGMP Sosialisasi dan TOT Regional di P4TK Sosialisasi dan TOT di PIU Masing-masing Sosialisasi dan TOT Propinsial di LPMP Pelaksanaan M&E di PIU/Lembaga masing-masing Sosialisasi dan TOT Daerah di Kab/Kota Pelaksanaan ME di KKG/MGMP dan Lembaga masing-masing Penyusunan laporan pembahasan dan per lembaga, per kabupaten, per propinsi, per regional, dan nasional, serta rencana tindak lanjut Catatan: TA Akan mensupervisi kegiatan TOT implementasi Action Plan. TA akan melakukan M&E secara sample. Biaya Pengembangan Sistem oleh BERMUTU, biaya Action Plan (TOT) dan Pelaksanaan oleh masing-masing lembaga (Satker), Rapat2 Nasional oleh PCU Pelaksanaan Tindak Lanjut Hal VII - 4 Project Operational Manual BERMUTU

7.5. Sasaran Kegiatan M&E 7.5.1. Sasaran M&E Persiapan atau Perencanaan Meliputi: a. Prosedur penyusunan perencanaan, b. Unsur-unsur yang terlibat dalam perencanaan, c. Hasil perencanaan dan pemanfaatannya d. Kesesuaian baseline data dan indikator-indikator keberhasilan yang ditetapkan dengan tujuan program. e. Kelengkapan administrasi dan dokumen perencanaan. f. Khusus untuk PMME Pemberian Block Grant, sasaran meliputi ketersediaan, akuntabilitas, serta, konsistensi penggunaan kriteria pemberian Block Grant. 7.5.2. Sasaran M&E Pelaksanaan: a. Kesesuaian prosedur, kriteria dan jadwal kegiatan yang dilaksanakan dengan yang direncanakan b. Ketersediaan, penyaluran dan pemanfaatan sumber daya untuk setiap kegiatan sebagaimana direncanakan termasuk penyaluran dan penggunaan dana Block Grant ke kelompok kerja guru dan tenaga kependidikan lainnya melalui LPMP. c. Ketercapaian tonggak-tonggak keberhasilan (milestone) untuk setiap tahapan sebagaimana yang diharapkan. d. Hambatan dan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan serta pemecahannya. e. Kelengkapan administrasi dan dokumen pelaksanaan kegiatan. 7.6. Petugas M&E 1. Petugas dari Ditjen PMPTK yang dapat diwakili oleh staf P4TK dan atau LPMP, serta penanggung jawab M&E PCU/DIU. 2. Petugas Daerah yang mewakili unsur Pemda. 3. Petugas yang mewakili LPTK dan Perwakilan Kelompok Sasaran. 7.7. Pemanfaatan Hasil M&E 1. Hasil kedua kegiatan utama M&E: PIME dan PMME diberikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan di tingkat nasional dan kabupaten/kota serta LPTK. 2. Harus dibuat laporan tertulis secara komprehensif dari penyelenggaraan dan hasil kedua kegiatan M&E tersebut dan disampaikan kepada Depdiknas, Pemerintah Daerah, dan Bank Dunia. 3. Hasil M&E dipublikasikan secara berkala melalui buletin internal dan website Ditjen PMPTK untuk diketahui oleh kelompok sasaran dan pemangku kepentingan lainnya agar diperoleh akuntabilitas publik bagi program di samping untuk mendapat masukan bagi perbaikan. 4. Hasil M&E dimanfaatkan sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan program. 7.8. Strategi Pengembangan dan Pelaksanaan Tahap I: Penyiapan Sistem Kegiatan Tahap I ini meliputi 5 (lima) sub-kegiatan sebagai berikut: 1. Pengembangan Sistem Meliputi penyusunan: TOR, Kerangka Kerja Pemantauan (Monitoring Framework), Kerangka Kinerja Program (Results Framework), Prosedur, Kriteria Petugas, dan Instrumen, serta Jadwal Pelaksanaan. Project Operational Manual BERMUTU Hal VII - 5

