PENGARUH BAHAN DIELEKTRIK DALAM UNJUK KERJA WAVEGUIDE

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN EFEK TRANSFORMER PADA WAVEGUIDE

ANALISA ANTENA DIPOLE-λ/2 PADA MODUL PRAKTIKUM B4520 MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS VERSI 10.0 DAN CST MICROWAVE STUDIO 2010

STUDI PERANCANGAN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL-BAND (2.4 GHz dan 3.3 GHz)

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY

STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI BAHAN PADA PEMBUATAN ANTENA HORN SEKTORAL BIDANG MEDAN LISTRIK (E)

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL-BAND UNTUK APLIKASI WLAN (2,45 GHZ) DAN WiMAX (3,35 GHZ)

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH COPLANAR DIPOLE DUAL BAND UNTUK APLIKASI WIMAX

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP MULTI-PATCH STACKED DUAL-BAND PADA FREKUENSI WiMAX (3,3 GHZ DAN 5,8 GHZ)

BAB II SALURAN TRANSMISI

Optimasi Posisi Antena pada UAV Alap-Alap BPPT menggunakan Computer Simulation Technology

ANTENA MIKROSTRIP PANEL BERISI 5 LARIK DIPOLE DENGAN FEEDLINE KOAKSIAL WAVEGUIDE UNTUK KOMUNIKASI 2,4 GHz

ANALISA EFISIENSI ANTENA DIPOLE DITINJAU DARI PENGGUNAAN BAHAN REFLEKTOR

BAB 3 ANTENA MIKROSTRIP SLOT SATU DAN DUA ELEMEN DENGAN BENTUK RADIATOR SEGIEMPAT

DESAIN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR GERIGI UNTUK RADAR ALTIMETER

BAB II SALURAN TRANSMISI. tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal

ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP SUSUN 2 ELEMEN PATCH SEGIEMPAT DENGAN DEFECTED GROUND STRUCTURE BERBENTUK SEGIEMPAT

FABRIKASI DAN KARAKTERISASI ANTENA MIKROSTRIP OMNI DIRECTIONAL BERSTRUKTUR LARIK GAP FOLDED DIPOLE

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz

Mahkota (Crown Antenna) Perencanaan dan Pembuatan Antena UWB (Ultra Wide Band)

PERBANDINGAN KINERJA ANTENA MIKROSTRIP SUSUN DUA ELEMEN PATCH

Perancangan Antena Mikrostrip Planar Monopole dengan Pencatuan Coplanar Waveguide untuk Antena ESM

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PERANCANGAN TRANSISI KOAXIAL KE WAVEGUIDE WG8. Toni Ismanto 1, Mudrik Alaydrus 2 1,2

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Telur (Egg) Dengan Slot Lingkaran Pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

PERANCANGAN TRANSISI KOAXIAL KE WAVEGUIDE WG8. Toni Ismanto 1, Mudrik Alaydrus 2 1,2

Rancang Bangun Dan Analisis Antena Yagi 11 Elemen Dengan Elemen Pencatu Folded Dipole Untuk Jaringan VOIP

ANALISIS PENGARUH UKURAN GROUND PLANE TERHADAP KINERJA ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT PADA FREKUENSI 2.45 GHz

Elektromagnetika II. Nama : NIM : Kelas : Tanggal Tugas : / Take Home Kuis II

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TIPE POLARISASI MELINGKAR MENGGUNAKAN ANSOFT

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

SALURAN TRANSMISI 1.1 Umum 1.2 Jenis Media Saluran Transmisi

Dikumpulkan pada Hari Sabtu, tanggal 27 Februari 2016 Jam di N107, berupa copy file, bukan file asli.

