ARTIKEL GAMBARAN PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG OLEH : PUTRI WIDYASTUTI 040113a022 PRODI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO 2016 i
HALAMAN PENGESAHAN Artikel Karya Tulis Ilmiah dengan judul Gambaran perilaku pencegahan anemia pada Ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang disusun oleh: Nama NIM Program Studi : Putri Widyastuti : 040113a022 : DIII Kebidanan Telah disetujui oleh pembimbing Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo, pada : Ungaran, Agustus 2016 Luvi Dian Afriyani, S.SiT., M.Kes NIDN. 0627048302 ii
Gambaran perilaku pencegahan anemia pada Ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Pringapus The Description of Preventive Behaviors of Anemia in Pregnant Women at the Region of Pringapus Public Health Center Semarang Regency Putri Widyastuti 1, Luvi Dian Afriyani, S.SiT., M.Kes 2, Yulia Nur Khayati, S.SiT., M.P.H 3 123 Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo ABSTRAK Perdarahan menjadi penyumbang tertinggi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Anemia menjadi salah satu faktor penyebab perdarahan. Berdasarkan survei pendahuluan di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus perilaku pencegahan anemia masih kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencegahan anemia pada Ibu hamil. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester II dan trimester III pada bulan mei 2016 di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang sebanyak 52 orang. Sampel diambil secara total sampling dimana semua populasi dijadikan sampel. Instrumen yang dipakai menggunakan kuesioner. Analisa yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan presentase untuk menggambarkan perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil sebagian besar kurang yaitu sejumlah 28 orang (53,8%), pencegahan anemia pada perilaku pemeriksaan antenatal care sebagian besar baik yaitu sejumlah 35 orang (67,3%), Pencegahan anemia pada perilaku melakukan deteksi dini pemeriksaan Hb sebagian besar kurang yaitu sejumlah 33 orang (63,5%), Pencegahan anemia pada perilaku mengkonsumsi tablet Fe sebagian besar kurang yaitu sejumlah 32 orang (61,5%), Pencegahan anemia pada perilaku mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi sebagian besar kurang yaitu sejumlah 31 orang (59,6%). Saran bagi ibu hamil diharapkan bagi ibu hamil agar berperilaku lebih baik lagi untuk pencegahan anemia dan Bagi bidan diharapkan dapat melaksanakan pelayanan pemeriksaan Hb di BPM dan memberikan konseling tentang pencegahan anemia agar perilaku pencegahan anemia ibu hamil bisa menjadi lebih baik. Kata kunci : Perilaku pencegahan anemia, ibu hamil Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran 1
ABSTRACT Bleeding is the highest contributor of Maternal Mortality Rate (MMR) and anemia became one of the causes of bleeding. Based on the preliminary survey in Puskesmas Pringapus, the preventive behaviors of anemia is still not good. This study aims to find the description of preventive behaviors of anemia in pregnant women. This was a descriptive study with cross sectional approach. The population in this study was the pregnant women of second and third trimester in May 2016 at Puskesmas Pringapus Semarang regency as many as 52 mothers. The samples were taken by total sampling technique in which all population became samples. The data instrument used questionnaires. The data analysis used frequency distributions and were presented in percentages to describe the preventive behaviors of anemia in pregnant women. The results of this study indicate that the preventive behaviors of anemia in pregnant women are mostly in the category of poor as many as 28 respondents (53.8%), the preventive behaviors of anemia during antenatal care are mostly in the category of good as many as 35 respondents (67.3%), the preventive behaviors of anemia done by early detecting of Hb examination are mostly in the category of poor as many as 33 respondents (63.5%), the preventive behaviors of anemia in Fe tablet consumption are mostly in the category of poor as many as 32 respondents (61.5%), the preventive behavior of anemia in consumption of foods containing iron are mostly in the category of poor as many as 31 respondents (59.6%). The pregnant women are expected to better behave in preventing