PENGARUH POSISI MERANGKAK TERHADAP KEMAJUAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA DI BPS NY.ENDANG SUMANINGDYAH KOTA KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN PERBEDAAN LAMA PERSALINAN KALA II PADA POSISI MIRING DAN POSISI SETENGAH DUDUK

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum

EFEKTIFITAS PELVIC ROCKING TERHADAP LAMA PERSALINAN, DILATASI SERVIK DAN PENURUNAN KEPALA JANIN PADA IBU PRIMIGRAVIDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH RANGSANGAN PUTING SUSU TERHADAP WAKTU KALA II PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOWEL PAMEKASAN ABSTRACT

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016 HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN LAMA PERSALINAN KALA II PADA PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS

PENGARUH POSISI MENERAN SETENGAH DUDUK, POSISI JONGKOK, DAN MIRING PADA IBU PRIMI PARA TERHADAP PROSES PERSALINAN

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

Perbedaan Posisi Miring Ke Kiri Dan Posisi Setengah Duduk Terhadap Waktu Kala II Pada Ibu Multipara Di RSUD Idaman Banjarbaru

POSISI-POSISI DALAM PERSALINAN. Hasnerita, S.Si.T. M.Kes

EFEKTIVITAS POSISI TANGAN PENOLONG DALAM PENCEGAHAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN PADA KALA II PERSALINAN DI RSIA Bunda arif PURWOKERTO TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA POSISI MIRING KIRI DENGAN PROSES MEMPERCEPAT PENURUNAN KEPALA JANIN PADA PROSES PERSALINAN DI BPM NY. M SLEROK KOTA TEGAL

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

EFEKTIFITAS POSISI JONGKOK DAN POSISI MIRING KIRI TERHADAP PERCEPATAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU PRIMIPARA

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN NYERI PUNGGUNG PADA IBU HAMIL DI POLINDES DESA TLANAK KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

1. Pendahuluan. STIKES Widyagama Husada Malang

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

ANALISA PIMPINAN PERSALINAN DENGAN LAMA PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI BPS NY. NURSOFI UMAMAH KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi :

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DAN PROSES INVOLUSI UTERUS DI BPM SRI HASTUTIK, SST SURABAYA TESIS

HUBUNGAN TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA PROSES PERSALINAN KALA 1 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUGIO KABUPATEN LAMONGAN

INFOKES, VOL. 5 NO. 1 Februari 2015 ISSN : SENAM HAMIL SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA

SENAM HAMIL MEMPERCEPAT PROSES PERSALINAN KALA II

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN LAMA KALA I FASE AKTIF CORRELATION OF HUSBAND MENTORING WITH DURATION OF FIRST STAGE ACTIVE PHASE

KADAR HAEMOGLOBIN IBU HAMIL TRIMESTER III DAN LAMA KALA I PERSALINAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

Pengaruh Cara Meneran terhadap Kelancaran Proses Persalinan Kala II

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

HUBUNGAN RELAKSASI NAFAS PANJANG DENGAN NYERI PERSALINAN DI PUSKESMAS BANGSAL MOJOKERTO

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

PERBEDAAN POSISI PERSALINAN DENGAN LAMANYA WAKTU KALA II DAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN DI RSUD DR R SOEPRAPTO CEPU

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL

PENGARUH CARA MENERAN TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN KALA II

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

Hubungan Karakteristik Ibu Pasca Sectio Caesarea Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini di Rumah Bersalin dan Perawatan Anak Mutia Banjarbaru Tahun 2012

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny S GI P0000 TRIMESTER III DENGAN LETAK SUNGSANG DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2015

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR PADA PERSALINAN FISIOLOGIS DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM

KARYA TULIS ILMIAH PENERAPAN UPRIGHT POSITION

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002).

