PENGOLAHAN LIMBAH TEMBAGA DAN TIMAH SEBAGAI BAHAN KOMPONEN RADIATOR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMBUATAN HANDLE REM SEPEDA MOTOR DARI BAHAN PISTON BEKAS. Abstrak

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM (Al) PADUAN DAUR ULANG DENGAN MENGGUNAKAN CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

STUDI KEKUATAN IMPAK PADA PENGECORAN PADUAL Al-Si (PISTON BEKAS) DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Mg

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

PENGECORAN SUDU TURBIN AIR AKSIAL KAPASITAS DAYA 102 kw DENGAN BAHAN PADUAN TEMBAGA ALLOY 8A

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

Analisis Coran Kuningan dari Limbah Rosokan dan Gram-Gram Sisa Permesinan untuk Komponen Permesinan

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

K. Roziqin H. Purwanto I. Syafa at. Kata kunci: Pengecoran Cetakan Pasir, Aluminium Daur Ulang, Struktur Mikro, Kekerasan.

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

PENGARUH UNSUR ALUMINIUM DALAM KUNINGAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN TARIK, DAN STRUKTUR MIKRO

ANALISA SIFAT MEKANIK PROPELLER KAPAL BERBAHAN DASAR ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN UNSUR Cu. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN SIFAT MEKANIS ALUMINIUM BEKAS YANG DIDAUR ULANG MELALUI INOKULASI UNSUR TEMBAGA

Pengaruh Temperatur Bahan Terhadap Struktur Mikro

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PENAMBAHAN UNSUR PADA ALUMINIUM PADUAN PISTON SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

STUDI KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO BALL MILL DENGAN PERLAKUAN PANAS QUENCHING

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

II. KEGIATAN BELAJAR 2 DASAR DASAR PENGECORAN LOGAM. Dasar-dasar pengecoran logam dapat dijelaskan dengan benar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISA. Gajah Mada, penulis mendapatkan hasil-hasil terukur dan terbaca dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BESI COR KELABU PADA BLOK REM KERETA API

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

Materi #2 TIN107 Material Teknik 2013 SIFAT MATERIAL

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

MATERIAL TEKNIK LOGAM

85%Cu-15%Zn % Cu - 30% Zn % Cu - 40% Zn

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam menunjang industri di Indonesia. Pada hakekatnya. pembangunan di bidang industri ini adalah untuk mengurangi

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MEKANIS DAN KOMPOSISI KIMIA ALUMUNIUM HASIL PEMANFAATAN RETURN SCRAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI UKURAN GRAFIT BESI COR KELABU TERHADAP LAJU KEAUSAN PADA PRODUK BLOK REM METALIK KERETA API

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Silinder liner adalah komponen mesin yang dipasang pada blok silinder yang

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

PENGGUNAAN 15% LUMPUR PORONG, SIDOARJO SEBAGAI PENGIKAT PASIR CETAK TERHADAP CACAT COR FLUIDITAS DAN KEKERASAN COR

BAB I PENDAHULUAN. tentang unsur tersebut. Berikut potongan ayat tersebut :

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

I. PENDAHULUAN. 26, Unsur ini mempunyai isotop alam: Al-27. Sebuah isomer dari Al-26

TINGKAT KETELITIAN PADA REDESIGN ALAT UJI IMPAK TERHADAP SKALA LABORATORIUM METALURGI FISIK Agus Suyatno 1), Suriansyah S 2) ABSTRAK

PENGARUH KONSENTRASI Cu TERHADAP SIFAT MEKANIS PADUAN Al Cu PADA PROSES PEMBEKUAN SEARAH (UNIDIRECTIONAL SOLIDIFICATION)

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN GETARAN MEKANIK VERTIKAL TERHADAP PEMBENTUKAN SEGREGASI MAKRO PADA PADUAN EUTEKTIK Sn Bi

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

Studi Pengaruh Temperatur Tuang Terhadap Sifat Mekanis Pada Pengecoran Paduan Al-4,3%Zn Alloy

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

PROSES MANUFACTURING

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

Gambar 1 Sistem Saluran

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

Pengaruh Perlakuan Panas Austempering pada Besi Tuang Nodular FCD 600 Non Standar

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

BAB IV HASIL PENELITIAN

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

ANALISA PEMILIHAN GFN PASIR SILIKA SEBAGAI BAHAN CETAKAN PASIR TERHADAP JENIS BAHAN LOGAM YANG DICETAK. Abstrak

STUDI PEMBUATAN BESI COR MAMPU TEMPA UNTUK PRODUK SAMBUNGAN PIPA

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

L.H. Ashar, H. Purwanto, S.M.B. Respati. produk puli pada pengecoran evoporatif (lost foam casting) dengan berbagai sistem saluran.

