BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur lingkungan supaya anak belajar (Sanjaya, 2006:103). Karena dari peran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan adalah tanggungjawab semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan tuntutan masyarakat disektor usaha dan pemerintahan semakin

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatkan mutu pendidikan adalah sebuah keharusan, untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Departemen Pendidikan Nasional RI (2003:5) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. adanya Undang-undang Guru dan Dosen. Guru bertanggung jawab mengantarkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DAN SERTIFIKASI GURU

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan. meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh.

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Perjalanan sejarah hidup umat manusia tidak terlepas dari proses pendidikan yang menjadi salah satu kebutuhan dari setiap manusia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Anwar, 2004: 34). Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan peradaban sebuah bangsa. Pendidikan bertujuan menyiapkan sumber daya manusia yang mampu berperan sebagai subjek pembangunan nasional. Lebih dari itu pendidikan diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkaulitas, memiliki kompetensi, berkarakter dan berdaya saing tinggi baik regional maupun internasional di era global. Salah satu ciri mutu pendidikan yang baik ialah terciptanya proses dan hasil pembelajaran yang baik. Proses pembelajaran tidak terlepas dari peran seorang guru yang menjadi tokoh sentral dalam dunia pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Guru merupakan agen perubahan dalam sistem pendidikan pada khususnya. Seperti diungkapkan oleh Rizali bahwa Guru para pemimpin sejati sebenarnya. Guru yang memegang peran sebagai pemimpin perubahan. Untuk dapat menjadi pemimpin perubahan, guru harus melakukan perubahan dalam dirinya sendiri terlebih dahulu (Rizali dkk, 2009: 5). Demi terciptanya pendidikan yang lebih berkualitas maka terlebih dahulu gurulah yang harus dibina dan dilatih untuk dapat menjadi seorang pendidik yang

2 profesional. Pendidikan terhadap guru merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas guru di Indonesia. Dengan menempuh sekolah pendidikan guru tentunya akan memberikan pembelajaran kepada para calon guru untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai seorang tenaga pendidik yang profesional. Sekolah pendidikan guru di Indonesia telah mengalami sejarah panjang sejak zaman penjajahan Belanda, pendudukan Jepang, masa kemerdekaan, masa Orde Baru hingga sekarang masa Reformasi. Sekolah pendidikan guru secara kualitas terus mengalami peningkatan dalam jenjang pendidikannya. Salah satu contoh, pada masa awal kemerdekaan pendidikan bagi guru sekolah dasar diantaranya adalah Sekolah Guru B (SGB) kemudian berganti menjadi Sekolah Guru A (SGA) yang jenjang pendidikannya setara dengan sekolah menengah pertama (SMP). Pada perkembangan selanjutnya memasuki masa Orde Baru sekolah pendidikan guru ditingkatkan jenjang pendidikannya. SGB dan SGA dilebur menjadi Sekolah Pendidikan Guru (SPG). SPG tidak lagi setara dengan sekolah menengah pertama, SPG ditingkatkan jenjangnya setara dengan sekolah menengah atas (SMA) sederajat. Hal itu tentunya bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru di Indonesia. Melalui pendidikan guru yang berkualitas maka diharapkan akan menghasilkan lulusan guru yang profesional dalam bidangnya. Namun pesatnya perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi kembali menuntut masyarakat untuk memiliki pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas. Begitupun dengan guru-guru yang nantinya akan memberikan pendidikan pada siswanya. Maka dalam rangka menghasilkan guru-guru yang berkualitas, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat keputusan nomor 0854/O/1989 tanggal 30 Desember yang menetapkan bahwa kualifikasi akademik guru SD yang semula lulusan SPG ditingkatkan menjadi lulusan jenjang Diploma II (D-II). Dengan adanya keputusan tersebut maka tahun 1990-1991 SPG ditutup. Jenjang pendidikan guru memang terus mengalami peningkatan terlebih lagi jenjang pendidikan berkaitan dengan tingkat sosial ekonomi guru dalam masyarakat. Pada masa Orde Baru persepsi masyarakat terhadap profesi guru