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP KELAHIRAN BAYI SPONTAN

PENGUKURAN KAPASITAS VITAL PARU IBU HAMIL TRIMESTER TIGA UNTUK MENENTUKAN POSISI PERSALINAN YANG EFEKTIF

PENGARUH KARAKTERISTIK HIS DENGAN LAMA PERSALINAN KALA II DI BPS SAHABAT PEREMPUAN GUNUNG ANYAR SURABAYA. Fauziyatun Nisa

HUBUNGAN ANTARA SENAM HAMIL DENGAN PROSES PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN AS SYIFA UL UMMAH GROBOGAN

HUBUNGAN PARTUS LAMA DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUANG VK BERSALIN RSUD. DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2016

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA PADA PRIMIGRAVIDA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD CILACAP PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

ANALISIS PERBEDAAN POSISI MENERAN TERLENTANG DAN KOMBINASI TERHADAP LAMA KALA II DAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU BERSALIN

PENGARUH METODE AKUPRESUR TERHADAP INTENSITAS KONTRAKSI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) NY.H DESA KRAMAT KABUPATEN TEGAL

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK

PERBEDAAN PENGUKURAN LINGKAR PANGGUL LUAR DENGAN LAMA PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU ABSTRAK

Faktor Terjadinya Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu 2011

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

HUBUNGAN UMUR IBU DAN LAMA PERSALINAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA IBU PRIMIPARA DI BPS NY

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

PERBEDAAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN YANG DIBERIKAN POSISI MIRING KIRI DAN POSISI BERDIRI TAHUN 2015

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY.MUJIYATI,

LAMA KALA I FASE AKTIF IBU BERSALIN YANG MENGKONSUMSI ASUPAN SARI KURMA DAN AIR GULA

KARAKTERISTIK YANG MEMPENGARUHI MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS POST SECTIO CAESAREA (Di Ruang Merpati RSUD Dr. Soetomo Surabaya )

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN TERJADINYA ROBEKAN PERINEUM SPONTAN DI BPM WIWIK AZIZAH SAID DESA DURIWETAN KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN

TUGAS DAN DISKUSI BLOK PERSALINAN FISILOGIS MAHASISWA KEBIDANAN SEMESTER IV TA

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU PRIMIPARA DI KECAMATAN SINGOROJO KABUPATEN KENDAL

REFRESHING Persalinan Normal Stase Obstetri Ginekologi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG CARA MENGATASI MUAL MUNTAH DI BPS NY. WIDI ASTUTIK, Amd.Keb.

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Transkripsi:

PENGARUH POSISI MERANGKAK TERHADAP KEMAJUAN PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA DI BPS NY.ENDANG SUMANINGDYAH KOTA KEDIRI Rahajeng Siti Nur Rahmawati, Ira Titisari, Susanti Pratamaningtyas ABSTRACT The research were reported that 15,4% woman which in complication in labour, where the complication active phase length is mostly experienced by primigravida. On course hand knee position estimated can assist to turn around fetus, shortening conjugata vera and improve room of flank so that good for quicken progress of labour. Intention of this research is to know effect of hand knee position to quicken progress of I active phase at primigravida at BPS.Endang Sumaningdyah Kediri. Research desaign used correlation. Selected by Sampel is mother of primigravida in I active phase at BPS.Endang Sumaningdyah Kediri. Technique sampling used total sampling. Amount of sampel criteria is counted 10 responded. Technique data collecting responded using observation sheet and partograf which filled by researcher. Analysis data used Fhiser Exact s Test with level of significant 5%. Result of which is got P ( 0,033 ) < ( 0,05) so that can be conclusion that there is effect of hand knee position to quicken progress I active phase at primigravida at BPS Endang Sumaningdyah Kediri. Suggestion for next research to be more comprehend about factors director to progress of labour and to research place to be can continue the habitual in suggesting mother to use hand knee position to quicken labour process. Key word: hand knee position, quicken progress of labour, first active phase. Latar Belakang Persalinan merupakan proses membatasi ibu hanya pada posisi tertentu selama persalinan dan kelahiran bayi alamiah dimana terjadi pembukaan sampai lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (JHPIEGO dan Departeman Kesehatan RI. 2001). Oleh karena itu sebagai upaya (JHPIEGO dan Departemen Kesehatan RI. 2001). Begitu pula seperti yang telah diungkapkan oleh Flint (1986) dalam sayang ibu dan sayang bayi pada (Christin, H. 2006) bahwa faktor penting persalinan, tenaga kesehatan selaku saat seorang wanita berada dalam penolong persalinan terlatih hendaknya persalinan adalah bukan saat ia akhirnya memberi dukungan dan motivasi melahirkan tetapi tetap mampu bergerak diantaranya memberi kebebasan ibu untuk selama persalinan. Pada masa pertengahan memilih posisi yang nyaman dalam wanita Eropa diharapkan tetap persalinan. Hal ini dikarenakan dari melanjutkan tugas rumah tangganya beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak ibu di Indonesia yang masih tidak sampai tiba kala II persalinan, banyak wanita merasa lebih mudah menghadapi mau meminta pertolongan tenaga rasa nyeri dan mampu mengguncang atau penolong persalinan terlatih untuk memutar panggul dengan baik serta memberikan asuhan selama persalinan dan menggunakan efek grafitasi yang kelahiran. Sebagian memberikan alasan bahwa penolong persalinan terlatih tidak benar-benar memperhatikan kebutuhan atau kebudayaan, tradisi dan keinginan pribadi para ibu dalam persalinan dan membantu penurunan janin. Kemampuan untuk mengubah postur dan posisi tubuh dengan bebas berguna untuk memperlebar diameter panggul dan mempengaruhi kemajuan persalinan. kelahiran termasuk didalamnya 66

