BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Kantor Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai sistem yang mengatur tata kerja sebuah pekerjaan, salah satunya bagian yang mengatur tata kerja terutama yang berhubungan dengan pekerjaan kantor yaitu manajemen kantor. Menurut George Terry (dalam Sedarmayanti, 2009), manajemen perkantoran dapat didefenisikan sebagai perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakan mereka yang melaksanakan agar mencapai tujuantujuan yang telah ditentukan lebih dahulu. Sedangkan menurut Wiliam Leffingwell & Edwin Robinson (dalam The, 2007), manajemen perkantoran sebagai suatu fungsi adalah cabang dari seni dan ilmu manajemen yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan perkantoran secara efisien, bilamana dan dimanapun pekerjaan itu harus dilakukan. Menurut Evans (dalam The, 2007) manajemen perkantoran merupakan fungsi yang menyangkut manajemen dan pengarahan semua tahap operasi perusahaan yang mengenai pengolahan bahan keterangan, komunikasi, dan ingatan organisasi. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dengan demikian penulis menyimpulkan pada pokoknya manajemen perkantoran merupakan rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasi (mengatur dan menyusun), mengarahkan (memberikan arah dan petunjuk), mengawasi dan mengendalikan (melakukan kontrol) sampai menyelenggarakan secara tertib sesuai tujuan mengenai sesuatu hal atau kegiatan. Hal atau sasaran yang terkena oleh rangkaian kegiatan itu pada umumnya ialah pekerjaan perkantoran (office work). 2.2 Faktor-faktor Lingkungan Fisik Kantor Setiap kantor mempunyai persyaratan lingkungan fisik yang harus pula diperhatikan dan diatur sebaik-baiknya oleh setiap manajer kantor. Menurut Moekijat (2002) lingkungan fisik kantor adalah sesuatu yang berada di sekitar 5

2 para pekerja yang meliputi penerangan, warna, musik, udara serta suara yang mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009) lingkungan fisik adalah semua keadaan yang terdapat di tempat kerja yang mempengaruhi pegawai secara langsung maupun tidak langsung. Menurut The (2007) terdapat empat faktor penting yang mempengaruhi kerja para pegawai seperti cahaya, udara, warna, dan suara. Faktor lingkungan kantor yang baik dapat mengurangi salah satu penyebab menurunnya produktivitas kerja pegawai dan sekaligus meningkatkan kenyamanan dalam bekerja. Setiap kantor mempunyai faktor-faktor maupun persyaratan lingkungan fisik yang harus pula diperhatikan dan diatur sebaikbaiknya oleh setiap manajer perkantoran modern. Menurut Basuki (2007) syaratsyarat tersebut adalah kebersihan, luas ruangan sebaiknya diperuntukkan untuk sejumlah karyawan, suhu udara, ventilasi, penerangan dari cahaya matahari maupun lampu, fasilitas kesehatan, penyediaan air minum, tempat pakaian, lantai, gang, tangga, mesin, kotak P3K, perlindungan dari bahaya kebakaran, pemberitahuan kecelakaan. Sedangkan menurut Nuraida (2008) faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan kerja diantaranya cahaya/penerangan, warna, udara, bunyi/suara, dan musik. Untuk itu dapat disimpulkan dari pendapat Basuki (2007), Nuraida (2008) Moekijat (2002), Sedarmayanti (2009), dan The (2007) bahwa lingkungan fisik merupakan suatu keadaan di sekitar kantor seperti cahaya, tata warna, pengaturan udara, musik dan pengendalian suara yang mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga tujuan organisasi tersebut dapat dicapai secara efektif Cahaya/Penerangan Penerangan atau cahaya merupakan faktor penting dalam meningkatkan efisiensi kerja pegawai karena akan berpengaruh terhadap kesehatan, keselamatan, dan kelancaran kerja pegawai. Selain itu, penerangan atau cahaya yang baik adalah hal vital yang dibutuhkan oleh panca indera, dalam hal ini indra 6

3 penglihatan atau mata dalam proses pelaksanaan pekerjaan kantor (Nuraida, 2008). Menurut Karlen (2008) sinar ultraviolet di pagi hari memberikan vitamin D yang baik untuk tulang. Oleh karena itu, gedung kantor tidak boleh ditutupi oleh bayangan gedung lain agar sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan. Namun, penerangan alami tidak dapat diatur sesuai keinginan manusia, menurut Sukoco (2007) cahaya matahari juga tidak mampu menjangkau lebih dalam ke area kerja. Sehingga harus didukung oleh penerangan buatan. Sementara itu, Quible (2001) dalam Sukoco (2006) menjelaskan bahwa ada 4 jenis cahaya yang dapat digunakan di kantor, yaitu: 1. Cahaya alami, yang berasal dari sinar matahari. 2. Cahaya Fluorescent, jenis cahaya yang lazim digunakan pada ruang perkantoran dengan tingkat terang yang mirip dengan cahaya alami. Cahaya ini mempunyai beberapa kelebihan: Memproduksi lebih sedikit panas dan silau. Tabung florescent tahan sepuluh kali lebih lama disbanding incandescent. Mengkonsumsi lebih sedikit listrik. Keterangan yang diberikan lebih tersebar. Cahaya fluorescent kira-kira lima kali lebih efisien dibanding cahaya incandescent. 3. Cahaya Incandescent, cahaya ini kadangkala digunakan untuk membuat panel cahaya tidak monoton dan untuk menarik perhatian pada beberapa area. Cahaya ini paling tidak efektif jika dibandingkan dengan energy yang dikonsumsi, meskipun biaya pemasangannya lebih murah disbanding cahaya fluorescent. 4. High Intensity Discharge Lamps, penggunaan cahaya pada perkantoran adalah sesuatu yang baru. Lampu ini biasanya digunakan pada jalan raya dan stadion olahraga, yang memberikan sistem pencahayaan yang sangat efisien. Kekurangannya adalah efeknya yang menyulitkan untuk membedakan beberapa warna. 7

4 Menurut The (2007) cahaya penerangan buatan manusia dapat dibedakan dalam 4 macam yakni, cahaya langsung, cahaya setengah langsung, cahaya setengah tak langsung, dan cahaya tak langsung. Berikut ini dijelaskan macammacam penerangan/cahaya buatan, antara lain: 1. Cahaya Langsung Cahaya ini memancarkan langsung ke permukaan meja yang berada tepat 180 derajat dari sumber cahaya. Apabila menggunakan lampu biasa (pijar), tipe cahaya ini bersifat sangat tajam dan bayangan yang ditimbulkannya pun sangat tegas. Cahaya ini akan mengakibatkan kelelahan pada mata penggunanya. Selain itu, akan menyilaukan mata apabila diletakkan pada sudut 45 derajat dari penglihatan mata. Kesimpulannya, penerangan lampu yang memberikan cahaya langsung seperti yang pada umumnya digunakan di Indonesia sebetulnya tidak baik (The, 2007). Cahaya Langsung dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini. Gambar 2.1 Cahaya Langsung Sumber: The, Cahaya Setengah Langsung Cahaya setengah langsung memancar dari sumbernya dengan menggunakan perantara tudung lampu, yang biasanya terbuat dari gelas berwarna putih susu. Perantara tersebut menyebarkan cahaya ke berbagai jurusan dan bayangan yang ditimbulkannya pun tidak begitu tajam. Namun, sebagian besar cahaya, tetap langsung jatuh ke permukaan meja dan memantul kembali ke arah mata penggunanya. Tipe cahaya ini memang masih kurang 8

