BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebuah survei pendapat dari arsitek Afrika Selatan, quantity survetor,

dokumen-dokumen yang mirip
1. Jelaskan alasan perlunya etika profesi dalam bidang keteknikan! Apa yang akan terjadi bilamana profesi keteknikan tanpa etika?

Komunikasi dan Etika Profesi

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

Etika Profesi. disusun oleh: Matiinu Yusa Putra ( )

BAB I PENDAHULUAN. manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati

Profesionalisme dan Kode Etik

BAB 3 UNSUR UNSUR PEMBANGUNAN

ETIKA PROFESI DAN KODE ETIK KONSULTAN PAJAK INDONESIA. Oleh Bambang Kesit PROGRAM MAKSI-PPAK FE-UII YOGYAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh sekretaris Dekan tentunya mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana

KODE ETIK PEDOMAN PERILAKU HAKIM. Oleh: Suparman Marzuki

BAB I PENDAHULUAN. dapat dinilai tidak baik. Etika tidak membahas keadaan manusia, melainkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil

Pembahasan. 1. Pengertian Profesi 2. Etika Profesi 3. Etika Komputer 4. Profesional & Profesionalisme. seorang Profesional

MAKALAH ETIKA PROFESI DENGAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Unsur-unsur Pembangunan)

Pertemuan 2 ETIKA PROFESI

ETIK UMB ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI (MATERI TAMBAHAN) Melisa Arisanty. S.I.Kom, M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi AKUNTANSI MANAJEMEN

PENTINGNYA ETIKA PROFESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

ETIKA PROFESI; Lanjutan

ETIKA PROFESI PURWATI

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

PROFESI. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

PERKEMBANGAN ETIKA PROFESI

PENGERTIAN ETIKA PROFESI

KODE ETIK PSIKOLOGI SANTI E. PURNAMASARI, M.SI., PSIKOLOG. Page 1

PENGERTIAN DAN NILAI ETIKA

MODUL BAHAN AJAR TUGAS [ETIKA PROFESI] Modul 4. Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D

BE ETHICAL AT WORK. Part 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

1.2 Tujuan Untuk mengetahui etika dalam pengendalian OPT atau hama dan penyakit pada tanaman.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

PENGERTIAN ETIKA PROFESI

1. Pengertian Etika. Etika secara umum dapat dibagi menjadi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia secara normatif-konstitusional adalah negara

Kode Etik Insinyur (Etika Profesi)

PENGERTIAN DAN PERANAN ETIKA PROFESI

ETIKA DALAM PENELITIAN PERTANIAN Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Etika Profesi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFESIONALITAS UMUM DAN PROFESIONALITAS KERJA NAMA : HADI DENGGAN OKTO (M1A114001)

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan ke-2. MK. Etika dan Profesi. Dr. I Wayan S. Wicaksana 02. Profesi (MK. Etika Profesi) 1

BAB I PENDAHULUAN. secara pakto (the facto) tahun 1988 dan keluarnya UU No. 7 Tahun 1992,

Seorang pelaku profesi harus mempunyai sifat : 1. Menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya 2. Mampu mengkonversikan ilmu menjadi keterampilan 3.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan proyek konstruksi di Indonesia, penerapan. keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang maksimal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

bagi kehidupan modern, khususnya bisnis.

Etika Profesi. Mia Fitriawati, M.Kom. 17/03/2016. Konsep. Etika Profesi merupakan pedoman nilai berperilaku yang disepakati pada tatanan suatu profesi

Apa yang Dimaksud Dengan Etika Profesi?

Owner (Pemilik Proyek)

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BENTUK BENTUK PENYIMPANGAN PERILAKU DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI DAMAR PANUNTUN

TATA LAKU KEPROFESIAN

ETIKA PROFESI PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks dan membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan yuridis..., Ravina Arabella Sabnani, FH UI, Universitas Indonesia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEINSINYURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Etika Profesi. Nama Kelompok : Fernando Yesaya T (M1A114025) Deka Maulana (M1A114027)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi (SNI ). Perusahaan harus

PENYIMPANGAN PERILAKU PARA PELAKU JASA KONSTRUKSI

MODUL BAHAN AJAR TUGAS [ETIKA PROFESI] Modul 2. Dosen: Elyas Palantei, ST., M.Eng., Ph.D

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

KODE ETIK PSIKOLOGI. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis. Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan berorientasi pada mutu, menuntut kemampuan kerja sama dan

PEDOMAN PERILAKU DAN KODE ETIK

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

PROFESI dan POFESIONAL

Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (Abet)

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA. Nomor 002/Munas-I/APPI/08/2006 Tentang

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

KASUS PELANGGARAN KODE ETIK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Kode Etik. Etika Profesi dan Rekayasa #3 Dian Retno Sawitri

Pertemuan 3. Pembahasan. 1. Pengertian Profesi 2. Pengertian Profesional 3. Pengertian Profesionalisme 4. Pengenalan Profesionalisme Bidang IT

OVERVIEW DOSEN. : :

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

ETIKA BISNIS Modul 5 PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. memadai saja yang dapat tumbuh dan bertahan. Setiap profesi dituntut untuk