Kenyamanan adalah hal tertinggi yang diperhatikan oleh wanita, tetapi karena tidak mudah menjamin kenyamanan pada kala ini maka posisi yang meminimalkan ketidaknyamanan dan meningkatkan usaha ibu untuk mengejan dapat diterima. Posisi dorsal untuk melahirkan tidak direkomendasikan karena selain fakta bahwa mengejan menjadi sulit, posisi ini menyebabkan kompresi pada vena kava ibu sehingga kemungkinan akan menyebabkan hipoksia janin (Humphrey, et. al. 1974) dalam (Christine, H. 2006). Merangkak dengan menggunakan kedua tangan dan lutut dengan perlahan diperkirakan dapat membantu memutar janin dari posisi oksipito posterior ke posisi anterior yang dapat dilakukan sebelum persalinan dimulai serta membuat nyaman selama persalinan. Selain itu teknik tarikan dan embusan napas yang disertai dengan gerakan ini dapat membantu ibu mengumpulkan tenaga untuk mendorong janin ke posisi paling ideal untuk melahirkan secara normal. Jika dilakukan menjelang persalinan, gerakan ini membantu janin meluncur secara berayun ke jalan lahir sehingga proses pembukaan dalam kemajuan persalinan lebih mudah terjadi (Bonny, D. 2004). Posisi merangkak ini akan memendekkan conjugata vera dan meningkatkan ruang pintu panggul, sehingga selain berguna untuk kemajuan persalinan juga berharga pada kala I apabila oksiput berada dalam presentase posterior serta memudahkan janin berputar dan turun ke rongga panggul (Sylvia, V. 2003). Umumnya kemajuan persalinan bergantung pada interaksi dari 3 variabel yaitu tenaga, jalan lahir dan janin. Selain dari 3 hal tersebut, riset menunjukkan bahwa posisi ibu dapat membantu mempercepat kemajuan persalinan (Bonny, D. 2004). Kemajuan persalinan itu sendiri diawali dengan adanya awitan yang disebut juga dengan kala I persalinan. Dalam hal ini ditandai dengan dimulainya kontraksi yang teratur, pengeluaran lendir yang bersemu darah (Bloody Show) dan adanya pembukaan serviks. Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap pada primigravida berlangsung kira-kira 13 jam (fase laten 7-8 jam, fase aktif 5-6 jam), sedangkan pada multipara berlangsung kira-kira 7 jam (fase laten + 4 jam, fase aktif + 3 jam) (Hanifa, W. 2002). Persalinan fase aktif biasanya mengacu pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm disertai kontraksi yang mengalami kemajuan, yakni kontraksi yang menjadi semakin lama, kuat dan sering. Perlu diketahui bahwa baik pada multipara dan primipara terkadang pembukaan mencapai 3,4 atau bahkan 5 cm tanpa kontraksi yang mengalami kemajuan. Itu berarti mereka belum memasuki persalinan dengan kemajuan seiring dengan kontraksi tersebut (Penny, S. 2005). Dalam penelitian didapatkan 15.4% wanita mengalami komplikasi pada waktu persalinan, dimana komplikasi tersebut adalah fase aktif memanjang. Dikatakan pula bahwa komplikasi saat persalinan tersebut sebagian besar dialami oleh primigravida, karena pada primigravida umumnya fase persalinan cenderung lebih lama daripada multi sehingga kemungkinan untuk mengalami partus lama sangatlah besar bila tindakan dalam proses persalinan tidak dilakukan dengan tepat (www.litbang.depkes.go.id. 2007). Namun oleh Keirse et al. (2000) dalam (Vicky, C. 2006) dinyatakan bahwa kebanyakan persalinan lambat cenderung berakhir baik hanya dengan intervensi sederhana berupa pemberian kata-kata indah, dukungan yang baik dan dorongan untuk mobilisasi atau pemilihan posisi yang tepat. Dan kurang lebih ibu yang dianggap mengalami persalinan lama atau kemajuan buruk dalam pembukaan serviks akan maju sama baiknya dengan atau tanpa oksitosik dengan intervensi tersebut. Di dalam intervensi tersebut banyak teknik dirancang untuk memperbaiki 67