5 memuaskan, walaupun sudah lebih baik dari cahaya langsung (The, 2007). Cahaya Setengah Langsung dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini. Gambar 2.2 Cahaya Setengah Langsung Sumber: The, Cahaya Setengah Tak Langsung Penerangan macam ini terjadi dari cahaya yang sebagian besar merupakan pantulan dari langit-langit dan dinding ruangan, sebagian lagi terpencar melaui tudung kaca. Cahaya ini sudah lebih baik daripada cahaya setengah langsung, karena sumbernya untuk sebagian besar adalah langit-langit ruangan. Sifat cahayanya dan bayang-bayang yang diciptakannya sudah tidak begitu tajam. (The, 2007). Cahaya Setengah Tak Langsung dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini. Gambar 2.3 Cahaya Setengah tak Langsung Sumber: The,

6 4. Cahaya Tak Langsung Dari ketiga cahaya buatan yang telah dibahas sebelumnya, penerangan yang terbaik adalah penerangan dengan menggunakan cahaya tak langsung. Tipe cahaya ini dari sumbernya memancar sepenuhnya ke arah langit-langit ruangan, kemudian dipantulkan ke arah permukaan meja. Sifat cahaya ini sudah benar-benar lunak, sehingga tidak mudah menimbulkan kelelahan pada mata penggunanya. Dan karena cahaya ini tersebar dengan sangat merata ke seluruh penjuru ruangan, maka tidak menimbulkan efek bayangan (The, 2007). Cahaya Tak Langsung dapat dilihat pada gambar 2.4 di bawah ini. Gambar 2.4 Cahaya tak Langsung Sumber: The, 2007 Pelaksanaan pekerjaan tatausaha yang sukses memerlukan penerangan yang baik. Penerangan yang baik membantu pegawai melihat dengan cepat, mudah, dan senang. Menurut Moekijat (2002), keuntungan penerangan yang baik adalah: a. Perpindahan pegawai berkurang. b. Prestise lebih besar. c. Semangat kerja lebih tinggi. d. Hasil pekerjaan lebih banyak. e. Ketidakhadiran berkurang. f. Kesalahan berkurang. g. Keletihan berkurang. Sedangkan menurut Nuraida (2008) penerangan kantor yang optimal berguna untuk: 10

7 a. Meningkatkan produktivitas kerja. b. Meningkatkan mutu kerja. c. Mengurangi terjadinya kesalahan. d. Mengurangi ketegangan/kerusakan mata. e. Mengurangi rasa lelah. f. Meningkatkan semangat kerja pegawai. g. Memberikan citra yang baik bagi perusahaan. Untuk mengukur kesatuan jumlah cahaya disebut foot candle. Foot candle adalah banyaknya cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya sebuah lilin berukuran biasa yang jatuh di suatu benda yang berjarak satu kaki (30,48 cm) dari sebuah lilin berukuran biasa (Sedarmayanti, 2009). Menurut Mukaram dan Nuraida (2004) standar yang disarankan oleh Illuminating Engineering Socierym dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Kuantitas Penerangan Sifat Pekerjaan Cahaya Minimal (Foot Candle) 1. Pekerjaan yang memerlukan penglihatan tajam 200 (menggambar dan desain). 2. Pekerjaan yang memerlukan penglihatan selit (akunting, 150 tabulasi, tata buku). 3. Pekerjaan yang memerlukan penglihatan biasa (surat 100 menyurat, ruang konferensi, ruangan file) 4. Pekerjaan yang memerlukan pekerjaan sederhana (ruang 30 tamu, tangga, lorong) Sumber: Mukaram dan Nuraida, 2004 Sesuai dengan tabel 2.1 tingkat pencahayaan yang baik untuk ruang kantor adalah sebesar 500 lux dan yang sangat baik adalah sebesar 1000 lux dan 11

8 menurut Nuraida dan Mukaram (2004) tingkat cahaya yang baik adalah 200 footcandle atau sekitar 2000 lux. Dari pendapat para ahli yaitu Moekijat (2002), Nuraida (2008), dan The (2007) dapat disimpulkan bahwa penerangan/pencahayaan ini menjadi sangat penting karena akan mempengaruhi tingkat konsentrasi karyawan dalam bekerja. Pencahayaan akan mengganggu apabila terlalu gelap ataupun terlalu terang, sehingga tingkat pencahayaan dalam bekerja harus benar-benar disesuaikan dengan jenis pekerjaannya Warna Warna adalah salah satu elemen dalam lingkungan perkantoran yang mempunyai dampak penting bagi pegawai. Meskipun sebagian besar pegawai sadar akan dampak psikologisnya baik positif maupun negatif pada produktivitas, kelelahan, moral, tingkah laku, dan ketegangan dalam bekerja. Warna pada perkantoran tidak hanya mempunyai nilai estetika tetapi juga mempunyai nilai fungsi (Sukoco, 2006). Moekijat (2002) berpendapat warna tidak hanya mempercantik kantor tetapi juga memperbaiki kondisi-kondisi dimana pekerjaan kantor dilakukan. Keuntungan penggunaan warna yang tetap adalah bersifat keindahan psikologi. Sedangkan menurut Basuki (2007) selain mempengaruhi seseorang, warna juga dapat digunakan untuk meredam cahaya. Misalnya warna merah dapat meningkatkan kegembiraan dan menjadikan pekerja lebih giat bekerja; warna kuning merangsang mata; dan warna biru menimbulkan kesan sejuk, luas dan damai. Pada tabel 2.2 dapat dilihat pengaruh warna-warna terhadap psikologis penggunanya, antara lain: Tabel 2.2 Pengaruh Warna Warna Jarak Temperatur Efek Psikis 1. Putih Netral Dingin Ketenangan 2. Biru Jauh Dingin/sejuk Keleluasaan, ketentraman 12

9 3. Hijau Jauh Sangat Menyenangkan dingin/netral 4. Merah Dekat Panas Merangsang kegembiraan dan kegiatan kerja, tetapi bisa juga mengganggu 5. Oranye Sangat dekat Sangat hangat Merangsang 6. Kuning Dekat Hangat Merangsang riang gembira, melenyapkan perasaan tertekan 7. Coklat Sangat dekat Netral Merangsang 8. Ungu Sangat dekat Dingin Agresif 9. Hitam Sangat dekat Panas (menyerap cahaya besar) Agresif, menakutkan, mengganggu, menolak Sumber: Nuraida, 2008 Setiap warna apabila disoroti oleh cahaya akan memantulkan kembali cahaya itu secara berbeda-beda. Kemampuan suatu warna untuk memantulkan kembali cahaya yang mendatangi disebut daya pantul warna. Banyaknya cahaya yang dipantulkan itu dinyatakan dengan persentasi. Jadi, apabila suatu warna disoroti oleh sejumlah cahaya dan cahaya itu dipantulkan kembali semuanya, maka daya pantul warna tersebut ialah 100% (The, 2007). Salah satu tabel yang menunjukkan daya pantul sesuatu warna adalah seperti di bawah ini. Persentasi-persentasi ini diperhitungkan berdasarkan pemantulan terhadap cahaya dari lampu neon putih dalam tabel