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan dan Pembuatan Antena Mikrostrip Egg Dengan Slot Rugby Ball yang Bekerja pada Frekuensi Ultra Wideband (UWB)

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP SLOT RECTANGULAR DUAL-BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENCATUAN PROXIMITY COUPLED

BAB II DASAR TEORI. yang dibangkitkan dengan frekuensi yang lain[1]. Filter digunakan untuk

RANCANG BANGUN ANTENA SUSUN MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DUAL BAND (2,3 GHz DAN 3,3 GHz) DENGAN PENGGUNAAN STUB

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 8,5 dbi

BAB 2 DASAR PERANCANGAN COUPLER. Gambar 2.1 Skema rangkaian directional coupler S S S S. ij ji

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

ANALISIS PENGARUH FREKUENSI TERHADAP REDAMAN PADA KABEL KOAKSIAL

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB II ANTENA MIKROSTRIP. dalam sistem komunikasi tanpa kabel atau wireless. Perancangan antena yang baik

BAB II SALURAN TRANSMISI MIKROSTRIP

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 Id paper: SM142

SIMULASI MODEL INDOOR CEILING MOUNT ANTENNA SEBAGAI PENGUAT SINYAL WI-FI MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS V10.0

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG - PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 9 dbi

PERBANDINGAN EFISIENSI ANTENA HORN PIRAMIDAL DENGAN BERBAGAI BAHAN UNTUK APLIKASI WIRELESS LAN 2,4GHz

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran

PENGARUH JUMLAH CELAH PERMUKAAN BAHAN KAYU LAPIS (PLYWOOD) TERHADAP KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DAN IMPEDANSI AKUSTIK

Makalah Peserta Pemakalah

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP WIDEBAND H-SHAPED PADA FREKUENSI GHz

SALURAN TRANSMISI TELEKOMUNIKASI

BAB IV. Perancangan Dan Realisasi Antena Horn

BAB II LANDASAN TEORI

Pemanen Energi RF 900 MHz menggunakan Antena Mikrostrip Circular Patch

BAB III DUAL BAND WILKINSON POWER DIVIDERS

PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP ARRAY PATCH SEGITIGA DUAL- BAND ( 2,4 GHz dan 3,3 GHz) DENGAN STUB PADA SALURAN PENCATU

Antena Mikrostrip Slot Double Bowtie Satu Larik Dengan Pandu Gelombang Coplanar Untuk Komunikasi Wireless Pada Frekuensi 2.4 GHz

Desain dan Implementasi Antena Mikrostrip Single Rectangular Patch pada Band Frekuensi MHz untuk Pemanen Energi Gelombang Elektromagnetik

PEMBUATAN BAHAN DIELEKTRIKA EKSPONENSIAL ANTENA DWITUNGGAL UNIDIREKSIONAL 100 MHz KEATAS DENGAN VSWR 1,5 UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KOMUNIKASI DATA

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI FILTER

BAB II DASAR TEORI. Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan

Desain Antena Log Periodik Mikrostrip Untuk Aplikasi Pengukuran EMC Pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz

Desain Antena Patch Panel Polarisasi Sirkular untuk Harvesting Elektromagnetik pada Frekuensi 2.4 Ghz

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

STUDI PERBANDINGAN PARAMETER-PARAMETER PRIMER ANTENA MIKROSTRIP

PENGARUH UKURAN GAP ANTAR RESONATOR PADA PERANCANGAN COUPLED EDGE BANDPASS FILTER

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK FREKUENSI TINGGI DAN GELOMBANG MIKRO

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

PERANCANGAN ANTENA HELIX UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz

PERANCANGAN DAN ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT KOPLING APERTURE DENGAN FREKUENSI 2,45 GHz MENGGUNAKAN ANSOFT HFSS 11

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG-PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 10,5 dbi

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Blok diagram sistem radar [2]

: Widi Pramudito NPM :

Pertemuan ke-6 Sensor : Bagian 2. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