BAB I PENDAHULUAN BAB VII MONITORING DAN EVALIASI 2. Pelatihan Petugas. Pelatihan ini diberikan kepada calon petugas dari semua unsur agar mampu menerapkan prosedur dan menggunakan instrumen serta pembuatan Action Plan, serta penyusunan laporan. 3. Implementasi Action Plan. Action Plan tersebut berisi jadwal pelaksanaan sosialisasi dan ujicoba terbatas instrumen M&E di daerah peserta. 4. Supervisi Implementasi Action Plan Tenaga Bantuan Teknis dan sejumlah petugas dari pusat akan ditugaskan ke daerah (secara sampel) untuk memberikan bimbingan dan berbagai masukan yang diperlukan dalam pelaksanaan Action Plan. 5. Pemberian Tenaga Bantuan Teknis Tenaga Bantuan Teknis (Konsultan) akan memberikan bantuan keahliannya kepada penyelenggara Program BERMUTU dalam seluruh rangkaian kegiatan Tahap I yang meliputi pengembangan sistem, perancangan dan penyelenggaraan pelatihan petugas, supervisi implementasi action plan, serta melakukan meta-evaluasi pelaksanaan kegiatan M&E (PMME & PIME). Konsultan ini juga akan memastikan bahwa hasil/temuan M&E ditindaklanjuti dengan baik sehingga materi maupun program untuk guru-guru yang mengajar di daerah terpencil menjadi lebih baik dan sesuai dengan karakteristik sosial dan budaya setempat. Tahap II: Pelaksanaan M&E Tahap ini terdiri dari 3 (tiga) sub kegiatan yaitu sebagaimana berikut ini. 1. Pelaksanaan Dalam tahap ini sejumlah pertugas yang telah lulus dalam mengikuti diklat khusus ditugaskan untuk melakukan M&E dengan ketentuan: a. Petugas yang terlibat harus yang telah mengikuti dan lulus dari diklat petugas M&E BERMUTU. b. Komposisi petugas untuk setiap lokasi terdiri dari 3 (tiga) orang petugas yang terdiri dari unsur PMPTK atau yang diwakili oleh petugas dari P4TK dan atau LPMP, unsur Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan unsur pemangku kepentingan lainnya dari LPTK terkait atau dari unsur asosiasi profesi. Pelaksanaan M&E dilakukan dengan merujuk kepada rancang-bangun yang telah ditetapkan secara nasional meliputi: prosedur, instrumen, sumber data dan informasi, serta etika petugas. 2. Pelaporan Hasil M&E a. Laporan disusun oleh Petugas M&E yang terlatih sebagaimana telah disebutkan di atas, selanjutnya laporan diserahkan kepada PCU dengan tembusan kepada DIU sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan. b. Laporan dianalisis oleh tim yang ditunjuk oleh PCU dan merekomendasikan berbagai tindak lanjut yang harus dilakukan oleh pihak terkait. c. Hasil analisis dibahas dalam sebuah pertemuan dengan Steering Committee sebagai sosialisasi dan memperoleh masukan guna penyempurnaan rekomendasi tindak lanjut. d. Pihak terkait menindaklanjuti rekomendasi sesuai dengan isi dan jadwal yang direkomendasikan dan membuat laporan hasil tindak lanjut. e. PCU mempublikasikan hasil M&E melalui GIM dan saluran komunikasi lainnya termasuk website Bindiklat. Hal VII - 6 Project Operational Manual BERMUTU