10 Tabel 2.3 Persentasi Daya Pantul Warna Terhadap Cahaya No. Warna Persentasi (%) 1. Putih Warna yang sangat Muda: Hijau kebiru-biruan Gading Biru Kuning kecoklat-coklatan Abu-abu Warna sedang (medium): Hijau kebiru-biruan Kuning Kuning kecoklat-coklatan Abu-abu Warna tua (gelap): Biru Kuning Coklat Abu-abu Hijau Perabotan kayu: Kayu maple (sejenis pohon yang tumbuh dibelahan bumi Utara) Kayu semacam pohon kenari Kayu mahoni Sumber: The Liang Gie, 2007 Sebuah ruangan yang seluruhnya berwarna putih dan menerima sinar yang telah terbukti terlampau terang untuk bekerja secara efisien. Cahaya yang hampir semuanya dipantulkan kembali oleh warna putih itu akan menyilaukan para 14

11 pekerja. Oleh karena itu, kalau hendak menciptakan tata ruang kantor yang baik, hendaknya dipakai bermacam-macam warna. Menurut The (2007) sebagai pedoman dapatlah daya pantul warna dipakai untuk memilih sesuatu warna agar tidak dipakai warna yang terlampau terang atau terlampau gelap. Tabel 2.4 di bawah ini merupakan sekedar petunjuk mengenai kemungkinan warna untuk satu kantor agar tercapai daya pantul yang tepat. Tabel 2.4 Daya Pantul Warna untuk Satu Kantor No. Macam Benda Daya Pantul Warna yang sesuai (%) 1. Langit-langit kamar Bagian atas dinding (kalau dinding itu direncanakan mempunyai 2 warna) 3. Dinding Jendela Permukaan meja, alat-alat mesin, dan perabotan kantor lainnya 6. Lantai Sumber: The, 2007 Menata warna dalam ruangan kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan teliti dan sebaik-baiknya. Meskipun pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi, karena warna mempunyai pengaruh besar pada perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, sehingga di dalam sifat warna itu sendiri dapat merangsang perasaan manusia (Sedarmayanti, 2009). Dalam tabel 2.5 terdapat daftar beberapa warna yang dapat merangsang/mempengaruhi perasaan manusia. 15

12 Tabel 2.5 Warna yang Mempengaruhi Peranan Manusia Warna Sifat Pengaruh Untuk Ruangan 1. Merah Dinamis, merangsang Menimbulkan Pekerjaan dan panas. semangat kerja. sepintas lalu (singkat). 2. Kuning Keanggunan, bebas, hangat. 3. Biru Tenang, tentram dan sejuk. Sumber: Sedarmayanti, 2009 Menimbulkan rasa gembira dan merangsang urat syaraf mata. Mengurangi tekanan atau ketegangan. Gang-gang jalan lorong. Berpikir konsentrasi. Selain warna merangsang emosi atau perasaan, warna juga dapat memantulkan sinar yang diterimanya. Menurut Quible (2001) dalam Sukoco (2006) beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan warna di kantor antara lain: 1. Kombinasi warna. Kombinasi warna dari warna primer kuning, merah, dan biru menghasilkan warna sekunder. Contohnya, dengan mencampur warna merah dan kuning akan dihasilkan warna jingga, mencampur warna kuning dan biru menghasilkan warna hijau, dan mencampur merah dan biru menghasilkan violet. Warna tersier dihasilkan dengan mencampur warna sekunder dengan warna primer. Warna tersier adalah kuning-orange, kuning-hijau, biru-violet, dan selanjutnya. Dua belas warna tersebut memberikan dasar koordinasi warna karena pilihan 16

13 warna dipilih berdasarkan posisinya pada bagan warna. Beberapa pilihan koordinasi warna yang bisa digunakan adalah: Warna komplementer-warna yang saling berlawanan pada bagan warna. Contohnya, merah-hijau, kuning-violet, dan biru-oranye. Warna split-komplementer-warna pada sisi dari warna komplementer. Contohnya, biru-violet dan biru hijau adalah warna split-komplementer dari oranye. Warna triad-tiga warna yang berjarak sama satu sama lain pada bagan warna. Warna triad adalah oranye, hijau, violet, atau kuning-oranye, biruhijau, dan merah-violet. 2. Efek Cahaya Pada Warna. Karena berbagai jenis cahaya buatan mempunyai spekrum yang berbeda, sistem pencahayaan yang digunakan pada kantor juga memiliki efek yang signifikan terhadap pilihan warna. Sumber cahaya hanya akan meningkatkan warna yang sesuai dengan spektrumnya. Sebagai ilustrasi, cahaya fluorescent biasanya tidak dapat memberikan warna sebgaimana mestinya bagi warna merah dan oranye, karena kebanyakan tabung fluorescent tidak terdiri dari dua warna ini. Sebaliknya cahaya incandescent tidak akan meningkatkan warna ungu-biru, meskipun cahaya fluorescent memantulkannya. Jika dibandingkan dengan fluorescent atau incandescent, high intensity mempunyai dampak yang kurang signifikan terhadap peningkatan warna dibandingkan kedua cahaya tersebut. 3. Nilai Pemantulan Warna. Beberapa warna memiliki nilai pemantulan yang berbeda. Contohnya, warna yang lebih terang memantulkan presentase cahaya yang lebih besar daripada warna yang gelap. Beberapa area pada perkantoran membutuhkan nilai pemantulan warna yang lebih terang dibanding yang lain. Atap, misalnya, membutuhkan warna dengan tingkat pemantulan yang lebih tinggi dibandingkan pada lantai. Atap dengan warna terang membantu memantulkan cahaya ke bawah, yang mengurangi silau dan bayangan pada area pekerjaan. Pada area dengan cahaya alami yang kurang, atap dengan warna terang 17