PERANCANGAN ANTENA YAGI UDA 11 ELEMEN PADA FREKUENSI MHz (TVONE) MENGGUNAKAN SOFTWARE NEC-Win Pro V e

PERBANDINGAN EFISIENSI ANTENA HORN SEKTORAL BIDANG-E DENGAN BERBAGAI BAHAN UNTUK APLIKASI WIRELESS LAN 2,4 GHz

Kata Kunci: Antena, CCTV, Crown Patch, Slot Lingkaran II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN. 2.1 Antena Mikrostrip

MENDESAIN DAN MEMBUAT ANTENA LOG-PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 10 dbi

PENENTUAN KOEFISIEN ABSORBSI DAN IMPEDANSI MATERIAL AKUSTIK RESONATOR PANEL KAYU LAPIS (PLYWOOD) BERLUBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TABUNG

BAB II ANTENA MIKROSTRIP BIQUAD

PERANCANGAN PEMBANGKITAN FREKUENSI GANDA ANTENA MIKROSTRIP SEGITIGA SAMA SISI MENGGUNAKAN TEKNIK SAMBATAN ELEKTROMAGNETIK

RANCANG BANGUN ANTENA YAGI-UDA COHEN-MINKOWSKI PADA FREKUENSI 433MHz

BAB II ANTENA MIKROSTRIP

BAB II ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG PERIODIC DIPOLE ARRAY (LPDA) PADA RENTANG FREKUENSI MHZ

Analisis Perubahan Fasa Terhadap Pola Radiasi untuk Pengarahan Berkas Antena Stasiun Bumi

Unjuk Kerja Antena UWB Egg Berdasarkan Dimensinya

CATATAN PRAKTIKUM ET 3200 PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 4 Antena dan propagasi gelombang. Kontribusi : Dr.-Ing. Chairunnisa

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY UNTUK APLIKASI WIRELESS-LAN

Desain Antena Array Mikrostrip Tapered Peripheral Slits Pada Frekuensi 2,4 Ghz Untuk Satelit Nano

PENGUKURAN DAN PEMODELAN KONSTANTA DIELEKTRIK AIR HUJAN PADA FREKUENSI GELOMBANG MIKRO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN ANTENA HELIX UNTUK FREKUENSI 2,4 GHz

APLIKASI TEKNOLOGI MICROSTRIP PADA ALAT UKUR KOEFISIEN PANTUL

Transkripsi:

