BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jadi penataan ruang kantor merupakan faktor penting yang menunjang kelancaran suatu pekerjaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI TENTANG TATA RUANG KANTOR DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA. Prasetiyo Prayogo 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya BNN Kota Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ciamis. Dini Daniyaturrizkiyah

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang

Pengantar Administrasi Perkantoran

Disusun oleh. Nama : Kiki Fatmala NIM : Prodi : S1 Pend. Administrasi Perkantoran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

bagian atau disebut juga aspek pembentuk lingkungan kerja. Adapun beberapa

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II. Maharani (2006) melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Insentif. dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan CV.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

SANITASI DAN KEAMANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN TEORI. langsung menerima stimulus dari luar dirinya, dan ini berkaitan dengan persepsi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

SISTEM KERJA. Nurjannah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI. aktivitas adalah adanya lingkungan kerja yang kondusif. Faktor ini

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Dalam sebuah organisasi, manusia merupakan salah satu faktor yang

EFISIENSI. Kajian Ilmu Administrasi. Penataan Ruang Kantor dalam Menunjang Efektivitas Pekerjaan Kantor (Daimatun Nafiah).

TATA RUANG KANTOR PENUNJANG EFISIENSI KERJA PADA KANTOR TATA USAHA DI SMK NEGERI 1 SALATIGA

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang namanya ruang kerja atau ruang perkantoran. yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dan dapat menambah gairah kerja karyawan dalam rangka

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 7 Kesimpulan dan Saran

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Sanitasi Penyedia Makanan

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Matahari dan Kehidupan Kita

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan,

BAB I PENDAHULUAN. peralatannya guna mencapai tujuan pemerintah. 1 Keberhasilan pemerintahan akan

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

KUESIONER PENELITIAN 1 RE-LAYOUT TATA RUANG PERPUSTAKAAN PADA KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Dan sudah menjadi kebiasaan manusia bila memperhatikan

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

PETUNJUK PENGOPERASIAN

STANDAR USAHA KELAB MALAM. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Ruang Bersantai dan Melantai

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Diana Sulistyorini K Oleh: BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II LANDASAN PUSTAKA. sesuatu dalam pencapaiaan tujuan yang telah ditetapkan (Manulan, 1981)


BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Kantor Menurut George Terry (dikutip Sayuti 2013:8) mengemukakan manajemen kantor ialah perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran serta penggerakan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Maryati (2008:12) Manajemen kantor adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen pada sarana dan sumberdaya kantor untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapakan, dengan cara memberdayakan pegawai sebaik-baiknya, menggunakan mesin & perlengkapan dengan tepat, menggunakan metode yang paling baik, dan memberikan lingkungan yang kondusif. Dan menurut Littlefield dan Peterson, layout merupakan penyusunan perabotan dan perlengkapan kantor pada luas lantai yang tersedia. Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menyimpulkan, manajemen perkantoran adalah penyusunan atau pengaturan sarana dan sumberdaya kantor sebaik mungkin untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. 2.2 Pengertian Tata Ruang Kantor Menurut Gie (2000:186), Penyusunan alat-alat kantor pada letak yang tepat serta pengaturan tempat kerja yang menimbulkan kepuasan bekerja bagi para pegawai disebut tata ruang perkantoran. Menurut Littlefield dan Peterson (dikutip Moekijat 2002:118), Tata ruang perkantoran dapat dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang tersedia. Tata ruang perkantoran adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang dan tentang penggunaan secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu susunan praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak. Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menyimpulkan, tata ruang kantor adalah penggunaan secara terperinci ruang yang ada untuk menyusun peralatan kerja serta serta pengaturan tempat kerja para karyawan berdasarkan fungsinya masing-masing. 7