14 membantu mengurangi cahaya buatan (lampu) yang harus disediakan untuk mendapatkan cahaya yang sesuai, sehingga membantu penghematan konsumsi energi. 4. Dampak dari Warna Warna sering kali mempengaruhi mood. Warna sejuk-biru, hijau, dan violet menghasilkan mood yang tenang dan melelahkan. Warna hangat-merah, oranye, dan kuning sebaliknya menghasilkan kehangatan dan keceriaan. Warna-warna natural seperti putih dan warna lembut memberikan pengaruh ringan, sedangkan warna ungu gelap dan violet yang pucat seringkali menghasilkan mood depresi, sementara abu-abu cenderung memiliki rasa kantuk. Berdasarkan penjelasan para ahli yaitu Quible (2001) dalam Sukoco (2006) dan Sedarmayanti (2009) penggunaan warna untuk penataan ruangan sebuah bangunan tidak terlepas dari fungsi bangunan serta ruangan di dalamnya. Tujuan dari pewarnaan ruangan tidak hanya sebatas untuk menyenangkan mata saja, tetapi mempunyai tujuan lain, misalnya untuk menghilangkan kelelahan bekerja, kebosanan sehari-hari serta munculnya semangat dan motivasi dalam bekerja. Penataan warna harus dirancang dengan baik, sehingga baik dari keindahan maupun dari segala fungsi dapat tercapai. Dengan penggunaan warna yang baik mungkin dapat diatasi sehingga akhirnya muncul perasaan senang dalam bekerja karena badan, mata, maupun emosi tidak merasa tertekan oleh keadaan Udara Udara sangat penting sekali untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi semangat kerja dan emosi kayawan. Soetarman (dalam The, 2007) mengemukakan beberapa hal sebagai usaha yang dapat mengatasi udara yang panas yaitu mengatur suhu udara dalam ruang kerja dengan alat Air Conditioner, mengusahakan peredaran udara yang cukup dalam ruangan kerja dengan membuat lubang-lubang udara yang cukup banyak pada dinding kamar 18

15 dan membuka jendela-jendela sewaktu bekerja. Selain itu, mengatur pakaian kerja yang sebaik-baiknya dipakai oleh para pekerja. Menurut The (2007) jika pegawai ditempatkan pada ruangan kerja yang panas dan pengap karena kurang sirkulasi udara. Hal ini tentu akan mengganggu pekerjaan. Pengaturan udara untuk temperatur dan kebersihan mempunyai kaitan langsung dengan produktivitas, kualitas kerja, serta kesehatan karyawan, di samping meningkatkan kebahagiaan kerja, dan kesan yang baik dari pihak luar. Sebuah perhimpunan para insinyur dalam bidang pemanasan dan peredaran udara di Amerika Serikat (American Society of Heating and Ventilating Engineering) menyatakan bahwa syarat yang paling mendekati untuk bekerja dengan enak bagi sebagian pekerja ialah u a a e ngan suhu dan nilai kelembaban sebesar 45%. Udara yang terlalu panas dapat mempengaruhi fungsi tubuh sehingga akan menimbulkan rasa capek, malas, kurang bersemangat, dan mengantuk. Sedangkan udara yang terlalu dingin akan mempengaruhi kerja mental tubuh sehingga dapat menimbulkan ketegangan, kegelisahan, menekan perasaan, serta mengurangi daya respon tubuh terhadap suatu aktivitas. Selain itu, dapat mendorong fungsi kantong kemih sehingga sering buang air kecil (The, 2007). Menurut Moekijat dalam Nuraida (2008) kualitas dan kuantitas udara yang baik maka akan memberikan keuntungan yang baik bagi kantor, antara lain: 1. Meningkatkan produktivitas kerja. 2. Meningkatkan mutu kerja kantor. 3. Menjaga kesehatan pegawai. 4. Meningkatkan semangat kerja. 5. Menimbulkan kesan yang menyenangkan bagi para tamu. Menurut The (2007) ada beberapa hal untuk mengatasi udara yang panas dan lembab yaitu: 1. Mengatur suhu udara dalam ruang kerja dengan alat AC (Air Conditioning), walaupun alat tersebut cukup mahal harganya, tetapi 19

16 bagi pekerja yang memerlukan ketelitian, alat ini merupakan keharusan apabila mutu pekerjaan yang tinggi. 2. Mengusahakan peredaran udara yang cukup dalam ruang kerja. Hal ini dapat tercapai dengan membuat lubang-lubang udara yang cukup banyak pada dinding kamar. Dengan demikian sewaktu bekerja jendela-jendela dibuka sebanyak mungkin. 3. Mengatur pemakaian pakaian kerja yang sebaik-baiknya untuk dipakai oleh para pegawai. Tingkat kelembaban udara mempengaruhi temperatur udara. Jika tingkat kelembaban udara sesuai dengan skala yang direkomendasikan, maka temperatur pada perkantoran dapat diturunkan pada musim dingin dan dinaikkan pada musim panas tanpa mengurangi kenyamanannya. Sistem air-conditioning untuk segala musim akan melembabkan udara pada musim dingin, dan sebaliknya akan mengurangi kelembaban udara pada musim panas (Sukoco, 2006). Menurut Quible (2001), tingkat kelembaban udara antara 40-60% akan memaksimalkan kenyamanan bagi pegawai di ruang kantor. Tingkat kelembaban optimum adalah sekitar 50%. Sedangkan Sedarmayanti (2001) menyatakan bahwa suhu udara yang iangga p baik untuk beke ja i uang kanto be kisa - selanjutnya kelembaban udara dalam sebuah ruangan juga berpengaruh bagi kenyamanan pegawai. Peraturan suhu udara sangat penting karena perubahan temperatur udara dapat menyebabkan berbagai dampak yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.6 di bawah ini. Tabel 2.6 Pengaruh Temperatur Udara No. Suhu Pengaruh 1 C Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas tingkat kemampuan fisik dan mental. 20

17 2 ± C Aktivitas mental dan daya tangkap mulai menurun dan cenderung membuat kesalahan dalam pekerjaan timbul kelelahan fisik. 3 ± C Kondisi optimum 4 ± C Kelakuan ekstrim mulai muncul Sumber: Sedarmayanti, 2001 Menurut pendapat Sedarmayanti (2001), The (2007), dan Nuraida (2008) dapat disimpulkan bahwa pengaturan udara penyegaran udara pada gedung kantor diperlukan untuk memberikan kenyamanan lingkungan kerja bagi para pegawai. Dalam banyak hal penyegaran udara itu juga diadakan untuk melindungi peralatan kantor, sebaiknya terdapat pengatur suhu kelembaban atau penyegar udara untuk setiap kelompok ruangan dengan kegiatan yang sama, karena jika pegawai ditempatkan pada ruangan kerja yang panas dan pengap karena kurang sirkulasi udara akan mengganggu pekerjaan. Pegawai akan merasa tidak nyaman dan secara langsung akan mempengaruhi pada produktivitas pegawai yang bersangkutan, sehingga apabila suatu instansi menginginkan pegawainya bekerja dengan baik, maka kantor harus mengatur sirkulasi udara dan suhu yang terdapat pada ruangan Suara Menurut Nuraida (2008) faktor suara dapat mempengaruhi produktifitas kerja karena suara yang bising dapat mengganggu dalam bekerja dan berpengaruh pada kesehatan pegawai. Moekijat (2002) menyatakan pengaruh suara gaduh adalah: 1. Gangguan mental dan saraf pegawai. 2. Kesulitan mengadakan konsentrasi, mengurangi hasil, kesalahan lebih banyak, kesulitan menggunakan telepon, dan ketidakhadiran yang lebih banyak. 21

