BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sampai tahun 2006, pemrograman paralel sulit untuk dibuat pada GPU. Ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan ukuran 64x64, penambahan kecepatan sebesar 1,5, pada citra dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan alat medis seperti Computed Tomography (CT) scan atau Magnetic

BAB I PENDAHULUAN. ada dua pendekatan yang dapat digunakan, pendekatan yang pertama adalah

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. organ dalam tubuh seperti Computed Tomography (CT) scan, Digital

BAB I PENDAHULUAN. piksel yang memiliki karakteristik tersebut. pendekteksian tepi. Salah satu metode yang ada adalah active contour yang

KOMPUTASI PARALEL PADA METODE DISTANCE REGULARIZED LEVEL SET EVOLUTION (DRLSE) UNTUK SEGMENTASI CITRA MEDIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang akan digunakan dalam segmentasi citra medis menggunakan fuzzy level set

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan: 1. Telah berhasil mengembangkan code program untuk segmentasi citra

BAB I PENDAHULUAN. Tsunami ini merupakan kejadian alam yang dipengaruhi oleh adanya aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan dapat menjadi sebuah ketidak nyamanan. Namun, di zaman yang

1. BAB I PENDAHULUAN. efek. Penggunaan visual efek untuk film di sebabkan lebih mudah di arahkan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

PROSEDUR PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS PADA GRAPHICS PROCESSING UNIT (GPU)

KOMPUTASI PARALEL UNTUK SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengenalan pola adalah komponen esensial dalam kecerdasan buatan dan computer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. apapun yang melalui beberapa pengolahan berarti (Tse, 2012). Mencerahkan citra,

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN LEVEL SET UNTUK ACTIVE CONTOUR BERBASIS PARALLEL GPU CUDA

BAB I PENDAHULUAN. Merancang aplikasi Paralel Processing yang diimplementasikan dengan penggunaan Computer-Unified-Device-Architecture (CUDA).

Paralelisasi Transformasi Fourier pada Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Instrumen Solo

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

PARALELISASI PERKALIAN MATRIKS SPARSE VEKTOR DENGAN CUBLAS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Web caching server mempunyai peranan penting dalam menangani trafik web

SEGMENTASI ENDAPAN URIN PADA CITRA MIKROSKOPIK BERBASIS WAVELET

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram

IDENTIFIKASI OBYEK PISAU PADA CITRA X-RAY DI BANDARA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SEGMENTASI CITRA PADA VIDEO DENGAN METODE LEVEL SET BERBASIS PEMROGRAMAN PARALEL GPU CUDA TUGAS AKHIR

USUL PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pencarian jalur terpendek merupakan sebuah masalah klasik pada bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

SEGMENTASI CITRA PELAT ELEMEN BAKAR DENGAN METODE EDGE DETECTION. Anik Purwaningsih, Sutopa *

BAB II LANDASAN TEORI. informasi menjadi sebuah teks yang tidak dapat dibaca (Ferguson dkk, 2010).

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

Deteksi Kebakaran pada Video Berbasis Pengolahan Citra dengan Dukungan GPU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang state of the art dari hal-hal. CVE, dan implementasi deteksi tabrakan pada CVE.

PARALELISASI TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA PADA GRAPHIC PROCESSING UNIT UNTUK DE-NOISING CITRA

Pengantar PENGOLAHAN CITRA. Achmad Basuki PENS-ITS Surabaya 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESAIN optimal bone plate dan proses simulasi kekuatan. Segmentasi Tiga Dimensi Struktur Tulang pada Citra CT

Metode Segmentasi Paru-Paru dan Jantung Pada Citra X-Ray Thorax

PENENTUAN THRESHOLD CITRA MULUT DENGAN METODE NORMAL PROBABILITY DENSITY FUNCTION (NPDF) GUNA MENDETEKSI MULUT PEMELAJAR

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN. Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, logika samar telah digunakan dalam berbagai