PENGARUH BAHAN DIELEKTRIK DALAM UNJUK KERJA WAVEGUIDE Lince Markis Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang Kampus Unand Limau Manis Padang E-mail: lincemarkis@yahoo.com ABSTRAK Makalah ini menyajikan hasil studi pengukuran nilai Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) dan power reflection factor (PRF) untuk berbagai jenis bahan dielektrik yang akan disisipkan pada saluran transmisi yang beroperasi di frekuensi 9 GH dan dibandingkan dengan saluran transmisi tanpa bahan dielektrik. Pengukuran dilakukan di laboratorium antena Politeknik Negeri Padang dengan menggunakan alat ukur penunjang komponen waveguide yang berfungsi menghasilkan nilai VSWR dan PRF sehingga didapatkan grafik gelombang berdiri dengan parameter tegangan dan jarak. Pengukuran dilakukan dengan menjadikan bahan dielektrik berbagai jenis dengan kondisi rangkaian terbuka. Pengukuran pertama dilakukan untuk bahan dielektrik jenis teflon berwarna putih diperoleh hasil VSWR sebesar 8,50 dengan PRF 86,90% sedangakan bahan dielektrik jenis plexiglass berwarna transparan nilai VSWR sebesar 1,39 PRF 7,35 % dan bahan dielektrik jenis PVC berwarna abu-abu VSWR 7,97 dengan PRF 60,39 %. Sedangkan untuk saluran transmisi tanpa bahan dielektrik ( tidak disisipi bahan dielektrik ) nilai VSWR 1,50 dengan PRF 4,01%. Kata kunci: Wavequide, bahan dielektrik, standing wave ratio, power microwaves reflection factor, 1. PENDAHULUAN Berbagai jenis bahan dielektrik yang digunakan didalam pemandu gelombang seperti teflon, PVC dan plexiglass dioperasikan dalam saluran transmisi pada frekuensi 9 GHz. Bahan-bahan dielektrik tersebut digunakan dalam menyelesaikan kegiatan ini. Selain itu dalam kegiatan ini akan dibandingkan hasil Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) dan Power Reflection Factor (PRF) dari rangkaian pemandu gelombang yang disisipi bahan dielektrik dengan rangkaian tanpa bahan dielektrik untuk kondisi rangkaian terbuka. Kegiatan ini dilakukan dilaboratorium antena Politeknik Negeri Padang. Didalam kegiatan pengukuran yang dilakukan menggunakan peralatan penunjang yang ada di laboratorium antena program studi telekomunikasi. Penggunaan peralatan Unitrain ini sangat menunjang dalam pengukuran nilai VSWR dan PRF. Pengukuran ini dilakukan menggunakan slotted line dengan panjang 7 cm. Pengukuran disepanjang slotted line dilakukan dengan cara menggeser. Hasil pengukuran ini menghasilkan nilai VSWR dan PRF serta grafik nilai tegangan terhadap jarak yang nantinya merupakan nilai tegangan maksimum dan tegangan minimum.. TINJAUAN PUSTAKA Pemandu Gelombang Segi Empat (Rectangular Waveguide) Pemandu gelombang adalah saluran transmisi yang berperan penting dalam transmisi gelombang frekuensi tinggi. Dimensi pemandu gelombang secara umum mempunyai ukuran yang besar kearah tiga dimensi. Pada pemandu gelombang segi empat ada dua mode utama yaitu mode H yang merupakan gelombang tranversal elektris dan mode E yang merupakan gelombang tranversal magnetis. Pada gambar 1. terlihat geometri JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 4 NO 1, MARET 01 1

pemandu gelombang segi empat. Gelombang transversal merujuk kepada arah z yang merupakan panjang pemandu gelombang. pada sisi kiri dan kanan penghantar, di x = 0 atau x = a yang merupakan lebar pemandu gelombang dan disisi atas dan bawah penghantar, di y = 0 atau y = b, yang menyatakan tinggi pemandu gelombang. Pada kasus pemandu gelombang diasumsikan pemandu gelombang terbuat dari bahan penghantar ideal. Medan listrik tidak boleh mempunyai komponen tangen ( E tan = 0 ) dan medan magnet tidak boleh mempunyai komponen normal ( H n = 0 ). Gambar 1. Geometri pandu gelombang segi empat Jika frekuensi sinyal lebih kecil dari frekuensi cut-off ( f c ) maka sinyal tak akan merambat. Namun jika frekuensi sinyal lebih tinggi dari f c maka akan merambat beberapa mode. Pantulan Gelombang Gambar. Gelombang saat Z C sama Z L Pada gambar menjelaskan gelombang yang berasal dari sumber ke beban tidak mengalami pantulan atan tidak berbalok arah dari beban ke sumber sehingga kondisi pada saat Z C = Z L tersebut memiliki amplitudo konstan. JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 4 NO 1, MARET 01

Gambar 3. Gelombang saat Z C sama ~ Gambar 4. Gelombang saat ZC sama nol Gambar 3 dan 4 menjelaskan adanya gelombang yang dipantulkan kembali kearah sumber. Sehingga dihasilkan amplitudo gelombang yang bervariasi artinya terjadi gelombang berdiri. Gelombang dalam saluran transmisi merambat dimulai dari sumber ke beban dan dipantulkan (reflection) pada ujungnya. Reflectio factor (r) dapat dirumuskan : r = Z L Z 0 / Z L + Z 0 Reflection factor dapat bernilai komplek tetapi untuk beban yang bersifat pasif nilai 1. r magnitudonya adalah Bahan Dielektrik Propagasi dari gelombang elektromaknetik didalam bahan dielektrik memiliki ε r sangat lambat sebesar factor dibandingkan propagasi di udara atau ruang hampa udara. Panjang gelombang akan berubah sesuai dengan faktor yang sama. Mengacu pada propagasi gelombang dalam ruang bebas, frekuensi cut-off untuk pemandu gelombang λ c perlu dipertimbangkan. Kondisi ini seperti pada persamaan berikut ini : a λ c Pengukuran panjang gelombang λ zε dilakukan ketika waveguide diisi bahan dielektrik. Untuk panjang gelombang λ 0ε tanpa bahan dielektrik didalamnya maka perlu dihitung ulang dengan menggunakan persamaan propagasi gelombang dalam pemandu gelombang. z. o z c c JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 4 NO 1, MARET 01 3

