BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo-

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PERPUSTAKAAN ELEKTRONIK KELILING (PUSTELING) MENGGUNAKAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK (PHA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Manjemen Perpustakaan Khusus

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bacaan yang disusun secara sistematis untuk mempermudah pengguna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yusuf (2009:31), sumber-sumber informasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

Optimalisasi Layanan Koleksi Audio Visual di Perpustakaan ISI Surakarta oleh Sartini. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahayu Kusumaningratyas,2013

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berakar pada kebudayaan Indonesia berdasarkan Pancasila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan pada umumnya sering kita jumpai di sekolah-sekolah maupun di

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH SRAGEN

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan aktivitas visual dan berfikir. Crawley dan Mountain mengatakan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

DAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... PRAKATA...

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN BAHAN PUSTAKA

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR. Nanik Arkiyah, M. IP

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

PERANAN PROMOSI PERPUSTAKAAN TERHADAP KUNJUNGAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UMUM KOTA SOLOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN STKIP SILIWANGI TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BAB III LANDASAN TEORI. penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Landasan teori digunakan

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menganggap hanya sebagai tempat penyimpanan buku. Pada dasarnya menurut

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. segenap masyarakat yang membutuhkannya. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini menyebabkan perkembangan informasi semakin pesat

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM PERPUSTAKAAN

2 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1990, Tambah

Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Melalui Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Sekolah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Proses Komunikasi Di Perpustakaan

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

BAB IV ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI SMP MUHAMMADIYAH 7 AMPELGADING

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perpustakaan Sekolah. 1. Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan merupakan salah satu bagian penting terutama bagi

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Evaluasi Pemanfaatan Koleksi (Suatu studi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara)

BAB I PENDAHULUAN. membaca berbagai informasi yang disediakan oleh perpustakaan, disisi lain

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Kantor ARPUSDA Kabupaten Wonogiri merupakan gabungan dari Kantor

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB II URAIAN TEORETIS

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH

MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR DI SEKOLAH DASAR BAGI KECERDASAN ANAK. Dosen Pembimbing : Nanik Arkiyah,M.Ip

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan merupakan ujung tombak perkembangan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

PENDAYAGUNAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI (BPAD) PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN LITERASI INFORMASI SISWA

Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah dan Ketersediaan Koleksi untuk Kebutuhan Pengguna (User)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MANAJEMEN PERSONALIA PENDIDIKAN PUSTAKAWAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

BAB I PENDAHULUAN. dan rekreasi dengan menyediakan berbagai macam informasi yang sesuai dengan

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2015

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat dari segi sejarahnya, perpustakaan bukan merupakan hal baru di kalangan masyarakat. Hal tersebut karena keberadaan perpustakaan yang saat ini berada di tengah-tengah masyarakat, antara perpustakaan dan masyarakat terdapat hubungan kausal, yakni hubungan sebab dan akibat. Artinya, adanya perpustakaan karena ada masyarakat yang membutuhkan, dan keberadaan perpustakaan adalah untuk melayani masyarakat Sutarno (2006). Banyak orang memberikan definisi yang keliru atau salah terhadap perpustakaan. Sebagian besar orang mengasosiasikan perpustakaan dengan buku, sehingga setiap tumpukan ataupun kumpulan buku pada suatu tempat tertentu dapat disebut perpustakaan. Padahal tidak semua tumpukan itu dapat dikatakan sebagai perpustakaan. Adapun pengertian perpustakaan menurut Sulistyo Basuki (1991) adalah sebagai berikut: Perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susun tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Seperti diketahui perpustakaan selain bertugas untuk meyajikan informasi kepada pemustaka, perpustakaan juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi itu sendiri. Informasi tersebut baik yang tercetak maupun yang terekam dikelola oleh perpustakaan. Menurut Pawit (2007) Perpustakaan mempunyai arti sebagai salah satu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengelolaan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik yang tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer, dan lain-lain. Pengertian lain tentang perpustakaan yaitu unit kerja yang mengelola koleksi dan informasi untuk di pergunakan masyarakat pemakai. (Sutarno; 2008). Pendapat lain mengemukakan bahwa perpustakaan adalah lembaga yang menghimpun pustaka dan menyediakan sarana bagi orang untuk memanfaatkan

