BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCARI KATA DAN ISTILAH. Daryuni

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi berkembang semakin pesat. Manusia dituntut dengan segala

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional, dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Aktivitas matematika seperti problem solving dan looking for

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. bermutu menjadi salah satu faktor yang penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar. Pengertian belajar itu sendiri menurut Morgan

PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan standar kelulusan di setiap tingkatan dalam pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2013 Bab II Pasal 3 disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG A. Analisis Terhadap Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang Perpindahan kurikulum PAI dari kurikulum 1994 ke kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi telah menjadikan perubahan besar pada pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang. Perubahan pembelajaran ini diakui oleh guru PAI SMPN 36 Semarang, bahwa pada pembelajaran PAI sekarang siswa tidak cukup hanya diajarkan untuk menghapal materi-materi pelajaran saja atau pendekatan aspek kognitif, tetapi pembalajaran PAI kurikulum 2004 pencapaian hasil pembelajaran diharapkan imbang antara aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) siswa. Pelajaran Pendidikan Agama Islam mempunyai hubungan erat dengan pelajaran lainnya, maka semua mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan kepada peserta didik haruslah mengandung muatan pendidikan akhlak dan setiap guru haruslah memperhatikan akhlak atau tingkah laku peserta didik. Kurikulum 2004 ini menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan langsung oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Pencapaiannya dapat diamati bentuk perilaku atau ketrampilan peserta didik. Ketentuan KBK 2004 dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab. 68

69 Rangka pelaksanaan KBK terdapat berbagai upaya yang harus dilakukan meningkatkan kualitas pembelajaran, untuk itu sekolah diberikan kewenangan serta mandiri untuk melakukan inovasi terhadap pendidikan yang dilaksanakan sesuai kebutuhan, sehingga pelaksanaan pembelajaran PAI juga disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan sekolah SMPN 36 Semarang. Apabila dilihat dari pelaksanaannya, proses pembelajaran PAI yang dilaksanakan di kelas VII SMPN 36 Semarang telah terjadwal dengan baik. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan, guru disiplin dalam mengajar dan siswa rajin mengikuti pembelajaran. Adapun proses pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang mempunyai beberapa komponen yang harus dipenuhi, yaitu meliputi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode dan evaluasi pembelajaran. a. Tujuan Pembelajaran Tujuan dari PAI di sini sudah dilaksanakan dengan baik yakni menanamkan nilai-nilai Islam dan tidak melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Pendidikan Agama Islam harus lebih ditekankan pada aspek amaliah (yaitu tingkah laku atau akhlakul karimah), hal ini ditunjukkan pada aspek pembiasaan adanya shalat dhuha secara berjamaah. b. Materi Pembelajaran Materi pelajaran merupakan bahan yang disampaikan oleh guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa rangka pencapaian kompetensi. Materi pelajaran merupakan komponen yang terkandung dalam mata pelajaran. Materi yang disampaikan di SMPN 36 Semarang sudah sesuai silabus dan program tahunan serta rencana pembelajaran. Materi PAI yang telah tertuang pada silabus (sebagaimana terlampir), guru PAI membuat perangkat KBM pendidikan agama Islam yang terdiri dari program tahunan, program semesteran, rumusan rencana

70 pembelajaran. 1 Perangkat KBM PAI ini dijadikan sebagai acuan atau pedoman bagi guru pelaksanaan pembelajaran PAI. c. Metode Pembelajaran PAI Materi PAI bersifat kompleks, sehingga metode yang digunakan bisa bermacam-macam sesuai dengan tujuan dan karakteristik dari materi tersebut. Menurut guru PAI bahwa tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga seorang guru harus bisa memahami masing-masing metode untuk bisa diterapkan secara tepat dalam pembelajaran. Seorang guru dapat menggunakan beberapa metode untuk menyampaikan suatu pokok bahasan tertentu. Pada awal pengajaran guru menyampaikan suatu uraian dengan menggunakan metode ceramah, kemudian memberikan contoh-contoh dengan menggunakan metode peragaan, diskusi dan dapat diakhiri dengan tanya jawab. Metode yang digunakan sudah disesuaikan kemampuan dasar dan tujuan yang hendak dicapai materi yang akan disampaikan dan penggunaan metode telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran dilaksanakan sebagaimana tercantum pada rencana pembelajaran. Adapun metode yang digunakan oleh guru PAI di SMPN 36 Semarang adalah metode ceramah, DI (direct instruction), diskusi, penugasan, dan tanya jawab, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ketrampilan proses dan CTL (contextual teaching and learning). d. Evaluasi Evaluasi yang digunakan untuk mata Pelajaran PAI di SMP yang terdiri dari 5 aspek, yaitu aspek Al Quran/Hadist, tauhid (keimanan), akhlak, fiqih/ibadah, dan tarikh. Sudah sesuai pedoman penilaian yaitu meliputi : 1 Dokumentasi perangkat KBM PAI 2005/2006 SMPN 36 Semarang

