PERKEMBANGAN POPULASI WERENG HIJAU

dokumen-dokumen yang mirip

Abdul Hamid 1) dan Herry Nirwanto 2) 2). UPN Veteran Jawa Timur ABSTRACT

KEMAMPUAN HIDUP KOLONI-KOLONI WERENG HIJAU Nephotettix virescens (Distant) PADA BEBERAPA GOLONGAN KETAHANAN VARIETAS PADI

Ketahanan Beberapa Varietas terhadap Penyakit Tungro di Sulawesi Selatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk dalam genus Oryza, yang terbagi menjadi 25 spesies dan semuanya

J. Sains & Teknologi, Agustus 2005, Vol.5 No. 2: ISSN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Agustus sampai dengan November 2012 di

KETAHANAN BEBERAPA GALUR DAN VARIETAS PADI (Oryza Sativa L.) TERHADAP SERANGAN VIRUS TUNGRO

I. PENDAHULUAN. kendala dalam peningkatan stabilitas produksi padi nasional dan ancaman bagi

PENYEMPURNAAN PENGENDALIAN TERPADU PENYAKIT TUNGRO DENGAN STRATEGI MENGHIDARI INFEKSI DAN PERGILIRAN VARIETAS TAHAN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

CICADELIDAE) DI KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN ZEOLIT TERHADAP KEBERADAAN WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI. Oleh SIDIQ DWI WARSITO H

KORELASI PENYAKITVIRUS TUNGRO DENGAN BERBAGAI JENIS WERENG PADA TANAMAN PAD1 (Oryza sativa) Di JAWA TIMUR

HAMA PENYAKIT TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA

Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Wereng batang coklat (WBC) dapat menyebabkan kerusakan dan kematian total

INSIDENSI PENYAKIT TUNGRO PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

UJI KETAHANAN GALUR-GALUR PADI TERHADAP PENYAKIT TUNGRO DI DAERAH ENDEMIK ABSTRAK PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Padi sawah (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas andalan Provinsi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI

UJI PERBEDAAN SISTEM JAJAR LEGOWO TERHADAP BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA SAWAH TADAH HUJAN SKRIPSI SARLYONES KAFISA

SKRIPSI KELIMPAHAN POPULASI WERENG BATANG COKLAT PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN PEMBERIAN ZEOLIT DAN PENERAPAN KONSEP PHT

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU TERHADAP WERENG HIJAU DAN PENYAKIT TUNGRO DI KABUPATEN MERAUKE, PROVINSI PAPUA

Kelimpahan Wereng Hijau, Insiden Penyakit Tungro, dan Efektivitas Sumber Inokulum pada Ketinggian Tempat Berbeda

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH WILAYAH III FKK HIMAGRI

HASIL DAN PEMBAHASAN

FENOMENA RESURJENSI PADA PENGGUNAAN INSEKTISIDA IMIDOKLOPRID 350SC PADA HAMA WERENG COKLAT. M. Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGARUH PUPUK MAJEMUK PELET DARI BAHAN ORGANIK LEGUM COVER CROP (LCC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI VARIETAS IR 64 PADA MUSIM PENGHUJAN

Evaluasi Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Bali

III. METODE PENELITIAN

PERTANIAN EVALUASI KETAHANAN EMPAT VARIETAS UNGGUL DAN SATU GALUR PADI TERHADAP WERENG HIJAU

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

Peranan dan Dominasi Varietas Unggul Baru dalam Peningkatan Produksi Padi di Jawa Barat

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Penampilan dan Produktivitas Padi Hibrida Sl-8-SHS di Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIAN HAMA WERENG PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3KK Nglegok

UJI ADAPTASI DAN STABILITAS HASIL GALUR HARAPAN MUTAN DIHAPLOID PADI TIPE BARU DI KAWASAN INDONESIA TIMUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. karbohidrat lainnya, antara lain: (1) memiliki sifat produktivitas tinggi, (2) dapat

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

PAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

PADA EMPAT VARIETAS TANAMAN PADI

EFFECT OF ZEOLITE ADDITION TO BROWN PLANTHOPPER PRESENCE ON SOME VARIETIES OF RICE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Komersialisasi Benih Padi Sawah Varietas Unggul. Study on Commercialization of Released Lowland Rice Variety

HASIL DAN PEMBAHASAN

STATUS KEBERADAAN HAMA POTENSIAL PADA PERTANAMAN PADI HIBRIDA, NON-HIBRIDA DAN PENENTUAN PERIODE KRITIS

PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS PADI SAWAH PADA SISTEM JAJAR LEGOWO. Growth and Yield of Two Varieties of Wetland Rice with Jajar Legowo System