OPTIMALISASI SIFAT MEKANIK PENAMBAHAN ALUMINIUM PADA LOGAM KUNINGAN PADA PROTOTYPE BALING-BALING

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini dimana industri sudah semakin maju dan kompetisi

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR GUNUNG TERHADAP KUALITAS DAN FLUIDITAS HASIL PENGECORAN LOGAM PADUAN Al-Si

Diagram TEKNIK MESIN ITS

BAB III METODE PENELITIAN

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

Pengaruh kadar air pasir cetak terhadap kualitas coran paduan Aluminium

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Transkripsi:

PENGOLAHAN LIMBAH TEMBAGA DAN TIMAH SEBAGAI BAHAN KOMPONEN RADIATOR Anang Subardi, Slamet Kurniawan Widianto ABSTRAK Radiator kendaraan yang berfungsi untuk pendinginan air pendingin mesin maka penggunaan bahan paduan tembaga dan timah atau perunggu berkembang sangat pesat karena sifat paduan tersebut sesuai untuk bahan komponen radiator. Langkah selanjutnya bagaimana cara mengolah limbah tembaga dan timah ini agar mampu menjadi bahan baku pembuatan pipa-pipa pendingin pada radiator. Adapun penyediaan bahan ini dilakukan pada proses pengecorannya untuk memperoleh bahan yang memenuhi standar dibuat pipa yang digunakan pada radiator. Pemilihan perbandingan kandungan timah 4 % untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk kekuatannya, sesuai refrensi paduan tembaga-timah. Setelah paduan tembaga-timah pada crusible furnace melebur seluruhnya, selanjutnya dilakukan penuangan kedalam cetakan logam unytuk membuat spesimen benda uji dan waktu tuang disusun 6, 5, 4 dan 3 detik kemudian didinginkan sampai temperatur kamar. Spesimen yang diperoleh dari hasil penuangan tersebut dilakukan pengujian tarik dan pengujian impak untuk memperoleh kekuatan yang optimal jika digunakan untuk pipa-pipa pada radiator. Kekuatan tarik paling tinggi terjadi pada paduan tembaga-timah dengan waktu penuangan 5 detik rata-rata mencapai 35,66 (kgf/mm 2 ), jika dibandingkan dengan paduan tembaga-timah pada waktu penuangan 4 detik mencapai 20,08 (kgf/mm 2 ), pada waktu penuangan 3 detik mencapai 18,99 (kgf/mm 2 ), dan pada pipa radiator mencapai 26,48 (kgf/mm 2 ). Dimana harga impack tertinggi tedapat pada paduan tembaga-timah dengan waktu penuangan 5 detik yang mencapai rata-rata 0,4557 joule/mm 2, dibandingkan dengan waktu penuangan 4 detik mencapai 0,3209 joule/mm 2, pada waktu penuangan 3 detik mencapai 0,3105 joule/mm 2, dan pada pipa radiator mencapai 0,4030 joule/mm 2. Pada struktur mikro paduan tembaga-timah waktu tuang 5 detik terlihat bentuk butir yang semakin rapat dan mengecil jika dibandingkan dengan hasil struktur mikro pada pipa radiator di pasaran, dengan demikian sifat mekanis yang dimilikinya akan meningkat. Kata kunci : Pengcoran paduan limbah tembaga-timah, pipa raditor, pengujian tarik impak dan struktur mikro. PENDAHULUAN Kehadiran timah sebagai paduan tembaga yang didorong ke arah produksi perunggu timah sebenarnya sudah ada sekitar 2500 tahun sebelum masehi sedangkan usia perunggu yang dikenalkan sekitar 2000 tahun sampai peleburan dari besi menjadi tersebar luas. Paduan Tembaga-Timah: Meliputi Perunggu/Bronze (Cu-Sn) Perunggu merupakan paduan antara tembaga dan timah atau perunggu merupakanpaduan antara tembaga dengan unsur logam lain selain dari seng. Perunggu mudah dicor dan mempunyai kekeatan yang cukup tinggi dibandingkan kuningan dan mempunyai sifat tahan aus, tahan