kekuatan tenaga jalan lahir dan janin. Termasuk teknik penggunaan tubuh wanita itu sendiri, penggunaan penyangga untuk mendukung wanita dalam beberapa posisi dan gerakan khusus, dan penekanan atau dukungan fisik oleh orang lain (Penny, S. 2005). Selama ini posisi bersalin banyak di motivasi oleh bidan tanpa memberi alternatif pada ibu bersalin untuk memilih posisi sendiri yang paling cocok. Hal ini tampak dari data yang diperoleh peneliti di BPS Ny.Endang Sumaningdyah pada tanggal 18 30 Agustus 2008, yaitu dari 12 kasus persalinan terdapat 10 orang bersalin yang hanya tidur miring atau terlentang dan 2 orang tidak melakukan posisi miring dengan benar tanpa disertai mobilisasi apapun sehingga kemajuan persalinan menjadi lambat. Untuk mengatasi permasalahan diatas bidan dirasakan perlu untuk memberitahu alternatif pilihan posisi temasuk salah satunya yaitu posisi merangkak untuk mendukung kemajuan persalinan. Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui Hubungan posisi merangkak terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif pada primigravida di BPS Ny.Endang Sumaningdyah Kota Kediri. Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah ibu primigravida kala I fase aktif dibps Ny.Endang Sumaningdyah sejumlah 14 orang. Dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu 14 orang. Variabel independen dalam penelitian ini adalah posisi merangkak. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemajuan persalinan kala I fase aktif. Untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel maka peneliti melakukan analisa korelasi dengan menggunakan uji Fisher Exact Probability Test. HASIL PENELITIAN 1. Posisi Merangkak yang benar Tabel 1. Tabulasi distribusi posisi merangkak yang benar No Posisi Merangkak Jumlah Prosentase (%) 1 2 Benar Salah 11 3 78,57 21,43 J u m l a h 14 100 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 14 responden yang melakukan posisi merangkak yang benar adalah 11 responden (78,57%) dan yang melakukan posisi merangkak salah adalah 3 responden (21,43%). 2. Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif Tabel 2. Tabulasi distribusi kemajuan persalinan kala I fase aktif No Kemajuan Jumlah Prosentase 1 2 persalinan (%) 6 jam 12 > 6 jam 2 J u m l a h 14 100 85,71 14,29 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 14 responden yang kemajuan persalinannya 6 jam adalah 12 responden (85,71%), sedangkan yang kemajuan persalinannya > 6 jam adalah 2 responden (14,29%). 3. Pengaruh Posisi Merangkak Terhadap Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida Tabel 3 Tabulasi Distribusi (Tabel Kontingensi 2 x 2) Hubungan Posisi Merangkak Terhadap Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primigravida. Posisi Merangkak Benar Salah Kemajuan persalinan Total 6 jam > 6 jam 11 (a) 0 (b) 11 1 (c) 2 (d) 3 12 2 14 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 14 responden, diperoleh 11 responden (78,57%) melakukan posisi merangkak yang benar dengan kemajuan persalinan 6 jam, 1 responden (7,14%) melakukan posisi 68