71 1. Pengembangan penilaian ranah kognitif 2. Pengembangan penilaian ranah afektif 3. Pengembangan penilaian ranah psikomotorik Untuk jenis-jenis ujian atau tagihan yang digunakan oleh guru PAI sangat variatif yakni berupa kuis, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan semester, dan ujian akhir. B. Analisis Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran PAI Materi Sejarah Islam Berbasis Multimedia di kelas VII SMPN 36 Semarang Jika melihat kurikulum PAI sejak tahun 2004 kemarin yang telah berubah dari kurikulum 1994 menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi maka penerapan metode problem solving sangat mendukung terhadap penguasaan kompetensi siswa bidang studi Pendidikan Agama Islam. Pentingnya penggunaan dalam pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang bahwa multimedia merupakan bagian dari sebagai alat motivasi ekstrinsik kegiatan belajar mengajar. Alat motivasi ekstrinsik adalah alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang, selain itu untuk menjadikan siswa lebih tertarik dan semangat dalam belajar. Dalam bab III telah penulis uraikan pelaksanaan pembelajaran PAI Berbasis Multimedia. Ternyata praktiknya, multimedia kurang dapat sepenuhnya digunakan secara maksimal seperti yang ditargetkan pada tujuan pembelajaran. Menurut penulis hal ini dikarenakan penggunaan multimedia pembelajaran yang diterapkan pada pelajaran PAI di SMPN 36 Kurikulum Berbasis Kompetensi masih pada perjalanan proses yang membutuhkan penyempurnaan, hal ini mengingat sulitnya mencari bahan dan hardware tambahan. Ada beberapa hal yang perlu analisis tentang keefektifan pembelajaran PAI Berbasis Multimedia di SMPN 36 Semarang. 1. Tujuan Adapun tujuan dari pembelajaran PAI berbasis multimedia di SMPN 36 Semarang guna: a. Meningkatkan daya serap siswa terhadap materi

72 b. Menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik perhatian siswa c. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI d. Meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI e. Meningkatkan apresiasi terhadap mata pelajaran PAI bagi siswa maupun stake holder di SMP 36 menjadi lebih baik 2 2. Proses Dalam proses pembelajaran terdapat aspek-aspek seperti halnya: a. Perencanaan Persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan pembelajaran PAI Berbasis Multimedia di SMPN 36 Semarang guru PAI telah berupaya maksimal. Hal yang perlu diperhatikan pada perencanaan guru sebagai fasilitator harus benar-benar menguasai materi. Materi yang ada pada pembelajaran menggunakan multimedia di SMPN baru meliputi aspek-aspek Al Quran/ Hadits, Fiqh, dan Sejarah. Untuk aspek aqidah dan akhlak belum dapat disajikan dengan menggunakan multimedia karena kendala yang ada. Siswa-siswa di SMPN 36 Semarang sangat heterogen tingkat intelektualitasnya. Ada yang mempunyai penyerapan materi cepat tetapi ada juga yang lamban. Para siswa SMPN 36 rata-rata berlatar belakang dari sekolah-sekolah dasar, bukan dari madrasah dan pesantren sehingga pengetahuan keagamaan mereka terbatas. Mereka mendapatkan pelajaran agama hanya dari bangku sekolah, guru-guru ngaji di musholla/ masjid atau dari privat dan orang tua. Pengalaman keagamaan para siswa SMPN 36 Semarang juga ikut mempengaruhi pembentukan intelektualitas para siswa. Ada siswa yang lingkungan sosial dan keluarganya memperhatikan pendidikan dan perilaku keagamaan mereka, tetapi juga ada siswa 2 Hasil wawancara dengan Muhammad Ahsan, tanggal 16 Juni 2005