Menghitung kuadrat dari panjang gelombang di ruang bebas λ 0 untuk setiap bahan dielektrik dari panjang gelombang yang diukur dari rumus di atas. Nilai untuk permitivitas relatif ε r adalah : Standing Wave Rasio (SWR) r Standing wave (gelombang berdiri) disebabkan oleh adanya gelombang berjalan pada arah yang berlawanan dalam suatu saluran transmisi. Rasio dari gelombang berdiri maksimum terhadap minimumnya didefinisikan sebagai standing wave ratio (SWR). o 0 SWR = V max / V min Karena SWR untuk tegangan dan arus adalah sama, maka tidak ada perbedaan antara VSWR dan ISWR. Standing wave ratio disebabkan oleh kenyataan bahwa dua komponen gelombang berjalan saling menjumlahkan (sephase) pada beberapa titik dan saling melemahkan di titik yang lain. Jarak antara dua maksimum atau minimum. Jika SWR bernilai satu, berarti tidak ada gelombang pantul. SWR tidak bisa didefinisikan pada saluran transmisi dengan rugi-rugi (lossy), karena pola gelombang berdiri berubahubah antara satu posisi dengan posisi lainnya. Untuk saluran dengan rugi-rugi kecil, rasio relatif konstan dan masih bisa didefinisikan. 3. METODE PENELITIAN Untuk melaksanakan kegiatan ini telah ditempuh berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Studi tentang penggunaan bahan dielektrik didalam saluran transmisi pada frekuensi gelombang mikro.. Perakitan peralatan dan komponen pemandu gelombang yang digunakan dalam melakukan pengukuran. 3. Pengesetan nilai nilai atau parameter yang digunakan dalam menunjang pengukuran. 4. Pengukuran nilai VSWR dan koefisien refleksi daya menggunakan peralatan Lucas Nulle dan mendapatkan grafik pengukuran. 5. Pengambilan data berupa nilai dan grafik dari beberapa jenis bahan dielektrik dan tanpa bahan dielektrik yang digunakan pada frekuensi 9 GHz untuk rangkaian terbuka. Adapun modul-modul dan peralatan penunjang yang digunakan dalam kegiatan ini adalah: 1. Modul Unitrain produksi Lucas Nulle. Modul Lucas Nulle L@Bsoft 3. Bahan dielektrik Teflon, Plexiglass dan PVC. 4. Komponen pemandu gelombang penunjang seperti Gunn Oscilator SO4100-4A, Isolator SO4100-4B, Slotted line SO4100-4F, Displacemen Sensor for Slotted Line SO4100-4S. 4 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 4 NO 1, MARET 01

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang sudah dicapai pada kegiatan ini adalah : 1. Berupa nilai VSWR dan koefisien refleksi daya serta grafik hasil pengukuran sepanjang saluran transmisi 7mm menggunakan slotted line.. Data berupa analisis untuk berbagai jenis bahan dielektrik yang digunakan dalam eksperimen ini. 3. Hasil pengukuran untuk jenis bahan dielektrik yang berbeda. 4. Hasil pengukuran untuk saluran transmisi yang tidak disisipi bahan dielektrik (bahan dielektrik udara). 5. Perbandingan hasil pengukuran antara saluran transmisi yang disisipi bahan dielektrik dengan tanpa bahan dielektrik. Gambar 5. Grafik hubungan panjang saluran transmisi (mm) dan nilai tegangan (mv) pada wave guide dengan bahan dielektrik Teflon ( putih ) Gambar 6. Grafik hubungan panjang saluran transmisi (mm) dan nilai tegangan (mv) pada wave guide dengan bahan dielektrik PVC ( abu-abu ) JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 4 NO 1, MARET 01 5