2 koleksi pustaka tersebut. (Sakri; 1992). Milburga, dkk (1991) mengatakan Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan secara berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. Pendapat tersebut memiliki satu kesamaan bahwa perpustakaan adalah sebagai pusat informasi yang mempunyai peranan penting dalam proses pengadaan, pengolahan, dan pelayanan informasi yang diperlukan oleh pemustaka, serta berfungsi sebagai mata rantai komunikasi ilmiah antara pemustaka dengan sumber informasi. Adapun fungsi perpustakaan menurut Sulistyo Basuki (1991) adalah sebagai berikut: (1) Sebagai sarana simpan karya manusia Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan karya manusia, khususnya karya cetak seperti buku, majalah, dan sejenisnya serta karya rekam seperti kaset, piringan hitam, dan sejenisnya. Salah satu jenis perpustakaan yang benar-benar berfungsi sebagai sarana simpan adalah Perpustakaan Nasional. (2) Fungsi informasi Bagi anggota masyarakat yang memerlukan informasi dapat memintanya ataupun menanyakannya ke perpustakaan. Dengan koleksi yang tersedia, perpustakaan harus berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan ke perpustakaan. (3) Fungsi rekreasi Masyarakat dapat menikmati rekreasi dengan cara membaca di perpustakaan. Fungsi rekreasi nyata pada perpustakaan umum yaitu perpustakaan yang dikelola dengan dana umum serta terbuka untuk umum. (4) Fungsi pendidikan Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah. Dalam hal ini yang berkaitan dengan pendidikan nonformal adalah perpustakaan umum, sedangkan yang berkaitan dengan pendidikan informal adalah perpustakaan sekolah dan perpustakaan perguruan tinggi.

3 (5) Fungsi kultural Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Pendidikan ini dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pertunjukan kesenian, ceramah, pemutaran film, pameran buku bahkan bercerita untuk anak-anak. Dengan cara demikian masyarakat dididik mengenal budayanya melalui buku. Seiring dengan kemajuan zaman, perpustakan tidak hanya menyelenggarakan layanan perpustakaan dalam gedung tetapi juga ikut aktif mengunjungi pemustaka dengan layanan perpustakaan kelilingnya yang dapat berupa mobil pintar, motor pintar, sepeda pintar, kapal pustaka dan bus perpustakaan elektronik keliling dengan koleksi digitalnya. Totterdell (2005) menyatakan bahwa perpustakaan yang ada saat ini memiliki dual format artinya koleksi yang dimiliki ada dua jenis, yaitu koleksi tercetak dan koleksi nonbuku, dan kedua jenis koleksi tersebut dapat dipinjamkan kepada pemustaka. Pendapat tersebut dikuatkan oleh pernyataan Cummings (2009) bahwa koleksi digital memberikan pelayanan yang sama pentingnya dengan perpustakaan keliling. Secara tidak langsung hal tersebut menyebabkan kenapa tidak hanya terdapat perpustakaan keliling yang berisi buku teks, tetapi juga perpustakaan elektronik keliling di mana koleksinya berupa materi elektronik. Di Indonesia lahirnya Perpustakaan Elektronik Keliling (Pusteling) diawali dari adanya kebijakan pemerintah untuk menjadikan internet agar dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat dalam rangka menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa berinformasi (well-informed). Perpustakaan Nasional RI turut berpartisipasi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia antara lain dengan memberikan layanan Pusteling. Keberhasilan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menerapkan TIK menjadi sebuah proyek percontohan bagi perpustakaan-perpustakaan Indonesia yang merupakan binaan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (Salmubi; 2008). Pernyataan tersebut dapat dikaitkan dengan layanan perpustakaan elektronik keliling yang merupakan contoh layanan yang diberikan PNRI untuk mengenalkan TIK kepada masyarakat.