73 yang lingkungan sosial dan keluarganya memang kurang memperhatikan pendidikan dan perilaku keagamaan mereka. b. Pelaksanaan 1. Menciptakan komunikasi Guru harus lebih memperbanyak komunikasi dengan siswa. Hal ini sangat penting sekali karena murid sangat memerlukan bantuan, bimbingan dan perhatian guru. 2. Alokasi waktu Alokasi waktu dalam pembelajaran PAI hanya dua jam pelajaran yakni 2 x 45 menit. Waktu menjadi lebih efektif dengan memutarkan VCD pembelajaran. 3. Menggunakan metode dan media pembelajaran yang baik dan bervariasi Meskipun sudah ada VCD akan tetapi belum ada bentuk program atau materi yang sifatnya interaktif secara otomatis. 4. Adanya partisipasi dari siswa Siswa kurang aktif dalam forum diskusi, hal ini dikarenakan faktor mental, kurangnya pengetahuan tentang materi dan pengembangan ide sehingga menyebabkan guru selalu membimbing dalam setiap pertanyaan. 5. Memberikan ringkasan. Guru hanya memberikan ringkasan secara lisan sehingga bagi siswa ada yang mengalami kesulitan dalam mengingat ucapan guru, jadi guru juga harus menuliskan atau memberikan print out ringkasan dari materi yang baru saja disampaikan. c. Evaluasi Evaluasi yang tidak hanya pada ranah kognitif, akan tetapi pada afektif dan psikomotorik yaitu melalui sikap dan perbuatan siswa. Guru PAI melakukan evaluasi setelah melakukan pembelajaran PAI berbasis multimedia guru dapat melihat kelebihan dan kekurangan siswa. Hal ini dapat dilihat saat guru memberikan solusi atas beberapa

74 keluhan dan kesulitan siswa dalam pembelajaran PAI. Guru PAI SMPN 36 juga memahami tingkat kecerdasan siswanya, karena saat pembelajaran PAI Berbasis Multimedia selesai guru senantiasa melakukan post tes dan pre test di pertemuan berikutnya. Evaluasi yang dilakukan oleh guru meliputi: 1 Kuis. Hal ini berupa isian singkat yang menanyakan hal-hal prinsip. Biasanya dilakukan sebelum pelajaran dimulai, digunakan untuk mengetahui dan merangsang pengetahuan awal siswa. 2 Pertanyaan lisan. Materi yang ditanyakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep, prinsip, atau teori dasar. Teknik bertanya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa, mereka diberi waktu sebentar untuk berpikir, dan selanjutnya guru menunjuk secara acak beberapa siswa untuk menjawab. 3 Tugas kelompok Hal ini diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara berkelompok. 4 Ulangan harian (tes harian) Ulangan harian dilakukan secara periodik, misalnya setiap materi pokok selesai diajarkan. Bentuk soal yang digunakan sebaiknya berupa uraian objektif atau uraian non-objektif. 3. Hasil Hasil yang tercapai sudah sangat memuaskan yaitu nilai rata-rata berada di atas Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) mata pelajaran PAI SMPN 36 Semarang, jadi pelaksanaan pembelajaran PAI materi SMPN 36 Semarang sudah dapat dikatakan efektif karena SKBM dari materi sejarah Islam adalah 62,5. Pembelajaran PAI berbasis multimedia SMPN 36 Semarang dapat dikatakan efektif berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1. Kecermatan penguasaan kemampuan atau perilaku yang dipelajari.

