BAB I PENDAHULUAN. 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. (jasmani). Untuk melakukan itu semua diperlukan suatu proses yang. yang diakibatkan oleh belajar tersebut. 2

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui transfer ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai-nilai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa dapat. berbentuk uraian kita dapat melihat langkah-langkah yang dilakukan siswa

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang mempunyai perbedaan berbagai macam adat istiadat, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai derajat. Sarjana S-1. Oleh : NAMA : S U S A N T O NIM : A54A100093

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

PERBEDAAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. secara eksak berbagai ide dan kesimpulan. 1 Matematika tidak lepas dari. sebagaimana yang ada dalam QS. Mujadilah ayat 11 :

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berfikir secara kritis dan mandiri serta menyeluruh dalam

SKRIPSI. Oleh : KURROTA A YUNIN NIM JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari sekolah, selain mengembangkan pribadinya. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. menemukan makna dan prinsip kerja yang ditempuh serta dari data yang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan masalah yang sangat dominan bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman:

PENERAPAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM MENUNTUT ILMU DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PURBALINGGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang lain, salah satunya manusia

ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف سح وا في ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح ا ل ك م و إ ذ ا ق ي ل ان ش ز وا ف ان ش ز وا ي ر ف ع ا

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian dan prioritas secara optimal dari pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN MEDIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN UNTUK ANAK DIFABEL (TUNAGRAHITA) DI SLB MARSUDI PUTRA I BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung suatu bangsa dituntut untuk mempunyai sumber

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sesuai dengan nilai nilai yang berlaku dalam keluarga, peradaban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. mentransferkan ilmunya ke siswa, sehingga hasil belajar atau kompetensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan sara dan wahana yang sangat baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 3 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang undang. 1 Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu sarana strategis untuk meningkatkan kualitas bangsa karenanya kemajuan suatu bangsa dan kemajuan pendidikan adalah suatu determinasi. Seorang siswa mendapatkan banyak nilai di sekolah yang akan terbawa dan tercermin terus dalam tindakan siswa di kehidupan bermasyarakat. Pendidikan memiliki peranan yang besar dalam mensukseskan pembangunan bangsa. Oleh karena itu, pemerintah beserta unsur-unsur yang berkompoten di dalamnya harus benar-benar memperbaiki perkembangan 1 UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasinal, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hal. 48 1

2 serta kemajuan pendidikan di Indonesia. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadallah ayat:11. ي ا ي ه ا ال ذ ي ن ا م ن و آ ا ذ ا ق ي ل ل ك م ت ف سح و ا فى ال م ج ل س ف اف س ح و ا ي ف س ح االله ل ك م و ا ذ ا ق ي ل ان ش ز و ا ف ان ش ز و ا ي ر ف ع االله ال ذ ي ن ا م ن و ا م ن ك م و ال ذ ي ن ا و ت و ا ال ع ل م د ر ج ت و االله بم ا ت ع م ل و Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 2 Dari ayat ini dapat diambil beberapa pokok pemikiran yang kaitannya ayat ini dengan aspek pendidikan bahwa ilmu pengetahuan memiliki banyak keutamaan.allah SWT menganjurkan kepada kita agar senantiasa mau bekerja keras, baik dalam menuntut ilmu maupun bekerja mencari nafkah.dan hanya orang-orang yang berilmu lah yang memiliki semangat kerja untuk meraih kebahagiaan hidup. Oleh karena itu, Allah menjamin akan mengangkat derajat kehidupan orang-orang yang beriman dan berilmu. Jadi 2 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya: special for woman.(bandung: PT.sygma examedia arkanleema, 2009), hal. 543

3 antara iman dan ilmu harus selaras dan seimbang, sehingga dengan iman dan ilmu tersebut dapat menunjukkan sikap yang arif dan bijaksana. 3 Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 4 Proses pembelajaran siswa di dalam kelas kurang mendapat perhatian dari orang tua dan pemerintah, yang penting hasil UN (ujian nasional). Proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tidak ada yang tahu kecuali guru itu sendiri. Akibatnya guru tidak tertantang melakukan persiapan mengajar dengan baik dan memikirkan metode mengajar yang bervariasi. 5 Dalam pemilihan metode mengajar,guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam mengajarkan matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. 6 3 http://poppyieaxis,blogspot.in/2012/08/surat-al-mujadalah-ayat-11.html?m=1. [diakses 26 januari 2015 pukul 22.06] 4 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2003), hal. 1 5 Daryanto dan mulyo raharjo, Model Pembelajaran Inovatif, (Yogyakarta : gava media, 2012), hal. 37 6 Ibid, hal. 240