3 masih dianggap sebagai golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Karena masyarakat yang menyekolahkan anaknya di sekolah keguruan umumnya berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya rendah (Natawidjaya, 1979: 156). Begitupula yang diungkapkan oleh Dedi Supriadi (2003: 76), bahwa persepsi terhadap status sosial dan tingkat kesejahteraan guru sangat jelas berkaitan dengan asal status sosial pada guru tersebut dalam masyarakat. Rendahnya tingkat kesejahteraan guru tentunya berimbas terhadap tingkat sosial guru dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat masih lebih mengakui profesi dokter, insinyur yang dianggap lebih tinggi dibandingkan dengan profesi guru. Padahal jika dibandingkan dengan tinggi rendahnya tingkat pendidikan guru pun ada yang sederajat dengan profesi lainnya. Pembangunan struktur dan infrastruktur pendidikan pada masa Orde Baru terus dikembangkan. Namun, kehidupan guru sebagai salah satu elemen penting dalam dunia pendidikan seperti dikesampingkan. Tidak banyak upaya yang dapat dilakukan oleh para guru maupun organisasi yang menaungi guru-guru di Indonesia. Tidak ada kebebasan berserikat ataupun menyatakan pendapat pada masa itu, sehingga guru pada masa itu hanya sebagai penerima kebijakan dan tidak dapat berbuat banyak. Guru bekerja dengan segala keterbatasan yang dimilikinya. Hanya totalitas serta dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya yang menjadikan guru tetap bertahan dengan profesinya. Oleh karenanya, untuk menghormati perjuangan para guru itulah diciptakan lagu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Guru diibaratkan sebagai profesi yang hanya mendapatkan perhatian secara moral dari pemerintah, masyarakat dan juga peserta didiknya. Namun perhatian secara moral tentu belum dapat memberikan kesejahteraan terhadap kehidupan guru. Kesadaran akan penghargaan secara finansial terhadap profesi guru pada akhirnya mendapat perhatian setelah banyak masyarakat yang menyadari bahwa betapa besar dan pentingnya peran seorang guru. Karena dari tangan guru lah akan lahir dan berkembang generasi-generasi penerus bangsa yang lebih cerdas dan memiliki wawasan keilmuan yang luas (Supriadi, 1998: 5).

4 Memasuki era Reformasi terjadi euforia baru dalam menggemakan kebebasan dan mengupayakan demokrasi setelah kehidupan masyarakat Indonesia terkungkung selama Orde Baru. Terjadi perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia, baik perubahan sosial, ekonomi, politik, budaya, bahkan perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Termasuk perubahan terhadap nasib guru di Indonesia. Perhatian pemerintah mulai dapat dirasakan secara bertahap pada masa Reformasi terhadap profesi guru. Puncaknya ialah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang ditandatangani Presiden Republik Indonesia pada 30 Desember 2005. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Guru dan Dosen diharapkan pendidikan di Indonesia dapat mengalami kemajuan. Terutama mengenai profesionalisme guru dimana guru diharuskan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial (Sagala, 2009: 104). Kualitas guru memiliki pengaruh berantai terhadap komponen pendidikan lainnya, sehingga peningkatan kualitas guru secara Nasional merupakan program sangat strategis. Seiring dengan program peningkatan kualitas guru yang dilakukan secara berkelanjutan antara lain melalui sertifikasi guru, uji kompetensi, pengembangan kurikulum lokal dan Nasional, peningkatan mutu dan manajemen sekolah, pelatihan dan penilaian kinerja guru (Alma dkk, 2009: 124). Dikeluarkannya Undang-Undang Guru dan Dosen tahun 2005 diharapkan dapat mengangkat harkat dan martabat guru di Indonesia. Dalam Undang-Undang ini minimal ada tiga point penting yang menjadi sorotan. Pertama yaitu mengenai peningkatan kualitas dan profesionalisme guru melalui program sertifikasi. Kedua, perlindungan hukum terhadap profesi guru. Ketiga, adanya peningkatan terhadap kesejahteraan guru. Peningkatan kualitas guru melalui program sertifikasi diantaranya mengharuskan guru memiliki jenjang pendidikan Strata I (S1). Oleh karenanya guru yang belum memiliki jenjang pendidikan S1 harus kembali menempuh pendidikan agar dapat mengikuti program sertifikasi. Melalui program sertifikasi