3. Meta Evaluasi a. Meta Evaluasi dilaksanakan untuk mengevaluasi pelaksanaan PMME dan PIME (lihat Gambar 7.3.). b. Laporan PMME dan PIME sendiri merupakan salah satu data yang akan dijadikan masukan dalam Meta Evaluasi. c. Untuk menjaga independensi pelaksanaan dan hasil, kegiatan ini akan dilaksanakan oleh pihak independen yaitu Tenaga Bantuan Teknis yang direkrut dan ditugaskan khusus untuk itu. d. Kegiatan ini merupakan kegiatan terpadu dari Program BERMUTU sehingga dikelola dan dibiayai oleh proyek. Tahap I Tahap II Implementasi Action Plan Pelaksanaan Bantuan Teknis Pelatihan Petugas Pelaporan dan Publikasi Hasil Pengembangan Sistem Meta Evaluasi 7.9. Pembiayaan Gambar 7.3. Bagan kegiatan Meta-Evaluasi Program BERMUTU M&E merupakan bagian terpadu dari penyelenggaraan Program BERMUTU. Oleh sebab itu perlu dilakukan pembagian tanggungjawab pembiayaan secara proporsional sesuai bidang dan wilayah tugasnya sebagai berikut: 1. PCU membiayai: a. Pengembangan Sistem b. Technical Asistance Nasional c. Sosialisasi dan TOT Nasional d. Pelaksanaan oleh Tim Nasional (untuk program Block Grant berdasarkan secara sampel termasuk oleh Technical Assistance). e. Pertemuan dan Pelaporan Nasional f. Penyelenggaraan kegiatan M&E di lingkungan PIU (PMPTK) Project Operational Manual BERMUTU Hal VII - 7

BAB I PENDAHULUAN BAB VII MONITORING DAN EVALIASI 2. PIU membiayai: a. Sosialisasi dan TOT di lingkungan organisasi PIU b. Pelaksanaan M&E di lingkungan dan oleh Tim PIU (Dikti dan Balitbang) c. Pertemuan dan Pelaporan tingkat PIU 3. P4TK membiayai: a. Sosialisasi dan TOT Regional b. Pelaksanaan M&E di regional oleh Tim P4TK (Untuk program Block Grant berdasarkan sampel) c. Pertemuan dan Pelaporan Regional, 4. LPMP membiayai: a. Sosialisasi dan TOT Propinsial b. Pelaksanaan M&E di kabupaten dalam propinsinya oleh Tim LPMP (Untuk program Block Grant) berdasarkan sampel. c. Pertemuan dan pelaporan Propinsial 5. Disdik Kabupaten/Kota membiayai: a. Sosialisasi dan TOT di Kabupaten/Kota b. Pelaksanaan M&E di kabupaten/kota (untuk program Block Grant di seluruh sasaran kecuali yang telah menjadi sasaran sampel PCU, P4TK, dan LPMP) c. Pertemuan dan Pelaporan Kabupaten/Kota 7.10.Mekanisme Pelaporan 1. Pelaporan M&E Kegiatan Pemberian Block Grant a. Diagram Alur: Mekanisme penyusunan dan pengiriman pelaporan hasil pelaksanaan M&E (Compliance) kegiatan pemberian Block Grant kepada kelompok kerja guru dan tenaga kependidikan lainnya adalah sebagaimana diperlihatkan dalam diagram alur pada Gambar 7.4a. Hal VII - 8 Project Operational Manual BERMUTU

Petugas Lapangan Membuat Laporan Hasil M&E yang dilaksanakannya di setiap gugus dalam bentuk Laporan Tim dengan format yang telah dihasilkan Lokakarya dan dibuat 5 (lima) rangkap untuk: 1. Gugus pada saat Clinical Services 2. Disdik Kab/Kota 3. LPMP 4. Lembaga asal petugas 5. Arsip petugas. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Menyelenggarakan Rapat Pembahasan dan Penyusunan Laporan Hasil M&E per Kab/Kota. Rapat dihadiri oleh penanggung jawab M&E dari Disdik Kab/Kota, Penjab M&E LPMP, Perwakilan Disdik Prop dan LPTK Terkait. Hasil pembahasan dalam bentuk Laporan M&E per Kabupaten/Kota disampaikan kepada: 1. Gugus 2. LPMP 3. Steering Committee Daerah LPMP Menyelenggarakan Rapat Pembahasan dan Penyusunan Laporan Hasil M&E per propinsi. Hasil pembahasan dalam bentuk Laporan M&E per LPMP/Propinsi disampaikan ke: 1. Dinas Pendidikan/Kab Kota 2. PCU 3. Steering Committee Daerah 4. P4TK Regionalnya untuk membuat Laporan Regional oleh Tim Penanggung Jawab M&E Regional. 5. Arsip LPMP PCU Menyelenggarakan rapat Pembahasan dan Penyusunan AnalisisLaporan M&E Nasional yang dihadiri oleh: Penjab M&E PCU; Penjab M&E LPMP, Penjab M&E P4TK. Laporan hasil M&E Nasional dipresentasikan dalam sebuah sesi yang dihadiri oleh: Steering Committee Nasional, PCU, PIU, Penjab M&E LPMP, dan Penjab M&E P4TK. Laporan hasil semiloka disampaikan kepada: 1. Steering Committee Nasional 2. Semua PIU 3. Semua P4TK Terkait 4. Semua LPMP Terkait 5. Dinas Pendidikan Propinsi 6. Perwakilan Kerajaan Belanda 7. Bappenas 8. Depkeu 9. Bank Dunia Gambar 7.4a. Diagram Alur Mekanisme Pelaporan M&E (Compliance) Project Operational Manual BERMUTU Hal VII - 9

BAB I PENDAHULUAN BAB VII MONITORING DAN EVALIASI Kegiatan Pemberian Block Grant. a. Jadwal Kegiatan: Secara garis besar penyusunan jadwal pelaksanaan M&E (Compliance) kegiatan pemberian Block Grant memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Jadwal kegiatan pelaksanaan M&E kegiatan pemberian Block-Grant dibuat secara nasional dalam semiloka Tim Pengembang M&E. 2) Jadwal harus dilaksanakan secara konsisten agar tidak terjadi gangguan terhadap jadwal rangkaian kegiatan lainnya. 3) Untuk menjamin validitas hasilnya, M&E kegiatan pemberian Block Grant dilaksanakan ketika kegiatan di kelompok kerja penerima Block Grant sedang berlangsung. Oleh sebab itu, kegiatan kelompok kerja juga harus dilaksanakan secara serentak bersamaan. 4) Keterlaksanaan kegiatan kelompok kerja sesuai dengan jadwal nasional merupakan salah satu aspek yang dinilai dalam M&E. b. Format Laporan M&E Block Grant: Penyusunan format pelaporan M&E Pelaporan M&E (Compliance) Kegiatan Pemberian Block Grant serta pendistribusiannya adalah sebagai berikut; 1) Sejumlah Format Laporan M&E kegiatan terkait dengan pemberian Block Grant kepada kelompok kerja tenaga kependidikan dibuat secara standar dalam semiloka Tim Pengembang M&E secara nasional. 2) Bentuk format laporan dan pendistribusiannnya adalah sebagai berikut (Tabel 7.1.) : Tabel 7.1. Format Laporan, Distribusi, dan Penggunanya Format Laporan Didistribusikan Kepada dan Digunakan Oleh 1. Laporan Pelaksanaan M&E di Gugus Petugas M&E yang terlatih dan memperoleh penugasan. 2. Laporan Konsolidasi Pelaksanaan M&E di Kabupaten/Kota 3. Laporan Konsolidasi Pelaksanaan M&E di Propinsi 4. Laporan Konsolidasi Pelaksanaan M&E di Regional 5. Laporan Konsolidasi Pelaksanaan M&E Nasional Penanggung Jawab M&E di Disdik Kab/Kota Penanggung Jawab M&E di LPMP Penanggung Jawab M&E di P4TK Penanggung Jawab M&E di PCU 2. Pelaporan M&E Kegiatan Non-Block Grant a. Diagram Alur: Mekanisme penyusunan dan pengiriman pelaporan hasil pelaksanaan M&E untuk kegiatan Non-Block Grant adalah sebagaimana diperlihatkan dalam diagram alur pada Gambar 7.4b. Hal VII - 10 Project Operational Manual BERMUTU