korosi. Pemakian paduan tembaga dengan timah yang sering disebut perunggu untuk kekuatan tarik yang terbaik kandungan kadar timahnya 4 %. Radiator kendaraan yang berfungsi untuk pendinginan air pendingin mesin maka penggunaan bahan paduan tembaga dan timah atau perunggu berkembang sangat pesat karena sifat paduan tersebut sesuai untuk bahan komponen radiator. Pada saat sekarang ini jumlah kedaraan berkembang sangat pesat demikian juga jumlah radiator yang terdapat pada kendaran juga banyak, padahal komponen radiator mempunyai umur yang terbatas karena fungsi kerjanya. Dengan demikian penggunaan paduan tembaga dan timah yang diperoleh dari limbah logam dimasyarakat yang dibuat sebagai komponen radiator sangat mendukung perbaikan dan perawatan raditor-raditor pada kendaraan. Langkah selanjutnya bagaimana cara mengolah limbah tembaga dan timah ini agar mampu menjadi bahan baku pembuatan pipapipa pendingin pada radiator. Pada proses pembuatan pipa pendingin dari bahan limbah tembaga dan timah ini dilakukan terbatas penyediaan bahan untuk pembuatan pipa tersebut. Adapun penyediaan bahan ini dilakukan pada proses pengecorannya untuk memperoleh bahan yang memenuhi standar dibuat pipa yang digunakan pada radiator. METODOLOGI Paduan tembaga dan timah dengan kandungan 4 % timah dilebur pada crusible furnace dengan temperatur 1083 0 C untuk peleburan tembaga dan timah adalah 232 0 C sehingga penambahan unsur timah setelah tembaga lebur semuanya. Pemilihan perbandingan kandungan timah 4 % untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk kekuatannya, sesuai refrensi paduan tembaga-timah. Setelah paduan tembaga-timah pada crusible furnace melebur seluruhnya, selanjutnya dilakukan penuangan kedalam cetakan logam unytuk membuat spesimen benda uji dan waktu tuang disusun 6, 5, 4 dan 3 detik kemudian didinginkan sampai temperatur kamar. Spesimen yang diperoleh dari hasil penuangan tersebut dilakukan pengujian tarik dan pengujian impak untuk memperoleh kekuatan yang optimal jika digunakan untuk pipa-pipa pada radiator. Pipapipa pada radiator selain digunakan untuk pendinginan air dari mesin juga menerima beban yang berubah-ubah karena putaran pompa air pengin yang berubah-ubah dengan demikian tekanannya juga berubah-ubah. Guna mendukung data hasil pengujian diatas perlu data pendukung dari hasil pengecoran dengan pengujian foto mikro untuk mendapatkan proses penuangan yang optimal. Data-data pengujian tarik, pengujian impak maupun foto struktur mikro disetarakan dengan hasil pengujian atau dokumentasi dari data pipa radiatror yang ada dipasaran. Jika hasil pengujian paduan tembaga-timah dari limbah-limbah dilingkungan masyarakat dapat memenuhi persyaratan teknik untuk pipa-pipa radiator maka diperoleh standar pengerjaan pembuatan pipa radiator dari limbah tembaga-timah.

Terutama standar waktu penuangan dari crusible furnace ke dalam cetakan logam. Pendekatan foto struktur mikro dari pengecoran limbah tembaga-timah dengan waktu tuang yang tidak sama disetarakan dengan foto mikro pipa radiator di masyarakat dan prosentase struktur yang mendekati struktur pipa radiator dipasaran digunakan refrensi labih lanjut. Tabel 1. Hubungan kekuatan tarik dengan waktu penuangan Kekuatan tarik (kgf/mm2) 40 30 20 10 0 3 4 5 6 Kekuatan tarik (kgf/mm2) Elongation (%) Waktu Penuangan (menit) Tabel 2. Hubungan harga impak dengan waktu penuangan Energi impak (Joule) 40 30 20 10 0 3 4 5 6 Impak (joule) Waktu penuangan (detik)

Tabel 3. Hubungan harga impak dengan waktu penuangan Harga impak (joule/mm2) 0,38 0,36 0,34 0,32 0,3 3 4 5 6 Harga Impak (Joule/mm2) Waktu penuangan (detik) Hasil Pengamatan Struktur Mikro Struktur Mikro pipa radiator dipasaran\ Struktur Mikro PaduanTembaga-Timah Waktu Penuangan 3 Detik