18 3. Kelelahan yang bertambah dan semangat kerja pegawai yang berkurang. Sejalan dengan yang dinyatakan The (2007), Nuraida (2008) faktor suara dapat mempengaruhi efisiensi kerja karena suara yang bising dapat menganggu dalam bekerja dan berpengaruh pada kesehatan pegawai. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kebisingan tersebut, antara lain: 1. Membuat teknik konstruksi bangunan yang efektif. 2. Menggunakan peralatan kantor yang tidak menimbulkan suara bising, seperti mesin dengan suara yang halus. 3. Menggunakan material penyerap suara yang diletakkan pada dinding, jendela, atau lantai yang menyerap dan mengisolasi suara. 4. Menjauhkan peralatan yang menimbulkan suara bising. Sedangkan menurut Sukoco (2007) cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kebisingan yang ditimbulkan dari mesin-mesin kantor seperti mesin tik manual dan printer dot matrix adalah meletakkan karpet atau kain tebal (bantalan) di bawah mesin tersebut. Ukuran kekuatan suara dinyatakan dalam satuan decibel. Tingkat decibel maksimal dalam sebuah kantor adalah 90, tingkat decibel 120 atau lebih dapat menyebabkan kerusakan atau kehilangan pendengaran. Nilai decibel suara untuk beberapa ruang kantor dapat dilihat pada tabel 2.7. Tabel 2.7 Nilai Decibel Suara untuk Beberapa Ruang Kantor No. Macam Benda Daya Pantul Suara yang sesuai (%) 1. Kantor dengan suara mesin yang keras Kantor dengan suara yang gaduh Kantor dengan suara yang ratarata/biasa Kantor yang tenang 30 22

19 5. Kantor yang kedap suara 10 Sumber: Quible, 2005 Menurut Quible (2001) suara yang bising atau gaduh menyebabkan kesulitan dalam memusatkan pikiran. Ketika menggunakan telepon dan melaksanakan pekerjaan kantor tidak dapat bekerja dengan baik. Menurut para dokter, suara dapat mengakibatkan perubahan-perubahan dalam peredaran darah dan pikiran. Terdapat tiga aspek kualitas yang dapat menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu: 1. Ketika waktu bunyi tersebut terdengar. Semakin lama telinga kita terdengar kebisingan akan semakin buruk akibatnya bagi pendengar. 2. Kuantitas bunyi menunjukkan besarnya arus energi per satuan luas. Biasanya diatur dalam satuan decibel (db). 3. Frekuensi suara menunjukkan jumlah gelombang suara yang sampai ke telinga setiap detik. Dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz). Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli yaitu Moekijat (2002), Nuraida (2008), dan Quible (2001) maka dapat disimpulkan tata suara atau kebisingan merupakan keadaan yang sangat mempengaruhi konsentrasi seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Faktor suara dalam lingkungan kerja ini adalah suatu dimensi yang harus diperhatikan, apabila dimensi ini tidak diperhatikan maka akan menimbulkan dampak pada produktivitas pegawai. Maka dalam manajemen kantor harus mengurangi jumlah kebisingan pada ruangan kantor para pegawai, dengan cara menggunakan teknik konstruksi bangunan yang efektif dan menggunakan alat peredam suara yang sesuai dan yang dibutuhkan Musik Menurut para peneliti, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempatnya dapat membangkitkan dan merangsang bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu dapat dipilih dengan teliti untuk dikumandangkan di tempat kerja. Kalau tidak justru akan mengganggu konsentrasi kerja (Sedarmayanti, 2009). 23

20 Namun menurut Moekijat (2002) musik dipergunakan untuk membantu pekerjaan, karena musik mempunyai kekuatan psikologis untuk menghasilkan pola tingkah laku yang baik. Musik yang diperdengarkan harus sesuai dan menyenangkan. Musik jangan terlalu lambat atau terlalu keras, tetapi musik harus dapat menimbulkan suasana gembira yang mana akan dapat mengurangi kelelahan dalam bekerja. Musik menghasilkan beberapa keuntungan, diantaranya membantu meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas pegawai dengan menghilangkan rasa bosan dan monoton dalam melakukan pekerjaan kantor. Musik juga memberikan efek menenangkan kelelahan mental dan fisik serta mengurangi ketegangan. Kesuksesan penggunaan musik dipengaruhi dari tipe musik yang diputar. Jenis pekerjaan juga menentukan musik mana yang harus diputar. Bagi karyawan yang memerlukan konsentrasi tinggi sebaiknya mendengarkan musik yang lembut dan nyaman. Memutar musik yang menstimulasi akan menguntungkan secara psikologis ketika efisiensi karyawan berada di bawah ratarata sebagai akibat dari kelelahan atau kebosanan. Oleh karena itu, sebaiknya program pemutaran musik hanya diberikan dalam jangka waktu yang pendek, misalnya menit setiap jam, sehingga karyawan menjadi sadar akan keberadaannya di kantor dan diharapkan menjalankan tugasnya dengan baik. (Sukoco, 2006). Menurut Nuraida (2008), musik dapat mempengaruhi keadaan fisik dan mental pegawai. Musik berguna untuk: Meningkatkan efisiensi, kepuasaan kerja,dan produktivitas Mengurangi ketegangan mental, menimbulkan rasa relaks, mengurangi nervous dan kejenuhan, serta menambah kegembiraan kerja. Hal ini dapat terjadi apabila: - Pekerjaan tidak membutuhkan konsentrasi tinggi, bersifat monoton sehingga menimbulkan kejenuhan dan kebosanan kerja. - Terdengar samar, volume tidak terlalu kuat, tempo sedang, lembut, dan tenang. 24

21 - Tidak dibunyikan secara terus-menerus, melainkan pada waktuwaktu tertentu saja. Misalnya dibunyikan pada pagi hari, singa hari, waktu makan siang/waktu istirahat, dan pada waktu sebelum pulang kerja. Musik dapat dibunyikan sekitar lima belas menit saja. Berdasarkan pendapat ahli dari Sedarmayanti (2009), Sukoco (2006), dan Nuraida (2008) dapat disimpulkan bahwa dalam bekerja, musik dipercaya dapat berpengaruh secara psikologis dan menciptakan suatu tingkah laku atau perasaan tertentu. Selain itu. Penggunaan musik dalam bekerja dapat menciptakan suasana menyenangkan dan akhirnya berpengaruh terhadap penambahan produktivitas, karena penggunanaan musik dalam bekerja dapat menciptakan suasana menyenangkan, mempengaruhi kerja otak (khususnya dalam masalah konsentrasi), menyehatkan dan menambah semangat kerja. Musik juga dapat mengurangi ketegangan saraf dan menjadikan pegawai-pegawai merasa lebih baik. Pemilihan jenis musik juga harus diperhatikan sesuai dengan jenis pekerjaan, karena justru sebaliknya dapat menambah ketegangan diakibatkan pemilihan musik yang tidak sesuai. Oleh karena itu jenis lagu atau musik perlu dipilih dengan selektif. 2.3 Kenyamanan Kerja Pada umumnya orang yang bekerja di kantor menghabiskan lebih banyak waktunya dengan duduk menghadap komputer. Oleh karena itu, sudah sewajarnya masalah kenyamanan dalam bekerja perlu dipertimbangkan oleh perusahaan sehingga produktivitas karyawan tetap terjaga. Kenyamanan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) berasal dari kata nyaman yang berarti adem, aman, bugar, damai, enak, fit, makmur, nikmat, segar, sehat, sejuk, senang, tentram. Kenyamanan adalah keamanan, kedamaian, keenakan, kemakmuran, kesedapan, kesegaran, kesehatan, kesejukan, kesenangan, ketenteraman. 25