HASIL DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PAKAN MELALUI INTRODUKSI JAGUNG VARIETAS UNGGUL SEBAGAI BORDER TANAMAN KENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Magrobis Journal 10. RESPON CABAI BESAR (Capsicum annum L.) TERHADAP VARIASI WAKTU PENGENDALIAN GULMA. Oleh : Erwin Arief Rochyat *) ABSTRAK ABSTRACT

PERKEMBANGAN POPULASI OPT TANAMAN PADI DI DAERAH PENANAMAN PADI SISTEM IP 300 PASCA IMPLEMENTASI PHT

POPULASI DAN INTENSITAS SERANGAN HAMA PUTIH (Nymphula depunctalis Guene) PADA TANAMAN PADI SAWAH DI KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Padi Varietas Cibogo. Asal Persilangan :S487B-75/IR //IR I///IR 64////IR64

Metarhizium anisopliae dan Andrographis paniculata Terhadap Serangga Bukan Hama Sasaran

KOLEKSI VARIETAS UNGGULAN PROVINSI SUMATERA BARAT

DESAIN KONSERVASI PREDATOR DAN PARASITOID UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADA PERTANAMAN PADI

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.4, Desember (618) :

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

WERENG HIJAU (Nephotettix virescens Distant): DINAMIKA POPULASI DAN STRATEGI PENGENDALIANNYA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TUNGRO.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

: Kasar pada sebelah bawah daun

Pengendalian penyakit hawar daun bakteri

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK PHONSKA DAN PUPUK N TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L) VARIETAS IR 64

SKRIPSI OLEH : ADE CHRISTIAN MANIK

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

Meinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Serangga Vektor

BAB I PENDAHULUAN. Semua ilmu pengetahuan sesungguhnya bersumber dari Al Qur an, karena

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Padi Botani dan Morfologi Padi

ISBN: PROSIDING SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR. MALANG, 9 10 Juli 2002

Jurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN

Transkripsi:

15 PERKEMBANGAN POPULASI WERENG HIJAU (Nephotettix sp.) PADA BEBERAPA VARIETAS PADI UNGGUL NASIONAL DI MUSIM HUJAN THE DEVELOPMENT OF GREEN LEAFHOPPER (Nephotettix sp.) ON SEVERAL NATIONAL SUPERIOR VARIETIES OF RICE IN RAINY SEASON Meidiwarman Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian UNRAM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu tanam beberapa Varietas Padi Unggul Nasional terhadap perkembangan populasi wereng hijau (Nephotettix sp.) pada musim hujan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan percobaan lapangan yang dirancang dengan Rancangan Petak Terbagi, dengan 10 perlakuan varietas dan 3 waktu tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum Varietas Padi Unggul Nasional berpengaruh nyata terhadap populasi wereng hijau (Nephotettix sp.) dan terdapat 3 varietas (Tukad Balian, Kalimas dan Sintanur) agak tahan terhadap serangan wereng hijau bila ditinjau dari kepadatan populasi, baik ditanam bulan November, Desember maupun. Rata-rata kepadatan populasi wereng hijau tertinggi terdapat pada varietas Cisadane. ABSTRACT The objective of this research was to know the influence of planting date on development of green leafhopper (Nephotettix sp.) population on several National Superior Varieties of Rice grown in rainy season. In this research, the experimental method was used, by conducting field experiment designed according to Split Plot Design, with three planting dates and ten varieties. In general, results indicated that National Superior Varieties of Rice had a significant influence on population of green leafhopper. Among the varieties tested, three (Tukad Balian, Kalimas and Sintanur) had a moderate resistance to green leafhopper (Nephotettix sp.) based on the population density, either planted in November, December or January. In average, the highest population density of green leafhopper was found in Cisadane variety. Kata kunci : Wereng hijau (Nephotettix sp.), padi, Varietas Unggul Nasional Key word : Green leafhopper (Nephotettix sp.), rice, National Superior Varieties. PENDAHULUAN Wereng hijau (Nephotettix sp.) merupakan salah satu hama utama yang sering menyebabkan kerusakan pada tanaman padi, karena hama tersebut dapat menularkan (vektor) penyakit tungro, dengan rentang efisiensi penularan antara 35 83% (Ling, 1970). Pada saat ini yang mendominasi komposisi spesies wereng hijau di Indonesia adalah Nephotettix virecens (Siwi dan Tantera, 1982) dan telah menyeabkan kerusakan pada hampir semua daerah penghasil beras di Indonesia (Anonim, 1997). Tinggi rendahnya kerugian yang diakibatkan oleh serangan tungro yang ditularkan oleh serangga ini tergantung dari jumlah populasi wereng hijau sebagai vektor virus tungro, bentuk virus yang menyerang, tingkat ketahanan varietas tanaman dan waktu terjadinya infeksi. Perkembangan wereng hijau berkorekasi positif dengan keberadaan penyakit tungro di lapangan khususnya dari spesies N. virescens terutama stadia imago, karena stadia imago tiga kali lebih efektif didalam menularkan penyakit tungro dari pada stadia nimfa, karena stadia imago mobiltasnya lebih tinggi untuk bergerak menghisap tanaman yang sakit (Anonim, 1977). Infeksi yang terjadi akibat serangga ini dapat terjadi mulai dari persemaian sampai umur 60 hari setelah tanam, dimana pada stadium ini tanaman sangat rentan (Sama, 1990). Salah satu cara pengendalian serangga ini adalah dengan pergiliran varietas yang tahan. Gen ketahanan padi terhadap wereng hijau sampai saat ini telah diidentifikasi sebanyak 7 gen yaitu Glh1, Glh2, Glh3 (Athwal et al., 1971), Glh5 (Siwi dan Khush, 1977), gen resesif glh4 (Siwi dan Khush, 1977), Glh6 dan Glh7 (Rezaul Karim and Pathak, 1982). Varietas tahan akan menyeleksi populasi wereng hijau ke arah kemampuan beradaptasi pada varietas tahan