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

SIMULASI PERAMBATAN GELOMBANG SUARA DENGAN METODE STAGGERED GRID FINITE DIFFERENCE TIME DOMAIN MENGGUNAKAN ARSITEKTUR CUDA GPU

3.2.1 Flowchart Secara Umum

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

TESIS VISUALISASI FLUIDA SATU DAN DUA FASE DENGAN PEMROGRAMAN PARALEL GPU CUDA. ARIFIYANTO HADINEGORO No. Mhs.: /PS/MTF

Paralelisasi Transformasi Fourier Para Arsitektur General Purpose Graphic Processing Unit Untuk Klasifikasi Alat Musik Dengan Solo Instrumen

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Image Processing. Nana Ramadijanti Laboratorium Computer Vision Politeknik Elekltronika Negeri Surabaya PENS-ITS 2010

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN METODE KONTUR AKTIF DENGAN SEGMENTASI LOKAL ATAU GLOBAL SECARA SELEKTIF

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. Media Computindo, 1992, Hal : Aniati Murni Arymurti dan Suryana Setiawan, Pengantar Pengolahan Citra.

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

PARALELISASI DE-NOISING CITRA BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT PADA GPU DENGAN ARSITEKTUR CUDA

STMIK AMIKOM PURWOKERTO PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. Segmentasi ABDUL AZIS, M.KOM

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pengolahan citra digital memiliki kegunaan yang sangat luas. geologi, kelautan, industri, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Skoliosis adalah fenomena kelainan tulang belakang yang akan

BAB 3 ANALISIS DAN PENGEMBANGAN ALGORITMA. ketidakpastian. Citra tersebut terkadang belum tentu dapat diketahui objeknya,

BAB I PENDAHULUAN. ingin merestorasi hasil karya seni lukisan dari zaman Mediterania dan Renaissance yang

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Aplikasi Pengolahan Citra Sebagai Pendeteksi Dini Kebakaran Menggunakan Colour Image Prosessing

PENAJAMAN DAN SEGMENTASI CITRA PADA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. Moehammad Awaluddin, Bambang Darmo Y *)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. analisa citra bioinformatika ini dalah sebagai berikut:

Analisis Perbandingan Komputasi GPU dengan CUDA dan Komputasi CPU untuk Image dan Video Processing

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Kinerja Matrix Multiplication Pada Lingkungan Komputasi Berkemampuan Tinggi (Cuda Gpu)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

PARALELISASI ALGORITMA K-MEDOID PADA GPU MENGGUNAKAN OPEN CL

BAB I PENDAHULUAN. Myanmar, Bangladesh, Srilangka, India, Maladewa, Somalia dan Kenya.

Pelacakan Obyek Gambar Video Berdasarkan Segmentasi Citra Dan Pola Pencocokan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN IMAGE FILTERING BERBASIS METODE PREWITT DAN METODE SOBEL GUNA MENGURANGI NOISE PADA SUATU CITRA GRAYSCALE

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA

APLIKASI PENGENALAN RAMBU BERBENTUK BELAH KETUPAT

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

Pendahuluan Pengantar Pengolahan Citra. Bertalya Universitas Gunadarma, 2005

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sampai tahun 2006, pemrograman paralel sulit untuk dibuat pada GPU. Ini dikarenakan pemrograman pada GPU harus menggunakan Application Programming Interface (API) untuk dapat mengakses inti prosesor yang terdapat pada GPU. Pemrograman pada GPU juga harus menggunakan OpenGL dan Direct3D untuk dapat memprogram inti tersebut sehingga hanya sedikit orang yang menguasai kemampuan ini sehingga dapat menggunakan inti tersebut agar mengoptimalkan kinerja pada aplikasi. Maka pemrograman pada GPU tidak tersebar dengan luas dan tidak digunakan oleh banyak orang (Kirk & Hwu, 2010). Hal ini berubah dengan diperkenalkannya suatu teknik komputasi yang baru oleh NVIDIA pada tahun 2007. Teknik komputasi tersebut dinamakan CUDA yang membuat GPU tidak hanya digunakan pada game saja tetapi juga untuk melakukan komputasi yang umum (GPGPU General Purpose Graphic Processing Unit). CUDA merupakan pelopor untuk komputasi paralel yang berkembang hingga saat ini. CUDA juga menggunakan bahasa pemrograman yang dikenal umum yaitu C/C++ sehingga mudah untuk digunakan. Komputasi paralel dengan menggunakan CUDA untuk mempercepat proses telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan untuk melihat keuntungan dan kelemahan pada pemrograman 8