22 Maryati (2007) mengatakan bahwa faktor yang dapat memberikan rasa nyaman adalah kebersihan, kesehatan, kesejukan, serta ketenangan atau ketentraman. Kebersihan ruangan sangat penting karena dengan adanya lingkungan yang bersih karyawan akan merasa nyaman dan senang sehingga semangat kerja karyawan akan meningkat. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan yang masuk ke dalam dirinya melalui keenam indera melalui syaraf dan dicerna otak untuk dinilai. Dalam hal ini yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis, namun juga perasaan. Suara, cahaya, bau, suhu dan lain-lain rangsangan ditangkap sekaligus, lalu diolah oleh otak. Kemudian otak akan memberikan penilaian relative apakah kondisi itu nyaman atau tidak (Satwiko, 2009). Menurut Frick (2007) terdapat faktor-faktor alam yang pasti mempengaruhi termal bagi manusia adalah suhu, kelembaban udara dan pergerakan udara. Tiga faktor alam ini biasanya telah tersedia sebagai bagian dari lingkungan hidup seseorang dan sangat mempengaruhi kenyamanan termal bagi dirinya. Tiga faktor dominan tersebut biasanya juga sudah dikondisikan oleh desain bangunan. Kenyamanan termal dalam suatu ruangan tergantung dari banyak hal termasuk kebudayaan dan adat istiadat manusia masing-masing terhadap suhu, kelembaban dan iklim. Selain itu, bau dan pencemaran udara, radiasi alam dan buatan, serta bahan bangunan, warna dan pencahayaan ikut mempengaruhi kenyamanan secara fisik maupun fisiologis. Kenyamanan termal adalah suatu kondisi termal yang dirasakan oleh manusia yang dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda di sekitar arsitekturnya. Dari defenisi menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008), Maryati (2007), Satwiko (2009), dan Frick (2008) diatas dapat disimpulkan bahwa kenyamanan adalah pola pikiran dan perasaan yang menjadi kebutuhan dasar setiap manusia yang menginginkan suatu keadaan yang aman, damai, segar, sejuk, dan tentram dalam lingkungan meliputi suhu, udara, warna, pencahayaan, dan bentuk bangunan yang ada dalam suatu ruangan lingkungannya. Tanpa kenyamanan 26

23 maka seorang manusia akan sulit untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, secara langsung maupun tidak langsung. faktor-faktor yang mempengaruhi membuat setiap orang akan berusaha untuk mengatasi ketidaknyamanannya. 2.4 Pengaruh Lingkungan Fisik Kantor dengan Kenyamanan Kerja Karyawan Karyawan yang secara terus-menerus melakukan pekerjaan di dalam ruangan kantor akan mengalami berbagai hal yang negatif seperti kelelahan, stress, dan sulit berkonsentrasi. Hal ini akan menyebabkan turunnya produktivitas kerja. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suasana nyaman dalam bekerja. Salah satu faktor pendukung kenyamanan kerja adalah lingkungan fisik kantor (Maryati, 2007). Menurut Nuraida (2008) faktor suara dapat mempengaruhi efisiensi kerja karena suara yang bising dapat mengganggu dalam bekerja dan berpengaruh pada kesehatan pegawai. Menurut Moekijat (2002) pengaruh suara gaduh adalah gangguan mental dan saraf pegawai, kesulitan mengadakan konsentrasi, mengurangi hasil, kesalahan lebih banyak, kesulitan menggunakan telepon, dan ketidakhadiran yang lebih banyak, kelelahan yang bertambah dan semangat kerja pegawai yang berkurang Seseorang akan merasa nyaman dalam bekerja karena lingkungan kerjanya tertata rapi dan bersih. Warna cat dinding dan peralatan kantor serasi dan penerangan memadai serta suhu ruangan yang sejuk akan membuat karyawan merasa betah dan nyaman dalam ruangan (Maryati, 2007). Selain itu, bau dan pencemaran udara, radiasi alam dan buatan, serta bahan bangunan, warna dan pencahayaan ikut mempengaruhi kenyamanan secara fisik maupun fisiologis (Frick, 2007). The (2007) mengemukakan bahwa cahaya penerangan yang cukup dan memancar dengan tepat akan menambah efisiensi kerja para pegawai karena mereka dapat bekerja dengan lebih cepat, lebih sedikit membuat kesalahan, dan matanya tak lekas menjadi lelah. Suatu organisasi sebaiknya memperhatikan lingkungan fisik di dalam kantor. Kenyamanan dan keamanan dalam bekerja dapat menghemat pengeluaran dan tenaga, sebab pekerja menjadi lebih energik 27

24 dan sehat, yang secara tidak langsung mempengaruhi kognisi mereka untuk mengeluarkan gagasan-gagasan baru dan inovasi (Basuki, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Chao, Schwartz dan Burge dalam (Sukoco, 2006), menunjukkan bahwa lingkungan yang tidak sehat dan nyaman akan menurunkan tingkat produktivitas maupun moral karyawan. Hal tersebut dapat secara langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, namun perubahan lingkungan tempat kerja yang akan dilakukan perlu dikaji secara komprehensip agar tidak terlalu membebani keuangan perusahaan. Musik juga memberikan efek menenangkan kelelahan mental dan fisik serta mengurangi ketegangan. Kesuksesan penggunaan musik dipengaruhi dari tipe musik yang diputar. Jenis pekerjaan juga menentukan musik mana yang harus diputar. Bagi karyawan yang memerlukan konsentrasi tinggi sebaiknya mendengarkan musik yang lembut dan nyaman (Sukoco, 2006). Menurut Sedarmayanti (2005) bahwa suhu u a a yang ian ggap baik untuk beke ja i uang kanto be kisa - Selanjutnya, kelembaban udara dalam sebuah ruangan juga berpengaruh bagi kenyamanan pegawai dan menurut Quible (2001), tingkat kelembaban udara antara 40-60% akan memaksimalkan kenyamanan bagi pegawai di ruang kantor. Menurut Frick (2007) terdapat faktorfaktor alam yang pasti mempengaruhi termal bagi manusia adalah suhu, kelembaban udara dan pergerakan udara. Tiga faktor alam ini biasanya telah tersedia sebagai bagian dari lingkungan hidup seseorang dan sangat mempengaruhi kenyamanan termal bagi dirinya Berdasarkan pendapat para ahli yaitu Maryati (2007), Basuki (2007), Sukoco (2006), Sedarmayanti (2005), dan Frick (2007) dapat disimpulkan bahwa kondisi kondisi lingkungan fisik yang diatur dengan baik sangat diperlukan demi kenyamanan karyawan dalam melakukan aktivitas bekerjanya didalam sebuah ruangan. Karyawan akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Keadaan yang nyaman, aman, damai, segar, sejuk, 28

