BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah ditandai oleh pesatnya perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a.akuntabilitas Perencanaan program Dana Bantuan Operasional Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum

BAB I PENDAHULUAN. pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan hak setiap warga negara (UUD 1945 Pasal 29)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sistem Pendidikan Nasional

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Resvan Friandi, 2013

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Ringkasan Putusan. Perkara No 136/PUU-VII/2009. Aep Saepudin, dkk. Aminudin Ma ruf,dkk. Yura Pratama Yudistira,dkk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

DORONGAN BELAJAR SISWA PASCA PEMBERIAN BOS TESIS

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menyelenggarakan pembangunan di

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlaq mulia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, agar kelak nantinya berguna bagi dirinya dan masyarakat umumnya. Pendidikan

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebijakan pendanaan untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memegang peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa,

PARADIGMA BARU PENDIDIKAN NASIONAL DALAM UNDANG UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penganggaran merupakan suatu aktivitas pemerintah yang penting

BAB I PENDAHULUAN BAB I

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang

UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan.

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau

BAB V PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat menuntut setiap negara untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan

RINGKASAN TESIS. Diajukan Kepada

BAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi bangsa yang harus diprioritaskan. Namun masih terdapat

BAB II LANDASAN PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. akan terwujud dengan baik apabila didukung secara optimal oleh pola. upaya peningkatan pola manajerial sekolah.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Sekretariat DPRD Kota Bandung adalah. Dokumen perencanaan untuk periode Tahun 2015, dengan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki,

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, serta efisiensi manajemen pendidikan dalam menghadapi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Botubilotahu Kecamatan Marisa yang akan dijelaskan sebagai berikut :

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengutamakan perluasan pengetahuan. Diharapkan pendidikan dapat

PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) MTs NEGERI 1 RAKIT KABUPATEN BANJARNEGARA SKRIPSI

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 58/PUU-VI/2008 Tentang Privatisasi BUMN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan

Manajemen Mutu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional di Indonesia dilaksanakan dalam rangka

VISI DAN MISI POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Globalisasi telah ditandai oleh pesatnya perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kondisi ini akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan tindakan masyarakat. Dalam menghadapi globalisasi dan mengisi kemerdekaan, kita memerlukan perjuangan sesuai dengan bidang profesi masing-masing. Untuk mendukung profesionalis yang dimaksud memerlukan sarana kegiatan pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara sebagaimana ditegaskan dalam UU. No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa warga negara yang memiliki kompetensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus (pasal 5 ayat 4) begitu pula dalam pasal 12(ayat 1) dinyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: (b) mendapatkan pelayanan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Upaya menciptakan sistem pendidikan nasional yang mantap serta mampu menjawab tantangan masa kini dan masa depan, pendidikan dewasa ini terus ditata dan dikembangkan dengan memberikan prioritas pada aspek-aspek yang dipandang strategis bagi masa depan bangsa. Prioritas tersebut adalah pelaksanaan wajib belajar 9 tahun yang bersamaan dengan peningkatan mutu, relevansi dan efisiensi pada semua jenis dan jenjang jalur pendidikan. Ada beberapa tujuan pendidikan yang mendasar, yaitu untuk mempersiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik individu maupun secara kolektif, sebagai warga masyarakat, berbangsa maupun bernegara. Tujuan atau fungsi pendidikan lainnya adalah mencapai peradaban, artinya pendidikan bermanfaat mencapai suatu tingkat peradaban.