anemia, For midwives and is expected to carry out inspection of Hb in BPM services and provide counseling on prevention of anemia in order to conduct prevention anemia in pregnant mothers could be better. Keywords : Preventive behaviors of anemia, pregnant women PENDAHULUAN kematian ibu karena perdarahan di Latar Belakang Pada tahun 2014, angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Semarang mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Bila di Penanggulangan anemia pada ibu hamil dilaksanakan dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode tahun 2013 AKI sebesar 120,22 per kehamilannya. Cakupan ibu hamil 100.000 kelahiran hidup (17 kasus), maka di tahun 2014 menjadi 144,31 per 100.000 kelahiran hidup (20 kasus) ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya AKI di kabupaten Semarang tahun 2014 mendapat Fe di Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2014 yakni sebesar 92,5% lebih tinggi jika dibandingkan dengan cakupan pemberian tablet Fe 90 tablet di Indonesia yaitu sebesar 85,1% (Kemenkes RI, 2015). antara lain adalah terjadinya perdarahan Prevalensi anemia ibu hamil di serta peningkatan penyakit penyerta dalam Indonesia berdasarkan Hasil Riset kehamilan (Dinkes Kabupaten Semarang, 2014). Kesehatan Dasar 2013 sebanyak 37,1%. Survei anemia pada ibu hamil di 15 Perdarahan menjadi penyumbang kabupaten di Jawa Tengah tahun 2007 tertinggi Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Semarang, faktor penyebab perdarahan ada anemia dan kekurangan energi kronik (KEK). Anemia menjadi salah satu faktor penyebab Angka kematian menunjukkan bahwa pravalensi anemia di Jawa Tengah adalah 57,7%, angka ini lebih tinggi dari angka nasional yakni 50,9% (Dinkes Prov Jateng, 2009). Anemia pada ibu hamil memberi ibu karena perdarahan yaitu ada 8 kasus pengaruh kurang baik yaitu dapat menyebabkan peningkatan angka kesakitan Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran 2
dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin. Penyebab anemia dalam kehamilan salah satunya kekurangan zat besi (Wiknjosastro, 2007). Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia melalui pelayanan antenatal care (ANC) secara teratur akan dapat mengeidentifikasi kehamilan beresiko tinggi dan melakukan pemeriksaan Hb sedini mungkin akan membantu mengurangi resiko terhadap kejadian anemia. Pelayanan antenatal minimal 4 kali salama kehamilan, yaitu: 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimseter III untuk mendapatkan pelayanan 10T (Depkes RI, 2014). Pelayanan antenatal care (ANC) yang dilakukan ibu secara teratur maka ibu akan mendapatkan tablet Fe sesuai kebutuhan, dan mengkonsumsinya dari dosis rendah 30 mg pada trimester III ibu hamil non anemik Hb 11 gr/dl, sedangkan untuk hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen sulfat 325 mg 1-2 kali sehari, Selain dengan mengkonsumsi tablet Fe ibu dapat mengatur pola makan dengan mengkombinasikan menu makanan serta mengkonsumsi buah dan sayur yang mengandung vitamin C pada waktu makan bisa membuat tubuh terhindar dari anemia (Budiarti, 2009). Berdasarkan data laporan di Puskesmas Pringapus pada tahun 2015 terdapat 876 ibu hamil dari 9 desa dan 390 ibu hamil yang periksa Hb pada Trimester I dengan hasilnya Hb <11 gram ada 39,74 %, Hb <8 gram ada 1,79%. Dan pemeriksaan HB pada trimester 3 sebanyak 340 ibu hamil dengan hasil Hb <11 gram 21,47 %, Hb <8 gram 0,58 %. Berdasarkan data upaya penanggulangan yang dilakukan petugas kesehatan di Puskesmas Pringapus yaitu memberikan 90 tablet Fe pada ibu hamil selama periode kehamilannya, cakupan ibu hamil mendapat Fe di Puskesmas Pringapus pada 2015 yaitu sebesar 50%, mengadakan deteksi dini pemeriksaan Hb 2x namun pada kenyataannya masih banyak ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan Hb. Berdasarkan studi pendahuluan di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus pada tanggal 21 januari 2016 dengan 10 ibu hamil di dapatkan hasil 5 ibu hamil mengatakan sudah di anjurkan bidan untuk periksa Hb tetapi ibu tidak periksa dengan alasan ibu tidak ada waktu karena bekerja, 4 ibu hamil mengatakan periksa antenatal care (ANC) rutin dan meminum tablet Fe secara rutin, tidak ada efek samping dalam minum tablet Fe dan sering makan dengan sayur, 3 ibu hamil mengatakan periksa antenatal care (ANC) tidak teratur atau tidak