CUDA (Che, et al., 2008) dan fitur-fitur yang dapat digunakan pada CUDA (Garland, et al., 2008). CUDA pun dapat digunakan pada pengolahan citra (Castano-Diez, et al., 2008) (Yang, et al., 2008) (Park, et al., 2011) mendapatkan bahwa dengan mengimplementasikan metode pengolahan citra pada GPU dapat mempercepat kinerja dengan kecepatan yang variatif bergantung pada karakteristik algoritma yang diterapkan, yaitu dapat meningkatkan kecepatan sebanyak 10 20x, 40x, 80x, bahkan 200x. Salah satu bagian dari pengolahan citra adalah segmentasi citra. Segmentasi citra merupakan proses menentukan bagian-bagian citra. Banyak metode yang digunakan untuk segmentasi citra, misalnya metode edge detection (Senthilkumaran & Rajesh, 2009), light refraction (Guvenc, et al., 2010), level set (Li, et al., 2011), distance regularized level set evolution (DRLSE) (Li, et al., 2010) dan deformable model (Jayadevappa, et al., 2009). Penelitian segmentasi citra dengan menggunakan DRLSE telah dilakukan (Liu & Liu, 2011) (Rani, et al., 2011) (Kaur & Jindal, 2012). Liu, et al melihat bahwa DRLSE menggunakan Gaussian filter yang dapat mengurangi noise tetapi membuat gambar menjadi kabur, untuk mengatasi hal tersebut Liu mengadopsi regularized P-M equation yang dapat mengatasi noise dan tetap menjadi informasi edge. Sehingga dapat dengan tepat mengambil bagian dalam citra dan mengurangi waktu komputasi. Rani, et al membuat penelitian segmentasi pada tumor otak dengan menggunakan DRLSE, hasil penelitian didapati bahwa metode ini dapat melakukan segmentasi dengan tepat. Sedangkan penelitian yang 9

dilakukan oleh Kaur, et al adalah melakukan segmentasi dengan menggunakan active contour without edges, localized active contour without edges, dan DRLSE serta membandingkan hasilnya. Didapati bahwa DRLSE mempunyai kesalahan komputasi numerik yang sedikit dan tidak perlu dilakukan reinitialization, tetapi metode ini rentan terhadap noise. Dalam penelitian ini, metode segmentasi DRLSE diaplikasikan dalam menentukan bagian-bagian pada citra medis. Proses segmentasi tersebut membutuhkan waktu yang relatif lama jika citra medis berukuran besar. Untuk mengatasi hal tersebut metode segmentasi DRLSE dipadukan dengan CUDA, yang merupakan API komputasi paralel pada GPU. Diharapkan dengan menggunakan GPU dapat mempercepat proses komputasi dalam segmentasi. Hasil segmentasi dengan menggunakan CPU dan segmentasi dengan menggunakan GPU dibandingkan dan dianalisa kinerjanya. A. Citra Medis Citra merupakan gambar yang merepresentasikan sesuatu. Citra dapat berupa gambar dari seseorang, orang banyak atau hewan, atau suatu pemandangan luar, atau microphotograph dari suatu komponen elektronik atau juga hasil dari pencitraan medis (McAndrew, 2004) Pencitraan medis merupakan citra yang dibuat dengan menggunakan beberapa teknologi yang berbeda yang digunakan untuk melihat tubuh manusia bertujuan untuk mengdiaknosa, memonitor dan untuk memeriksa kondisi medis. 10

