PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian laporan keuangan di daerah-daerah khususnya di SKPD (Satuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis atas..., Desi Intan Anggraheni, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Manajemen perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal pemerintah atas Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 235/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA

Persiapan Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Indonesia. Abstrak

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

BOPTN dan BPPTNBH. Bahan Biro Perencanaan dalam Rakor Pengawasan Bersama Itjen-BPKP. Solo, 28 Februari 2017

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : Mewujudkan pengelolaan kas yang efisien dan optimal.

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang

TATA CARA PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA SEWA DAN PINJAM PAKAI BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN


ANALISIS HASIL AUDIT LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebelum berlakunya paket Undang-undang di bidang keuangan Negara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara, pemerintah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang menghasilkan produk berupa jasa pelayanan, baik pelayanan yang

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara.tata kelola pemerintahan yang baik (Good

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/PMK.06/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi. Artinya bahwa pemerintah pusat memberikan wewenang untuk

TENTANG MENTERI KEUANGAN,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kata Sambutan Kepala Badan

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

- Mereviu Peraturan, Pedoman dan Sosialisasi - Mengelola Keuangan - Menyusun Laporan Keuangan Badan Standardisasi Nasional

Peran Audit Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Peningkatan Transparansi Dan Akuntabilitas. 2. Kajian Pustaka dan Hipotesis

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB I PENDAHULUAN. yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini. merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5948) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2017 tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PENYELENGGARAAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembenahan kebijakan dan peraturan perndang-undangan, penyiapan

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sejak munculnya konsep New Public Management (NPM) pada tahun 1980-

2015, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki kualitas kinerja, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

Laporan Keuangan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (05) Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Semester II TA. 2014

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH PENGENALAN SAI (SAK DAN SIMAK BMN) Bandung, 18 Mei 2010

BAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

Kondisi saat ini. Kondisi Yang diinginkan. Pembaharuan Sistem. Perencanaan. Pengembangan. Kompetensi MENGAPA PERLU KEGIATAN INI?

KORELASI OPINI AUDIT BPK ATAS LKKL DENGAN HASIL EVALUASI LAKIP K/L

BAB 1 PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintah yang baik (Good Government Governance) merupakan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 260/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAINNYA

SALINAN TENTANG. Nomor. Dan Pelabuhan Bebas. Batam; Mengingat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Reformasi tata kelola pemerintahan dan organisasi sektor publik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Pelatihan. Swasta. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan.

ANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

REVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN

Sistem Pengendalian Internal dan Pemeriksaan Pengelolaan Tanggungjawab Keuangan Negara. Oleh : Lutfi Harris, M.Ak., Ak. Satuan Pengawasan Internal

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang penelitian. Dimulai ketika runtuhnya orde baru dan dimulainya era reformasi,

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

BAB I PENDAHULUAN. governance) ditandai dengan diterbitkannya Undang undang Nomor 28 Tahun

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik yang disebut. dengan laporan keuangan (Mardiasmo, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance pada sektor

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

LAMPIRAN. Lampiran 1: Kesesuaian Pedoman Sistem Akuntansi PTN BLU X dengan. PMK No 76 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. memahami garis besar lingkup pengelolaan keuangan unit-unit kerja yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. menyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi pengelolaan keuangan Negara masih terus dilakukan secara

MENTERI KEUANGAN ' REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4/PMK.06/2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi, sosial dan politik adalah dengan mengembalikan kepercayaan

Penyelengaraan diklat dilakukan sesuai dengan kurikulum dan silabus diklat

Transkripsi:

Revised Februari 2008 PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH Kerangka Acuan Februari 2008 Departemen Keuangan 2008