sesuai jadwal yang di anjurkan bidan dan mengatakan mual saat minum tablet Fe sehingga jarang meminum tablet Fe. Berdasarkan data dan latar belakang diatas peneliti tertarik mengambil penelitian dengan judul Gambaran perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil dalam pemeriksaan antenatal care (ANC) secara teratur di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus b. Mengetahui gambaran perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil dalam melakukan deteksi dini pemeriksaan Hb di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang. c. Mengetahui gambaran perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus d. Mengetahui gambaran perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan yang Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran 3
mengandung zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Merupakan sarana untuk mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat di bangku kuliah dengan mendapatkan tambahan informasi, pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian tentang gambaran perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pringapus 2. Bagi Profesi Dapat dijadikan sebagai strategi dalam upaya meningkatkan tindakan promotif seperti penyuluhan dan pendidikan kesehatan serta melakukan tindakan preventif dalam rangka meningkatkan upaya pencegahan anemia sedini mungkin serta penurunan prevalensi kejadian anemia. 3. Bagi Institusi Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dan untuk menambah informasi ilmiah dibidang kesehatan khususnya tentang ibu hamil dan anemia. 4. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penanganan masalah anemia pada ibu hamil serta meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang pada 17-23 Juni 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu hamil trimester II dan trimester III pada bulan Mei yaitu 52 ibu hamil, dengan sampel 52 ibu hamil. Teknik sampling yang digunakan ialah total sampling artinya pengambilan sampel pada seluruh populasi. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan menyebar kuesioner berisikan pertanyaan tentang perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, dan data sekunder dalam penelitian ini yaitu, data jumlah ibu hamil, data pemeriksaan ANC, data pemeriksaan Hb di wilayah kerja Puskesmas Pringapus, Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data yaitu kuesioner dan buku KIA. Analisa yang digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden 1. Umur Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasar kan Umur Ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, 2016 Umur Frekuensi < 20 Tahun 20-35 Tahun > 35 Tahun 3 42 7 5,8 80,8 13,4 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 52 responden ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, sebagian besar berumur 20-35 tahun, yaitu sejumlah 42 orang (80,8%). 2. Paritas Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasar kan Paritas Ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, 2016 Paritas Frekuensi 65,4 34,6 Primigravida Multigravida 34 18 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 52 responden ibu hamil di Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran 4
wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, sebagian besar merupakan ibu primigravida (hamil pertama), yaitu sejumlah 34 orang (65,4%). 3. Pendidikan Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasar kan Pendidikan Ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, 2016 Pendidikan Frekuensi SD SMP SMA Perguruan Tinggi 4 21 25 2 7,7 40,4 48,1 3,8 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 52 responden ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, lebih banyak berpendidikan SMA, yaitu sejumlah 25 orang (48,1%). 4. Pekerjaan Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasar kan Pekerjaan Ibu Hamil di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, 2016 Pekerjaan Frekuensi IRT Buruh Petani Wiraswasta PNS 22 24 1 3 2 42,3 46,2 1,9 5,8 3,8 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 52 responden ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, lebih banyak yang bekerja sebagai buruh, yaitu sejumlah 24 orang (46,2%). Analisis Univariat 1. Perilaku Pemeriksaan Antenatal Care Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Pemeriksaan Antenatal Care pada Ibu Hamil di Wilayah Perilaku Pemeriksaan ANC Kurang Kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, 2016 Frekuensi Baik 17 35 32,7 67,3 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa perilaku ibu hamil dalam pemeriksaan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori baik, yaitu sejumlah 35 orang (67,3%). 