4 Visi Perpustakaan Nasional RI adalah modernisasi perpustakaan dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan bangsa, sedangkan misinya adalah mencerdaskan bangsa. Visi dan misi tersebut telah diturunkan serta dijalankan ke dalam berbagai program peningkatan minat baca dan layanan perpustakaan dan informasi bagi masyarakat Indonesia, salah satunya adalah program E-Mobile Library atau Perpustakaan Elektronik Keliling. Perpustakaan Elektronik Keliling selanjutnya disingkat Pusteling merupakan layanan perpustakaan keliling yang dilaksanakan langsung oleh Perpustakaan Nasional RI pada Pusat Layanan Jasa dan Informasi bagian unit kerja bidang layanan umum. Layanan Pusteling dapat dikatakan sebagai pengganti dari kegagalan layanan perpustakaan keliling yang lebih dahulu diadakan oleh Perpustakaan Nasional RI. Pelaksanaan layanan Pusteling, menemui banyak kendala baik dari segi teknis layanan, sarana dan prasarana maupun dari pemustaka Pusteling itu sendiri. Kendala yang dialami diantaranya kurangnya jumlah bus Pusteling. Sejak mulai diluncurkannya layanan Pusteling oleh Perpustakaan Nasional RI pada tahun 2007, jumlah bus yang dimiliki sampai dengan saat ini masih tergolong minim, yaitu hanya terdapat 3 (tiga) unit, hal ini mengingat cakupan wilayah operasi maupun lokasi yang dilayani cukup luas. Jumlah bus tersebut dimungkinkan dapat bertambah apabila layanan Pusteling tersebut telah berhasil mewujudkan tujuan dari awal pengadaannya yaitu meningkatkan pengetahuan pemustaka dalam penggunaan informasi berbasis teknologi informasi khususnya untuk pemustaka dari kalangan pelajar Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir (SLTA) serta mengatasi permasalahan yang dipandang dari sisi faktor internal dan eksternal yang ada pada layanan Pusteling. 1.2 Permasalahan Penelitian Penelitian ini menitikberatkan pada perpustakaan keliling yang berupa Perpustakaan Elektronik Keliling, dikarenakan layanan Pusteling tersebut masih tergolong baru di indonesia dan bus yang dimiliki baru terdapat 3 (tiga) unit yang beroperasi, dan dari berjalannya pengoperasian layanan ini masih banyak permasalahan yang dihadapi, baik itu dari faktor internal maupun faktor eksternal.

5 Dikarenakan hal tersebut maka penelitian ini mempunyai tujuan utama yaitu untuk mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi keberhasilan layanan Pusteling serta seberapa besar pengaruh dari faktor tersebut terhadap keberhasilan layanan Pusteling, sehingga penelitian ini dapat juga digunakan sebagai laporan pendukung dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan Perpustakaan Elektronik Keliling. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan layanan Pusteling dan sejauh mana pengaruh dari faktor tersebut terhadap keberhasilan layanan Pusteling. Diidentifikasi melalui faktor internal dan eksternal serta pengkajian terhadap pendapat atau masukan dari para responden atau pemustaka Pusteling, khususnya yang berhubungan dengan kendala dan halhal yang masih belum tercapai. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu sebagai berikut: (1) Memberikan gambaran mengenai keberhasilan layanan Perpustakaan Elektronik Keliling (Pusteling) dan faktor yang mempengaruhi keberhasilan Pusteling. (2) Menjadi masukan bagi Perpustakaan Nasional RI untuk mengevaluasi pengembangan layanan Perpustakaan Elektronik Keliling. (3) Menambah khasanah pengetahuan bagi bidang pelayanan perpustakaan khususnya perpustakaan keliling. (4) Memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Perpustakaan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi dengan cakupan sebagai berikut: (1) Ruang lingkup penelitian ini menitikberatkan tentang permasalahan yang dihadapi pada layanan perpustakaan keliling khususnya Perpustakaan Elektronik Keliling.

6 (2) Menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang terjadi pada Perpustakaan Elektronik Keliling. (3) Sampel penelitian adalah pelajar SMU sederajat di wilayah DKI Jakarta yang mendapat kunjungan layanan Pusteling. (4) Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis menggunakan metode Proses Hierarki Analitik. 1.6 Definisi Operasional Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Perpustakaan Elektronik Keliling (Pusteling) adalah bus perpustakaan keliling yang bertujuan untuk mengenalkan serta menggalakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kepada masyarakat umum khususnya pelajar yaitu pada tingkat SD, SLTP dan SLTA (Tritawirasta: 2009) Perpustakaan Keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari suatu tempat lainnya yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap (perpustakaan umum). Jadi kedudukan perpustakaan keliling sebagai perluasan layanan perpustakaan umum (Pedoman Perpustakaan Keliling Perpustakaan Nasional: 2006). Proses Hierarki Analitik (PHA) adalah perhitungan penentuan skala prioritas atas alternatif pilihan berdasarkan suatu proses analisis secara berjenjang dan terstruktur (Dermawan: 2009). Keberhasilan Perpustakaan merupakan hal yang sering dihubungkan dengan kepuasan pengguna atas pemenuhan permintaan informasi yang dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Lancaster (1997) yang menyatakan bahwa jasa perpustakaan yang berorientasi pada masyarakat harus diukur dari kepuasan pengguna.