Hal 2 LATAR BELAKANG Paket Undang Undang Bidang Keuangan Negara telah mengamanatkan Pemerintah untuk menyelenggarakan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran secara transparan dan akuntabel. Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut, Departemen Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga selaku Pengguna Anggaran dituntut untuk bersinergi dan sama sama memiliki SDM yang berkompeten. Sejak pertama kali Neraca Awal Pemerintah Pusat disajikan pada tahun 2004 hingga Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun 2006 diterbitkan, Pemerintah Pusat telah memperoleh opini disclaimer dari BPK yang mengindikasikan belum memandainya pelaksanaan anggaran yang akuntabel. Meskipun banyak faktor penyebab, dapat dipastikan bahwa kelangkaan SDM yang kompeten telah memberikan kontribusi bagi ketidaksempurnaan tata kelola keuangan Pemerintah Pusat. Hal ini juga ditandai dari adanya Laporan Keuangan Kementerian yang memperoleh opini disclaimer. Begitu maraknya isu kelangkaan SDM yang berkompeten tersebut, semakin memberikan alasan betapa penting dan urgennya langkah akselerasi bagi peningkatan kapasitas SDM keuangan. Upaya tersebut harus mendapat perhatian khusus untuk dapat dilaksanakan secara serius, salah satunya melalui suatu program percepatan akuntabilitas keuangan Pemerintah. TUJUAN EKSPEKTASI OUTCOME DAN OUTPUT Tujuan utama dari Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah ini adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan SDM Keuangan yang kompeten dalam menjalankan tugas di bidang Keuangan Negara. 2. Menciptakan keterpaduan antara upaya peningkatan akuntabilitas keuangan pemerintah dan pengembangan karier bagi SDM yang mengemban tugas tersebut. Dari program ini diharapkan tercapai outcome berupa akuntabilitas yang andal. Hal ini dapat diukur melalui Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dengan opini wajar tanpa pengecualian. Adapun untuk mencapai outcome di atas diperlukan pencapaian beberapa output secara bertahap dan berkesinambungan, antara lain:

Hal 3 1. SDM yang terdidik, ditandai dengan perolehan sertifikasi serta mengoptimalkan penyebarannya melalui penempatan pada bidang tugas pengelolaan keuangan dengan titik berat pada penyusunan laporan keuangan; 2. Manajemen pengembangan karier berdasarkan kompetensi; 3. Pembuatan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan yang memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan yang relevan, andal, dapat diperbandingkan serta dapat dipahami, sehingga dapat diyakini kewajarannya oleh auditor eksternal; 4. Reward ekstrinsik bagi para SDM yang terdidik dan melaksanakan tugas bidang keuangan. JENIS PROGRAM Guna mencapai outcome dan output dalam jangka panjang, maka program dibagi ke dalam 3 (tiga) subprogram yang terintegrasi dan saling menaut, yaitu: 1. Program Pelatihan Program ini mencakup kegiatan pembangunan kapasitas SDM pengelola keuangan melalui pemberian sertifikasi atau pernyataan memiliki komptensi melaksanakan tugas di bidang keuangan, misalnya kompetensi menyelenggarakan kegiatan akuntansi dan pelaporan. Program pelatihan dimulai sejak tahun 2007. 2. Program Rekrutmen Program ini mencakup kegiatan rekrutmen SDM pada unit pengguna SDM, baik berupa kegiatan rekrutmen awal tenaga S1/DIII jurusan akuntansi maupun kebijakan pola mutasi/rotasi/promosi yang mempertimbangkan kompetensi khusus dan persyaratan telah mengikuti pelatihan dan/atau kebijakan pengembangan kompetensi melalui program pelatiah sebelum seseorang dikenai kebijakan mutasi/rotasi/promosi tersebut. 3. Program Pemberikan Insentif Program ini mencakup pemberian insentif yang menarik bagi para SDM berkompeten/bersertifikasi yang telah melaksanakan tugas berkaitan dengan kompetensi tersebut. Dalam jangka panjang, sesuai dengan amanat untuk