merangkak salah kemajuan persalinannya 6 jam, tidak terdapat responden (0%) melakukan posisi merangkak yang benar tetapi kemajuan persalinannya > 6 jam dan 2 responden (14,29%) melakukan posisi merangkak yang salah dengan kemajuan persalinan > 6 jam. Berdasarkan tabel distribusi diatas, maka dipergunakan uji Eksak dari Fisher (Fisher s Exact Test) dengan rumus : ( a b)!( c d)!( a c)!( b d)! P = N! a! b! c! d! Hasil Fisher s Exact Test dengan SPPS didapatkan hasil P = 0,033 taraf signifikan ( ) 0,05 sehingga P <, maka Ho ditolak dan H 1 diterima, yaitu ada pengaruh posisi merangkak terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif pada primigravida di BPS Ny.Endang Sumaningdyah Kota Kediri. PEMBAHASAN 1. Posisi Merangkak yang Benar Pada penelitian ini sebagian besar responden menggunakan posisi merangkak yang benar (78,57%). Dalam hal ini responden bersedia untuk mencoba posisi merangkak karena adanya komunikasi dan penjelasan terlebih dahulu bahwa posisi merangkak dapat meningkatkan kemajuan persalinan. Namun demikian terdapat (7,14%) responden yang melakukan posisi merangkak salah, hal ini berkaitan dengan adanya pertambahan rasa nyeri ataupun ibu yang merasa kelelahan dalam melakukan posisi merangkak. Riset menunjukkan bahwa posisi ibu dapat membantu mempercepat kemajuan persalinan, gerakan ini dapat membantu janin meluncur secara berayun ke jalan lahir sehingga proses pembukaan dalam kemajuan persalinan lebih mudah terjadi (Bonny, D. 2004). 2. Kemajuan Persalinan Kala I Fase Aktif Jumlah responden dengan posisi merangkak yang benar dengan kemajuan persalinan 6 jam ada 11 responden (78,57%). Posisi merangkak dapat mempercepat kemajuan persalinan pada kala I fase aktif karena berlutut dengan keempat tungkai ini dapat mengarahkan tekanan majunya kepala secara anterior dan bukan menuju perineum. Persalinan dapat maju dengan posisi berlutut, bersandar kedepan dan menyamankan tubuh dengan kedua telapak tangan atau kepalan tangan karena pada saat itu pula akan mempengaruhi conjungata vera (memendek) dan meningkatkan ruang pintu keluar panggul yang membantu janin menyodor ke posisi ideal dan dapat meningkatkan kontraksi uterus sehingga proses pembukaan dalam kemajuan persalinan dapat lebih mudah terjadi (Sylvia, V. 2003). Menurut Flint (1986), faktor penting saat seorang wanita berada dalam persalinan adalah bukan saat ia akhirnya melahirkan tetapi tetap mampu bergerak selama persalinan karena dengan begitu banyak wanita merasa lebih mudah menghadapi rasa nyeri dan mampu mengguncang/memutar panggul dengan baik serta dapat menggunakan gravitasi yang membantu penurunan janin. 3. Pengaruh posisi merangkak terhadap kemajuan persalinan Berdasarkan perhitungan Fisher s Exact Test diperoleh hasil P ( 0,033) < (0,05) dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara posisi merangkak terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif pada primigravida. Umumnya kemajuan persalinan bergantung pada interaksi 3 variabel yaitu tenaga, jalan lahir dan janin. Namun selain dari 3 hal tersebut, riset menunjukkan bahwa posisi ibu dapat mempercepat kemajuan persalinan (Bonny, D. 2004). Pada posisi merangkak ini dapat membantu memutar janin dari posisi oksipito posterior ke posisi anterior, selain itu teknik ini akan memendekkan conjugata vera dan meningkatkan ruang pintu panggul (Sylvia,V. 2003). Menurut teori dikatakan bahwa dengan posisi merangkak dapat meningkatkan kontraksi 69