25 sehat, bersih dan tentram dalam lingkungan meliputi suhu, udara, warna, pencahayaan, musik dan bentuk bangunan yang ada dalam suatu ruangan lingkungan kantor secara langsung ataupun tidak langsung akan mendukung kenyamanan dan kepuasan kerja yang meningkatkan kualitas kerja seseorang. Pengaruh kondisi lingkungan fisik kantor terhadap kenyamanan kerja karyawan dapat dilihat pada gambar 2.5 di bawah ini: Lingkungan Fisik Kantor a. Cahaya b. Warna c. Udara d. Suara e. Musik (Nuraida, 2008) & (Moekijat, 2002) Kenyamanan Kerja a. Tentram b. Sejuk c. Sehat d. Bersih e. Senang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008) & (Maryati, 2007) Gambar 2.5 Pengaruh Lingkungan Fisik Kantor Terhadap Kenyamanan Kerja Karyawan Sumber: Data Olahan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2000:10), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peran tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Kantor Menurut George Terry (dikutip Sayuti 2013:8) mengemukakan manajemen kantor ialah perencanaan, pengendalian dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA 1. Temperatur Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya utk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika terjadi kekurangan

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung. BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangat perlu mendapat perhatian, karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Perkantoran Menurut Denyer (dikutip Sayuti, 2013:38) Office System is the standard sequence of operation in a particular business activity (the paying of

Lebih terperinci

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Pengertian Warna Warna adalah suatu aspek yang dapat menghidupkan ruang dan membentuk/menciptakan kesan pada ruang. Merupakan sifat dasar visual yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA OLEH WAHYU PURWANTO LABOTARIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan manusia modern delapan puluh persennya dilakukan di dalam ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut biasanya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN TERING KABUPATEN KUTAI BARAT. Sri Wahyuningsih

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN TERING KABUPATEN KUTAI BARAT. Sri Wahyuningsih ejournal Pemerintahan Integratif, 2014, 2 (1): 70-84 ISSN 2337-8670, ejournal.pin.or.id Copyright 2014 PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN TERING KABUPATEN KUTAI BARAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kantor 2.1.1. Definisi Kantor Kantor berasal dari bahasa Belanda kantoor dan sering dipadankan dengan kata office dalam bahasa Inggris 1. Menurut Nurasih kantor merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah proses belajar-mengajar. Dalam pelaksanaan proses belajar- mengajar tersebut melibatkan peran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN PUSTAKA Penerangan dalam ruang kelas Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas penerangan yang harus dan layak disediakan didalam suatu ruangan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Setelah melalui proses perancangan maka penulis pada bab ini akan menyimpulkan hasil perancangan yang telah penulis buat dan memberikan saran yang penulis harapkan dapat berguna

Lebih terperinci

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis 8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis Apa yang harus anda ketahui mengenai trend interior di tahun 205 Kata Pengantar Hi, terima kasih sudah mendownload free ebook ini. Di ebook ini saya yakin anda akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan tempat kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu lingkungan kerja fisik dan

Lebih terperinci

Disusun oleh. Nama : Kiki Fatmala NIM : Prodi : S1 Pend. Administrasi Perkantoran

Disusun oleh. Nama : Kiki Fatmala NIM : Prodi : S1 Pend. Administrasi Perkantoran PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN Disusun oleh Nama : Kiki Fatmala NIM : 120412403010 Prodi : S1 Pend. Administrasi Perkantoran KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji Syukur Alhamdulilah ke hadirat Allah

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kenyamanan adalah bagian dari salah satu tujuan utama dari ilmu ergonomika yang harus dicapai. Kenyamanan terdiri atas kenyamanan psikis dan kenyamanan fisik. Kenyamanan

Lebih terperinci

Jadi penataan ruang kantor merupakan faktor penting yang menunjang kelancaran suatu pekerjaan.

Jadi penataan ruang kantor merupakan faktor penting yang menunjang kelancaran suatu pekerjaan. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian manajemen kantor dan kantor Menurut Mills (2007:6) mengatakan bahwa manajemen kantor adalah cabang manajemen yang berhubungan dengan pemerolehan, perekaman, penganalisaan

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH KESEHATAN KERJA oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH Disampaikan dalam Perkuliahan Kesehatan Masyarakat Jurusan D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Pangkalpinang 2013 Pengantar Kesehatan kerja adalah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Kerangka Konsep Aktif Fashionable Berjiwa Muda Semangat Produktif Mapan Dewasa Merah Muda Organis Biru & Hijau Karakteristik Warna Bentuk Warna Wanita Urban Refresh TEA SPA

Lebih terperinci

bagian atau disebut juga aspek pembentuk lingkungan kerja. Adapun beberapa

bagian atau disebut juga aspek pembentuk lingkungan kerja. Adapun beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENGERTIAN LINGKUNGAN KERJA Untuk dapat menyusun perencanaan lingkungan kerja dengan baik, manajemen perusahaan harus benar-benar mengetahui unsur-unsur apa saja yang penting

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental.

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental. MERAH - Menebarkan keberanian dan energy. - Membuat suasana menjadi cerah, meriah dan penuh pesona. - Secara psikologis warna merah mempercepat aliran darah karena memicu detak jantung. - Menjadi daya

Lebih terperinci

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan Cut Putroe Yuliana Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh Abstrak Perpustakaan sebagai tempat untuk belajar membutuhkan intensitas

Lebih terperinci

SEJARAH & PERKEMBANGAN

SEJARAH & PERKEMBANGAN Amalia, ST., MT. SEJARAH & PERKEMBANGAN ERGONOMI Suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem

Lebih terperinci

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Julianus Hutabarat,Nelly Budiharti, Ida Bagus Suardika Dosen Jurusan Teknik Industri,Intitut Teknologi Nasional Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kompensasi dan Jenis-Jenis Kompensasi 1. Pengertian Kompensasi Seseorang yang telah ikut bekerjasama dalam suatu perusahaan/organisasi sering disebut sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut: BAB IV PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut: Ruang studio di kampus Ruang studio di kampus Tabel 4.1 Perbandingan ruang studio desain

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan adalah sebuah ruang yang di dalamnya terdapat sumber informasi dan pengetahuan. Sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang berada di perpustakaan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment ERGONOMI Ergonomics Human Machine Work Environment RANCANGAN YANG ERGONOMIS Fokus Perhatian : MANUSIA dalam Perencanaan Man-Made Objects dan Lingkungan Kerja Tujuan Rancang Bangun dalam Menciptakan Produk,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Analisis dan interpretasi hasil akan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada Kantor Pusat Perum BULOG selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 01 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada PT BMC, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lingkungan kerja 2.1.1 Definisi Lingkungan Kerja Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode

Lebih terperinci

BAGIAN III W A R N A

BAGIAN III W A R N A BAGIAN III W A R N A Warna merupakan unsur desain yang pertama paling menarik perhatian seseorang dalam kondisi apapun. Setiap permukaan benda akan tampak berwarna, karena benda tersebut menyerap dan memantulkan