Hal 4 membentuk suatu jabatan fungsional pengelola perbendaharaan, maka pemberian insentif ini akan dilekatkan pada penyandang jabatan fungsional tersebut. Kerangka Acuan ini baru mencakup desain bagi Program Pelatihan yang merupakan prioritas untuk dilaksanakan pada tahun 2007 dan 2008. DESAIN PROGRAM PELATIHAN Kurikulum Kurikulum ini difokuskan pada unsur pengembangan kompetensi khusus yaitu bidang akutansi dan pelaporan dan sub unsur/ kompensi lain yang relevan di bidang keuangan negara. Untuk itu, dalam kurikulum pelatihan akuntansi pemerintahan diberikan materi mengenai Paket Undang Undang Bidang Keuangan Negara, seperti perencanaan dan penganggaran, manajemen aset, manajemen utang, sistem akuntansi pemerintah, analisa laporan keuangan, serta Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Secara lebih rinci, materi dan alokasi waktu untuk masing masing topik adalah sebagai berikut: 1. Paket Undang undang Bidang Keuangan Negara 1 hari 2. Perencanaan dan Penganggaran 1 hari 3. Pelaksanaan Anggaran 1 hari 4. Manajemen Aset, Kas dan Utang 1 hari 5. Dasar dasar Akuntansi 2 hari 6. Sistem Akuntansi Instansi (termasuk aplikasi) a. Standar Akuntansi Pemerintahan 3 hari b. Sistem Akuntansi Keuangan 5 hari c. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara 4 hari 7. Analisa Laporan Keuangan 1 hari 8. Pelaporan Keuangan & Kinerja Instansi Pemerintah1 hari 9. Ujian Tulis 1 hari Peserta Pelatihan Akuntansi Pemerintah ini diberikan kepada pegawai lama maupun pegawai baru yang melaksanakan sistem akuntansi pemerintahan maupun akan melaksanakan sistem akuntansi pemerintahan. Adapun persyaratan yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Untuk pegawai lama: i. Berijasah minimal SMA/sederajat; ii. Bekerja di Bagian/Biro Keuangan atau unit yang secara

Hal 5 khusus menangani Keuangan/Pelaporan Keuangan, iii. Mampu mengoperasikan program aplikasi office. 2. Untuk pegawai baru: i. Berijasah minimal D3 akuntansi/keuangan/managemen/ administrasi ; ii. Mampu mengoperasikan program aplikasi office. Jumlah peserta pelatihan yang dihitung sesuai dengan perkiraan kebutuhan tenaga akuntansi pemerintahan adalah sebagai berikut: 1. Pusat : 20.000 satker @ 2 orang : 40.000 orang 2. Daerah : 15.000 satker @ 2 orang : 30.000 orang Jumlah peserta pelatihan yang direncanakan adalah : 1. Tahun 2007 : 1.560 orang 2. Tahun 2008 : 7.600 orang Jumlah : 9.160 orang Sehingga untuk tahun 2009 dan seterusnya masih harus melatih 60.840.000 orang. Untuk 2 (dua) tahun pertama yaitu tahun 2007 dan tahun 2008, penyelenggaraan program diprioritaskan untuk : 1. Departemen Keuangan; 2. Satker Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP); 3. Departemen/kementerian/lembaga yang terdapat temuan audit signifikan; 4. Satuan kerja yang belum menerapkan SAI; 5. Satuan kerja yang belum mampu menyusun laporan keuangan. Tenaga Pengajar Tenaga pengajar yang diperlukan untuk pelatihan ini harus memenuhi persyaratan kompetensi sebagai berikut: 1. Kompetensi akademik yang memadai; 2. Pengalaman praktik akuntansi dan keuangan secara cukup; 3. Kemampuan mentransfer ilmu dengan baik. Sumber Tenaga Pengajar Pengadaan tenaga pengajar tersebut dapat berasal dari: 1. Kantor Pusat Departemen Keuangan 2. Kantor Wilayah Departemen Keuangan 3. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 4. Perguruan Tinggi Negeri, terutama yang telah menjadi mitra Departemen Keuangan untuk penyelenggaraan pelatihan keuangan daerah.