2. Perilaku Melakukan Deteksi Dini Pemeriksaan HB Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasar kan Perilaku Melakukan Deteksi Dini Pemeriksaan HB pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, 2016 Perilaku Melakukan Deteksi Dini Pemeriksaan HB Frekuensi Kurang 33 63,5 Baik 19 36,5 Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa perilaku ibu hamil dalam melakukan deteksi dini pemeriksaan Hb di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 33 orang (63,5%). 3. Perilaku Konsumsi Tablet Fe Tabel 7 Distribusi Frekuensi Berdasar kan Perilaku Konsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, 2016 Perilaku Konsumsi Tablet Fe Frekuensi Kurang 32 61,5 Baik 20 38,5 Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran 5
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe untuk pencegahan anemia di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 32 orang (61,5%). 4. Perilaku Konsumsi Makanan yang Mengandung Zat Besi Tabel 8 Distribusi Frekuensi Berdasar kan Perilaku Konsumsi Makanan yang Mengandung Zat Besi pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Perilaku Konsumsi Makanan yang Mengandung Zat Besi Kurang Semarang, 2016 Frekuensi Baik 31 21 59,6 40,4 Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa perilaku ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi untuk pencegahan anemia di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 31 orang (59,6%). 5. Perilaku Pencegahan Anemia Tabel 9 Distribusi Frekuensi Berdasar kan Perilaku Pencegahan Perilaku Pencegahan Anemia Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, 2016 Frekuensi Kurang Baik 28 24 53,8 46,2 Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa perilaku ibu hamil dalam pencegahan anemia di wilayah kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten Semarang, sebagian besar dalam kategori kurang, yaitu sejumlah 28 orang (53,8%). PEMBAHASAN Analisis Univariat 1. Perilaku Pemeriksaan Antenatal Care Berdasarkan hasil penelitian dari jumlah 52 responden yang diberikan kuesioner dalam bentuk 2 pertanyaan tentang pemeriksaan antenatal care didapatkan hasil yang dikategorikan baik yaitu 35 orang (67,3%) lebih besar dari kategori yang kurang baik 17 orang (32,7%). Perilaku responden dalam melakukan kunjungan Antenatal Care (pemeriksaan kehamilan) di pengaruhi oleh faktor pendidikan responden yang tinggi yaitu perguruan tinggi 2 orang (5,8%) dan mayoritas SMA 17 orang (48,6%) ataupun karena mayoritas reponden hamil anak pertama 23 (65,8%). Dengan kehamilan yang masih pertama tersebut maka responden mempunyai perilaku yang baik tentang pemeriksaan kehamilan karena responden merasa sangat penting melakukan pemeriksaan kehamilan dan masih perlu banyak penyuluhan tentang kehamilan sehingga berusaha untuk mencari informasi tentang kehamilan dan juga karena tingkat pendidikan yang tinggi maka responden lebih mudah dalam menerima informasi. Perilaku pemeriksaan kehamilan baik karena responden menyadari bahwa dengan melakukan pemeriksaan kehamilan akan diketahui keadaan ibu dan janinnya, selain itu juga bisa diatasi sedini mungkin apabila ada komplikasi dalam kehamilannya. Keadaan tersebut bisa juga karena lokasi atau tempat pemeriksaan kehamilan yang tidak jauh dari rumah karena disetiap desa ada bidan desanya dan adanya transportasi yang mudah untuk menuju ke tempat pelayanan kesehatan. Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku salah Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran 6