Petugas Lapangan Membuat Laporan Hasil M&E yang dilaksanakannya di setiap Satgas Kegiatan di lingkungan PIU dalam bentuk Laporan Tim dengan format yang telah dihasilkan Lokakarya dan dibuat 4 (empat) rangkap untuk: 1. Penanggung Jawab Kegiatan saat Clinical Service 2. Penanggung Jawab M&E PIU yang bersangkutan 3. Unit asal petugas 4. Arsip petugas. PIU Menyelenggarakan Rapat Pembahasan dan Penyusunan Laporan Hasil M&E per PIU. Rapat dihadiri oleh PenanggungJawab Setiap Kegiatan, Penanggung Jawab M&E PIU, dan Petugas M&E. Hasil pembahasan dalam bentuk Laporan M&E per PIU disampaikan kepada: 1. PIU 2. Penanggung Jawab Kegiatan di PIU 3. Arsip Penanggung Jawab M&E PIU PCU Menyelenggarakan rapat Pembahasan dan Penyusunan Analisis Laporan M&E Nasional yang dihadiri oleh: Penjab M&E PCU; Penjab M&E LPMP, Penjab M&E P4TK. Laporan hasil M&E Nasional dipresentasikan dalam sebuah sesi yang dihadiri oleh; Steering Committee Nasional, PCU, PIU, Penjab M&E LPMP, dan Penjab M&E P4TK. Laporan hasil semiloka disampaikan kepada: 1. Steering Committee Nasional 2. Semua PIU 3. Semua P4TK Terkait 4. Semua LPMP Terkait 5. Dinas Pendidikan Propinsi 6. Perwakilan Kerajaan Belanda 7. Bappenas 8. Depkeu 9. Bank Dunia Gambar 7.4b. Diagram Alur Mekanisme Pelaporan M&E Kegiatan Non- Block Grant. b. Jadwal Kegiatan: Secara garis besar penyusunan jadwal pelaksanaan M&E kegiatan Non- Block Grant memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Jadwal kegiatan pelaksanaan M&E Kegiatan Non-Block Grant dibuat secara nasional dalam semiloka Tim Pengembang M&E. 2) Jadwal harus dilaksanakan secara konsisten agar tidak terjadi gangguan terhadap jadwal rangkaian kegiatan lainnya. 3) Untuk menjamin validitas hasilnya, M&E kegiatan Non-Block Grant dilaksanakan ketika kegiatan di Satgas Kegiatan di lingkungan PIU sedang berlangsung. Oleh sebab itu, kegiatan di Satgas Kegiatan di lingkungan PIU juga harus disesuaikan dengan jadwal Semiloka M&E Nasional. 4) Keterlaksanaan kegiatan Satgas Kegiatan di lingkungan PIU sesuai dengan jadwal nasional merupakan salah satu aspek yang dinilai dalam M&E. Project Operational Manual BERMUTU Hal VII - 11

BAB I PENDAHULUAN BAB VII MONITORING DAN EVALIASI c. Format Laporan M&E Block Grant: Penyusunan format pelaporan M&E kegiatan Non- Block Grant serta pendistribusiannya adalah sebagai berikut; 1) Sejumlah Format Laporan M&E kegiatan terkait dengan pemberian Block Grant kepada kelompok kerja tenaga kependidikan dibuat secara standar dalam semiloka Tim Pengembang M&E secara nasional. 