Hal 6 5. Kantor Pusat/Wilayah Kementrian Negara/Lembaga selain Departemen Keuangan. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar tersebut, Departemen Keuangan perlu melakukan inventarisasi pegawai yang potensial untuk disiapkan sebagai tenaga pengajar. Training of Trainers (TOT) Kebutuhan tenaga pengajar untuk pelatihan tahun 2008 adalah 507 orang. Tenaga Pengajar yang tersedia sebanyak 300 orang yang berasal dari: Departemen Keuangan : 125 orang TOT tahun 2007 : 175 orang Instruktur yang masih diperlukan dalam tahun 2008 sekitar 250 orang (dengan asumsi 10 % tidak lulus). TOT direncanakan akan dilakukan dalam 2 angkatan, dengan jumlah peserta masing masing angkatan sebanyak 2 kali 125 orang. Penyaringan tenaga pengajar dilakukan melalui Training of Trainers (TOT). Dalam TOT ini akan dilakukan ujian, terdiri dari: 1. Pre test, untuk mengetahui kemampuan dasar peserta sebelum mengiikuti pelatihan; 2. Post Test, untuk mengetahui kemampuan peserta setelah mengikuti pelatihan; dan 3. Ujian Praktik, dengan menyusun bahan ajar dan praktik mengajar di depan kelas. Catatan: Peserta TOT yang dapat mengajar adalah hanya peserta yang memperoleh hasil post test dan praktik mengajar dengan predikat memuaskan. Jenis Pelatihan Dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan, maka jenis pelatihan yang akan diselenggarakan meliputi: 1. Brevet Akuntansi A (Rencana Jangka Pendek) Yakni pelatihan akuntansi tingkat dasar, dengan target yang bersangkutan dapat memahami pengetahuan dasar akuntansi dan dapat melaksanakan secara umum proses akuntansi dan pelaporan. 2. Brevet Akuntansi B (Rencana Jangka Panjang) Yakni pelatihan akuntansi lanjutan dan khusus, dengan target yang bersangkutan dapat memahami dan menganalisis, serta mempraktikan implementasi akuntansi dan pelaporan.

Hal 7 3. Brevet Akuntansi Manajerial (Rencana Jangka Panjang) Yakni pelatihan akuntansi untuk para pengambil keputusan di bidang akuntansi dan pelaporan, dengan target yang bersangkutan dapat memahami, menganalisa, dan mengambil keputusan berdasarkan analisis Laporan Keuangan. Metode Pembelajaran Bahan Ajar dan Alat Bantu Ajar Metode pembelajaran dilakukan dengan baik melalui ceramah, diskusi, dan praktik akuntansi dengan menggunakan program aplikasi. Materi pelatihan akuntansi akan banyak diberikan dalam bentuk praktik, baik mengoperasikan sistem akuntansi berbasis komputer maupun penyajian laporan keuangan. Dalam pelatihan ini untuk materi materi tertentu akan diberikan dalam bentuk pelatihan dengan multi media. Bahan ajar yang perlu disiapkan untuk pelatihan ini, antara lain: 1. Peraturan perundang undangan di bidang keuangan dan pedoman akuntansi. 2. Buku teks terkait. 3. Modul Pelatihan, yang mencakup teori, latihan, dan praktik. Modul pelatihan tertentu disiapkan dalam bentuk multi media, terutama untuk materi yang sangat mendasar, atau sulit dipahami, dan business process yang perlu perhatian besar. Pelatihan ini banyak diberikan dalam bentuk diskusi dan praktik, maka alat bantu ajar minimal yang diperlukan adalah papan tulis, flip chart, LCD, komputer untuk praktik, dan ruang pelatihan dengan daya listrik terpasang yang mampu memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis komputer. Ujian Ujian akan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Ujian akan dilaksanakan pada akhir setiap pelatihan selama 2 hari 2. Kepada peserta yang tidak lulus diperkenankan mengikuti ujian ulangan bersamaan dengan ujian yang diselenggarakan pada angkatan berikutnya. 3. Ujian ulangan maksimum 2 (dua kali) dan harus dapat diselesaikan dalam waktu 2 (dua) tahun. 4. Apabila hak untuk mengikuti ujian ulangan sebanyak 2 (dua) kali sudah habis atau dalam waktu 2 (dua) tahun tidak mampu