Setiap teknologi memberikan informasi yang berbeda mengenai area dari tubuh manusia yang dipelajari atau diperiksa, yang berhubungan dengan penyakit, kecelakaan atau untuk melihat perkembangan pemeriksaan medis. Salah satu alat yang digunakan untuk membuat citra medis adalah dengan menggunakan MRI. MRI membuat medan magnet yang temporer di sekitar tubuh pasien. Gelombang radio dikirimkan dan diterima dengan transmitter/receiver dalam mesin, dan kemudian sinyal tersebut membuat citra digital dari area yang diinginkan. Gambar 2. 1. Contoh Citra Hasil dari MRI B. Segmentasi Citra Segmentasi merupakan proses untuk membagi citra digital menjadi beberapa segmen. Tujuan untuk melakukan segmentasi citra adalah dengan membuat citra tersebut agar dapat lebih berarti dan lebih mudah untuk dianalisa. Terdapat banyak metode untuk melakukan segmentasi citra, yaitu intensity thresholding, region growing and region splitting, edge detection, interest 11

operators, watershed segmentation, markov random model (Solomon & Breckon, 2011), metode Generalized Fuzzy C-Means Clustering Algorithm (Hardiyanto, Purwananto and Soelaiman 2012), Threshold-based, Edge-based dan Regionbased (Zuva, et al. 2011), Watershed Transform (Richard and Fernandez- Maloigne 2013), Particle Swam Optimization (Mohsen, Hadhound and Amin 2011), Adaptive K-means Clustering Algorithm (Petel and Sinha 2010), Hybrid Technique yang meliputi vector median filtering, Otsu thresholding, dan EnSFCM (Nyma, et al. 2012), Distance Regularization Level Set Evolution (DRLSE) (Li, et al. 2010). C. Komputasi Paralel Sejak tahun 2003, ada dua perkembangan utama pada pembuatan mikroprosesor, yaitu multicore dan many-core (Kirk & Hwu, 2010). Multicore dimulai dengan prosesor berinti dua yang kemudian berkembang sampai ke prosesor berinti 8. Tujuan multicore adalah mempertahankan kinerja untuk menjalankan program sekuensial. Multicore dapat dilihat pada bentuk CPU. Sedangkan many-core terfokus pada aplikasi paralel. Many-core lebih banyak memiliki unit pemroses lebih banyak dibandingkan multicore. Many-core banyak dijumpai pada bentuk GPU. Perbedaan yang mendasar antara CPU (multicore) dan GPU (many-core) didasarkan pada dasar desain pada kedua tipe prosesor. CPU dibuat untuk mengoptimalkan program sekuensial sedangkan GPU dibuat untuk 12

mengoptimalkan program parallel. Hal yang lain yang mendasari perbedaan ini adalah bandwidth pada memory. GPU mempunyai bandwidth 10 kali dibandingkan CPU. Tetapi pada dasarnya GPU tidak dapat menggantikan CPU karena GPU hanya untuk membuat komputasi paralel untuk program paralel dan bukan untuk program sekuensial. Gambar 2. 2. Perbandingan Performa CPU dan GPU D. OpenGL OpenGL OpenGL merupakan bahasa pemrograman umum untuk aplikasi visualisasi 2D maupun 3D. OpenGL adalah bahasa pemrograman yang handal tetapi juga merupakan bahasa pemrograman yang sangat rumit untuk digunakan (Heard, 2008). Sebagai suatu antar muka perangkat lunak pada perangkat keras, tujuan utama dari OpenGL adalah untuk membuat objek 2 dimesi dan objek 3 dimensi pada bingkai. Objek-objek tersebut berupa deretan dari vector-vektor (yang 13

didefinisikan sebagai objek geometri) atau piksel (yang didefiniskan sebagai gambar atau citra). OpenGL melakukan beberapa langkah proses pada data-data tersebut dan dirubah ke dalam piksel untuk membuat gambar atau citra yang diinginkan pada sebuah bingkai (Silicon Graphics, 1994). 14