Lebih terperinci

Diana Sulistyorini K Oleh: BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Diana Sulistyorini K Oleh: BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pengaruh lingkungan kerja fisik dan pengawasan terhadap efektivitas kerja pegawai pada dinas pekerjaan umum dan lalu lintas angkutan jalan Kab. Karanganyar tahun 006 Oleh: Diana Sulistyorini K.7403083

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA 2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Kantor Menurut Sayuti (2013:91) bahwa kantor merupakan tempat karyawan melakukan aktivitas kerjanya: tempat proses penanganan informasi mulai dari menerima,

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Kantor Menurut Moekijat (2008:2) Manajemen Perkantoran adalah penjurusan dan pengawasan sebuah kantor untuk mencapai tujuannya yang khusus dengan cara yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kompleks, rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang kompleks dengan padat pakar dan padat modal. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN 1 BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN Pengaplikasian wall treatment menggunakan bata exposed, lantai bermaterial concrete tanpa finishing Penerapan modul atau bentuk abstrak dan geometris pada furnitur dan partisi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba.

1. Tingkat pendengaran (listening level), biasanya besaran ini dinyatakan dengan besaran dba. ika penerimanya adalah manusia atau orang, bukan mikrophone untuk perekaman misalnya, maka karakteristik medan suara yang diterima itu dapat dinyatakan dengan 4 parameter utama yaitu : KONSEP DASAR AKUSTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter, kapasitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis antarperusahaan di Indonesia baik perusahaan swasta maupun pemerintah berkembang semakin pesat. Beberapa perusahaan melakukan persaingan bisnis

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

COLOR TEHORY. Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D

COLOR TEHORY. Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D COLOR TEHORY Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D wibowo@cs.ui.ac.id http://telaga.cs.ui.ac.id/~wibowo Warna Primer Tidak dapat dibuat dengan kombinasi warna apa pun Red Blue Yellow Warna Sekunder Terbentuk

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis data dilakukan berdasarkan hasil kuesioner dilakukan pada bulan Maret 2010 kepada 99 orang responden. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kerja. 2 Iklim kerja atau cuaca kerja yang terlalu panas atau dingin dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan industri dengan produk dan distribusinya telah menimbulkan suatu lingkungan

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER PEWARNAAN Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. KOMPONEN WARNA Warna terbentuk dari: 1. Hue (Corak) 2. Intensity (Intensitas) 3. Saturation (Kejenuhan atau Jumlah Putih pada

Lebih terperinci

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya Cahaya sebagai media Fotografi Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang cahaya mutlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu komponen agar pekerja dapat bekerja atau mengamati benda yang sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan aman.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan. Metode pengawetan dengan cara pengeringan merupakan metode paling tua dari semua metode pengawetan yang ada. Contoh makanan yang mengalami proses pengeringan ditemukan

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pencahayaan (Lighting) Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR BASKETBALL COMMUNITY CENTER 5.1 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1.1 KONSEP DASAR Pengertian olahraga adalah gerak tubuh untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Olahraga

Lebih terperinci

NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall Jakarta

NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall Jakarta NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION Canisius College Sport Hall Jakarta OUTLINE Pendahuluan Teori Hasil Pengukuran Hipotesa dan Solusi Design Kesimpulan PENDAHULUAN Fungsi Ruang Kegiatan Waktu Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang

Lebih terperinci

EFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR. Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta *

EFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR. Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta * EFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR Muhammad Yusuf 1* 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta * Email:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia saat ini dianggap paling berharga dan memiliki

Lebih terperinci

SISTEM KERJA. Nurjannah

SISTEM KERJA. Nurjannah SISTEM KERJA Nurjannah Definisi Sistem Kerja Sistem adalah komponen komponen yang terintegrasi dan berinteraksi dengan maksud yang sama guna mencapai tujuan tertentu. Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tahu Sumedang adalah salah satu makanan khas Kota Sumedang. Pabrik Tahu di Sumedang semakin berkembang karena potensi pasar yang tinggi. Salah satu pabrik tahu di Kota Sumedang yaitu pabrik tahu

Lebih terperinci

Meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Melalui Penataan Layout Kantor

Meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Melalui Penataan Layout Kantor Available Online at http://fe.unp.ac.id/ Book of Proceedings published by (c) SEMINAR NASIONAL EKONOMI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI (SNEMA) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG ISBN: 978-602-17129-5-5

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7. Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab 4 dan 5, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 3 September 2017; 68-73 PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5 Supriyo, Ismin T. R. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Lebih terperinci

03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN

03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN 03 PEMBAHASAN PERSOALAN DESAIN AKSESIBILITAS 31 Pada bab pembahasan ini akan memaparkan kritik desain yang dikaji bedasarkan hasil dari pendekatan masalah yang dikaji dengan teori mengenai aspek psikologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Airconditioning Engineers, 1989), kenyamanan termal merupakan perasaan dimana seseorang merasa nyaman dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan pada mereka. Keadaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel. ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel. ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Populasi, Sampel dan Metodologi Pengambilan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jika seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Keadaan fasilitas fisik aktual belum sesuai apabila dilihat dari segi ergonomi untuk meja makan, kursi makan, meja salad, kursi tunggu, meja kasir, dan mix 4 fun.

Lebih terperinci

Metamerisme dan Iluminan Isi

Metamerisme dan Iluminan Isi S O L U S I J A H I T C O AT S Metamerisme dan Iluminan Isi Pengantar Apa itu metamerisme? Jenis-Jenis Metarisme Pentingnya Cahaya dalam Metarisme Apa itu iluminan? Apa perbedaan antara sumber cahaya dengan

Lebih terperinci

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi AUDITORIUM BENTUK WARNA MATERIAL Menggunakan sistem dinding panel berporiyang terdiri dari dua konfigurasi : 1. Konfigurasi penyerap (pori terbuka) 2. Konfigurasi pemantul (pori tertutup) Dan dapat di

Lebih terperinci

BAB V REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan berdasarkan fakta

BAB V REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan berdasarkan fakta BAB V REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan berdasarkan fakta dilapangan dengan teori maka penelitian ini akan merekomendasikan hal - hal sebagai berikut:. Warna dinding yang disarankan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Saat ini banyak orang belum mempunyai internet, sehingga banyak usaha yang menyediakan internet atau warung internet (warnet). Objek penelitian yang diambil yaitu warnet X di Bandung. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Penerapan Tema Pada Perancangan Untuk bioskop mini ini prioritas utama adalah ruang menonton dan area menunggu, baik dari segi ukuran maupun bentuk. Ruangan yang selapang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mengurangi kinerja, berdampak pada kondisi psikis pekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mengurangi kinerja, berdampak pada kondisi psikis pekerja, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan kerja dapat mengurangi aktivitas yang akhirnya mengakibatkan ketidakmampuan meneruskan pekerjaan secara maksimal. Kelelahan terbagi menjadi dua, yaitu kelelahan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING)

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING) [2] PENCAHAYAAN (LIGHTING) Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci