BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan yaitu bertekad untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan


HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kasus dengan berbagai tingkat kegawatan yang harus segera mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN. pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap dengan berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing,

A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB 1 : PENDAHULUAN. juga untuk keluarga pasien dan masyarakat umum. (1) Era globalisasi yang menjadi

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. yaitu RS Umum dan RS Khusus (jiwa, mata, paru-paru, jantung, kanker, tulang, dsb)

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSEPSI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam hal ini memerlukan suatu variabel yang dapat digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it s Live

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara akan menjadi kawasan perdagangan bebas dan tahun-tahun

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Profil RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

PEMBAGIAN TUGAS ( JOB DESCRIPTION ) RUANG VK BERSALIN

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan kondisi akut yang membutuhkan pertolongan segera (Ashour et al,

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. luas terhadap perkembangan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat. Dengan semakin majunya pendidikan masyarakat ditambah dengan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsekuensi serius dan berkaitan dengan kehilangan nyawa. Penelitian yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. S DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jaringannya (DinKes Jawa Timur, 2013). Instalasi Gawat Darurat sebagai gerbang

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB 1 : PENDAHULUAN. penunjang medis dan melaksanakan pelayanan administratif. Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB1 PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap perkembangan strategi pemasaran. Dunia ini harus

BAB I PENDAHULUAN. setiap kecamatan, adanya balai-balai pengobatan dan kegiatan-kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya diharapkan senantiasa memperhatikan fungsi sosial dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor yang paling dominan adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). Sumber daya manusia yang terlibat secara langsung dalam pemberian pelayanan kepada pasien adalah dokter, perawat, bidan, serta tenaga penunjang lainnya. Menurut Depkes (2002) di antara tenaga tersebut, tenaga perawat menempati urutan jumlah terbanyak, yaitu 40%. Tenaga keperawatan yang merupakan jumlah tenaga kesehatan terbesar diharapkan dapat memberikan kontribus i dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan merupakan salah satu jenis pelayanan utama yang disediakan oleh rumah sakit yang berada dalam posisi harus berubah dengan cara selalu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan sesuai dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pelayanan keperawatan merupakan tulang 1

2 punggung rumah sakit dan seringkali mencerminkan reputasi rumah sakit yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan dalam perencanaan manajemen keperawatan dan pengembangan keperawatan diperlukan suatu konsep manajemen yang bermutu. Saat ini telah disusun standar tenaga keperawatan di rumah sakit yang diharapkan dapat digunakan untuk menetapkan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan kualifikasi dan jenis pelayanan keperawatan di rumah sakit. Kebutuhan tenaga keperawatan ditetapkan berdasarkan karakteristik klien, model penugasan dan kompetensi yang dipersyaratkan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan. Kesesuaian tenaga keperawatan yang mencakup jumlah, jenis dan kualifikasi dengan kebutuhan pelayanan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien. Kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakit. Rumah Sakit Umum Pandan Arang Boyolali merupakan rumah sakit umum tipe C milik daerah. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah sakit yaitu: unit rawat inap dewasa, rawat inap anak/perinatal, rawat inap intensif, kamar bersalin, kamar operasi, rawat jalan, dan gawat darurat (Depkes, 2002). Pelayanan pasien gawat darurat adalah pelayanan yang memerlukan pelayanan segera, yaitu cepat, tepat, dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan. Pelayanan pasien gawat darurat memegang peranan yang sangat penting (time saving is life saving) bahwa waktu adalah nyawa. Salah satu indikator mutu pelayanan berupa respon time (waktu tanggap), di mana