Struktur Mikro PaduanTembaga-Timah Waktu Penuangan 4 Detik Struktur Mikro PaduanTembaga-Timah Waktu Penuangan 5 Detik Gambar 4. Struktur mikro radiator dipasaran dan paduan tembaga-timah dengan perbedaan waktu penuangan PEMBAHASAN Waktu penuangan pada pelebuaran tambaga dengan penambahan timah sangat berpengaruh terhadap hasil peleburan, dimana terlihat bahwa pengaruh waktu penuangan dalam peleburan penambahan unsur timah pada tembaga menyebabkan butir (kelompok dendrite) terdistribusi merata. Disamping itu penambahan unsur timah juga menambah ketebalan dan memadatkan ukuran butir. Peleburan tembaga dengan penambahan timah membutuhkan penanganan khusus, ini dikarenakan perbedaan titik lebur antara tembaga dan timah yang berbeda, dimana titik lebur tembaga adalah 1083 0 C dan timah adalah 232 0 C sehingga penambahan unsur timah harus menunggu sampai tembaga melebur terlebih dahulu. Apabila temperatur tuang terlalu tinggi menyebabkan unsur timah menjadi hilang karena penguapan, dan temperatur yang terlalu rendah menyebabkan penghilangan gas yang tidak cukup. Dengan perlakuan tersebut diharapkan timah dapat larut dalam tembaga sehingga komposisi paduan hasil pengecoran tercapai. Secara teoritis penambaha timah pada tembaga dapat meningkatkan kekuatan mekanisnya, karena timah akan larut dalam struktur tembaga sehingga tidak membentuk fase baru hanya akan mengubah perbandingan fase α dan fase β. Di bawah ini pembahasan dari data pengujian tarik, pengujian impack, dan struktur mikro, pada peleburan tembaga dengan penambahan unsur timah dan perbedaan waktu penuangan. Pembahasan hasil pengolahan data pengujian tarik Perbedaan waktu penuangan juga sangat berpengaruh terhadap kekuatan tarik material tembaga dengan penambahan unsur timah. Pada pipa radiator jarak antara batas butir lebih lebar sehingga terdapat ruang yang kosong dan kurang padat. Dengan kondisi demikian pipa radiator menjadi lebih

rapuh dan getas jika dibandingkan dengan tembaga yang diberi unsur penambah timah. Dengan penambahan unsur timah dan perbedaan waktu penuangan pada tembaga diharapkan terjadi perubahan bentuk dan batsas butir sehingga diperoleh struktur butir yang lebih padat. Kenaikan kekuatan tarik paling tinggi terjadi pada paduan tembaga-timah dengan waktu penuangan 5 detik rata-rata mencapai 35,66 (kgf/mm 2 ), jika dibandingkan dengan paduan tembagatimah pada waktu penuangan 4 detik mencapai 20,08 (kgf/mm 2 ), pada waktu penuangan 3 detik mencapai 18,99 (kgf/mm 2 ), dan pada pipa radiator mencapai 26,48 (kgf/mm 2 ). Pembahasan hasil pengolahan data pengujian impack Patahan yang terjadi pada spesiment, hal ni disebabkan pada bagian yang patah terjadi pemusatan tegangan. Energi impack tidak seluruhnya digunakan untuk mematahkan spesiment, namun sebagian hilang karena gesekan. Dan dilihat dari grafik dapat dianalisa bahwa waktu penuangan pada paduan tembaga-timah akan menghasilkan perubahan sifat mekanis yaitu harga impacknya. Hal ini disebabkan terjadinya pemadatan dan perubahan tebal butir. Dimana harga impack tertinggi tedapat pada paduan tembaga-timah dengan waktu penuangan 5 detik yang mencapai rata-rata 0,4557 joule/mm 2, dibandingkan dengan waktu penuangan 4 detik mencapai 0,3209 joule/mm 2, pada waktu penuangan 3 detik mencapai 0,3105 joule/mm 2, dan pada pipa radiator mencapai 0,4030 joule/mm 2. Pembahasan Hasil Pengamatan Struktur Mikro Berdasarkan hasil pengamatan foto struktur mikro dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara holder radiator dengan paduan tembaga-timah dengan waktu penuangan yang berbeda, dari yang telah dilakukan nampak jelas adanya perubahan perban dingan pada fase, besar fase, dan tebal fase. Berdasarkan hasil pengamatan foto struktur mikro pada holder raditor terlihat jarak antara fase dan lebih lebar sehingga terdapat ruang yang kosong dan kurang padat, sedangkan pada paduan tembaga-timah hitam dengan waktu penuangan 5 detik terlihat bahwa fase lebih rapat atau semakin padat dibandingkan dengan fase, sedangkan pada paduan tembaga-timah dengan waktu penuangan 4 detik dan 3 detik dominasi fase (matrik gelap) terlihat semakin berkurang. Dengan demikian penambahan unsur timah hitam dan perbedaan waktu penuangan pada tembaga merubah perban dingan fase α dan fase β, dimana fase β lebih banyak dibandingkan fase α. Dengan penambahan timah hitam dan perbedaan waktu penuangan pada tembaga menyebabkan proses pembekuan menjadi lebih lambat, dengan pendinginan lebih lambat terbentuklah kelompok atom pada permukaan cairan yang kemudian menjadi inti butir yang padat. Selama solidifikasi dengan laju pendinginan lambat maka inti pertama bertambah besar akibat kepindahan atom dari cairan menjadi padat yang kemudian semua cairan bertransformasi dan butir bertambah besar, dengan bertambahnya jumlah kelompok inti kristal dan tiap-tiap kelompok tumbuh dengan cepat hingga akhirnya saling bertemu. Sehingga diperoleh logam dengan jumlah butir yang lebih banyak dan padat. KESIMPULAN Secara teoritis penambaha timah pada tembaga dapat meningkatkan kekuatan mekanisnya, karena timah akan larut dalam struktur tembaga sehingga tidak membentuk fase baru hanya akan