Gambar 7. Grafik hubungan panjang saluran transmisi (mm) dan nilai tegangan (mv) pada wave guide dengan bahan dielektrik Plexiglass ( transparan ) Gambar 8. Grafik hubungan panjang saluran transmisi (mm) dan nilai tegangan (mv) pada wave guide tanpa bahan dielektrik Hasil pengukuran pada gambar 5,6,7 dan 8 menunjukan nilai VSWR dan PRF untuk setiap jenis bahan dielektrik. Grafik menyatakan nilai tegangan dalam arah vertikal dan panjang saluran transmisi diwakili dalam arah horizontal. Besaran yang dihasilkan dari grafik terlihat nilai x 1 dan x yang mewakili jarak dari puncak gelombang yang menyatakan nilai panjang gelombang. Nilai VSWR terwakili dengan nilai max dan min. VSWR diwakili dengan simbol S dan PRF terwakili dengan simbol. Pada kegiatan pengukuran untuk berbagai macam jenis bahan dielektrik pada frekuensi 9 GHz yang diletakan didalam saluran transmisi. Jenis bahan dielektrik teflon memiliki warna putih, Plexiglass memiliki warna transparan dan PVC berwarna abu-abu. Hasil pengukuran untuk setiap jenis bahan dielektrik tersebut dibandingkan dengan saluran transmisi yang tidak disisipi bahan dielektrik. Pengukuran ini dilakukan untuk rangkaian dalam kondisi terbuka. Gambar 9 merupakan komponen waveguide dalam menunjang pengukuran. 6 JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 4 NO 1, MARET 01

Gambar 9. Komponen penunjang pengukuran Gambar 10. Bahan dielektrik Gambar 10 merupakan jenis bahan dielektrik yang digunakan didalam saluran transmisi untuk pengukuran. Percobaan dilakukan dengan cara merakit komponen waveguide dan peralatan penunjang dalam pengukuran. Dengan selesainya kegiatan ini yang menghasilkan data dan analisis mengenai penerapan berbagai macam jenis bahan dielektrik pada frekuensi 9 GHz yang diterapkan di saluran transmisi. Hasil pengukuran nilai VSWR dan PRF berturut-turut untuk beberapa jenis bahan dielektrik teflon, plexiglass dan PVC adalah 8,50 : 86,90%, 1,39 : 7,35%, 7,97 : 60,39%. Hasil pengukuran nilai VSWR dan PRF tanpa bahan dielektrik adalah 1,50 : 4,01%. Artinya saluran transmisi dengan bahan dielektrik memiliki VSWR dan PRF yang lebih besar dibandingkan tanpa bahan dielektrik. Dengan saluran transmisi tanpa bahan dielektrik memiliki kualitas yang lebih baik. 5. KESIMPULAN Hasil pengukuran nilai VSWR dan PRF dalam saluran transmisi tanpa bahan dielektrik lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan bahan dielektrik. DAFTAR PUSTAKA 1. Balanis, Antenna Theory nd Edition, 1997.. Balanis, Microwave Antenna Theory and Design, 1997. 3. Mudrik Alaydrus, Saluran Transmisi Telekomunikasi, Graha Ilmu, 009. 4. Simon R. Saunders, Antennas And Propagation, John Willey & Sons LTD, England, 1999. 5. Unitrain, LucasNulleL@bsoft, Germany, 008. JURNAL ILMU FISIKA (JIF), VOL 4 NO 1, MARET 01 7