3 merupakan indikator proses untuk mencapai indikator hasil yaitu kelangsungan hidup (Depkes, 2004). Waktu tanggap perawat merupakan gabungan dari waktu tanggap saat pasien tiba di depan pintu rumah sakit sampai mendapat tanggapan atau respon dari perawat IGD dengan waktu pelayanan yaitu waktu yang diperlukan pasien sampai selesai. Waktu tanggap perawat dapat dihitung dengan hitungan menit dan sangat dipengaruhi oleh berbagai hal baik mengenai jumlah tenaga maupun komponen-komponen lain yang mendukung seperti pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi, dan administrasi. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada tanggal 7 April 2006, didapatkan data jumlah pasien yang masuk IGD RSU Pandan Arang Boyolali selama tahun 2005 adalah 19.346 pasien. Rata-rata jumlah pasien setiap hari setiap shif yang masuk IGD RSU Pandan Arang Boyolali berjumlah 18 pasien. Selama tahun 2005 itu pula didapatkan data jumlah pasien tertinggi yang masuk di IGD RSU Pandan Arang Boyolali berada pada shif pagi (Rekam Medis RSU Pandan Arang Boyolali, 2006). Data tenaga perawat yang dinas di IGD RSU Pandan Arang Boyolali berjumlah 17 orang, yang terdiri dari 12 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 5 orang pegawai non PNS. Jadual dinas perawat di IGD RSU Pandan Arang adalah 4 hari dinas pagi kemudian libur 1 hari, 4 hari dinas malam kemudian libur 2 hari, 4 hari dinas siang kemudian libur 1 hari, dan kembali lagi dinas pagi 4 hari dan seterusnya secara periodik. Pembagian jadual dinas diatur oleh kepala ruang IGD dengan pembagian sebagai berikut: pada shif pagi perawat yang dinas berjumlah 6

4 orang, pada shif siang selalu 3 orang, dan shif malam selalu 3 orang. Shif pagi yang dinas tidak selalu 6 orang perawat karena kadang-kadang ada pegawai yang mengambil libur ekstra atau mengambil cuti tahunan, sedangkan menurut hasil penghitungan kebutuhan jumlah tenaga perawat IGD berdasarkan rumus dari Depkes (2002), kebutuhan jumlah perawat di IGD RSU Pandan Arang Boyolali adalah 38 perawat. Selain terdapat 15 orang perawat, IGD RSU Pandan Arang juga terdapat 2 pegawai non medis yang membantu proses pelayanan. Kedua pegawai tersebut selalu dinas pagi. Satu pegawai bertugas mengurusi kebutuhan administratif pasien mulai dari penyediaan berkas-berkas rekam medis, mengurus kelengkapan surat-surat Askes, Jamsostek, membuat rekening, dan lain-lain. Shif siang dan malam yang membuat rekening pasien adalah perawat yang sedang dinas. Pegawai non medis yang lain bertugas menyediakan bahan habis pakai seperti kasa, cairan infus, plester, alkohol, betadin, dan bahan lainnya. Selain itu juga bertugas mengambilkan obat yang diresepkan untuk pasien rawat inap. Shif siang dan malam yang mengambil resep adalah keluarga pasien. Menurut penjelasan Kepala Ruang IGD RSU Pandan Arang dan pengamatan yang dilakukan penulis, pasien yang masuk ke IGD tidak dapat diperkirakan kondisi, jumlah dan waktunya. Jumlah tenaga perawat yang ada pada suatu shif sering tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang harus dihadapi pada shif itu pula. Perawat IGD, selain melayani pasien-pasien baru yang masuk IGD, masih diberi tanggung jawab merawat pasien di ruang rawat inap tunggu yang berkapasitas 13 tempat tidur. Ruang rawat inap tunggu ini untuk menampung

5 pasien-pasien yang belum dapat masuk bangsal karena kelas kamar yang diminta sedang penuh. Data pasien yang dirawat di ruang rawat inap tunggu pada bulan Januari-Maret 2006 adalah sebagai berikut: rata-rata pasien setiap hari pada shif pagi berjumlah 12 pasien, shif siang 11 pasien, dan shif malam 11 pasien. Gedung ruang rawat inap tunggu terpisah dengan ruang IGD dan dihubungkan oleh sebuah doorlope dengan jarak sekitar 10 meter. Kondisi demikian membuat perawat IGD merasa tidak dapat berfokus pada pasien-pasien baru yang masuk IGD yang menjadi tanggung jawabnya. Perawat IGD sering mendapatkan keluhan dari pelanggan (pasien dan keluarga) bahwa pelayanan di IGD lamban. Hal ini dimaklumi oleh perawat-perawat IGD karena memang merasa jumlah pegawai yang dinas sering tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang harus dihadapi sehingga pelayanan keperawatan menjadi tidak sesuai dengan standar. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan penelitian Hubungan beban kerja dengan waktu tanggap perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di Instalasi Gawat Darurat RSU Pandan Arang Boyolali B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara beban kerja dengan waktu tanggap perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di IGD RSU Pandan Arang Boyolali?