4 Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA / MA. Mata Pelajaran Matematika ini dinilai sulit bagi siswa SMA / MA, karena materinya dirasa membingungkan. Di dalam mata pelajaran Matematika ini, siswa dituntut untuk menghafalkan dan mengerjakan berbagai macam soal dengan rumus-rumus yang berbeda, sehingga apabila dalam pembelajaran matematika guru hanya menggunakan metode ceramah saja, maka siswa akan merasa bosan, karena pembelajarannya sama sekali tidak menarik dan terkesan monoton. Melihat kondisi riil di sekolah dan memahami tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran matematika, perlu dilakukan upaya secara serius dan terus menerus agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Sehingga aktifitas belajar semakin meningkat dan hasil belajar siswa juga semakin sesuai dengan yang diharapkan semua pihak. Tetapi melihat kenyataan ini apa yang menjadi harapan guru terhadap proses pembelajaran dikelas masih sangat jauh dari yang diharapkan. Karena guru sendiri hanya menggunakan metode yang kurang menarik perhatian siswa, sehingga partisipasi atau aktifitas siswa sangat kurang sehingga apa yang menjadi sasaran atau tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai. Kondisi tersebut juga terjadi pada siswa kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung dalam semester genap tahun ajaran 2014/2015. Dimana pada pengamatan awal peneliti terhadap siswa kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung, peneliti melihat bahwa terdapat beberapa kendala yang dihadapi ketika proses pembelajaran matematika, yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap

5 materi yang disampaikan oleh guru. Ini disebabkan karena beberapa hal, yaitu: (1) Pada saat pembelajaran matematika guru tidak menggunakan media yang mendukung, hanya menggunakan buku dan siswa disuruh untuk menyimak dan mengerjakan soal saja (2) Guru hanya menggunakan metode ceramah saja sehingga siswa merasa bosan, tidak antusias dan tidak termotivasi dalam belajar serta tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru (3) Pada saat pembelajaran siswa banyak yang mengantuk, sebagian ada yang bermain dengan temannya, berbicara sendiri dengan temannya sehingga mengganggu teman yang lain. (4) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa banyak yang di bawah KKM yang ditentukan. 7 Menurut penuturan guru mata pelajaran matematika kelas XI IPA Kebiasaan yang sering dilakukan siswa MAN 3 Tulungagung dalam menerima materi matematika adalah bicara sendiri di kelas sehingga selain menghambat penjelasan dari guru juga mengganggu siswa lain yang ingin memperhatikan penjelasan guru. 8 Dari permasalahan tersebut peneliti ingin menggunakan metode belajar lain yang kiranya dapat membuat siswa untuk lebih menggunakan pengetahuannya sendiri tanpa tergantung dengan peran pengajar. Dalam hal ini pengajar hanya akan menjadi fasilitator dalam pembelajaran siswa. Banyak cara untuk menjadikan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui berbagai model pembelajaran. 7 Pengamatan Pribadi Peneliti di MAN 3Tulungagungtanggal 20 Pebruari 2015 8 Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran MATEMATIKA kelas XIIPA MAN 3 Tulungagung tanggal 20 Pebruari 2015

6 Untuk dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, dan mendorong siswa selalu aktif dan kreatif dalam belajar, maka perlu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengemukakan pendapat serta membagikan ide-ide dalam mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, selain itu teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama mereka. 9 Model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam pendidikan. Kebanyakan pengajar enggan menerapkan sistem kerjasama di kelas karena alasan utama terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam grub. Selain itu, banyak orang yang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan kerja sama atau belajar dalam kelompok. Banyak juga siswa tidak senang disuruh kerjasama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grub mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grub dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang 2012) hal. 78 9 Isjoni, Coopertive Learning: efektifitas pembelajaran kelompok. (Bandung: Alfabeta,

7 tekun juga merasa temanya yang kurang mampu hanya menumpang saja pada hasil jerih payah mereka. 10 Berbagai model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada umumnya untuk membantu siswa agar mampu memahami dan mengerti apa yang dipelajarinya. Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa, salah satu model pembelajaran yang menjadi alternatif adalah dengan menggunakan atau menerapkan model pembelajaran kooperatif. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Togetheryang hasilnya menunjukkan bahwa model pembelajaran tersebut sangat baik diterapkan di kelas. Untuk itu peneliti ingin menggunakan model belajar Numbered Heads Together yang kiranya dapat membuat siswa untuk lebih menggunakan pengetahuannya sendiri tanpa tergantung dengan peran pengajar. Dalam hal ini pengajar hanya akan menjadi fasilitator dalam pembelajaran siswa. Banyak cara untuk menjadikan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui berbagai model pembelajaran. Adapun untuk penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) Kegiatan Pertama, guru menyiapkan rancangan pembelajaran dan membuat skenario pembelajaran.kedua, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin, dan kemampuan belajar.dalam pembentukan kelompok dilakukan tes awal 10 Anita lie, cooperative learning mempraktikkan cooperative learning di ruang ruang kelas, (Jakarta : PT. grasindo, 2002), hal. 28