Hal 8 menyelesaikan seluruh materi pelajaran maka peserta tersebut dinyatakan tidak lulus dan tidak diperkenankan lagi mengikuti ujian. Sertifikat Penyelenggaraan Pelatihan Terdapat 2 (dua) jenis sertifikat yang diberikan kepada peserta, yaitu: 1. Sertifikat kehadiran, diberikan kepada peserta yang menghadiri kelas minimal 80%. 2. Sertifikat kelulusan (Brevet), yang diberikan kepada peserta yang lulus ujian. Mengingat penyelenggaraan pelatihan ini dilakukan untuk jumlah peserta yang banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, serta diselenggarakan secara terus menerus, maka diperlukan kerjasama penyelenggaraan pelatihan, misalnya dengan BPPK dan memanfaatkan fasilitas sebagai berikut: 1. Balai Diklat Keuangan; 2. Kantor Wilayah Perbendaharaan, terutama untuk pelatihan yang diselenggarakan di daerah; 3. Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah; dan 4. Perguruan Tinggi. JADWAL PELATIHAN Pada tahun 2008 akan diselenggarakan Pelatihan sbb: 1. Pelatihan dilakukan dalam 10 (sepuluh) angkatan yang berlangsung di 7 lokasi, masing masing lokasi 2 (dua) kelas, kecuali Jakarta. 2. Pelatihan dimaksud untuk Brevet akuntansi A. 3. Waktu yang dibutuhkan untuk 1 (satu) kali penyelenggaraan latihan 21 (dua puluh tujuh ) hari termasuk 2 (dua) kali ujian tulis. 4. Jumlah peserta per kelas adalah 40 orang. 5. Jadual penyelenggaraan kegiatan tahun 2008 terlampir. PEMBIAYAAN Biaya penyelenggaraan diusulkan untuk dibebankan pada BA 69, kecuali biaya transpor peserta akan ditanggung sendiri. Rincian kebutuhan pembiyaan terlampir. LANGKAH Sebagai tahapan pelaksanaan program akan dilakukan langkah

Hal 9 PELAKSAAAN PROGRAM langkah sebagai berikut: 1. Pembentukan organisasi atau tim yang bertanggung jawab atas program pelatihan (usulan tim dan keanggotaan terlampir); 2. Penyusunan Kurikulum dan Bahan Ajar; 3. Pelaksanaan Training of Trainers; dan 4. Pelaksanaan Pelatihan Akuntansi.

TIME TABLE TAHUN 200 No. Kegiatan Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah a. Seleksi calon peserta pelatihan di lingkungan DJPBN b. Pembekalan trainer c. Seleksi calon peserta TOT 18 10 d. TOT I (24 Maret-1 April) TOT II (7 April - 15 April) e. Pelatihan seluruh K/L Januari Februari Maret April Mei Juni Juli M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 - Angkatan I (21 April - 15 Mei) 21-15 - Angkatan II (5 Mei - 29 Mei ) 5-29 - Angkatan III (2-25 Mei) 2-25 - Angkatan IV (16 Juni - 9 Juli) 16-9 - Angkatan V (30 Juni - 23 Juli) - Angkatan VI (14 Juli - 7 Agustus) - Angkatan VII (28 Juli - 22 Agustus) - Angkatan VIII (11 Agus - 4 Sept) - Angkatan IX (13 Okt - 5 Nov) - Angkatan X (27 Okt - 19 Nov) 11-14 24-1 7-15 PENYUSUNAN LKPP 30-2