2) Bentuk format laporan dan pendistribusiannnya adalah sebagai berikut (Tabel 7.2) : Tabel 7.2. Format Laporan, Distribusi, dan Penggunanya Format Laporan 1. Laporan Pelaksanaan M&E di Satgas Kegiatan di lingkungan PIU 2. Laporan Konsolidasi Pelaksanaan M&E di lingkungan PIU. 3. Laporan Konsolidasi Pelaksanaan M&E Nasional Didistribusikan Kepada dan Digunakan Oleh Petugas M&E PIU yang terlatih dan memperoleh penugasan. Penanggung Jawab M&E PIU. Penanggung Jawab M&E di PCU 7.11. M&E Dampak Kegiatan terhadap Masyarakat Suku Terasing dan/atau Masyarakat Di Daerah Terpencil Di dalam Project Appraisal Document (PAD) Annex 11 disebutkan bahwa project BERMUTU juga memperhatikan kepentingan dari kelompok masyarakat suku terasing dan/atau daerah terpencil (Isolated Vulnerable People) agar menerima manfaat program sebagaimana daerah lainnya. Secara tidak langsung kelompok IVP akan menerima manfaat program melalui peningkatan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar yang bertugas di daerah terpencil atau dengan kata lain kelompok IVP diuntungkan oleh program dengan tersedianya guru yang berkualifikasi baik didaerahnya termasuk berfungsinya kelompok kerja guru yang didukung oleh BERMUTU. Ada 4 instrumen pokok yang dipergunakan dalam monitoring dan evaluasi dampak sosial program BERMUTU terhadap kelompok IVP, yaitu: (a) sensus guru yang akan menyediakan data statistik tentang distribusi guru yang bekerja di daerah IVP (jumlah, jenis kelamin, pengalaman kerja serta sertifikat profesi; (b) tersedianya laporan kemajuan pemberian grant kepada kelompok kerja guru termasuk laporan akhir program yang antara lain berisi dokumentasi proses dan dampak terkait dengan upaya untuk mengatasi permasalahan di daerah terpencil; (c) Evaluasi dampak project yang direncanakan dilakukan pada pertengahan dan akhir project juga mencakup program di daerah IVP; (d) Sistem penanganan pengaduan yang terkait dengan program pemerintah sertifikasi guru dan program BERMUTU juga diupayakan mencakup daerah IVP. Kegiatan M&E untuk mengetahui kemajuan keterlaksanaan keempat instrumen tersebut akan dilakukan antara lain: (a) analisa data sensus guru yang dilakukan oleh DitJen PMPTK (SIM PMPTK). Data guru yang dikumpulkan dan dikelola oleh PMPTK akan digunakan sebagai sumber utama dalam menganalisa distribusi guru di daerah masyarakat suku terasing dan/atau daerah terpencil menurut jender, latar belakang pendidikan, pencapaian prestasi akademik, masa kerja, dan sebagainya. Selain itu dari sumber yang sama dapat pula dianalisa distribusi keberadaan KKG/MGMP menurut wilayah termasuk suku terasing dan/atau daerah terpencil; (b) memastikan bahwa kegiatan pemberian hibah untuk kelompok kerja guru di daerah suku terasing dan/atau didaerah terpencil juga dilakukan dan laporan kemajuan pemberian hibah untuk kelompok kerja guru khususnya di daerah suku terasing dan/atau daerah terpencil juga dibuat oleh pelaksana program; (c) memastikan bahwa evaluasi dampak program BERMUTU Hal VII - 12 Project Operational Manual BERMUTU

juga mencakup daerah suku terasing dan/atau daerah terpencil; dan (d) Unit Penanganan Pengaduan dan Relasi Publik yang akan dibentuk oleh project juga mencakup wilayah IVP untuk penanganan pengaduan yang muncul di daerah tersebut. Kegiatan M&E untuk daerah IVP ini akan dilakukan oleh jajaran pelaksana project (DitJen.PMPTK) baik ditingkat daerah ataupun nasional sesuai dengan kerangka kerja kegiatan M&E program BERMUTU. --- --- Project Operational Manual BERMUTU Hal VII - 13