8 (pre test) sebagai dasar dalam menentukan anggota kelompok sehingga anggota dalam tiap tiap kelompok itu tidak hanya siswa yang pandai saja atau hanya siswa yang kurang pandai saja, tetapi terdiri dari percampuran siswa yang pandai dan kurang pandai. Ketiga, setiap siswa dalam anggota kelompok diberikan nomor yang berbeda dan setiap kelompok diberikan nama kelompok yang berbeda. Keempat, guru membagikan LKS kepada masing-masing kelompok, dan setiap kelompok berpikir bersama dalam mengerjakan LKS dari guru, dan meyakinkan tiap-tiap anggota memahami dan mengetahui jawaban dari LKS yang diberikan guru.kelima, dalam tahap ini guru menunjuk salah satu nomor dan siswa yang disebutkan nomornya mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban.keenam, bersama dengan siswa, guru menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan dan menyimpulkan materi yang disajikan. Berdasarkan penjelasan mengenai masalah-masalah yang telah diuraikan di atas, kiranya peneliti menemukan suatu model pembelajaran yang tepat untuk digunakan, yaitu model pembelajaran Koopertif tipe NHT (Numbered Heads Together). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan memberi judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ( Numbered Heads Together) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung.

9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung? 2. Bagaimana aktivitas siswa kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung saat diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada mata pelajaran matematika? 3. Bagaimanakah hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)? 4. Bagaimana respon siswa kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung. 2. Untuk mendeskripsikan aktivitas siswa kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung saat diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada mata pelajaran matematika.

10 3. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). 4. Untuk mendeskripsikan respon siswa kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai kontribusi dan sumbangan ilmiah untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.selain itu juga dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan dasar untuk penelitian selanjutnya. 2. Secara Praktis a. Bagi guru MAN 3 Tulungagung Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk upaya meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan efektifitas pembelajaran di kelas, terutama dalam hal model pembelajaran. b. Bagi Kepala MAN 3 Tulungagung Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengambilan kebijaksanaan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran.

11 c. Bagi siswa MAN 3 Tulungagung Hasil penelitian ini bagi siswa dapat digunakan untuk memacu semangat dalam melakukan kreatifitas belajar agar memiliki kemampuan yang maksimal sebagai bekal pengetahuan di masa yang akan datang. d. Bagi perpustakaan IAIN Tulungagung Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan koleksi dan referensi juga menambah literatur di bidang pendidikan sehingga dapat digunakan sebagai sumber belajar atau bacaan untuk mahasiswa lainnya. e. Bagi pembaca atau peneliti lain Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya memperdalam pengetahuan di bidang pendidikan dan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian serupa lebih lanjut. E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti menerapkan model Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran matematika materi turunan. Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah jika model Numbered Heads Together (NHT) diterapkan dalam pembelajaran matematika materi turunan, maka kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada siswa kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung akan mengalami peningkatan, jika model Numbered Heads Together (NHT) diterapkan dalam pembelajaran matematika

12 materi turunan, maka aktivitas siswa kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung pada saat pembelajaran akan mengalami peningkatan, jika model Numbered Heads Together (NHT) diterapkan dalam pembelajaran matematika materi turunan, maka hasil belajar siswa kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung akan meningkat, jika model Numbered Heads Together (NHT) diterapkan dalam pembelajaran matematika materi turunan, maka respon siswa kelas XI IPA MAN 3 Tulungagung akan diketahui. F. Definisi Istilah Untuk menghindari penafsiran ganda terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi istilah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Pembelajaran kooperatif adalah strategi atau cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil dimana siswa saling bekerja sama mempelajari materi pelajaran dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 2. Model Numbered Heads Together (NHT) adalah model pembelajaran yang melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut, model ini memilki prosedur yang ditetapkan secara terstruktur untuk memberi waktu lebih banyak berpikir, saling membantu serta membagikan ide-ide satu sama lain, serta mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu

13 Numbered Heads Together (NHT) juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka, model ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan pendidikan. 3. Hasil belajar adalah pencapaian siswa dalam bentuk skor atau angka yang didapatkan dari tes yang telah dilalui, pencapaian disini meliputi keterampilan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah menerima perlakuan yang diberikan guru dan dapat menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. G. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah dalam memahami skripsi yang akan disusun nantinya, maka peneliti memandang perlu mengemukakan sistematika pembahasan skripsi. Skripsi ini nanti terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut: 1. Bagian awal, terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, transliterasi, dan abstrak. 2. Bagian inti,terdiri dari: Bab I Pendahuluan, terdiri dari: a) Latar belakang masalah, b) Rumusan masalah, c) Tujuan penelitian, d) Manfaat penelitian, e) Hipotesis penelitian, f) Definisi istilah, g) Sistematika penulisan skripsi. Bab II Kajian Pustaka, terdiri dari: a) Kajian teori, b) Penelitian terdahulu, c) Hipotesis tindakan, d) Kerangka pemikiran.

14 Bab III Metode Penelitian, terdiri dari: a) Jenis penelitian, b) Lokasi dan subyek penelitian, c) Teknik pengumpulan data, d) Teknik analisis data,e) Indikator keberhasilan, f) Tahap-tahap penelitian. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari: a) Deskripsi hasil penelitian, b) Pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup, terdiri dari:a) Kesimpulan, b) Saran 3. Bagian akhir, terdiri dari daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian tulisan, riwayat hidup.