5 citra dan martabat guru seperti terangkat. Dari yang tadinya merupakan profesi yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Kini profesi guru mulai terangkat baik secara sosial maupun ekonomi. Dengan tingkat pendidikan dan tingkat kesejahteraan yang semakin tinggi menjadikan profesi guru terangkat harkat dan martabatnya. Kajian mengenai pendidikan guru serta kehidupan sosial ekonomi guru akan selalu menarik untuk dikaji karena permasalahan itu berkajian dengan tingkat profesionalisme guru sebagai tenaga pendidik. Dimana kualitas dari pendidik itulah yang pada akhirnya akan menentukan kualitas pendidikan di Indonesia. Kondisi idealnya profesionalisme guru akan semakin mengalami peningkatan apabila ditunjang dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta kesejahteraan ekonomi maupun sosial yang memadai. Namun pada kenyataannya masih ada saja yang belum memiliki kualitas yang memadai sebagai seorang pendidik. Sehingga pendidikan di Indonesia harus terus mengalami perbaikan demi tercapainya sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Beberapa alasan peneliti mengkaji perkembangan sosial ekonomi guru di Indonesia tahun 1967-. Pertama, adanya dinamika perubahan dalam berbagai aspek kehidupan guru baik aspek pendidikan, sosial, ekonomi maupun budaya terhadap profesi guru di Indonesia. Jenjang pendidikan guru terus mengalami peningkatan dari masa ke masa. Sebagai upaya dari perbaikan pendidikan di Indonesia. Namun, sejauh mana efektivitas peningkatan jenjang pendidikan guru terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia masih harus dikoreksi bersama. Kedua, upaya-upaya yang dilakukan oleh para guru maupun organisasi guru dalam mengangkat status sosial dan kesejahteraan dari profesi guru. Ketiga, terdapat pertanyaan besar mengenai profesionalisme guru menghadapi tantangan zaman yang semakin maju dan berkembang terutama dengan dikeluarkanya undang-undang guru dan dosen tahun 2005. Secara pribadi peneliti memiliki ketertarikan khusus untuk mengkaji perkembangan guru di Indonesia. Khususnya mengenai perubahan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya guru di Indonesia. Peneliti merasa berkepentingan

6 untuk melakukan penelitian ini, karena selain sebagai seorang akademisi pada jurusan pendidikan sejarah peneliti juga merupakan calon guru atau pendidik yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan guru dari masa ke masa. Peneliti berasumsi jarang ada pihak yang peduli memperhatikan dinamika perkembangan guru selain guru itu sendiri. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi guru itu sendiri agar memiliki kepedulian yang lebih terhadap profesi guru, sehingga pada akhirnya dapat ditemukan solusi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru dan tentunya demi meningkatkan kualitas profesionalisme guru. Adapun alasan peneliti memilih tahun 1967- sebagai batasan kajian penelitian, didasarkan pada beberapa aspek. Penelitian ini dibagi menjadi dua periode yaitu periode Orde Baru (1967-1998) serta masa Reformasi (1998-). Periode tahun 1967-1998 merupakan fase dimana profesi guru belum banyak mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam berbagai segi kehidupannya baik ekonomi, sosial, maupun dalam segi pendidikan. Kehidupan guru sedikit-sedikit mulai mengalami perhatian dari pemerintah, sehingga profesi ini dapat terangkat harkat dan martabatnya sebagai profesi yang membanggakan. Puncaknya ialah pada tahun 2005 dengan keluarnya Undang-Undang Guru dan Dosen. Batasan tahun sebagai tolak ukur efektivitas diberlakukannya undang-undang guru dan dosen tahun 2005. Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti merasa berkepentingan untuk melakukan suatu penelitian berkaitan dengan perkembangan sosial ekonomi guru tahun 1967 -. Perubahan dalam berbagai bidang kependidikan di Indonesia terutama menyangkut guru menimbulkan ketertarikan peneliti untuk mengkaji dinamika beserta permasalahan-permasalahan yang ada dalam sebuah rumusan judul penelitian Guru Dua Zaman : Kajian terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Guru di Indonesia Tahun 1967-. 1.2. Rumusan Masalah