8 2.3 Prinsip-Prinsip Tata Ruang Kantor Moekijat (2000:121-123) merumuskan prinsip-prinsip tata ruang kantor adalah sebagai berikut : a. Pekerjaan harus mengalir secara terus-menerus, sedapat-dapatnya dalam garis yang lurus. b. Bagian-bagian dan seksi-seksi yang mempunyai fungsi-fungsi yang sama dan yang berhubungan harus ditempatkan secara berdekatan untuk mengurangi waktu bepergian. c. Kelompok-kelompok pelayanan pusat seperti pusat-pusat stenografi dan ruang-ruang arsip harus ditempatkan dekat dengan bagian-bagian dan pegawai-pegawai yang menggunakannya. d. Perkakas dan peralatan kantor harus diatur secara simetris dan dalam garis yang lurus dengan penempatan pegawai yang mengadakan pengawasan. e. Penambahan ruang harus cukup untuk kebutuhan pekerjaan dan kesenangan pegawai. f. Perkakas dan perlengkapan dengan ukuran yang seragam memperbesar fleksibilitas dan rupa yang lebih serasi. g. Ruangan-ruangan harus cukup luas, sehingga orang-orang yang berjalan tidak menyentuh bangku pegawai. h. Pegawai-pegawai pada umumnya harus menghadap pada arah yang sama dan para pengawas ditempatkan di belakang kelompk-kelompok pekerjaan. i. Meja-meja harus disusun sedemikian rupa, sehingga tidak ada pegawai yang terpaksa menghadap pada sumber cahaya yang tidak disukai. j. Atur meja-meja sedemikian rupa, sehingga cahaya matahari yang cukup datang pada sebelah kiri. k. Kesatuan-kesatuan yang menggunakan perlengkapan yang mengeluarkan suara gaduh seperti mesin-mesin hitung harus dipisahkan, agar tidak menggangu yang lain. l. Pegawai-pegawai yang pekerjaannya memerlukan banyak konsentrasi pemikiran ditempatkan dalam sebagian ruangan atau dalam ruangan yang cukup luas. m. Kesatuan-kesatuan yang mempunyai banyak hubungan dengan masayarakat harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga mudah didatangi tanpa menggangu bagian lain. n. Ruangan yang luas memudahkan arus pekerjaan dan memberikan fleksibilitas yang lebih besar. o. Pergunakan ruangan yang luas ketimbang menggunakan banyak ruang kecil yang sama luasnya. Ruangan yang luas memungkinkan diadakannya penerangan, ventilasi, pengawasan, dan komunikasi lebih baik. p. Pergunakan meja-meja dan kursi-kursi dengan ukuran yang sama dalam sebuah ruangan. q. Kurangi berjalan dan menunggu waktu

9 r. Perlengkapan kantor harus ditaruh dekat dengan pegawai yang menggunakannya. s. Jumlah gang yang cukup dengan luas yang cukup t. Pekerjaan rumit yang memerlukan penerangan harus ditempatkan dekat jendela. u. Arus pekerjaan sederhana, sehingga dapat mengurangi mondarmandirnya pegawai dan surat-surat sampai seminimal mungkin. v. Ruang lantai harus bebas dari rintangan seperti almari dan sebagainya. 2.4 Macam-Macam Tata Ruang Kantor Menurut Gie (2009:192-193) tata ruang perkantoran dapat dibedakan dalam 2 macam, yaitu: 1) Tata ruang yang terpisah-pisah Pada susunan ini ruangan untuk bekerja terbagi-bagi dalam beberapa satuan. Pembagian itu dapat terjadi karena keadaan gedungnya yang terdiri atas kamar-kamar maupun karena memang sengaja dibuat pemisah buatan, misalnya dengan sekosel kayu atau dinding kaca. Jadi, misalnya bagian penjualan suatu perusahan terbagi dalam beberapa seksi (seksi pesanan, seksi pembukuan, seksi iklan), pelaksanaan fungsi tiap-tiap seksi itu dilakukan pada ruang kerja yang terpisah-pisah. 2) Tata ruang yang terbuka Menurut susunan ini ruang kerja yang bersangkutan tidak dipisahkan. Jadi, bagian penjulaan seperti contoh diatas, semua aktivitasnya dilaksanakan pada 1 ruang besar terbuka, tidak lagi dipisah-pisahkan menurut kamar atau pedengan-pedengan buatan. 2.5 Persyaratan Lingkungan Fisik Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus pula diperhatikan dan diatur sebaik-baiknya oleh setiap manajer perkantoran yang modern. berikut: Menurut Gie (2009:211-212) persyaratan tersebut meliputi hal-hal a. Kebersihan Bangunan, perlengkapan, dan perabotan harus dipelihara bersih. b. Luas ruang kantor tidak boleh dijejal dengan pegawai. Ruang kerja harus menyediakan luas lantai 40 square feet untuk setiap petugas (=3,7 meter persegi). c. Suhu Udara Temperature yang layak harus dipertahankan dalam ruang kerja (minimum 16 o C atau sama dengan + 61 o F)