75 Siswa lebih cepat dan cermat dalam memahami materi pembelajaran yang telah di-rearrange oleh guru, hal ini dikarenakan sebelumnya siswa kurang dapat memahami siapa saja nama tokoh dari film Ar Risalah 2. Kecepatan untuk kerja sebagai bentuk hasil belajar. Siswa dapat mengerjakan tugas yang tercantum dalam VCD pembelajaran secara cepat dan sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh guru. 3. Kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang harus ditempuh KBM yang ditempuh dalam pembelajaran PAI berbasis multimedia di SMPN 36 Semarang sudah sesuai dengan program tahunan, silabus, dan rencana pembelajaran. 4. Kuantitas untuk kerja sebagai bentuk hasil belajar Kuantitas dari hasil pembelajaran ini dapat dikatakan sudah memenuhi target dari tujuan pembelajaran PAI yakni Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) untuk mata pelajaran PAI kelas VII di SMPN 36 adalah 65 sedangkan hasil akhir dari pembelajaran adalah dengan nilai rata-rata 85 5. Kualitas hasil akhir yang dapat dicapai Kualitas dari hasil dapat dideskripsikan predikat baik berdasarkan rata-rata diatas. 6. Tingkat alih belajar Siswa dapat dikatakan sudah menguasai pelajaran tentang masyarakat Makkah sebelum Islam datang untuk kemudian dapat melanjutkan pada materi masyarakat Makkah sesudah Islam datang, 7. Tingkat retensi belajar Kemampuan atau tingkat retensi siswa dapat dikatakan sudah baik hal ini dilihat ketika pelajaran telah selesai guru memberikan pertanyaan sambil memberikan ringkasan cerita, kemudian siswa menjawab pertanyaan tersebut. Hal tersebut juga dilakukan pada pertemuan sesudahnya.

76 C. Solusi Hambatan Pembelajaran PAI Berbasis Multimedia SMPN 36 Semarang Telah penulis sebutkan dalam bab III, bahwa diantara hambatan pembelajaran PAI seperti di bawah ini: 1. Adanya kesulitan para siswa memahami bahasa yang digunakan di VCD pembelajaran sehingga memerlukan pembaharuan bahasa dan tulisan dengan sistem dubbing. 2. Banyak memerlukan sumber-sumber belajar lain, selain VCD pelajaran PAI hasil karya dari guru sendiri, VCD tentang kebesaran Allah, kejayaan Islam, atau film dokumenter yang lain masih relatif sulit dan mahal. 3. Biaya operasional untuk pencarian bahan dari materi pelajaran agaknya ada kendala. 4. Waktu penggunaan multimedia bersamaan dengan mata pelajaran lain, sehingga memerlukan kompromi dengan guru yang bersangkutan agar tidak bersamaan. 3 Beberapa kekurangan tersebut semestinya guru mengambil beberapa langkah yang memberikan solusi. Langkah-langkah tersebut diantaranya: 1. Guru juga harus memprediksikan kemampuan siswa tentang kemampuan bahasanya. 2. Guru harus tetap mencari dan selalu mencari bahan pembelajaran sebanyak-banyaknya. 3. Untuk masalah biaya, guru hendaknya juga menyisihkan sedikit untuk kepentingan anak didik 4. Setiap guru yang ingin memakai ruang multimedia harus sudah memesan tempat tersebut seminggu sebelum pelajaran dimulai. Untuk mengatasi hambatan pembelajaran PAI diharapkan pembelajaran lebih lancar dan efektif serta efisien. Selain itu Pelaksanaan 3 Hasil wawancara dengan Muhammad Ahsan, tanggal 16 Juni 2005

77 pembelajaran PAI Berbasis Multimedia juga mempunyai beberapa aspek positif. 1. Multimedia menjadikan siswa lebih betah dalam mengikuti pelajaran. 2. Multimedia ini dapat membuat pendidikan agama Islam di sekolah lebih relevan dengan kehidupan. Bahwasanya tidak hanya pelajaran umum yang bisa memakai multimedia tetapi PAI juga dapat mengikuti perkembangan teknologi dan juga menggunakannya. 3. Multimedia ini dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik. 4. penggunaan multimedia ini dapat memupuk keimanan dan ketaqwaan serta menumbuhkan rasa tanggung jawab pada peserta didik.