satunya ada faktor pendukung (enabling factors) yaitu faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik (seperti lokasi, jarak), tersedia atau tidak tersedianya fasilitas (seperti alat transportasi) atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril, dan sebagainya. 2. Perilaku Melakukan Deteksi Dini Pemeriksaan HB Berdasarkan hasil penelitian dari jumlah 52 responden yang diberikan kuesioner dalam bentuk 1 pertanyaan tentang Deteksi Dini Pemeriksaan HB didapatkan hasil yang dikategorikan kurang yaitu 33 orang (63,5%) lebih besar dari kategori yang baik 19 (36,5%). Rendahnya kepatuhan ibu untuk melakukan deteksi dini pemeriksaan Hb disebabkan oleh tidak adanya waktu bagi ibu hamil untuk pergi kepuskesmas karena mayoritas ibu hamil bekerja sebagai buruh yaitu sejumlah 24 orang (46,2%) yang tidak melakukan deteksi dini pemeriksaan Hb 16 orang (48,4%), hasil penelitian ini senada dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Damanik (2009), Terdapat 19 orang (46,3%) ibu hamil yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi tidak pernah melakukan pemeriksaan haemoglobin. Hal ini disebabkan adanya kesibukan dan pengetahuan yang tinggi belum tentu mempunyai perilaku dan sikap yang baik. Selain tidak adanya waktu untuk pergi kepuskesmas juga karena jarak rumah ke puskesmas yang lumayan jauh menyebabkan ibu hamil tidak patuh untuk melakukan deteksi dini pemeriksaan Hb. 3. Perilaku Konsumsi Tablet Fe Berdasarkan hasil penelitian dari jumlah 52 responden yang diberikan kuesioner dalam bentuk 6 pertanyaan tentang Konsumsi Tablet Fe didapatkan hasil yang dikategorikan kurang yaitu sejumlah 32 orang (61,5%) lebih besar dari kategori yang baik 20 (38,5%). Dari data penelitian kategori Konsumsi Tablet Fe yang paling menonjol adalah tidak menghabiskan tablet Fe yang diberikan oleh petugas kesehatan yaitu sebesar 36 orang (69,2%) dari 52 responden dan 26 orang (50%) tidak meminum tablet Fe minimal 1x setiap hari. Adapun ibu yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe jumlahnya cukup banyak. Hal tersebut disebabkan faktor lupa, kesadaran yang kurang mengenai pentingnya tablet besi dan ancaman bahaya anemia bagi ibu hamil dan bayi, serta adanya efek samping yang kurang nyaman dirasakan oleh ibu ketika mengkonsumsi tablet Fe, seperti mual, muntah, dan nyeri ulu hati. Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku salah satunya ada faktor predisposisi (predisposing factors) yaitu faktor yang terwujud dalam sikap, pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. Hal ini dapat dapat dilihat dari perilaku ibu yang tidak menghabiskan tablet Fe karena kesadaran yang kurang mengenai pentingnya tablet besi dan ancaman bahaya anemia bagi ibu hamil dan bayi, serta adanya efek samping yang kurang nyaman dirasakan ketika mengkonsumsi tablet Fe, jika pengetahuan ibu baik pasti pasti ibu tetap akan meminumnya karena ibu tahu pentingnya tablet Fe untuk kehamilannya meskipun ada efek samping yang kurang nyaman dirasakan ketika mengkonsumsi tablet Fe. Hasil penelitian cara mengkonsumsi tablet Fe menunjukkan sebagian besar responden memiliki kebiasaan mengkonsumsi tablet Fe menggunakan air teh sebanyak 26 orang (50%). Ibu mengkonsumsi tablet Fe dengan teh karena ibu setiap harinya sudah terbiasa minum teh dan dengan minum teh dapat menghilangkan rasa pahit dan tidak merasa mual saat meminum tablet Fe karena jika memakai air putih ibu merasa mual. Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran 7
Hasil penelitian ini senada dengan penelitian yang telah dilakukan oleh razfi (2014), Pola kebiasaan cara minum tablet Fe yang tidak sesuai sebanyak 43,6%. Adapun responden yang dikatakan tidak sesuai yaitu cara minum tablet Fe yang menggunakan air teh dan air susu. Dari hasil penelitian, ibu hamil anemia memiliki kebiasaan cara minum tablet Fe yang tidak sesuai sehingga dapat mengganggu absorpsi zat besi dalam tubuh. Ibu hamil anemia ada yang mengetahui cara minum tablet Fe dengan benar tetapi ada yang mengabaikan sehingga terkadang ibu hamil meminum tablet dengan air teh tidak dengan air putih ataupun air jeruk. Berdasarkan gambaran tersebut menunjukkan bahwa cara kebiasaan mengkonsumsi tablet Fe responden sebagian besar adalah kurang tepat. Walaupun teh mempunyai banyak manfaat kesehatan, namun ternyata teh juga diketahui menghambat penyerapan zat besi yang bersumber dari bukan hem (non-heme iron). 