d. Ventilasi Peredaran udara segar atau udara yang telah dibersihkan harus diusahakan dalam ruang kerja. e. Penerangan cahaya Cahaya alam atau lampu yang cocok dan cukup harus di usahakan, sedang perlengkapan penerangan dirawat sepatutnya. f. Fasilitas Kesehatan Kamar kecil, toilet, dan sebangsanya harus disediakan untuk para petugas serta dipelihara kebersihannya. g. Fasilitas Cuci Ruang cuci muka/tangan dengan air hangat dan dingin berikut sabun dan handuk harus disediakan seperlunya. h. Air Minum Air bersih untuk keperluan minum petugas harus disediakan melalui pipa atau tempat penampungan khusus. i. Tempat Pakaian Dalam kantor harus disediakan tempat untuk menggantugnkan pakaian yang tidak dipakai petugas sewaktu kerja dan fasilitas untuk mengeringkan pakaian yang basah. j. Tempat Duduk Petugas harus disediakan tempat duduk untuk keperluan bekerja dengan sandaran kaki bila perlu. k. Lantai, Gang, dan Tangga Lantai harus dijaga agar tidak mudah orang tergelincir, tangga diberi pengangan untuk tangan, dan bagian-bagian yang terbuka diberi pagar. l. Mesin Bagian mesin yang berbahaya harus diberi pelindung dan petugas yang memakainya harus cukup terlatih. m. Beban Berat Petugas tidak boleh ditugaskan mengangkat, membawa, atau memindahkan beban berat yang dapat mendatangkan kecelakaan. n. Pertolongan Pertama Dalam ruang kerja harus disediakan kotak atau lemari obat untuk pertolongan pertama maupun seseorang petugas yang berlatih memberikan pertolongan itu. o. Penjagaan Kebakaran Alat pemadam kebakaran dan sarana untuk melarikan diri dari bahaya kebakaran harus disediakan secara memadai, termasuk lonceng tanda bahaya kebakaran. p. Pemberitahuan Kecelakaan Kecelakaan dalam kantor yang menyebabkan kematian atau absen petugas lebih daripada 3 hari harus dilaporka kepada yang berwajib. 10

11 Sedangkan menurut Maryati (2008:135-144) faktor yang penting pada lingkungan fisik kantor adalah: a. Warna Pemilihan warna dalam ruang kerja perusahaan mempengaruhi kondisi kerja para karyawan. Selain warna mempunyai efek dari segi psikologis, pemilihan warna juga akan mempunyai hubungan yang erat dengan sistem penataan penerangan dalan ruang kerja, terutama untuk sistem penerangan yang mempergunakan dinding atau atap sebagai pembaur/pemantul sinar. b. Penerangan Penerangan dari ruang kerja merupakan faktor penting untuk meningkatkan produktivitas kerja para karyawan. Dengan penerangan yang baik para karyawan akan bekerja lebih baik, lebih teliti sehingga hasil kerja karyawan tersebut mempunyai kualitas yang lebih baik. Lebih lanjut penerangan yang baik akan mempengaruhi efisiensi dan efektivitas kerja. Berarti penerangan dalam lingkungan kerja turut membantu berhasilnya kegiatan-kegiatan operasi dalam perusahaan. Oleh karena itu perencanaan dan pemeliharaan sistem penerangan sangat diperlukan dalam perusahaan. c. Suara Dalam perusahaan sering kali menggunakan alat-alat kerja yang sistem operasinya menimbulkan suara bising. Misalnya suara mesin pabrik, suara diesel, suara alat ketik dan lain sebagainya. Secara tidak langsung suara bising akan berpengaruh buruk terhadap fisik karyawan, dan secara tidak langsung akan menurunkan prestasi kerja karyawan. Oleh karena itu penanggulangan suara bising juga diperlukan dalam perencanaan kerja, dalam upaya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman. d. Musik Penggunaan musik di kantor dimungkinkan namun tergantung dari kondisi kerja serta selera karyawan dalam kantor tersebut. Musik bisa menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi, namun sebaliknya bisa juga menggangu jika pemilihan jenis musik tidak tepat. e. Udara Udara yang baik atau bersih berpengaruh positif dalam meningkatkan produktivitas, kualitas kerja, kesehatan, serta semangat kerja. Selain itu udara yang bersih dan segar dalam lingkungan kerja akan menimbulkan kesan yang baik bagi tamu.

f. Suhu Suhu atau temperature ruang kerja merupakan salah satu factor yang mempengaruhi kondisi kenyamanan kerja karyawan perusahaan. Suhu ruang kerja yang terlalu panas akan menyebabkan karyawan merasa gerah, gelisah, cepat capai, mengantuk, akibatnya akan menurunkan gairah kerja serta meningkatkan tingkat kesalahan kerja. Sedangkan suhu yang terlalu dingin menyebabkan tidak nyaman dan menurunkan daya tangkap. 12