Dalam UUD tahun 1945 pasal 31 ayat (5) dinyatakan bahwa Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Dengan pencapaian tujuan tersebut, pemerintah berupaya sedemikian rupa guna mengembangkan potensi pada dunia pendidikan. Diantaranya ialah dengan memberikan bantuan dana pada sekolah-sekolah seperti, BOS, OPF, Beasiswa, baik beasiswa kepada siswa yang kurang mampu maupun beasiswa kepada siswa yang berprestasi. Selain itu juga saat ini pemerintah menggalakkan sekolah gratis bagi siswa sekolah dasar (SD), dan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), serta masih banyak lagi upaya pemerintah dalam pencapaian tujuan pendidikan dan pembiayaanya yang dialokasikan dalam bentuk dana APBN, seperti yang di amanatkan dalam UUD Tahun 1945 pasal 31 ayat (2) dinyatakan bahwa Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Peraturan pemerintah RI No I9 Tahun 2005 tentang standar nasional Pendidikan bahwa Standar pengelolaan adalah standar yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan kabupaten/kota/provinsi atau nasional, agar tercapai efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Mulyasa (2002:171) mengemukakan bahwa keuangan dan pembiayaan sangat menentukan ketercapaian tujuan pendidikan di sekolah, yang memerlukan sejumlah investasi dari anggaran pemerintah, dan dana masyarakat. Investasi harus dikelola secara efektif dan efisien dan diarahkan langsung terhadap pencapaian tujuan. Berkaitan dengan anggaran sistem pengawasan perlu ditingkatkan guna untuk menghindari hal-hal yang mengakibatkan kemungkinan terjadinya

penyelewengan dan penggelapan keuangan. Pengawasan dana misalnya, setiap penerimaan dan pengeluarannya perlu diadakan pelaporan, sehingga dari laporan tersebut diperoleh informasi yang dapat digunakan oleh para pemakai informasi untuk mengetahui seberapa besar dana yang telah diterima dan pengeluaran yang terjadi, serta diperuntukkan untuk apa dana tersebut. Obsorne dan Gaebler (dalam sudarwan 2008:139) mengemukakan bahwa Khusus untuk institusi persekolahan atau sekolah pada unumnya, anggaran yang digerakkan oleh misi akan memberikan dampak positifnya setidaknya secara hipotesis dan kaulitatif. Kemampuan pembiayaan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan praktik-praktik penyelenggaraan sekolah, baik yang dikelola secara konvensional maupun MBS, yang menuntut profesional kepala sekolah dalam mengelola keuangan sekolah, baik melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawaban. Akuntabilitas merupakan perwujudan pertanggungjawaban seseorang atau unit organisasi, dalam mengelola sumber daya yang telah diberikan dan dikuasai, dalam rangka pencapaian tujuan, melalui suatu media berupa laporan akuntabilitas kinerja secara priodik. Sumber daya dalam hal ini merupakan sarana pendukung yang diberikan kepada seseorang atau unit organisasi dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Setiap tahun anggaran sekolah dituntut untuk mempertanggungjawabkan semua dana yang dikeluarkan selama satu tahun anggaran. Pertanggung jawaban ini dilakukan didalam rapat dewan sekolah, yang diikuti komponen sekolah, komponen masyarakat dan pemerintah daerah. Proses ini menyangkut pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan dana kepada pihak-pihak yang berhak. Dalam penggunaan dana pengelolaan sangatlah penting, karena pengelolaan itu merupakan proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan

pencapaian tujuan, (kamus besar bahasa indonesia 2008:657). Selain itu, Wardoyo (1980:41) mengemukakan bahwa Pengelolaan adalah suatu rangkai kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (BOS), hendaknya diarahkan untuk meningkatakn aktivitas pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh sebab itu, kualitas pengetahuan dan keterampilan pengelolaan keuangan sangat diperlukan guna memaksimalkan hasil yang dicapai. Agar tujuan dan sasaran program dana BOS dapat dicapai, maka kepala sekolah bersama guru perlu menyusun strategi pengelolaan dana BOS secara baik. Pihak sekolah harus proaktif melibatkan komite dan seluruh guru dalam pengelolaan dana BOS. Dalam konteks ini koordinasi perlu dilakukan secara kontinu, sehingga stakeholder pendidikan yang ada di sekolah mengetahui pengelolaan dana BOS secara transparan, demikian pula sesuai dengan petunjuk teknis penggunaan dana BOS, sehingga pemanfaatan dana BOS benar - benar dapat mendukung peningkatan kualitas pendidikan. Untuk mencapai tingkat pengelolaan dana BOS yang maksimal, perlu dilakukan kegiatan perencanaan, penyusunan program, dan kegiatan pelaksanaan pengelolaan dana BOS, demikian pula kegitan evaluasi yang dilaksanakan juga perlu melibatkan segenap stakeholder pendidikan, sehingga semua komponen sekolah memiliki akuntabilitas terhadap pengelolaan dana BOS.Hasil temuan dalam kegiatan evaluasi perlu dikomunikasikan kepada seluruh stakeholder pendidikan, sehingga dapat diketahui secara pasti pengelolaan dan penggunaan dana BOS yang ada di sekolah. Selain itu, evaluasi pula memiliki fungsi sebagai tolok ukur keberhasilan pengelolaan dana BOS serta menjadi bahan komparasi untuk pengelolaan selanjutnya. Dengan pengelolaan