4. Perilaku Konsumsi Makanan yang Mengandung Zat Besi Berdasarkan hasil penelitian dari jumlah 52 responden yang diberikan kuesioner dalam bentuk 6 pertanyaan tentang Konsumsi Makanan yang Mengandung Zat Besi didapatkan hasil yang dikategorikan kurang yaitu sejumlah 31 orang (59,6%) lebih besar dari kategori yang baik 21 orang (40,4%). Dari data penelitian kategori Konsumsi Makanan yang Mengandung Zat Besi yang paling menonjol adalah memasak sayuran hijau sampai berubah warna menjadi hijau tua yaitu sebanyak 31 orang (59,7%) dari 52 responden. Hal tersebut karena ibu beranggapan bahwa memasak sayuran harus betul-betul matang ditandai dengan perubahan warna pada sayuran tersebut karena jika tidak sampai matang sayurnya masih keras dan rasanya tidak enak dan sebagian ibu hamil tidak mengetahui jika memasak sayuran hijau terlalu lama dan sampai berubah warna menjadi hijau tua bisa menyebabkan kandungan zat besi yang ada didalamnya hilang. Perilaku yang masih kurang selanjutnya ada 24 orang (46,2%) tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi (sayuran yang berwarna hijau, kacang-kacangan dan tempe) karena sebagian ibu tidak menyukai sayur-sayuran karena sayuran rasanya lembek-lembek tidak enak, ada juga yang beranggapan kalau makan sayur bisa bikin kembung dan 16 orang (30,8%) selama hamil melakukan pantangan makan seperti telur, daging atau ikan, sebagian besar ibu yang melakukan pantangan makan adalah ibu yang hamil anak pertama yaitu sebanyak 12 orang (75%) karena hamil anak pertama ibu belum ada pengalaman sehingga ibu nurut apa yang dikatakan orang tua. Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku salah satunya ada faktor predisposisi (predisposing factors) yaitu faktor yang terwujud dalam sikap, pengetahuan, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. 5. Perilaku Pencegahan Anemia Hasil penelitian perilaku pencegahan anemia secara keseluruhan dari uraian di atas dapat disimpulkan mayoritas dari mereka berperilaku kurang 28 orang (53,8%) dan yang kategori baik 24 (46,2%). Dimana untuk perilaku ibu hamil yang kurang baik akan mempengaruhi angka kajadian anemia dan naiknya angka kesakitan dan kematian di wilayah tersebut. PENUTUP Kesimpulan 1. Perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil sebagian besar kurang, yaitu sejumlah 28 orang (53,8%). 2. Pencegahan anemia pada perilaku pemeriksaan antenatal care sebagian Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran 8
besar baik, yaitu sejumlah 35 orang (67,3%). 3. Pencegahan anemia pada perilaku melakukan deteksi dini pemeriksaan Hb sebagian besar kurang, yaitu sejumlah 33 orang (63,5%). 4. Pencegahan anemia pada perilaku mengkonsumsi tablet Fe sebagian besar kurang, yaitu sejumlah 32 orang (61,5%). 5. Pencegahan anemia pada perilaku mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi sebagian besar kurang, yaitu sejumlah 31 orang (59,6%). Saran 1. Bagi Puskesmas Meningkatkan kualitas pelayanan antenatal care dengan melaksanakan pelayanan pemeriksaan Hb di polindes atau bidan desa yang bisa melakukan pelayanan 24 jam serta Memantau dan memotivasi ibu untuk rutin minum tablet Fe setiap hari dengan cara yang benar. 2. Bagi bidan Diharapkan dapat melaksanakan pelayanan pemeriksaan Hb di BPM dan memberikan konseling tentang pencegahan anemia agar perilaku pencegahan anemia ibu hamil bisa menjadi lebih baik. 3. Bagi ibu hamil Diharapkan bagi ibu hamil agar berperilaku lebih baik lagi untuk pencegahan anemia, seperti halnya patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi, meluangkan waktu untuk memeriksakan Hb 2x pada trimester I dan trimester III, dan meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat besi serta memasak sayuran hijau dengan benar agar zat besi yang terkandung tidak hilang. 4. Bagi peneliti Diharapkan meneliti pelaksanaan antenatal care yang berhubungan dengan perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil. DAFTAR PUSTAKA Budiarti, Milani. 2009. Hubungan Pengetahuan Ibu hamil Trimester III Tentang Zat Besi Dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Mangkang Kota Semarang : Karya Tulis Ilmiah. Universitas Muhammadiyah Semarang. Damanik, Ruth E.L. 2009. Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan Pemeriksaan Hemoglobin Sewaktu Hamil Di Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2008,2009. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang. Semarang : Dinas Kesehatan Fitrina M, Razfi. 2014. Gambaran Pola Kebiasaan Cara Minum Tablet Fe Pada Ibu Hamil Anemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. http://www.depkes.go.id. Notoadmojo, Soekidjo. 2007. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Medika. Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Program Studi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran 9