6 C. Tujuan Penelitian Penelitian hubungan beban kerja dengan waktu tanggap perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di IGD RSU Pandan Arang Boyolali mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan waktu tanggap perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di IGD RSU Pandan Arang Boyolali. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui ga mbaran beban kerja perawat di IGD RSU Pandan Arang Boyolali. b. Untuk mengetahui gambaran waktu tanggap perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di IGD RSU Pandan Arang Boyolali. c. Untuk mengetahui hubungan beban kerja fisik dengan waktu tanggap perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di IGD RSU Pandan Arang Boyolali. d. Untuk mengetahui hubungan beban kerja psikologis dengan waktu tanggap perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di IGD RSU Pandan Arang Boyolali. e. Untuk mengetahui hubungan beban kerja sosial dengan waktu tanggap perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di IGD RSU Pandan Arang Boyolali.

7 f. Untuk mengetahui hubungan beban kerja total (fisik, psikologis, dan sosial) dengan waktu tanggap perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di IGD RSU Pandan Arang Boyolali. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Instansi RSU Pandan Arang Boyolali a. Diharapkan menjadi masukan bagi pengelola pelayanan keperawatan RSU Pandan Arang Boyolali mengenai beban kerja dan akibat beban kerja perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan khususnya pelayanan pasien di instalasi gawat darurat sebagai pintu masuk pelayanan rumah sakit. b. Diharapkan dapat menjadi informasi bagi pihak manajemen mengenai permasalahan yang ada di IGD serta dapat memberikan solusi sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. 2. Institusi Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian diharapkan dapat dipergunakan sebagai informasi, khususnya pengelola tenaga perawat dan referensi untuk penelitian ilmiah selanjutnya. 3. Bagi Penulis/Peneliti a. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan analisis beban kerja perawat di rumah sakit yang akan bermanfaat dalam proses perencanaan ketenagaan perawat pada khususnya.

8 b. Menambah pengetahuan dalam memahami hubungan beban kerja dengan waktu tanggap perawat gawat darurat. c. Merupakan pengalaman nyata bagi peneliti untuk mempraktekkan ilmu yang didapatkan selama mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang hubungan beban kerja dengan waktu tanggap perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di IGD RSU Pandan Arang Boyolali belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian yang berhubungan antara lain: 1. Astuti (2005) meneliti tentang hubungan beban kerja dengan pelaksanaan asuhan keperawatan gawat darurat di IGD RS Panti Rapih Yogyakarta. Penelitian menggunakan metode korelasional dengan pendekatan survei secara kuantitatif dengan subjek perawat IGD RS Panti Rapih Yogyakarta dengan hasil tidak ada hubungan antara beban kerja dengan pelaksanaan asuhan keperawatan gawat darurat di IGD RS Panti Rapih. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada variabel terikat berupa waktu tanggap perawat gawat darurat, dan dilakukan di IGD RSU Pandan Arang Boyolali. 2. Haryatun (2005) meneliti tentang perbedaan waktu tanggap tindakan keperawatan pasien cedera kepala kategori I-V di IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian menggunakan metode pokok berupa observasi terhadap perawat IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan hasil terdapat perbedaan yang signifikan waktu tanggap tindakan keperawatan pada pasien cedera kepala

9 kategori I-V. Perbedaan dengan penelitian ini adalah waktu tanggap perawat sebagai variabel terikat, dan dilakukan di IGD RSU Pandan Arang Boyolali.