7 Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, masalah utama yang akan dikaji adalah Bagaimana Perkembangan Kehidupan Guru di Indonesia Tahun 1967-?. Agar pembahasan lebih terfokus maka peneliti membatasi pokok bahasan dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana sistem pendidikan guru di Indonesia pada masa Orde Baru? 2. Bagaimana sistem pendidikan guru di Indonesia pada masa Reformasi? 3. Bagaimana kehidupan sosial ekonomi guru di Indonesia pada masa Orde Baru? 4. Bagaimana kehidupan sosial ekonomi guru di Indonesia pada masa Reformasi? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan pokok pemikiran di atas, menjawab dan memecahkan rumusan masalah yang ada merupakan tujuan utama yang ingin dicapai oleh peneliti. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan sosial ekonomi guru tahun 1967-. Selain itu penelitian karya ilmiah ini bertujuan untuk : 1. Menjelaskan sistem pendidikan guru di Indonesia pada masa Orde Baru. Pembahasannya meliputi kebijakan pendidikan pada masa Orde Baru serta jenis-jenis pendidikan guru pada masa Orde Baru. 2. Menjelaskan sistem pendidikan guru di Indonesia memasuki masa Reformasi. Pembahasannya meliputi kebijakan pendidikan pada masa Reformasi, perkembangan lembaga pendidikan guru pada masa Reformasi serta peningkatan profesionalisme guru menghadapi tantangan zaman. 3. Menganalisis kehidupan sosial dan ekonomi guru pada masa Orde Baru. Tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh guru-guru di Indonesia secara sosial, ekonomi maupun budaya yang belum saja mengalami peningkatan. 4. Menganalisis kehidupan sosial dan ekonomi guru pada masa Reformasi. Kehidupan ekonomi meliputi gaji guru pada masa Reformasi serta dinamika sosial dan budaya guru di masyarakat pada masa Reformasi.

8 Penelitian mengenai Guru Dua Zaman : Kajian terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Guru di Indonesia Tahun 1967- ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Bagi peneliti, dapat menghasilkan sebuah karya ilmiah sebagai aplikasi teori yang didapat selama perkuliahan untuk menarik sebuah kesimpulan dari permasalahan yang ditemukan, serta dapat dipertanggungjawabkan secara objektif dan ilmiah dalam kehidupan praktis. Selain itu sebagai seorang calon guru jurusan pendidikan sejarah, peneliti memiliki kepedulian terhadap sejarah perkembangan guru pada masa Orde Baru dan Reformasi karena tidak ada lagi yang lebih peduli terhadap sejarah perkembangan guru selain guru itu sendiri. 2. Bagi UPI khususnya bagi jurusan Pendidikan sejarah, memperkaya penelitian sejarah perkembangan guru di Indonesia. Selanjutya karya ilmiah ini dapat dijadikan sumber rujukan bagi pengembangan penelitian selanjutnya di Jurusan Pendidikan Sejarah UPI. 3. Bagi Bagi para guru dapat dijadikan salah satu masukan untuk meningkatkan konsistensi kinerja guru dalam menghadapi tantangan zaman. 4. Bagi pemerintah dapat dijadikan bahan masukan mengenai dinamika perkembangan guru di Indonesia. 5. Bagi institusi pendidikan diharapkan penelitian ini menjadi sumber referensi dalam perkembangan sejarah pendidikan di Indonesia. 6. Manfaat paling nyata dari penelitian karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi bacaan masyarakat umum mengenai perkembangan guru di Indonesia. 1.4. Struktur Organisasi Skripsi Hasil yang diperoleh melalui observasi, telaah pustaka, dan wawancara dikumpulkan kemudian disusun kedalam sebuah laporan dengan sistematika sebagai berikut :

9 Bab I merupakan pendahuluan dari penelitian. Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang di dalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti timbul dan penting untuk dikaji, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian. Bab II membahas mengenai kajian pustaka yang berisi tentang berbagai pendapat bersumber pada literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji yaitu mengenai Guru Dua Zaman : Kajian terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Guru di Indonesia Tahun 1967-. Bab III berisi metode penelitian yang menguraikan tentang metode dan teknik penelitian yang digunakan peneliti dalam mencari sumber-sumber dan cara pengolahan sumber yang dianggap relevan dengan permasalahan yang dikaji. Adapun metode yang digunakan adalah metode hostoris dan teknik yang digunakan adalah studi literatur. Bab IV merupakan pembahasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seluruh hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Uraian tersebut berdasarkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan pada bab pertama. Bab V adalah kesimpulan dan rekomendasi yang merupakan bab terakhir dalam rangkaian penulisan karya ilmiah yang berisi tentang kesimpulan jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan dalam rumusan masalah. Penelitian ni diharapkan dapat memberikan rekomendasi pada pembelajaran di sekolah. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, baik untuk para akademisi maupun para pembaca pada umumnya mengenai dinamika kehidupan guru di Indonesia.