16 tersebut. Tingkat adaptasi wereng hijau tersebut terhadap varietas tahan dapat dilihat dari tingkat kemampuannnya untuk menularkan virus tungro. Pada varietas tahan wereng hijau banyak mengisap pada jaringan xylem, sebaliknya pada varietas peka lebih sering mengisap pada jaringan floem (Kawabe, 1985). Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa varietas yang dianggap dapat menekan serangan wereng hijau sebagai vektor virus tungro setelah ditanam beberapa musim tanam, ketahanannya menurun dan petani lebih suka menanam yang kurang tahan. Sementara di NTB selama beberapa tahun terakhir ini petani lebih banyak menanam varietas-varietas padi seperti IR 64, Ciherang, Widas, Cilosari, Way Apo Buru dan lain-lain. Varietas yang tahan baru diperkenalkan kepada petani seperti Kalimas, Tukad Balian, Sintanur, Angke dan Cimelati. Varietasvarietas tersebut merupakan Varietsas Padi Unggul Nasional. Sama dan Rizvi (1985) mengemukakan bahwa daur hidup wereng hijau (Nephotettix sp.) pada suatu varietas tidak selalu sama bila ditanam pada waktu yang berbeda dan pada lokasi yang berbeda pula. Oleh karena itu varietas unggul yang dilepas di kalangan masyarakat luas perlu diuji kembali ketahanannya tehadap perkembangan populasi wereng hijau yang merupakan vektor penyakit tungro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu tanam beberapa Varietas Unggul Nasional terhadap perkembangan popupasi wereng hijau (Nephotettix sp.) pada musim hujan. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan percobaan lapangan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan 10 perlakuan varietas dan 3 perlakuan waktu tanam, sebagai berikut: Sebagai petak utama adalah waktu tanam : W1 = Waktu tanam bulan November W2 = Waktu tanam bulan Desember W3 = Waktu tanam bulan. Sebagai anak petak adalah Varietas Unggul padi Nasional V1 = Varietas Ciherang V2 = Varitae Angke V3 = Varietas Tukad Balian V4 = Varietas Kalimas V5 = Way Apo Baru V6 = Varietas Widas V7 = Varietas Sintanur V8 = Varitas IR 64 V9 = Varietas IR 36 (Kontrol varietas tahan) V10 = Cisadane (Kontrol peka) Percobaan dilakukan di tanah seluas 8 x 25 m 2 yang dimulai dengan pengolahan tanah, membuat 30 petak percobaan dengan ukuran 2 x 2 m 2, jarak antara petak 50 cm dan jarak antar blok 75 cm. Untuk kegiatan bididaya tanaman padi selanjutnya disesuaikan dengan rekomendasi, kecuali pengendalian hama dan penyakit selain wereng hijau dan tungro dilakukan secara mekanik. Variabel-variabel yang diamati meliputi: a. Populasi wereng hijau pada umur 15, 30 dan 45 hari setelah tanam, dilakukan dengan menangkap wereng menggunakan jaring serangga yang diayunkan secara zig-zag sebanyak 10 kali ayunan ganda pada tiaptiap petak perlakuan. b. Bobot gabah kering panen/petak dihitung dengan cara menimbang hasil panen tiap petak.. Analisis data menggunakan analisis keragaman pada taraf nyata 5% dan apabila menunjukkan beda nyata diuji lanjut dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf yang sama. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis keragaman, penggunaan varietas unggul nasional dan waktu tanam pada musim hujan memberikan pengaruh yang nyata terhadap perkembangan populasi wereng hijau. (Nephotettix sp.), seperti yang tertera pada Tabel 1. Pada Tabel 1 terlihat bahwa populasi wereng hijau (Nephotettix sp.) tertinggi pada bulan dan November terdapat pada varietas Cisadane. Hal ini diduga karena varietas Cisadane panjang trikomanya lebih pendek dan jumlah stomata lebih banyak dibandingkan dengan varietas-varietas lainnya, sehingga wereng hijau akan mendapat rintangan mekanis yang lebih kecil pada varietas cisadane dibandingkan dengan varietas lainnya. Sama et. al., (1985) menyatakan bahwa varietas Cisadane merupakan kelompok tanaman To yang tidak memiliki gen ketahanan. Sementara pada varietas Sintanur walaupun panjang trikomanya paling pendek (44 µ) diantara varietas yang ditanam, namun tidak menunjukkan populasi wereng hijau yang tinggi, hal ini diduga kemampuan daripada wereng hijau untuk beradaptasi pada varietas Sintanur masih kurang karena baru mulai ditanam. Pada bulan Desember populasi tertinggi terdapat pada varietas Angke namun masih tidak berbeda nyata dengan varietas Cisadane. Meidiwarman: Perkembangan populasi wereng

17 Tabel 1. Rata-rata jumlah populasi Wereng Hijau (Nephotettix sp.) (ekor/10 ayunan ganda jaring serangga) selama 3 kali pengamatan (umur 15, 30 dan 45 hst) pada beberapa Varietas Padi Unggul Nasional Populasi Wereng Hijau (ekor/10 ayunan ganda) Varietas Padi Waktu tanam November Desember Ciherang 10,01 a *) 13,34 a *) 12,99 a Angke 10,66 a 34,33 b 20,33 b Tukad Balian 5,34 b 6,33 c 7,34 c Kalimas 6,00 bc 7,33 c 7,66 c Way Apo Baru 9,00 a 14,00 a 20,00 b Widas 8,67 ac 24,67 d 16,00 d Sintanur 6,33 bc 8,67 c 7,99 c IR 64 9,00 ac 16,67 ae 19,67 b IR 36 9,33 a 18,34 e 14,00 ad Cisadane 18,67 b 29,34 f 24,00 e BNJ 5 % 2,93 3,01 2,75 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata. Populasi wereng hijau untuk semua varietas unggul nasional yang diuji yang ditanam bulan Desember dan lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditanam bulan November seperti yang tertera pada Gambar 1. Perbedaan kepadatan populasi wereng hijau pada beberapa varietas unggul nasional yang ditanam bulan Desember dan dengan yang ditanam bulan November diduga disebabkan karena faktor lingkungan pada masing-masing waktu tanam, terutama curah hujan dan kelembaban. Curah hujan dan kelembaban pada bulan Desember dan relatip lebih tinggi dibandingkan dengan bulan November yaitu mencapai 384,8 mm/bulan dengan kelembaban 85% sedangkan bulan November curah hujannya 249,7 mm dengan kelembaban 83%. Menurut Widiarta, et. al., (1995) bahwa perkembangan populasi wereng hijau dan penyakit tungro musim hujan lebih tinggi dibandingkan dengan musim kemarau. Dengan adanya perbedaan kepadatan populasi wereng hijau pada beberapa vaeietas padi unggul nasional ini secara tidak langsung akan mempengaruhi bobot gabah kering panen seperti yang tertera pada Tabel 2 dan Gambar 2. Tabel 2. Rata-rata bobot gabah kering panen (kg/petak) pada beberapa Varietas Padi Unggul Nasional Varietas Padi Waktu tanam Nopember Desember Ciherang 0,472 a* 0,451 a* 0,435 a* Angke 0,437 b 0,409 b 0,354 b Tukad Balian 0,527 c 0,540 c 0,527 c Kalimas 0,534 c 0,531 d 0,518 d Way Apo Baru 0,467 d 0,442 f 0,386 e Widas 0,345 e 0,342 g 0,308 f Sintanur 0,491 f 0,522 h 0,505 g IR 64 0,386 e 0,355 i 0,308 f IR 36 0,527 c 0,486 j 0,477 h Cisadane 0,156 g 0,186 k 0,085 i BNJ 5 % 0,07 0,06 0,04 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata.