KERANGKA ACUAN KERJA

KODE ETIK ARSITEK DAN KAIDAH TATA LAKU PROFESI ARSITEK IKATAN ARSITEK INDONESIA

MATA KULIAH ETIKA BISNIS

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

Tinjauan Umum Etika Profesi

ANALISIS PENERAPAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP LANJUTAN GEDUNG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN 8 LANTAI UNIVERSITAS TANJUNGPURA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

BAB IV PENUTUP. 1. Peran organisasi profesi Notaris dalam melakukan pengawasan terhadap

ISU-ISU ETIKA ISU-ISU ETIKA PROFESI TEKNIK SIPIL

Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem informasi

BUKU AJAR ETIKA PROFESI. oleh : R.Rizal Isnanto, ST, MM, MT

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

STANDAR LATIHAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada prakteknya di lapangan, keahlian khusus tidak menjamin. menunjang keberhasilan yaitu menerapkan suatu etika.

BAB I PENDAHULUAN. Proyek konstruksi semakin kompleks dan membutuhkan biaya besar,

Transkripsi:

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Sebuah survei pendapat dari arsitek Afrika Selatan, quantity survetor, insinyur dan kontraktor mengenai perilaku di dalam industri konstruksi menunjukkan bahwa kontraktor Afrika Selatan tampaknya memiliki reputasi untuk melakukan penyimpangan perilaku dalam industri konstruksi. Bentuk bentuk penyimpangan perilaku tersebut diantaranya adalah : kolusi, penyuapan, kelalaian, kecurangan ( Bowen, P., Akintoye, A., Pearl, R., Edward, P., 2007 ). Dari keterangan di atas, jelas bahwa permasalahan ini terkait dengan etika profesi, yang berfungsi sebagai pengendali bentuk penyimpangan yang terjadi. Menurut Martin ( 1993 ), etika didefinisikan sebagai the discpline which can act as the performance index or reference for our control system. Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan ( code ) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsipprinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum ( common sense ) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan

7 self control, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial ( profesi ) itu sendiri. Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat built-in mechanism berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian ( Wignjosoebroto, 1999 ). Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa ( okupasi ) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilainilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini. Etika Profesi berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen ( klien atau objek ). Dengan kata lain orientasi utama profesi

8 adalah untuk kepentingan masyarakat dengan menggunakan keahlian yang dimiliki. Akan tetapi tanpa disertai suatu kesadaran diri yang tinggi, profesi dapat dengan mudahnya disalahgunakan oleh seseorang sehingga perlu adanya pemahaman atas etika profesi dengan memahami kode etik profesi. Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana seseorang sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi : a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan. b. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja ( kalangan sosial ). c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan. Penyalahgunaan profesi sering terjadi dikarenakan banyak orang yang mempunyai profesi tetapi tidak tahu ataupun tidak sadar bahwa ada kode etik

9 tertentu dalam profesi yang mereka miliki, dan mereka tidak lagi bertujuan untuk menolong kepentingan masyarakat, tapi sebaliknya masyarakat merasa dirugikan oleh orang yang menyalahgunakan profesi ( Anonim, 2006 ). 2.2. Konsultan Perencana Konsultan pencana adalah orang atau badan yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan bidang lain yang melekat erat membentuk sebuah sistem bangunan. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan / perseorangan berbadan hukum / badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan bangunan ( Ervianto, 2003 ). Hak dan kewajiban konsultan perencana adalah : a. Membuat perencanaan bangunan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja dan syarat syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya ( Ervianto, 2003 ). b. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktor tentang pelaksaan pekerjaan ( Ervianto, 2003 ). c. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat syarat ( Ervianto, 2003 ). d. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan ( Ervianto, 2003 ). e. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek ( Ervianto, 2003 ).

10 2.3. Kontraktor Kontraktor adalah orang atau badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan dan syarat-syarat yang ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan ( Ervianto, 2003 ). Hak dan kewajiban kontraktor adalah : a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan ( aanvullings ) dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa ( Ervianto, 2003 ). b. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa ( Ervianto, 2003 ). c. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat ( Ervianto, 2003 ). d. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan bulanan ( Ervianto, 2003 ). e. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai dengan ketetapan yang berlaku ( Ervianto, 2003 ).

11 2.4. Konsultan Pengawas Konsultan pengawas adalah orang atau badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut ( Ervianto, 2003 ). Hak dan kewajiban konsultan pengawas adalah : a. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan ( Ervianto, 2003 ). b. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan ( Ervianto, 2003 ). c. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan ( Ervianto, 2003 ). d. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar ( Ervianto, 2003 ). e. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkaan biaya ( Ervianto, 2003 ). f. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang mungkin timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksaanaan yang telah ditetapkan ( Ervianto, 2003 ). g. Menerima atau menolak material / peralatan yang didatangkan kontraktor ( Ervianto, 2003 ). h. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku ( Ervianto, 2003 ).

12 i. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan harian, mingguan, bulanan ( Ervianto, 2003 ). j. Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan tambah / kurang ( Ervianto, 2003 ). 2.5. Masyarakat Umum Dalam hal ini kedudukan masyarakat umum adalah sebagai pengguna jasa konstruksi. Definisi pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badang hukum baik sebagai pemilih pekerjaan atau proyek yang memerlukan penyedia jasa untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi ( Huda, M., 2006 ).