uterus sehingga proses pembukaan dalam kemajuan persalinan dapat lebih mudah terjadi (Sylvia, V. 2003). Menurut Flint (1986), faktor penting saat seorang wanita berada dalam persalinan adalah bukan saat ia akhirnya melahirkan tetapi tetap mampu bergerak selama persalinan karena dengan begitu banyak wanita merasa lebih mudah menghadapi rasa nyeri dan mampu mengguncang/memutar panggul dengan baik serta dapat menggunakan gravitasi yang membantu penurunan janin. Berdasarkan analisa hukum I Newton posisi merangkak mempengaruhi kemajuan persalinan adalah pada posisi ini sebanding dengan gaya gravitasi sehingga kekuatan gaya tarik bumi menjadi lebih besar dan mempengaruhi penurunan kepala janin. Dengan demikian dengan posisi merangkak pada kala I fase aktif dapat mempengaruhi kemajuan persalinan karena memberbaiki posisi kepala janin, kontraksi uterus lebih baik, penurunan kepala lebih cepat dengan bantuan gaya gravitasi sehingga akan membantu proses pembukaan serviks. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Responden yang melakukan posisi merangkak yang benar yaitu 11 responden (78,57%). 2. Pada posisi merangkak dengan kemajuan persalinan 6 jam adalah 12 responden (85,71%) sedangkan kemajuan persalinan > 6 jam adalah 2 responden (14,29%). 3. Ada pengaruh posisi merangkak terhadap kemajuan persalinan kala I fase aktif pada primigravida. SARAN 1. Bagi penelitian yang akan datang penelitian dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menggunakan kelompok kontrol dan waktu penelitian yang cukup. Disarankan untuk penelitian berikutnya memberikan batasan yang lebih rinci tentang frekwensi serta durasi posisi merangkak untuk mendapatkan hasil yang tidak bias. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S.1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Christine, H. Esential Midwifery, Ria, A. dkk. (2005) (Alih Bahasa), Jakarta : EGC Danuatja, B.2004. Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : Pupa Swara Departemen Keehatan RI JHPIEGO. 2002. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPKR Gabriel, JF. 2002. Fisika Kedokteran. Jakarta : EGC Helen, V.2001. Maternity Care (2 nd ed), Andry, H.(1999) (Alih Bahasa), Jakarta : EGC Helen, V.1997. Varney s Midwifery 3 th ed. New York : Jone and Bartlett Helen, V.1997. Varney s Pocket Midwifery, Wndah, P. (2001) (Alih Bahasa), Jakarta : EGC Manuaba, IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC. Nursalam, et al. (2001). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Infomedika Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Penny, S. 2002. The Labour Progress Hand Book. Cridiono, dkk.(2005) (Alih Bahasa). Jakarta : EGC Sugiyono. 2006. Statitika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sylvia, V. 2003. Anatomi and Phyiologi Applied to Obtetric (3 th ed ), Hartono (1997) (Alih Bahasa), Jakarta : EGC 70

Vicky, C.2006. The Midwife s Labour & Birth Handbook, H.Y, Kuncara. (2003) (Alih Bahasa).Jakarta: EGC. Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP- SP Felly, P.2003.Faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi Persalinan 3 tahun terakhir di Indonesia. Http: //www.parenting.invillage.com. Paulina, G.2007.Birthing Position. Http: //www.litbang.depke.go.id. 71