18 40 35 30 25 Populasi 20 15 November Desember 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Varietas Gambar 1 : Rata-rata populasi Wereng Hijau (Nephotettix sp.) pada beberapa Varietas Padi Unggul Nasional (1.Varietas Ciherang, 2.Varietas Angke, 3. Varietas Tukad Balian, 4. Varietas Kalimas, 5. Varietas Way Apo Baru, 6. Varietas Widas, 7. Varietas Sintanur, 8. Varietas IR 64, 9. Varietas IR 36, 10. Cisadane) 0.6 0.5 0.4 0.3 November Desember 0.2 0.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar 2. Rata-rata bobot gabah kering panen (kg/petak) pada beberapa Varietas Padi Unggul Nasional (1.Varietas Ciherang, 2.Varietas Angke, 3. Varietas Tukad Balian, 4. Varietas Kalimas, 5. Varietas Way Apo Baru, 6. Varietas Widas, 7. Varietas Sintanur, 8. Varietas IR 64, 9. Varietas IR 36, 10. Varietas Cisadane) Meidiwarman: Perkembangan populasi wereng

19 Dari Gambar 2 terlihat bahwa sebagian besar varietas yang ditanam pada bulan November mempunyai bobot gabah kering panen relatip lebih tinggi dibandingkan yang ditanam bulan Desember dan yaitu varietas Ciherang, Angke, Way Apo Baru, IR 64 dan IR 36. Hal ini diduga karena faktor curah hujan dan kelembaban yang relatip lebih tinggi pada bulan Desember dan sehingga akan meningkatkan jumlah populasi wereng hijau yang sekaligus akan meningkat serangan virus tungro karena populasi wereng hijau berkorelasi positif serangan virus tungro (Anonim, 1977). Secara keseluruhan bobot gabah kering panen tertinggi terlihat pada varietas Tukad Balian dan Kalimas sedangkan terendah pada varietas Cisadane. KESIMPULAN Kesimpulan : 1. Semua Varietas Padi Unggul Nasional berpengaruh nyata terhadap populasi wereng hijau (Nephotettix sp.), dan bobot gabah kering panen.. 2. Berdasarkan waktu tanam, dari sepuluh Varietas Padi Unggul Nasional terdapat 3 varietas (Tukad Balian Kalimas dan Sintanur) agak tahan terhadap serangan wereng hijau (Nephotettix sp.) bila ditinjau dari kepadatan populasi, baik ditanam bulan November, Desember maupun. Rata-rata kepadatan populasi wereng hijau (Nephotettix sp.) tertinggi terdapat pada varietas Cisadane. 3. Bobot gabah kering panen terlihat pada varietas Tukad Balian yang ditanam bulan Desember dan terendah pada varietas Cisadane yang ditanam bulan Saran : Perlu dilakukan penelitian lanjutan pada beberapa lokasi (multi lokasi) terutama pada daerah-daerah endemis serangan wereng hijau. DAFTAR PUTAKA Anonim, 1997. Pengendalian Tungro. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Pangan. Jakarta. Anonim, 1977. Beberapa Hama dan Penyakit Padi. Direktorat Jendral Tanaman Pangan Jakarta. Athwal, D.S., M.D. Pathak, E.H. Bcalangco and C.D. Pura, 1971. Genetics of resistance to brown planthopper and green leafhopper in Oryza sativa L. Crop Science 11. Kawabe, 1985. Mechanism of varietal resitance to the green leafhopper (Nephotettix cinticeps Uhier). JARQ Ling, KC, 1979. Rice Virus Desease. IIR Rezaul Karim, A.N.M. and M.D. Pathak, 1982. New genes for resitance to green leafhopper, Nephotettix virescens (Distant) in rice, Oryza sativa L. Crop Protection. Sama, S. dan S. A. Rizvi, 1985. Penerapan Konsep Pergiliran Varietas dalam Pengendalian Hayati Tungro. Balitan Sukamandi. Sama, S., 1990. Laporan Serangan Tungro pada PB 36. di Daerah Bali. Baliitan Maros Siwi, B. H. And G.S. Khush, 1977. New genes for resistance to green leafhopper, in rice. Crop Science 17. Siwi, S.S. dan I.D.M. Tantera, 1982. Pergeseran dominasi species wereng hijau di Indonesia serta kemungknan perannya dalam penyebaran virus tungro. Journal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1 (2). Widiarta, I. N., A. Hasanudin dan Yulianto, 1995. Keadaan Penyakit Pada Padi Sawah di Jawa barat dan Jawa Tengah. Kongres Nasional XIII dan Seminar Ilmiah PFI, Mataram.