dana BOS yang maksimal diharapkan pula dapat memaksimalkan hasil yang dicapai serta benar benar mencapai sasaran yang diharapkan agar dapat menciptakan pendidikan yang berkualitas. Berdasarkan survei awal dan wawancara dengan beberapa tenaga pengajar di MTs Nurul Bahri Kabila Bone, telah menerima bantuan operasional sekolah (BOS) dan dana tersebut telah digunakan dan dimanfaatkan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. MTs Nurul Bahri Kabila Bone telah menerima dana bantuan opersional sekolah sejak tahun 2005 dan berlanjut sampai sekarang. Beberapa gambaran umum permasalahan yang ditemukan di lapangan mengenai mekanisme penggunaan dana bantuan operasional sekolah belum maksimal serta ketepatan waktu pencairan dana bantuan operasional sekolah yang dicairkan setiap triwulan dibulan pertama pertanggungjawaban keuangannya belum dilaporkan, sehingga pada saat sekolah membutuhkan dana pada akhir semester berjalan dana tersebut belum dicairkan. Disisi lain masih kurangnya koordinasi yang dibangun sehingga menimbulkan kurang efektifnya implementasi dalam pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada MTs Nurul Bahri Kabila Bone. Bertitik tolak dari kenyataan tersebut, maka peneliti terdorong untuk melakukan suatu kajian ilmiah dengan formulasi judul Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah di MTs Nurul Bahri Kabila Bone. B. Fokus Penelitian Berdasarkan konteks penelitian diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Akuntabilitas Perencanaan program dana Bantuan Operasional Sekolah di MTs Nurul Bahri Kabila Bone

2. Akuntabilitas Pelaksanaan program dana Bantuan Operasional Sekolah di MTs Nurul Bahri Kabila Bone 3. Akuntabilitas Pelaporan program dana Bantuan Operasional Sekolah di MTs Nurul Bahri Kabila Bone. C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui akuntabilitas perencanaan dana Bantuan Operasional Sekolah di MTs Nurul Bahri Kabila Bone 2. Untuk mengetahui akuntabilitas pelaksanaan program dana Bantuan Operasional Sekolah di MTs Nurul Bahri Kabila Bone 3. Untuk mengetahui akuntabilitas pelaporan program dana Bantuan Operasional Sekolah di MTs Nurul Bahri Kabila Bone D. Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis. Dari penelitian ini, penulis mendapatkan pengetahuan dan pengalaman berharga tentang tatacara dan prosedur penelitian khususnya dalam Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). 2. Manfaat Praktis Melalui penelitian ini, dapat memberikan informasi kepada Tim Pelaksana (Panitia), tentang Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). E. Definisi Operasional Penelitian.

a. Akuntabilitas merupakan perwujudan pertanggungjawaban seseorang atau unit organisasi,dalam mengelola sumber daya yang telah diberikan dan dikuasai, dalam rangka pencapaian tujuan, melalui satu media berupa laporan akuntabilitas kinerja secara priodik. b. Pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan,dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.