mengubah perbandingan fase α dan fase β. Waktu penuangan pada peleburan tambaga dengan penambahan timah sangat berpengaruh terhadap hasil peleburan, dimana terlihat bahwa pengaruh waktu penuangan dalam peleburan penambahan unsur timah pada tembaga menyebabkan butir (kelompok dendrite) terdistribusi merata. Disamping itu penambahan unsur timah juga menambah ketebalan dan memadatkan ukuran butir. Dari hasil pengujian tarik terlihat adanya kenaikan kekuatan tarik pada penambahan unsur timah dengan perbedaan waktu tuang pada tembaga. Nilai kekuatan tarik tertinggi pada saat waktu penuangan 5 detik. Penambahan timah dengan perbedaan waktu tuang pada tembaga juga mampu meningkatkan kekuatan impacknya, hal ini dikarenakan penambahan unsur timah mampu meningkatkan keuletan sehingga struktur yang terbentuk lebih baik serta menjadikan material lebih liat dan juga mempengaruhi pembentukan struktur mikro. Pada struktur mikro paduan tembaga-timah waktu tuang 5 detik terlihat bentuk butir yang semakin rapat dan mengecil jika dibandingkan dengan hasil struktur mikro pada pipa radiator di pasaran, dengan demikian sifat mekanis yang dimilikinya akan meningkat. 3. Chijiwa Kenji, Surdia Tata, 2000, Teknik Pengecoran Logam, PT. Pradnya Paramita, Jakarta 4. Daryanto, 1983, Iktisar Praktis Berbagai Macam Logam, Tarsito, Bandung 5. D. Swarup, Ajai Rastogi, 1982, Elements Of Metallurgy Twelfth Edition, Delhi India 6. E.G.Weast, 1982, Copper And Its Alloys, Metallurgical Consultant and Fomer Director, Copper Development Association, London 7. F.Smith William, 1996, Foundation Material Science and Enginiering (Second Edition) 8. Smalmam R.E, 1991, Metalurgi Fisik dan Rekayasa Materil, PT. Gramedia, Jakarta 9. Tata Surdia, Shinroku Saito, 2000, Pengetahuan Bahan Teknik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta DAFTAR PUSTAKA 1. Amsteat H.B, F Ostwalk, L Begeman Myron, Djapri Srianti, 1990, Teknologi Mekanikal jilit 1, Erlanggga Jakarta 2. B.J.M.Beumer, 1987, Ilmu Bahan Logam Jilit 1, PT. Bhatara Karya Aksara, Jakarta